Rabu, 17 Oktober 2012

Bank Tertarik Biayai Ekspor Impor Sulsel


Rabu, 17 Oktober 2012

MAKASSAR – Berlimpahnya hasil bumi bernilai ekonomis tinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel) menarik perbankan untuk melakukan pembiayaan, khususnya bagi komoditi yang bernilai ekspor.

Salah satu yang paling diminati adalah kakao, rumput laut,dan biji nikel. Impor ke Sulsel juga kian menarik perhatian perbankan setelah Pelabuhan Soekarno- Hatta Makassar dijadikan sebagai satu dari empat pelabuhan pemasukan impor produk hortikultura di Indonesia. PT Bank Negara Indonesia (BNI) Wilayah Makassar bahkan telah menggelontorkan pembiayaan ekspor hasil bumi Sulsel sekitar 20% dari total pembiayaan BNI tahun ini. 

Namun total pembiayaan itu, dinilai masih kurang jika dibandingkan hasil bumi yang melimpah. Chief Executive Officer BNI Wilayah Makassar Muchoram mengatakan, pihaknya terus mendorong adanya peningkatan pembiayaan di sektor hasil bumi. Salah satu yang paling banyak diminati eksportir di Sulsel adalah rumput laut yang dihasilkan di daerah-daerah pesisir pantai bagian selatan Sulsel.

“Khusus untuk rumput laut, pembiayaannya digolongkan ke dalam KUR (kredit usaha rakyat) yang telah kami kerjasamakan dengan sejumlah perusahaan pengekspor yang banyak mengarahkan ekspornya ke negara-negara Asia, seperti Jepang, Malaysia dan Korea,” kata dia.

Walau rumput laut paling banyak diminati eksportir, namun kakao dan biji nikel merupakan komoditi ekspor yang paling besar menyedot dana. “Dari segi debitur, kami memang masih sangat rendah di pembiayaan sektor ini,namun dari sisi amount pembiayaan sudah 20%,”tuturnya.

Selain rumput laut, kakao dan biji nikel,sejumlah ko-moditi juga telah masuk dalam pembiayaan ekpor BNI.Hanya saja,jumlahnya kecil dan lebih banyak dipasok untuk kebutuhan domestik, seperti komoditi udang, ikan, dan produk olahan makanan yang tidak ditemukan di daerah lain.

Sementara itu, khusus untuk komoditi hortikultura,perbankan lebih banyak menyalurkan pembiayaan di sektor importir. Seperti yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia (BCA) Makassar.Mulai tahun ini, BCA siap menyalurkan pembiayaan di sektor impor hortikultura.

Kepala Cabang Utama BCA Panakukang Makassar Elvriawati mengatakan, akan banyaknya produk hortikultura ke Makassar akan mendorong jumlah importir di daerah ini. Dalam kondisi tersebut, pembiayaan juga akan mengalir seiring dengan kian baiknya jaminan produk impor tersebut.

Tingginya ekspektasi perbankan untuk membiayaan ekspor impor khususnya untuk hasil bumi tidak lepas dari tingginya aktivitas ekspor impor di daerah ini. Walau tiga bulan terakhir, ekpor impor Sulsel mengalami pasang surut akibat sejumlah regulasi yang baru diterapkan pemerintah. rahmat hardiansya 

Read More >>

Gubernur Sulsel Cup 2012 Didominasi Tim Sadap


Rabu, 17 Oktober 2012
KEJUARAAN balap Gubernur Sulsel Cup Urban Mild Road Race 2012 sukses digelar di sirkuit Lanto D Pasewang Kabupaten Sidrap pada Minggu (14/10).Pada kejuaraan itu, Sosial Aspirasi dan Aksi Publik (Sadap) racing team tampil mendominasi.

