Rabu, 10 Oktober 2012

Pelabuhan Untia-Syahrul Geram Tender Proyek Mandek


Rabu, 10 October 2012
MAKASSAR – Kelanjutan tender proyek perampungan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia yang terus tertunda membuat gerah Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

Kemarin, Gubernur memerintahkan Asisten II Bidang Perekonomian Yaksan Hamzah untuk mengambil alih proyek senilai Rp360 miliar tersebut. Syahrul mengaku geram karena hingga triwulan III 2012, proyek pembangunan PPN Untia tersebut tidak kunjung berjalan. Padahal, pada tahun ini proyek pelabuhan perikanan itu mendapatkan anggaran dari APBN sebesar Rp15 miliar.

Dia pun mengaku akan segera memanggil Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sulsel Iskandar, untuk mempertanyakan penyebab belum dimulainya proyek kelanjutan PPN Untia. “Proyek ini tak bisa terlalu lama, harus segera diambil alih.Saya juga sudah perintahkan Asisten II memanggil kadis bersangkutan, tanyakan kenapa sampai sekarang belum jalan,”katanya kemarin.

Jika proyek mandek,dikhawatirkan mempengaruhi rencana Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo. Rencananya, bantuan Rp100 miliar untuk penyelesaian Untia akan dialokasikan dalam APBN 2013. Terlebih rencana bantuan dari Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp100 miliar dana pinjaman untuk merampungkan pelabuhan Untia.

“Makanya itu akan pengaruhi (bantuan),kokRp15 milair saja susah digunakan?,”beber Syahrul yang didampingi Sekprov A Muallim dan Asisten II Yaksan Hamsah. Sejatinya, anggaran Rp15 miliar tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun dermaga pendaratan kapal nelayan sepanjang 150 meter,dengan tiang pancang sepanjang 275 meter. Selain itu, juga dilakukan reklamasi pantai dengan timbunan sebanyak 31.000 meter kubik.

Total anggaran yang dibutuhkan Rp15 miliar.Namun sayang, hingga saat ini, dana dari pemerintah pusat belum juga terpakai. Mantan bupati Gowa dua periode ini mensinyalir, kelambanan tersebut diakibatkan ketakutan para staf di Dinas Perikanan untuk mengambil kebijakan.Yang akhirnya,kata dia,proyek ini menjadi bersoal.

“Di sini saya lihat ada saling sanggah menyanggah.Kita tersandra karena sebuah prosedur dan staf takut mengambil kebijakn dan takut salah.Akhirnya, proyek Untia jadi bersoal,” dalihnya. Sementara itu,Yaksan Hamzah yang ditemui mengaku, pihaknya akan terlebihdahulu berkoordinasi dengan Dinas Perikanan, untuk mengetahui penyebab kelambanan proyek PPN Untia. “Ini kan anggaran dari pemerintah pusat.

Makanya kita pelajari dulu permasalahannya bagaimana,”jelasnya. Sekadar diketahui,PPN Untia mulai dibangun sejak 2005. Namun karena keterbatasan anggaran, akhirnya proyek ini terkatung-katung hingga sekarang. Untia awalnya dirancang sebagai pelabuhan yang bisa melayani jasa ekspor-impor bidang perikanan di Kawan Timur Indonesia (KTI). ● wahyudi

Read More >>

Sulsel Kian Menarik Bagi Investor Asing


Rabu, 10 Oktober 2012

MAKASSAR– Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel mencatat per semester I tahun ini nilai investasi asing mengalami pertumbuhan cukup besar.

Realisasinya mencapai USD437 juta atau melebihi target yang ingin dicapai tahun ini sebesar USD100 juta. Pada 2011 lalu,realisasi penanaman modal asing (PMA) di Sulsel hanya mencapai USD89 juta. “Dengan pertumbuhan PMA di Sulsel, dipastikan daerah ini sehat dan terbuka buat pemodal asing,” ujar Kepala BKPMD Sulsel Sukarniaty Kondolele kepada SINDO di Makassar,kemarin.

