Senin, 08 Oktober 2012

Karateka Sulsel Bela Indonesia


SENIN, 08 OKTOBER 2012 



MAKASSAR, --Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) boleh berbangga, betap tidak sebanyak 8 karatekanya terpilih mewakili dan membela Indonesia ke kejuaraan karate internasional (WKF) di paris, Prancis pada November 2012.

Terpilih karateka asal Sulsel, tidak terlepas dengan torehan prestasi saat mereka bertarung di kejuaraan karate Asia Tenggaara (SEAKF) di Bangkok, Thailand, akhir September 2012 dan merebut gelar juara umum.

Pelatih karate nasional, Mursalim Bado’o, baru-baru ini di Makassar, mengungkapkan, bahwa, Sulsel patut berbangga, karena sejumlah atlet karatenya dipercayakan membawa nama bangsa di kancah internasional.

Adapun delapan karateka senior yang akan berlaga di Paris, masing-masing trio kata putra Faizal, Aswar, dan Fidelis dan trio kata putri, Triwulan, Ririn, dan Sulhandra.

Selain itu, Sulsel juga menempatkan dua atlet junior pada kejuaraan dunia karate (WKF) Brasil 2013 yakni Febi Ramadan untuk putra dan Ifka untuk putri.

Sedangkan Hendro Agusalim dan Ayu Safitri untuk nomor kumite dan dua atlet lainnya, Teguh dan Wiwik, juga masuk Pelatnas SEA Games.
Mursalim mengungkapkan, , tim karate Indonesia ke WKF berintikan 18 atlet, delapan di antaranya berasal dari Sulsel.

PB Forki memutuskan semua atlet yang merebut medali di kejuaraan karate SEAKF dipilih mengikuti kejuaraan karate WKF di Paris, November 2012. (hen/mri)

Read More >>

Pemda di Sulsel Harus belajar Perbaiki Laporan Keuangan


Senin, 8 Oktober 2012
Makassar KM– Auditor Utama Laporan Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Syarifuddin Musli mengungkapkan beberapa daerah di tanah air termasuk Provinsi Sulsel memang telah berhasil memperoleh opini WTP. Hanya saja dengan hasil itu, Pemda lainnya yang ada di Sulsel harus banyak belajar untuk memperbaiki aspek kepatuhan, penyajian laporan keuangan dan manajemen aset yang selama ini masih mendulang beragam masalah dalam mewujudkan raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK.

Sementara itu Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Sulsel, Cornel Syarif, mengatakan, kendala secara umum yang dialami pemda di luar daerah yang telah mendapatkan raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di Sulsel adalah, tidak signifikannya entitas penyajian dan pengelolaan persediaan aset yang tidak tertib, sehingga BPK meragukankelemahan yang masih ditemukan BPK masih terkait entitas pengelolaan pelaporan yang tidak singkron.

“Secara umum masih ada catatan pelaporan yang amburadul dan perlu perbaikan. Nah melalui kegiatan yang baru pertama kali kita selenggarakan di Sulsel ini, semoga pemda lainnya yang ada di Sulsel bisa mengubah dan bisa meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang seperti diraih daerah yang sudah berhasil meraih WTP dari BPK,” ujar Cornel Syarif.

Wakil Gubernur Provinsi Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, mengharapkan, masalah secara umum yang dialami pemda dalam pelaporan keuangan dan aset yang masih bermasalah bisa terpecahkan melalui kegiatan Workshop Manajemen Barang Milik Daerah oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Sulsel yang bekersama dengan Kementerian Dalam Negeri(Kemendagri), Unhas dan BPK sendiri.

“Kegiatan ini sebagai salah satu unsur penting dan langkah strategis dalam pemecahan masalah yang dihadapi pemda. Tujuannya untuk penyeragaman sinergisitas pengelolaan aset daerah sesuai standar akuntansi agar Pemprov Sulsel dan beberapa daerah berhasil WTP, dan diharapkan kedepan seluruh daearh kab/kota di Sulsel bisa meraih WTP,” pungkas Agus Arifin Nu’mang.[KM06]

Read More >>

Soal Pinjaman Pemprov: Tiga Fraksi Menolak, Enam Setuju


Senin, 8 Oktober 2012

Makassar,– Sebanyak tiga fraksi yang ada di DPRD sulsel menyatakan penolakannya atas pengajuan pinjaman Pemrov sebesar Rp. 500 miliar. Tiga fraksi tersebut adalah Fraksi Demokrat, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Fraksi Hanura, sedang enam fraksi lainnya menyatakan setuju atas pengajuan pinjaman tersebut dengan berbagai catatan.