Kegiatan yang diikuti 300 starter baik dari Sulsel maupun racer dari luar Sulawesi seperti, Jawa Timur dan DKI Jakarta tersebut menempatkan empat pembalap Sadap di posisi juara dari lima kelas yang dipertandingkan. Adapun pembalap berprestasi tersebut antara lain,M Ilham Kelas Matic s/d 130cc Standart Open MP 7 Juara I,Cheper Moohan Kelas Bebek 110cc 4 taktune up seeded MP.II.Juara.I serta juara III di Kelas Bebek 125cc 4 tak tune up seeded MP.I , dan M Ilham Kelas Matic s/d 130cc standart Pemula MP 7 .Juara.II.

Sementara untuk di kelas matic sd 200cc tune up open,Sadap berhasil menempatkan finalisnya M Ilham. Pimpinan Sadap Syarifuddin Dg Punna mengungkapkan, menghadapi kejuaraan yang digelar pada 23 September mendatang pihaknya juga sudah mempersiapkan diri, terutama menyiapkan mental anak didiknya serta motor yang akan disiapkan agar tim Sadap telah siap untuk bersaing dengan tim lain.

Syarifuddin menuturkan, Sadap merupakan salah satu tim balap yang mewadahi para remaja yang mempunyai bakat di road race,untuk tidak balapan liar,merekrut para remaja baik pemula maupun seeded untuk ikut serta di ajang balap motor. Apalagi Sulsel mempunyai banyak bibit-bibit pembalap yang memiliki potens besar mengukir prestasi . Pihaknya juga terbuka bagi pembalap baik nasional maupun regional untuk menjadikan Sadap Racing Team,itu hanya sebagai eksebesi.

“Yang penting pembalap tersebut punya harapan untuk meraih prestasi di dunia balap,kami pasti menaungi,”ungkapnya saat menggelar jumpa media di warkop otomotif,kemarin. herni amir

Read More >>

Bahas Pembangunan, Gubernur Kumpulkan Pakar


Rabu, 17 Oktober 2012

MAKASSAR – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengumpulkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi di rumah jabatan gubernur Senin (15/10) malam.


Dalam kesempatan tersebut, gubernur meminta pandangan dan kritikan akademisi terkait proggres pembangunan dalam empat tahun terakhir. Sejumlah akademisi yang hadir dalam diskusi tertutup tersebut antara lain Sosiolog Prof Saleh S Ali, Dr Tajuddin Parenta, Prof Wasir Thalib, Dr Rahim Darma, dan sejumlah akademisi dari Universitas Hasanuddin, (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.

Juru bicara gubernur,Imam Mujahidin mengungkapkan, diskusi tersebut digelar untuk memastikan pembangunan Sulsel berjalan pada alur yang tepat.Menurut beberapa akademisi, pembangunan Sulsel lima tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang luar biasa. “Secara objektif saya ingin katakan bahwa pembangunan di Sulsel telah berlangsung sangat luar biasa,maju pesat,dan telah sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh Perda Nomor 12/2008,”kata Dr Tajuddin Parenta seperti yang dikutip Imam Mujahidin, kemarin.

Menurut Tajuddin Parenta, sambung Imam, indicator utama yang bisa dilihat adalah tren perbaikan Indeks Prestasi Manusia (IPM) yang naik empat strip. Berdasarkan data BPS,pada 2006,peringkat IPM Sulsel pada urutan 23,dan 2011 sudah menempati rangking 19. Kenaikannya rata-rata satu poin ini tidak dialami oleh provinsi lain di Indonesia.

Sementara, akademisi Dr Rahim Darma berpendapat visi untuk menjadikan Sulsel sebagai 10 terbaik dalam pelayanan hak-hak dasar masyarakat sudah dilampaui.Indikator tentang soal itu dapat dilihat pada Perbandingan Kinerja Sosial Ekonomi antarprovinsi yang disusun Bappenas yang menempatkan Sulsel berada pada kuadran satu.