Namun,pertumbuhan PMA di Sulsel berbanding terbalik dengan pertumbuhan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Khusus di semester I PMDN yang tercatat di BKPMD Sulsel, tertinggal Rp1 triliun dari realisasi di semester yang sama tahun sebelumnya. Semester I tahun ini, PMDN Sulsel hanya Rp1,6 triliun. Padahal, BKPMD berharap tahun ini nilai investasi dalam negeri yang masuk ke Sulsel bisa mencapai Rp5 triliun.

“Masih rendahnya nilai investasi dalam negeri dipengaruhi masih adanya sejumlah investor dalam negeri yang belum merealisasikan investasinya di daerah ini,”ujar Sukarniaty. Sementara itu,Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Ilham Alim Bachrie berpendapat, menurunnya nilai investasi yang tercatat di BKPMD Sulsel karena banyak investor dalam negeri tidak menanamkan modalnya melalui fasilitas BKPMD.

“Banyak yang memilih melakukan investasi langsung,”kata dia. Pada dasarnya,dari data Kadin menunjukkan investasi dalam negeri di Sulsel tumbuh cukup signifikan. Hal ini terlihat dengan kian banyaknya pemodal dalam negeri yang mengembangkan sayap usahanya di daerah ini. “Kebanyakan mereka bergerak dibidang properti dan langsung,” tuturnya tanpa merinci jumlah nilai investasinya.

Pilihan pemodal dalam negeri menanamkan modalnya secara langsung,karena telah paham mengenai regulasi investasi di daerah ini. Sementara, PMA mengalami pertumbuhan karena mereka membutuhkan penjaminan dari pemerintah daerah soal investasi yang ditanamkan. Menurut Ilham, faktor lain yang menyebabkan minimnya pencatatan PMDN di BKPMD, karena nilai suku bunga pinjaman bank yang tinggi, sehingga banyak pemodal memilih menggunakan dana sendiri.

Adanya regulasi soal ekspor biji nikel juga menjadi penyebab menurunnya pemodal dalam negeri.“Sulsel merupakan provinsi pengekspor biji nikel. Banyak yang berinvestasi di sana, namun aturan yang berlaku tentang harus adanya smalter berdampak bagi investor untuk bergelut di bisnis ekspor biji nikel,”katanya. Sementara itu, pertumbuhan PMA yang tinggi bahkan melebihi target tahun ini didorong oleh terbukanya sejumlah penerbangan langsung Makassar ke sejumlah negara.

Kata Ilham, hal ini berdampak baik bagi iklim investasi Sulsel, bahkan diperkirakan pertumbuhan itu akan jauh lebih besar lagi di tahun-tahun yang akan datang. Apalagi menurutnya, jika terealisasi Asean Open Sky 2015, dimana Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar akan menjadi hub untuk seluruh penerbangan di Indonesia selain Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, peluang iklim investasi asing di Sulsel terbuka lebar.

Secara keseluruhan proyek yang berasal dari modal asing yang tercatat di BKPMD Sulsel saat ini telah menjadi tujuh proyek setelah pembangunan liquefied natural gas (LNG) di Kabupaten Wajo yang mulai dikerjakan tahun ini. Sedangkan investasi dalam negeri, total proyek yang berjalan di Sulsel sebanyak 11 proyek. Terdapat tambahan tiga proyek baru, yakni pembangunan pabrik oleh PT Semen Bosowa,PT Semen Tonasa,dan pembangunan pembangkit listrik oleh PT Bosowa Energy di Kabupaten Jeneponto. rahmat hardiansya               

Read More >>

Luwu Utara Juara APN Tingkat Provinsi

Rabu, 10 Oktober 2012 
MASAMBA, -- Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3), berhasil meraih juara dua ajang Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) tingkat  Provinsi Sulsel tahun 2012.

“Alhamdulillah, barusan saya mendapat kabar dari Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Sulsel bahwa kita berhasil menjadi juara II APN untuk kategori Pemuda Pelopor atas nama saudara Ramli," ujar Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan BKP3 Luwu Utara, Taslim SP, Rabu (10/10/12).

Sementara untuk kategori Gapoktan P-LDPM, Luwu Utara berhasil menjadi juara III kategori PPL Pendamping atas nama Fiffi Henni.

"Kami berharap wakil Luwu Utara itu bisa tembus ke Istana Negara bulan November mendatang" ungkap Taslim.

