KAMIS, 22 MARET 2012
Hadiri Sertijab Pemimpin BI
Makassar—Gubernur
Sulsel H Syahrul Yasin Limpo meminta kepada Bank Indonesia agar tingkat
suku bunga kredit diturunkan. Pasalnya, suku bunga yang terlalu tinggi
dapat membebani masyarakat.
Hal
itu diungkapkan gubernur saat menghadiri acara pelantikan dan serah
terima jabatan pemimpin BI Makassar dari pejabat lama Antonius Lambok
Siahaan ke pejabat baru Mahmud, di kantor BI Makassar, Kamis (22/3).
“Kalau bisa suku bunga diturunkan pak, supaya kami juga terbantu,” kata Syahrul.
Gubernur
mengatakan, BI selama ini juga turut memegang peranan penting dalam
mengendalikan tingkat perekonomian di Sulsel. Tabungan rakyat yang
semakin tinggi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, serta
inflasi yang cukup rendah di Sulsel, merupakan bukti adanya koordinasi
yang baik antara pemerintah dan BI.
“Karena perekonomian kita membaik, hampir semua bank sekarang ada di Sulsel,” ungkapnya.
Ia
pun berharap, ke depannya, BI juga bisa berperan dalam memberikan
kredit dengan suku bunga yang rendah untuk infrastruktur di Sulsel. Ia
mencontohkan, beberapa aspek seperti pertanian dan perikanan yang
membutuhkan beberapa teknologi seperti di Korea untuk tetap menjaga
kualitas hasil produksi pertanian dan perikanan.
“Di
Korea, beras dan ikan mereka bisa tahan sampai dua tahun. Kenapa kita
tidak bisa? Makanya, tolong BI turunkanlah sedikit itu tingkat suku
bunga kredit. Karena, tidak mungkin kami meminjam pada bank luar
negeri,” terangnya.
Sementara,
Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad, mengakui dan mengapresiasi
perekonomian di Sulsel yang pertumbuhannya sangat baik. Tetapi, ada
beberapa kendala yang dihadapi sehingga masyarakat masih ada yang belum
bisa mendapatkan kredit.
“Akses
lembaga keuangan perbankan ke bawah masih sangat terbatas. Bahkan,
hampir 40 persen masyarakat Indonesia belum punya akses ke lembaga
keuangan formal,” jelasnya.
Muliaman
mengungkapkan, jika akses tersebut bisa terbangun, akan berdampak pada
peningkatan perekonomian yang lebih tinggi dan kesejahteraan rakyat yang
terus meningkat. Selain itu, ada pula hambatan berupa ketidaktahuan
masyarakat, lokasi yang tidak terjangkau, hingga tidak adanya agunan.
“Masalah
ini harus diselesaikan bersama-sama dengan pemerintah. Bahkan,
kreatifitas kepala daerah sangat dibutuhkan dalam hal membantu
masyarakat mendapatkan akses ke lembaga keuangan formal,” terangnya.
Terkait suku bunga, Muliaman mengaku BI sedang mengupayakan adanya tingkat suku bunga yang rendah dengan akses yang cepat.