Indikatornya adalah posisi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan penurunan kemiskinan dan pengangguran yang signifikan. Provinsi lain yang berada pada kuadran ini adalah antara lain; Riau,Kepri, Kalteng,Kaltim,dan Sumsel. ”Data ini menunjukkan bahwa pembangunan di Sulsel telah memasuki lintasan yang tepat, yakni pro-poor dan projob. Jadi IPM memang harus dipahami secara utuh,” lanjut Parenta.

Menanggapi hasil diskusi dengan pakar,Gubernur Syahrul Yasin Limpo menyatakan akan terus melakukan perbaikan dalam masa pemerintahannya khususnya pada bidang pendidikan dan kesehatan. Pasalnya, dua sektor ini sangat berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat.

“Masukan dan tanggapan dari semua akademisi akan saya jadikan bahan untuk melakukan perbaikan sejumlah program yang masih dianggap kurang khususnya IPM. Memang bukan hal mudah karena buta huruf Sulsel rata-rata usia 45 tahun ke atas,”tegasnya. ● jumardin akas
Read More >>

Syahrul Minta Perbankan Bantu Permodalan Industri di Daerah


Rabu, 17 Oktober 2012


Makassar,– Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo meminta pihak perbankan agar membantu permodalan untuk membangun dan mengembangkan perindustrian di daerah-daerah di Sulawesi Selatan. Ini diutarakan dihadapan pimpinan Bank Indonesia Wilayah I dan para pimpinan perbankan di Makassar, saat mengunjungi kantor BI di Makassar, Rabu 17/10/2012.

“Saya sangat berharap pihak perbankan membantu permodalan untuk membangun industri di daerah-daerah, dengan jaminan APBD” harap Syahrul.

Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi Sulsel yang mencapai 8,45 persen pada triwulan II 2012, pihak Perbankan sangat berpeluang mengembangkan industri. Sementra untuk infrastruktur akan ditangani oleh Pemprov.

” Saya membutuhkan modal yang jumlahnya triliunan rupiah, untuk mendorong perindustrian Sulsel. Dengan pertumbuhan ekonomi Sulsel 8,45 persen, saya yakin peluang perbankan untuk berkolaborasi dan berkontribusi, sangat terbuka” Ujarnya.

Sementara, Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua), Mahmud, menyatakan bersedia bekerjasama dengan Pemprov Sulsel.

“Kami yakin bisa berkolaborasi, membangun Sulsel,”Ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, hadir antara lain Brance Manager Panin Bank, Onny Gappa dan Dirut Bank Pembangunan Daerah Sulsel, Ellong Candra.(KM5)

Short URL: http://www.kabarmakassar.com/?p=16805
Read More >>

INDUSTRI COKELAT: Pemprov Sulsel-Petra Foods Buat Galeri Produk Cokelat


Rabu, 17 Oktober 2012
MAKASSAR: Pemprov Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Petra Foods Ltd, produsen cokelat Delfi, segera membuka House of Chocolate pada November.
“Bulan depan atau nanti November [sudah dibuka] dengan Delfi, [House of Chocolate] itu bisa jadi awal untuk membangkitkan industri cokelat di Sulsel yang saat ini sudah mulai terlihat,” ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo kepada pers hari ini (17/10).
House of Chocolate merupakan konsep berupa galeri untuk memperkenalkan produk cokelat Sulsel. Di sisi lain, Petra Foods, yang sahamnya tercatat di Singapore Stock Exchange, merupakan induk usaha dari Delfi Marketing Sdn Bhd yang berdiri di Malaysia dan memiliki pasar terbesar di Tanah Air.
Produk perseroan terutama merupakan produk olahan cokelat termasuk merek Top, Silver Queen, Twister, Ceres, Chacha, Take-it, Funtime dan Treasures. (foto: chicago.cbslocal.com).
Menurut Syahrul, saat ini Pemprov Sulsel mencatat produksi cokelat di daerah ini sudah mencapai 260.000 ton per tahun dari sebanyak 18 juta pohon yang sudah tertanam.
“Dari jumlah [pohon dan produksi] itu, bisa menghasilkan Rp11 triliun dalam 2 tahun. Harapan saya industri cokelat bisa besar, apakah Nestle [produsen olahan susu dan coklat PT Nestle Indonesia] maupun Delfi atau perusahaan lain,” ujarnya.
Dia juga mengatakan saat ini pihak Nestle siap memindahkan pabriknya dari Jakarta ke Sulsel tetapi rencana itu belum juga tuntas hingga saat ini.
Selain itu, produsen Delfi juga sudah mulai memanfaatkan produk cokelat Sulsel meskipun belum mendirikan pabrik untuk memproduksi barang produk akhir.
Untuk itu, lanjutnya, dia juga berharap jika nantinya pembangunan pabrik cokelat terealisasi maka dana pembangunan tidak hanya dipinjamkan dari bank asing tetapi juga bank lokal agar ada partisipasi modal. (yus)
Read More >>

