
Perkembangan kasus HIV dan AIDS di
Sulawesi Selatan dalam lima tahun terakhir ini meningkat secara
signifikan. Merujuk data Dinas Kesehatan Sulsel, jumlah penderita HIV
dan AIDS tahun 2006 sebanyak 648 kasus sedangkan per September 2011
sebanyak 4.908 kasus. Diperkirakan akhir Desember 2011 lalu telah
mencapai angka 5.000 kasus atau naik rata-rata di atas 70 persen per
tahun. Situasi tersebut tentu saja sangat memprihatinkan, apalagi satu
diantara dampak buruk yang potensial terjadi dengan semakin meningkatnya
kasus HIV dan AIDS itu adalah perlakuan diskriminasi dan stigma
terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA), ini adalah merupakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini terungkap pada hari kedua,
Pelatihan Peningkatan Respon Terhadap HIV dan AIDS untuk Mengurangi
Stigma dan Diskriminasi yang digelar di Hotel Mercure, Rabu, 4 Januari
2012 di Makassar. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) Pemprov. Sulsel.
Menurut
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) AIDS, Mulyadi Prajitno, pelatihan tersebut
digelar dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah HIV,
AIDS dan HAM, juga keterampilan dalam mencegah pelanggaran HAM terutama
bagi ODHA dan keluarganya. Adapun tujuan lain dari pelatihan ini adalah
untuk membangun toleransi dan empati terhadap ODHA.
Sementara
itu, salah satu anggota KPA Sulsel, Andi Akbar Halim mengemukakan,
terjadinya stigma itu seringkali menyebabkan diskriminasi dan pada
gilirannya akan mendorong munculnya pelanggaran HAM terhadap ODHA dan
keluarganya, padahal stigma dan diskriminasi terhadap ODHA juga bisa
makin memperparah epidemic HIV dan AIDS dan dikhawatirkan pula masih
tingginya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya itu akan
memelihara kebiasaan dan penyangkalan tentang HIV dan AIDS yang pada
gilirannya bisa menghambat usaha pencegahan dan perawatan terhadap para
ODHA.
Sumber : http://www.sulsel.go.id/content/pelatihan-peningkatan-respon-terhadap-hiv-dan-aids