Kamis, 05 Januari 2012

Pelatihan Peningkatan Respon Terhadap HIV Dan AIDS

Perkembangan kasus HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan dalam lima tahun terakhir ini meningkat secara signifikan. Merujuk data Dinas Kesehatan Sulsel, jumlah penderita HIV dan AIDS tahun 2006 sebanyak 648 kasus sedangkan per September 2011 sebanyak 4.908 kasus. Diperkirakan akhir Desember 2011 lalu telah mencapai angka 5.000 kasus atau naik rata-rata di atas 70 persen per tahun. Situasi tersebut tentu saja sangat memprihatinkan, apalagi satu diantara dampak buruk yang potensial terjadi dengan semakin meningkatnya kasus HIV dan AIDS itu adalah perlakuan diskriminasi dan stigma terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA), ini adalah merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini terungkap pada hari kedua, Pelatihan Peningkatan Respon Terhadap HIV dan AIDS untuk Mengurangi Stigma dan Diskriminasi yang digelar di Hotel Mercure, Rabu, 4 Januari 2012 di Makassar. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pemprov. Sulsel.
Menurut Ketua Kelompok Kerja (Pokja) AIDS, Mulyadi Prajitno, pelatihan tersebut digelar dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah HIV, AIDS dan HAM, juga keterampilan dalam mencegah pelanggaran HAM terutama bagi ODHA dan keluarganya. Adapun tujuan lain dari pelatihan ini adalah untuk membangun toleransi dan empati terhadap ODHA.
Sementara itu, salah satu anggota KPA Sulsel, Andi Akbar Halim mengemukakan, terjadinya stigma itu seringkali menyebabkan diskriminasi dan pada gilirannya akan mendorong munculnya pelanggaran HAM terhadap ODHA dan keluarganya, padahal stigma dan diskriminasi terhadap ODHA juga bisa makin memperparah epidemic HIV dan AIDS dan dikhawatirkan pula masih tingginya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya itu akan memelihara kebiasaan dan penyangkalan tentang HIV dan AIDS yang pada gilirannya bisa menghambat usaha pencegahan dan perawatan terhadap para ODHA.

Sumber : http://www.sulsel.go.id/content/pelatihan-peningkatan-respon-terhadap-hiv-dan-aids
Read More >>

Pemprov. Sulsel Mendapat Kucuran Dana Rp 920 Miliar

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendapat kucuran dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2012 senilai Rp 920 miliar. Anggaran sebesar itu dikeluarkan untuk penyelesaian dan pemeliharaan sejumlah ruas jalan nasional di Sulsel sepanjang 950,23 kilometer. Diantara dana tersebut sekitar Rp 200 miliar lebih diarahkan untuk wilayah selatan mulai dari Jeneponto, Bantaeng hingga Sinjai. Wilayah lain yang mendapat kucuran dana yakni, Watampone-Pelabuhan Bajoe sebesar Rp 46,08 miliar sedangkan untuk poros Makassar-Maros, Barru, Parepare hingga Wajo mendapat Rp 228 miliar. Paket lain yakni, Sulawesi Tenggara-Malili-Masamba-Palopo-Siwa sebesar Rp 9,97 miliar. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Sulsel, Abdul Latief, Rabu, 4 Januari 2012 di Makassar.
Menurut, Latief, Pemprov. Sulawesi Selatan konsentrasi menyelesaikan poros Maros-Parepare yang belum rampung. Ada sekitar 7 kilometer, termasuk 8 jembatan yang sifatnya multi years dan kita berusaha agar tahun ini lebih progresif. Sebenarnya ada Rp 15 miliar dana tahun lalu belum terserap untuk pembebasan tanah di Maros dan Pangkep. Dana itulah yang masih akan dipakai tahun ini. Terkait perbaikan jalan di sejumlah kabupaten, Latief membeberkan, pemerintah sudah menganggarkan lewat APBD 2012 senilai Rp 300 miliar, dana tersebut diperuntukkan di sejumlah kabupaten seperti Pinrang, Takalar, Barru, Bone, Sinjai, Bulukumba, Luwu dan Gowa.
Panjang jalan di Sulawesi Selatan kini mencapai 1,700 kilometer yang membentang dari selatan ke utara. Pada beberapa jalan nasional dan provinsi yang tak masuk program pelebaran juga tetap mendapat alokasi anggaran pemeliharaan baik APBN dan APBD. Selain itu, ada enam paket jalan di Sulsel menggunakan bantuan luar negeri. Selain Jeneponto-Bantaeng juga Bantaeng-Bulukumba (27 km), Bulukumba-Tondong 1, Tondong 2 dan Tondong 3 masing-masing satu paket. Di utara, Wotu-Masamba, panjang 48 km, (BCD-Pareman) panjang 22,94 km, Maros-Bone Barat panjang 12,721 km, EIB-133 (Tarumpake-Luwu Selatan) 11,490 km dan EIB-135 (Jl. Sudirman) sepanjang 1,005 km.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo, terkait mega proyek jalan di Sulsel, mengungkapkan, besar harapan progress tahun ini lebih bagus dari tahun sebelumnya. Tahun 2012, gubernur telah mencanangkan Visit South Sulawesi sehingga infrastruktur pendukung adanya mobilitas pariwisata perlu ada. Kita sedang genjot, apa yang bersoal di daerah sebaiknya bupati/walikota menyelesaikan lebih cepat, kita tak mau pembangunan bergerak lambat sementara sudah ada dana yang tersedia. Gubernur juga menambahkan masyarakat yang terkena pembebasan lahan agar tidak mempersulit pembangunan jalan yang tak lain adalah untuk kepentingan bersama.

Sumber : http://www.sulsel.go.id
Read More >>

Ekspor Sulsel Capai US$ 161,951 Juta

Nilai ekspor Sulawesi Selatan hingga November 2011 mencapai US$ 161,951 juta. Besarnya nilai ekspor tersebut meningkat sebesar 13,51 persen dibandingkan dengan ekspor Oktober 2011. Dibandingkan dengan nilai ekspor November 2010 nilai tersebut meningkat 272,52 persen. Lima terbesar komoditas ekspor Sulsel adalah nikel, kakao, kapal terbang dan komponennya, ikan, udang, kepiting dan kayu atau barang dari kayu. Hal ini dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, Bambang Pramono, baru-baru ini di Makassar.
Menurut Bambang, nilai ekspor Sulsel ke lima Negara yaitu Jepang, Rusia, China, Amerika Serikat dan Malaysia pada bulan November 2011 mencapai US$ 137,464 atau 84,88% dari total ekspor. Besarnya peningkatan nilai ekspor tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai ekspor enam komoditas. Sedang untuk nilai impor Sulsel pada November 2011 sebesar US$ 101,851 juta. Besarnya nilai impor tersebut menurun 20,66% dibandingkan nilai impor November 2010, dimana nilai tersebut juga mengalami penurunan sebesar 4,66%.
Singapura, Amerika Serikat, Australia, Kanada dan China merupakan lima Negara pemasok utama barang impor ke Sulawesi Selatan. Pasokan barang dari lima Negara tersebut mencapai US$ 83,901 juta atau 83,38%. Besarnya nilai tersebut masing-masing US$ 46,892 juta dari Singapura, US$ 14,901 dari Amerika Serikat, US$ 10,054 dari Australia, US$ dari 6,789 juta dari Kanada dan US$ 5,26 juta dari China.

Sumber : http://www.sulsel.go.id/content/ekspor-sulsel-capai-us-161951-juta
Read More >>