AKSI SOSIAL: Pemprov Sulsel Segera Bentuk Forum CSR


Rabu, 17 Oktober 2012

MAKASSAR: Pemerintah Provinsi Sulsel segera membentuk forum, untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR).  

Sekretaris Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel Susiwaty mengatakan, forum yang dibentuk bertugas untuk mengkoordinir pemanfaatan bantuan yang diberikan perusahaan, terutama sasaran penerimanya.

"Pembentukan forum itu, dilakukan setelah peraturan gubernur tentang CSR disahkan," kata Susiwaty, Rabu (17/10).

Dia menegaskan, setiap perusahaan yang akan menyalurkan dana CSR nya harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan forum tersebut, sehingga tidak ada tumpang tindih dan pemanfaatannya pun lebih merata.

Forum tersebut katanya, akan melibatkan perusahaan, pemerintah daerah, dan akademisi. Sektor yang diprioritaskan memperoleh pembiayaan diantaranya infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Namun, hingga kini belum dipastikan berapa besar dana CSR yang setiap tahun disiapkan sejumlah perusahaan di Sulsel.

Terkait draft Peraturan Gubernur tentang CSR, diakui masih tahap pembahasan di Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulsel. Ditargetkan, regulasi tersebut sudah disahkan tahun ini. (K46/faa)

Sumber: http://www.bisnis.com/articles/aksi-sosial-pemprov-sulsel-segera-bentuk-forum-csr
Read More >>

Rumah Sakit Jantung Pertama di Bangun di KTI


Rabu, 17 Oktober 2012

Peletakan batu pertama yang sekaligus menandai dimulainya pembangunan Pusat Jantung Terpadu  dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo bersama Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo,  Prof  Abdul Kadir, Selasa, 16 Oktober 2012. Pembangunan proyek ini akan dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama pembuatan konstruksi hingga lantai empat dan tahap kedua dilanjutkan hingga delapan lantai.
Seluruh proyek konstruksi tersebut direncanakan akan rampung pada 2014 mendatang. Total anggaran yang digunakan mencapai Rp 171 miliar dan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Pusat Jantung Terpadu yang berada di bawah naungan RSUP Wahidin Sudirohusodo ini akan dilengkapi sejumlah fasilitas seperti poliklinik, emergency, COT, ICU, Cathlab, CVCU serta Intermediante untuk lantai satu sampai lantai tiga. Lantai empat hingga tujuh digunakan untuk ruang perawatan, sedangkan lantai delapan dimanfaatkan sebagai perkantoran.
Menurut Gubernur  bahwa kehadiran Pusat Jantung Terpadu di Kota Makassar ini, semakin mempertegas posisi Sulsel di KTI. Menurutnya gedung yang ditargetkan beroperasi 2014 mendatang ini, bukan hanya untuk melayani masyarakat di Sulsel, melainkan 16 provinsi lainnya yang berada di KTI. Kehadiran Pusat Jantung Terpadu ini sebagai wujud kepedulian pemerintah dan RSP Wahidin Sudirohusodo untuk memberikan pelayanan maksimal, khususnya terhadap pelayanan jantung.
Prof Abdul Kadir mengatakan Pusat Jantung Terpadu tersebut merupakan yang pertama di Kawasan Timur Indonesia.  Pembangunan gedung ini merupakan upaya untuk peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya di Sulsel.  Penyumbang kematian terbesar di Indonesia adalah penyakit jantung. Olehnya itu,berupaya mengembangkan pusat jantung terpadu dengan konsep pelayanan komprehensif, mulai preventif sampai rehabilitatif. Selain dijadikan sebagai pelayanan penyakit khusus jantung, gedung tersebut juga nantinya akan dijadikan sebagai pusat pengkajian kajian pendidikan jantung di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Read More >>