Read More >>

SYL Ditawari Pemateri MII di Amerika


Rabu, 10 Oktober 2012



MAKASSAR – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Sukses memajukan ekonomi Sulsel, Syahrul mendapat kehormatan menjadi salah satu pemateri di pertemuan Marketing Investment International di New York, Amerika Serikat.
Terpilihnya nama Syahrul merupakan permintaan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah DKI Jakarta. “Sebenarnya bapak (Syahrul) direncanakan akan menjadi keynote speaker awal Oktober lalu. Tapi tidak jadi karena sibuk. Namun akan kembali direschedule lagi (dijadwalkan ulang),” ujar Kepala Bidang Investasi dan Promosi BKPMD Sulsel, Sukarniati Kondolele.
Sukarniati membeberkan, alasan utama penunjukan Syahrul menjadi keynote speaker di acara bergengsi itu tidak lain karena pertumbuhan ekonomi, geliat investasi dan stabilitas keamanan penanaman modal di Sulsel.
“Ini apresiasi  pemerintah pusat terhadap kinerja kita yang baik. Akhirnya kita diberi kesempatan itu,” lanjut Sukarniati.
Keberhasilan Sulsel membangun iklim investasi yang baik belakangan memang membuat daerah menjadi tujuan penting pelaku usaha dan penanam modal. Tahun lalu, Sulsel juga berhasil menjalin kerjasama dengan Singapura dalam urusan ekspor impor hasil pertanian. Padahal, sudah bukan rahasia bahwa negara berlambang singa itu sangat selektif menerima barang dari luar.
Tak hanya ekspor hasil tani, Bandar Udara Changi juga membuka penerbangan langsung dari dan ke Makassar. Lewat sebuah Memorandum of Understanding (MoU), pemerintah Singapura juga pemerintah Singapura bekerja sama dengan Sulsel dalam bidang pariwisata. “MoU itu juga masih akan diperpanjang lagi,” tandas Sukarniati. (RS2/her/C)


Read More >>

Pusat Investasi Setujui Pinjaman Pemprov Sulsel Rp 500 M


Rabu, 10 Oktober 2012

MAKASSAR - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menyetujui usulan pinjaman Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel senilai Rp 500 miliar.
Direktur PIP Soritaon Siregar menyampaikan hal itu saat Kepala Dinas Bina Marga Abdul Latief dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Yushar Huduri serta Anggota Pansus DPRD Sulsel berkunjung di PIP, Jakarta, Rabu (10/10/2012).
Wakil Ketua Pansus Pinjaman Daerah Ariady Arsal, mengatakan, ternyata, PIP sudah mengirim surat pernyataan menyetujui pengajuan pinjaman Pemprov jauh hari sebelum kedatangan Pansus.
"Ternyata, pengajuan pinjaman Pemprov dilakukan sejak awal April 2012, jauh sebelum surat permohonan Pemprov ke DPRD di bulan Juli. Menurut PIP, ruas jalan yang disampaikan Pemprov dianggap sudah firm dan merupakan aspirasi rakyat. PIP berasumsi bahwa seluruh ruas yang diajukan sudah dibicarakan dengan DPRD Sulsel," kata Ariady yang juga Anggota Fraksi PKS ini kepada Tribun Timur (Tribun Network), Rabu (10/10/2012).
Anggota Pansus Pinjaman Daerah, Mukhtar Tompo, menuding Pemprov mengelabui DPRD Sulsel sebagai wakil rakyat. Pemprov lebih dulu menyampaikan alasan ke PIP meski tanpa persetujuan DPRD Sulsel secara kelembagaan (hanya melalui Ketua DPRD Moh Roem).
"Pemprov tanda tanya besar, ada kesalahan awal dalam proses pengajuannya. Seharusnya pengajuan pinjaman Pemprov mengikutsertakan persetujuan DPRD Sulsel sejak awal tapi ternyata Pemprov lebih dulu sudah bikin kesepakatan dengan PIP, kemarin kan DPRD baru paripurna pemandangan umum," kata Mukhtar Tompo kepada Tribun Timur, Rabu (10/10/2012).
Menurut Anggota Fraksi Hanura ini, ruas jalan yang sekarang diperdebatkan Pansus rupanya sudah tak bisa lagi diubah. Gowa yang juga kampung Syahrul tetap mendapat porsi terbesar dalam pembangunan jalan di Sulsel atas pinjaman Rp 500 miliar tersebut.
"Tapi Hanura belum sepakat. Mestinya Pemprov tidak perlu karena APBD kita sudah cukup, apa lagi alasan Pemprov minjam seperti ini? Kalau kita meminjam sama saja kita mengakui bahwa Sulsel lemah. Bahkan publik bisa meragukan sejumlah klaim 117 penghargaan yang dipublish Syahrul Yasin Limpo, apa artinya itu? Kalau mau meminjam, kenapa tidak dikaji dulu oleh tim Pemprov bersama DPRD untuk mengetahui seberapa besar ketidakmampuan daerah kita dalam menuntaskan sejumlah agenda pembangunan yang belum terlaksana? Tapi justru Pemprov mengabaikan DPRD secara kelembagaan," Jelas Mukhtar yang juga anggota Komisi B DPRD Sulsel ini.
Ketua Pansus Pinjaman Daerah, Hoist Bachtiar yang juga Anggota Fraksi Golkar mengatakan, semua anggota fraksi bisa berpendapat lain. Tapi tiba masanya fraksi lain menentang aksi penolakan Hanura dan PKS.
"Ingat, di DPRD ini banyak fraksi, nanti kalau mereka berpendapat lain maka anda (Hanura dan PKS) juga harus hargai," kata Hoist Bachtiar yang juga anggota tim pemenangan Syahrul Yasin Limpo ini.
Fraksi Hanura, PKS dan Partai Demokrat adalah pihak yang getol menentang usulan pinjaman Gubernur itu. Menurut mereka, usulan pinjaman tidak ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov Sulsel.
Selain itu, pinjaman terkesan politis lantaran menjelang pilgub 22 Januari 2013 serta akhir periode Syahrul.

Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/10/10/pusat-investasi-setujui-pinjaman-pemprov-sulsel-rp-500-m
Read More >>

Pemprov Perkuat Basis Ekonomi


Rabu, 10 Oktober 2012
 
Penguatan basis ekonomi Sulsel diyakini dapat mengimbangi penurunan investasi asing dan penanaman modal dalam negeri. Sektor pertanian, perdagangan, dan pariwisata tetap menjadi andalan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengakui penurunan investasi asing maupun investasi dalam negeri di Sulsel tahun ini. Krisis ekonomi global turut memengaruhi belanja investasi yang melemah hingga triwulan kedua 2012 ini.

"Penurunan investasi karena krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat tidak begitu berpengaruh pada ekonomi Sulsel. Ekonomi Sulsel tetap meningkat di triwulan kedua," tutur Syahrul, Selasa, 9 Oktober.

Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan II 2012 berdasarkan data Badan Pusat Statistik meningkat 6,88 persen dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Sulsel masih ditopang belanja langsung atau konsumsi.

Sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II terbesar berasal dari sektor pertanian sebesar 2,01 persen. Sementara bila year to year, sektor industri pengolahan paling besar yakni 2,28 persen.

Investasi asing di Sulsel hingga triwulan II tercatat USD22,1 juta dari tujuh proyek atau menurun dibanding periode yang sama pada 2011 yang mencapai USD65,4 juta dari 14 proyek.

Investasi asing yang masuk ke Sulsel hingga akhir Juni di antaranya penambahan kapasitas di PT Vale dan Liquefied Natural Gas (LNG) di Kabupaten Wajo.

Penurunan pada penanaman modal dalam negeri juga terlihat pada realisasi investasi yang tercatat hanya Rp922,6 miliar. Jumlah ini lebih rendah dibanding periode yang sama 2011 lalu yang mencapai Rp981,3 miliar. Jumlah proyek yang masuk juga menurun dari 17 menjadi 11 proyek.

"Investasi asing dan dalam negeri secara umum tidak memengaruhi pasar kita. Menghadapi krisis ekonomi global yang memengaruhi investasi, kita terapkan strategi penguatan ekonomi jangka pendek agar ekonomi tetap tumbuh dengan mengandalkan basis ekonomi pada pertanian, perdagangan, dan pariwisata," tutur Syahrul. (rif/upi)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121009234904-pemprov-perkuat-basis-ekonomi
Read More >>