Kamis, 22 Maret 2012

Makassar
- Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi
Selatan (Sulsel) optimistis produksi padi dapat terjaga menghadapi
kondisi cuaca tak menentu.
"Pengalaman 2010, dengan curah hujan tinggi kita bisa manfaatkan lahan sawah tadah hujan bisa ditanami padi," kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulsel Luthfie Halide di Makassar, Kamis.
Pada 2010, pertambahan areal tanam dari lahan sawah tadah hujan mencapai lebih dari 100 ribu hektare. Jika curah hujan masih terus tinggi, diharapkan lahan tersebut dapat kembali dimanfaatkan.
Pihaknya juga mengaku optimistis, Sulsel dapat tetap mendukung program surplus produksi 10 juta ton beras nasional.
"Yang jelasnya kita tetap targetkan surplus produksi dua juta ton. Diharapkan, dari jumlah tersebut Bulog (Badan Urusan Logistik) minimal bisa serap 526 ribu ton," jelasnya.
Selain itu, terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), ia juga meyakini ketersediaan beras Sulsel dapat menjaga stabilitas harga. "Bisa, InsyaAllah bisa mempertahankan harga. Kita hitung-hitung dengan kenaikan HPP ini, bisa," katanya.
Produksi padi Sulsel pada 2011, mencapai 4,8 juta ton dengan surplus beras sekitar 2,5 juta. Dari luas areal tanam sekitar 963 ribu hektare yang ditetapkan pada 2012, target produksi padi diharapkan mencapai sebesar 5,2 juta ton.
"Pengalaman 2010, dengan curah hujan tinggi kita bisa manfaatkan lahan sawah tadah hujan bisa ditanami padi," kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulsel Luthfie Halide di Makassar, Kamis.
Pada 2010, pertambahan areal tanam dari lahan sawah tadah hujan mencapai lebih dari 100 ribu hektare. Jika curah hujan masih terus tinggi, diharapkan lahan tersebut dapat kembali dimanfaatkan.
"April
kita masuk musim tanam 2012, kalau curah hujan tinggi berarti banyak
lahan yang tidak kita rencanakan bisa kita tanami kembali," katanya yang
menambahkan pada Maret 2012, panen raya padi di Kabupaten Barru
menghasilkan 9,6 ton.
Total lahan sawah tadah hujan di Sulsel
mencapai 400 ribu hektare, 60 persen diantaranya berada di sektor timur
seperti Kabupaten Wajo dan Bone. "Di Wajo misalnya, lahannya mencapai 86
ribu hektare yang irigasi teknis paling tinggi 30 ribu hektare,"
tambahnya.Pihaknya juga mengaku optimistis, Sulsel dapat tetap mendukung program surplus produksi 10 juta ton beras nasional.
"Yang jelasnya kita tetap targetkan surplus produksi dua juta ton. Diharapkan, dari jumlah tersebut Bulog (Badan Urusan Logistik) minimal bisa serap 526 ribu ton," jelasnya.
Namun,
lanjut dia, Bulog terkendala dengan harga pembelian di lapangan yang
lebih tinggi dibandingkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Hanya
memang kendala sekarang dihadapi Bulog harga di lapangan lebih tinggi
dari HPP. HPP Rp3.350, di lapangan harga gabah Rp3.500," ujarnya.Selain itu, terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), ia juga meyakini ketersediaan beras Sulsel dapat menjaga stabilitas harga. "Bisa, InsyaAllah bisa mempertahankan harga. Kita hitung-hitung dengan kenaikan HPP ini, bisa," katanya.
Produksi padi Sulsel pada 2011, mencapai 4,8 juta ton dengan surplus beras sekitar 2,5 juta. Dari luas areal tanam sekitar 963 ribu hektare yang ditetapkan pada 2012, target produksi padi diharapkan mencapai sebesar 5,2 juta ton.