Gubernur Sulsel Kunjungi Dua Industri Besar di Kima


Rabu, 17 Oktober 2012


Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo berkunjung ke dua industri besar yang ada di Kawasan Industri Makassar, Selasa, 16 Oktober 2012. Selain untuk melihat langsung operasional pabrik juga menyempatkan diri makan siang bersama para buruh.

Industri pertama yang dikunjungi gubernur adalah PT.Mega Putra Sejahtera, perusahaan ini memproduksi mie instan dan kopi. Gubernur diterima langsung Komisaris Utama, Hasyim Sulimdro dan Presiden Direktur, Frans Honga Halim. Selanjutnya gubernur berkunjung ke pabrik gula PT Makassar Te’ne dan langsung melihat proses produksi gula rafinasi. Beliau sangat senang karena di Sulsel pertumbuhan ekonomi kita melebihi brata-rata nasional. Uang rakyat makin banyak bahkan mencapai Rp 131,7 triliun. Oleh karena itu industri pun makin berkembang dan makin dibutuhkan.

Gubernur dihadapan para buruh di PT Makassar Te’ne mengatakan sejak pabrik tersebut hadir di Sulsel hampir tidak ada lagi persoalan kekurangan gula yang terjadi dan beliau juga menyatakan komitmennya untuk menjaga keberlangsungan semua industri yang ada di Sulsel. Menjaga agar tidak ada karyawan yang di PHK sewenang-wenang dan menjaga agar semuanya berakselerasi dengan baik.

Sulsel sekarang menjadi provinsi pembeli motor dan mobil terbanyak, itu artinya ekonomi kita maju, rakyat makin sejahtera dan listrik Sulsel terbaik di Indonesia. Tidak hanya itu, pendidikan anak-anak bisa terwujud karena ada pendidikan gratis. Begitu pun dengan kesehatan masyarakat yang terjamin dengan adanya program kesehatan gratis.
Read More >>

