RABU, 01 FEBRUARI 2012
MAKASSAR,
– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel tahun ini segera mengajukan
37.040 formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS) ke pusat. Jumlah
kebutuhan terbanyak yang diusulkan adalah formasi guru dan tenaga medis.
Kepala
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel, A Murny Amien Situru,
mengungkapkan hal itu di kantornya, Selasa, 31 Januari. Dia
menjelaskan, kebutuhan tersebut berdasarkan hasil kalkulasi yang telah
dilakukan Pemprov Sulsel dan semua pemerintah kabupaten/kota.
“Data ini merupakan hasil kalkulasi kita dan kalkulasi yang diajukan dari 24 kabupaten/kota,” jelas Murny.
Dia
juga menjelaskan bahwa kebutuhan Sulsel untuk guru merupakan formasi
yang jumlahnya paling tinggi, disusul tenaga kesehatan dengan total 26
ribu pegawai yang dibutuhkan. Selebihnya merupakan tenaga teknis dan
administrasi.
Total
formasi guru yang dibutuhkan untuk 24 daerah di Sulsel sebanyak 19.754
orang, tenaga kesehatan 6.667 orang, selebihnya adalah tenaga teknis
lainnya.
Dari
jumlah tersebut, katanya, Kabupaten Sidrap merupakan daerah yang
tercatat sebagai pengusul guru terbanyak dengan jumlah 3.400 orang.
“Kebutuhan
tenaga pengajar tidak diusulkan oleh instansi Pemprov Sulsel karena
pemprov tidak menaungi satu sekolah pun,” jelasnya.
Sebab
itu, kata dia, untuk tenaga guru ini telah diberikan kewenangan kepada
kabupaten/kota mengusulkan melalui provinsi . Sedangkan, untuk tenaga
kesehatan, pihaknya juga ikut mengusulkan karena memiliki sejumlah rumah
sakit (RS) daerah.
Sebenarnya,
lanjut Murny, khusus untuk kebutuhan dua bidang tersebut, pihaknya
pernah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk kemudian dijadikan sebagai
formasi saat penerimaan CPNS tahun ini.
“Kedua
bidang ini pernah kita sodorkan ke pusat, tetapi Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) mengembalikan usulan formasi ini,”
terangnya.
Ini
dilakukan karena semua daerah diminta untuk melakukan penghitungan
analisis terkait kebutuhan PNS dan disesuaikan dengan beban kerja di
setiap daerah.
Selain itu, juga karena diberlakukannya moratorium penerimaan CPNS dan menggantinya dengan pegawai tidak tetap (PTT).
Dari
jumlah kebutuhan guru dan tenaga kesehatan tersebut, masih ada
kemungkinan berkurang, karena pihaknya akan melakukan penghitungan ulang
terhadap kebutuhan pegawai dalam jangka lima tahun ke depan.
Sebelumnya,
Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo, dalam rapat kerja gubernur dan
kabupaten/kota belum lama ini, sempat mengeluhkan adanya moratorium
CPNS, sementara daerah masih kekurangan tenaga pengajar.
Sebab
itu, dia selaku pemerintah daerah kesulitan untuk menangani persoalan
ini untuk bisa menutupi dengan kebijakan pemerintah daerah masing-masing
lantaran regulasinya yang tidak diketahui.
“Kita
tidak tahu seperti apa regulasi yang harus dilakukan daerah jika
kekurangan seperti ini. Saya yakin daerah lain juga seperti itu,”
katanya.
Sementara
itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa dalam azas
pemerintahan, selalu ada pegangan untuk menentukan kebijakan yang
arahnya pada kepentingan rakyat.
“Kalau kebijakannya untuk rakyat itu tidak masalah, yang penting tidak untuk memperkaya diri serta tidak merugikan negara.
Hanya
saja, perlu dilakukan persuratan dengan cara berjenjang supaya kita
bisa kaji dan ditindaklajuti,” jelas peraih Bintang Mahaputra Utama
sebagai penghargaan tertinggi untuk tokoh sipil dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ini. (eky)
Sumber: http://cakrawalaberita.com