Pemprov Sulsel Akan Remajakan 20.000 Ha Areal Pengembangan Kopi


Rabu, 17 Oktober 2012
MAKASSAR–Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan meremajakan 20.000 hektare areal pengembangan kopi, untuk meningkatkan produktivitasnya.
Kepala Seksi Tanaman Tahunan Dinas Perkebunan Sulsel Abdurrahman mengatakan dari data yang ada, potensi lahan yang belum dimanfaatkan maksimal masih cukup besar. Apalagi kopi merupakan salah satu komoditas yang berpotensi mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sulsel.
Meskipun, kopi belum ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan Sulsel, tetapi salah satu jenis kopi yakni Arabika banyak diminati sejumlah negara di Eropa dan Afrika.
“Untuk meningkatkan produktivitas komoditas tersebut, 20.000 hektare areal pengembangan kopi di daerah ini akan kami remajakan hingga akhir tahun ini. Lokasinya di Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, Gowa, Bantaeng, dan Bone,” ungkap Abdurrahman, Rabu (17/10).
Data Dinas Perkebunan Sulsel menyebutkan, potensi pengembangan kopi mencapai 43.960 hektare. Namun, baru 29.000 hektare yang telah dimanfaatkan dengan tingkat produktivitas yang cukup rendah karena faktor usia tanaman. Selain itu, kondisi cuaca selama beberapa tahun terakhir juga dinilai kurang mendukung.
Dia berharap, peremajaan tanaman dapat meningkatkan produktivitas kopi tahun ini hingga 25.000 ton. Tahun lalu, produksi kopi Sulsel hanya 15.000 ton, atau lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 21.798 ton. Sedangkan untuk nilai ekspor komoditas tersebut, di 2011 hanya US$7,1 juta dengan volume 1.150 ton. Padahal, tahun sebelumnya mencapai US$19,9 juta dengan volume 5.759 ton.
Selain itu, Dinas Perkebunan Sulsel juga telah mengusulkan produksi petani kopi di empat kabupaten memperoleh sertifikasi komoditas daerah asal. Tujuannya, meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan nilai jual.
Kepala Dinas Perkebunan Sulsel Burhanuddin Mustafa mengungkapkan, saat ini harga jual kopi petani cukup rendah yaitu hanya Rp17.000 per liter.
“Rendahnya harga jual tersebut, dipengaruhi belum adanya sertifikat daerah asal yang menjadi branding produk. Salah satu perusahaan swasta yakni Suwarko Jaya telah mematenkan Kopi Toraja, sehingga harganya lebih tinggi mencapai Rp100.000 per liter,” katanya.
Menurutnya, 300.000 pohon Kopi Arabika telah disiapkan untuk dibagikan ke petani di Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, dan Luwu. Sertifikasi yang diusulkan sesuai lokasi pengembangan, sehingga setiap kabupaten memiliki branding sendiri. Kemampuan petani mensertifikatkan produknya, diakui masih cukup rendah karena membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
Dia menambahkan, benih kopi yang akan dibagikan dikembangkan secara organik, mengingat pasar nasional maupun internasional lebih menginginkan produk perkebunan yang bebas bahan pestisida.
Pihaknya berharap, kebijakan tersebut dapat meningkatkan harga jual dan kesejahteraan petani kopi di Sulsel.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha dan Petani Kopi Sulsel meminta pemprov menyusun masterplan penanganan serta pengembangan komoditas Kopi Arabika.
Ketua Asosiasi Pengusaha dan Petani Kopi Sulsel Litha Brand menuturkan, pengembangan komoditas kopi khusus arabika di Sulsel cukup penting dilakukan, menyusul tingginya minat konsumen terhadap produksi kopi arabika Sulsel, saat dilakukan lelang kopi spesial beberapa waktu lalu di Surabaya.
“Sejauh ini, produksi kopi Sulsel belum dimasukkan sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Padahal, potensi pengembangan komoditas tersebut masih cukup besar dilakukan,” katanya.
Litha mengungkapkan, jika dilakukan lelang harga Kopi Arabika saat ini mampu mencapai enam kali lipat dari harga normal. Dalam kegiatan lelang kopi spesial beberapa waktu lalu di Surabaya tegasnya, Kopi Toraja mendapatkan skor tertinggi dalam proses seleksi yakni 86,29 point. Skor tersebut, diatas rerata dari standar skor kopi spesial yang ditetapkan minimal 83 point.
“Dalam lelang tersebut, harga Kopi Toraja dibanderol Rp432.000 per kilo. Padahal diluar harga lelang, harga Kopi Toraja hanya Rp80.000 hingga Rp100.000 per kilo,” ungkapnya. (K46)
Read More >>

EKONOMI SULSEL—Pertumbuhan 2012 Ditarget Melebihi 8,45%


Rabu, 17 Oktober 2012
MAKASSAR–Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan akhir tahun diharapkan lebih dari realisasi hingga Agustus yang dicatatkan sebesar 8,45%.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan agar realisasi pencairan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kuartal IV diharapkan lancar dan dapat menopang angka pertumbuhan ekonomi.
“Kami inginnya 90% pada kuartal III supaya bisa lebih tinggi lagi [pertumbuhan ekonomi Sulsel], tapi nanti kami harap bisa lebih tinggi dari 8,45%,” ujarnya dalam rapat dengan Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, dan Papua, beserta direksi perbankan di Makassar, hari ini (17/10).
Dia mengatakan Pemprov Sulsel juga berharap peningkatan pencairan APBD dapat menunjang pertumbuhan ekonomi daerahnya melebihi 8,45%, pencapaian per akhir semester I/2012.
“Inginnya pertumbuhan ekonomi akhir tahun lebih dari posisi sekarang, meskipun sudah 2% di atas pertumbuhan ekonomi nasional.”
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal IV juga masih berpotensi naik lebih tinggi jika pembangunan infrastruktur dapat terealisasi.
Prediksi pertumbuhan ekonomi
Gusti Raizal Eka Putra, Humas Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, dan Papua, memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal III dapat lebih tinggi dari 8,45% dan masih akan lebih tinggi dari kuartal I dan kuartal II.
Menurutnya, hal itu disebabkan tren pencairan APBD yang sebesar 70%–80% pada kuartal III setiap tahunnya.
“[Faktornya] Inco [PT Vale Indonesia Tbk] produksinya agak terganggu sejak awal tahun hingga tengah tahun, tetapi kuartal III sudah lancar.”
Syahrul menambahkan pertumbuhan ekonomi juga akan ditopang oleh selesainya pembangunan pabrik kelima PT Semen Tonasa.
Bahkan, lanjut gubernur yang biasa disebut SYL itu, pertumbuhan ekonomi Sulsel sangat mudah bagi setiap gubernur yang memimpin daerah tersebut.
“Seperti lautan bensin, tinggal lempar korek. Koreknya ya jembatan, industri, dan infrastruktur. Karena itu industri sangat butuh bantuan pinjaman dari teman-teman bank,” ujarnya kepada pelaku perbankan.(iaa)
Read More >>

Sulsel sudah maju


Rabu , 17 Oktober 2012
MAKASSAR, – Sejumlah pakar dari berbagai universitas menilai pembangunan di Sulawesi Selatan (Sulsel) lima tahun terakhir me­nunjukkan kemajuan yang luar biasa.
“Secara objektif saya ingin katakan bahwa pembangunan di Sulsel telah berlangsung sangat luar biasa, telah sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh Perda Nomor 12 tahun 2008,” kata Dr Tajuddin Parenta yang dikutip Imam Mujahidin.
Menurut Imam, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo  mengundang sejumlah pakar dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu dan universitas untuk mendiskusikan berbagai isu di Rumah Jabatan Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Senin, 15 Oktober malam.
Hadir antara lain Sosiolog Prof  Saleh S Ali, Phd, Dr Tajuddin Parenta, Prof Dr Wasir Thalib, dan sejumlah akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin.
Imam Mujahidin yang merupakan kerabat dekat Syahrul mengatakan, gubernur meminta pandangan, masukan bahkan kritikan dari para pakar untuk  memastikan pembangunan yang berlangsung berada dalam alur yang tepat.
Imam menjelaskan, bahwa Tajuddin menilai keliru bahkan tidak bisa memahami data kalau ada yang mengatakan pembangunan di Sulsel tidak sesuai dengan visi misi gubernur. Indikator yang paling mengesankan, menurut  Dr Tajuddin Parenta, adalah pencapaian rangking IPM.
Bedasarkan data BPS, pada tahun 2006, rangking IPM Sulsel pada urutan 23, pada tahun 2011, rangking IPM Sulsel menjadi 19. Data ini menunjukkan bahwa akselerasi rangking IPM Sulsel lima tahun terakhir adalah yang terbaik di Indonesia.
Tidak ada provinsi di Indonesia yang mengalami kemajuan rangking IPM seperti Sulsel dalam periode lima tahun terakhir. Kenaikannya hampir rata-rata 1 poin rangking tiap tahun. Sekali lagi ini tidak dialami oleh provinsi yang lain.
Visi Gubernur Sulsel periode 2008-2013 adalah menjadikan Sulsel sebagai 10 terbaik dalam pelayanan hak-hak dasar masyarakat. Visi ini menurut Dr Rahim Darma, salah seorang akademisi yang hadir dalam diskusi tersebut  telah dilampaui oleh Sulsel.
Indikator tentang soal itu dapat dilihat pada Perbandingan Kinerja Sosial Ekonomi antar Provinsi yang disusun Bappenas yang menempatkan Sulsel berada pada kuadran  satu dengan posisi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan penurunan kemiskinan dan pengangguran yang signifikan. Provinsi lain yang berada pada kuadran ini adalah antara lain Riau, Kepri, Kalteng, Kaltim, dan Sumsel.
“Data ini menunjukkan bahwa pembangunan di Sulsel telah memasuki lintasan yang tepat, yakni pro-poor dan pro-job. Kalau ada yang berkomentar bahwa IPM Sulsel belum masuk 10 besar, dan karena itu pembangunan di Sulsel dinilai gagal, itu adalah komentar yang tidak berbasiskan pada pemahaman yang utuh mengenai IPM,” lanjut Parenta.
Selain menjadikan Sulsel menjadi 10 besar dalam rangking IPM, adalah bukan target dan visi pemerintahan Sulsel, juga untuk memasukkan menjadi rangking 10, dari rangking 21, adalah hal yang mustahil, karena IPM adalah indeks dari berbagai behavior atau sikap manusia yang membutuhkan waktu yang panjang untuk mengubahnya.
“Menurut saya, apa yang dicapai oleh Sulsel saat ini sangatlah fantastik,” urai Parenta.
Hal lain yang cukup mengemuka dalam diskusi antara Gubernur dengan sejumlah pakar adalah soal etika politik. Para akademisi berharap pak Gubernur bisa menjaga roh demokrasi dengan baik. Meskipun para akademisi itu memahami bahwa Gubernur hampir setiap hari mendapatkan fitnah yang enghancurkan nama baik, martabat, diri, keluarga dan pemerintah yang dikendalikannya.
“Biarkan yang lain, melakukan penghinaan, fitnah dan mengklaim kiri kanan, tetapi pak Gubernur kami harapkan bisa tetap mengendepankan politik santun. Masyarakat kita sudah mulai sadar dan pintar membedakan mana yang palsu dan mana yang asli,” kata Prof Dr Wasir Thalib dari UNM masih dikutip oleh Imam.
Black Campaign
Beberapa pekan terakhir ini, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terus mendapat fitnah dan propaganda baik melalui orasi, ceramah maupun melalui media cetak Tabloid yang diedarkan secara sembunyi-sembunyi.
Sejumlah akademisi dan intelektual yang hadir dalam diskusi itu menyesalkan cara berpolitik yang tidak santun, dengan menuduh, mengklaim dan menyebarkan fitnah kepada lawan politik, tanpa alas bukti yang jelas. Karena cara-cara semacam itu akan mengganggu nilai-nilai demokrasi.
Menurut Imam, gubernur merespon masukan-masukan itu, dengan berjanji tetap istiqamah menjadikan demokrasi sebagai panggung untuk saling memuliakan, menghargai dan mengembangkan pendidikan politik. Saya akan terus bekerja keras memajukan Sulsel.
“Insya Allah, melalui pilkada ini saya tidak akan terbawa oleh arus untuk saling mencederai, menuduh dan menghina,” kunci Syahrul. (*/ute)

Read More >>