Fraksi Demokrat dalam tanggapannya terhadap Ranperda APBD Perubahan terkait dengan rencana pinjaman pemrov tersebut menyatakan seharusnya Pemrov mencari sumber pendanaan lain, bukan dengan mengajukan pinjaman.

Juru bicara Fraksi Demokrat, Yusa Reza Ali dalam pandangan fraksinya menilai, jika pemrov tidak memiliki perencanaan dalam pembangunan di sulawesi Selatan. Ini terbukti dengan tidak adanya dana untuk pembangunan infrastruktur, seperti untuk pembangunan jalan, jembatan dan yang lainnya.

“Mencermati tentang adanya pengajuan pinjaman, ini menandakan pemrov tidak memiliki perencanaan, seharusnya dari awal pihak Pemrov sudah memiliki penyedian dana untuk pembangunan yang dimaksud,” ujarnya.

Sementara itu juru bicara fraksi Golkar Kadir Halid menyatakan bahwa pihaknya tidak mempersoalkan adanya tiga fraksi yang menolak ranperda pinjaman tersebut, pasalnya masih ada enam fraksi yang mendukung. Sehingga akan tetap lanjutkan pembahasannya. [KM02]

Short URL: http://www.kabarmakassar.com/?p=15953
Read More >>

Suara SYL, Suara Petani dan Nelayan


Senin, 8 Oktober 2012



WAJO – Ribuan petani dan nelayan Kabupaten Wajo, memadati Lapangan Sepak bola WakkaE Manyili, Kecamatan Takalala, Kabupaten Wajo, Minggu (7/10). Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Wajo, Syahruddin mengatakan, antusiasme petani dan nelayan tersebut merupakan bukti kalau suara Syahrul Yasin Limpo merupakan suara petani dan nelayan.

“Suara SYL, suara petani dan nelayan,” kata Syahruddin pada silaturahmi dan Pengukuhan Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se Kabupaten Wajo.

Syahruddin mengungkapkan tahun ini panen raya komoditi unggulan di Kabupaten Wajo merupakan yang terbesar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, ia beserta petani yang ada merasa bersyukur dan berterima kasih karena hal itu bisa dicapai karena adanya kebijakan pemerintah provinsi yang berpihak pada petani dan nelayan.

“Rasa syukur kami juga telah tergambar melalui lambang KTNA Wajo. Warna hijau muda melambangkan meneruskan kebaikan dan segala tatanan yang baik di Sulsel. Sedangkan warna hijau tua mengisyaratkan harapkan untuk tuntaskan pembangunan di Sulsel,” jelasnya.

Secara pribadi Syahruddin menilai dosa besar jika segala kebaikan dan keberhasilan tersebut diabaikan. Kebijakan yang dibuat Syahrul Yasin Limpo selaku Gubernur Sulsel membuat bank-bank yang ada mau memberikan kredit untuk rakyat, yang selama ini sangat didambakan. Tidak hanya itu, penyaluran benih pertanian juga dilakukan dengan sangat baik.

“Bulog dan petani yang dulunya bermusuhan, sekarang sudah menjadi partner yang baik karena kebijakan gubernur,” urainya.

Atas jasanya tersebut, Syahrul menerima pin emas KTNA Nasional dari Ketua KTNA Wajo.

Sementara itu Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Sulsel adalah provinsi terbaik dalam hal pengelolaan pangan di Indonesia. Pertanian berjalan cukup baik dengan hasil komoditi andalan yang cukup besar.

“Kabupaten Wajo memberikan kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan perekonomian Sulsel. Karena itu, semua ini harus dilanjutkan,” tuturnya.

Syahrul berharap, pendapatan rakyat bisa mencapai Rp30 juta per kapita. Pertanian harus menjadi industri pertanian. Hasil komoditi unggulan Sulsel harus dinikmati dunia.

“Pemerintahan kita terbaik nasional dan ekonomi kita terus membaik. Kita perbaiki pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan kita. Kita lanjutkan apa yang sukses ini,” urainya.

Dalam kesempatan itu, Syahrul juga menyerahkan piagam penghargaan kepada lembaga perbankan yang telah memberikan dukungan modal melalui KUR kepada petani, Pupuk Kaltim Wajo, Bank Sulsel Cabang Sengkang, Bulog dan Sangiaseri. Ada pula penyerahan sertifikat prona dan bantuan berupa alat-alat pertanian.(RS5/D) 

Read More >>

Sekprov Minta HUT Sulsel Tak Asal-asalan


Senin, 08 Oktober 2012
MAKASSAR – Minimnya persiapan panitia bakal memengaruhi peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Sulsel ke 343 yang digelar 19 Oktober mendatang.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikhawatirkan tidak akan maksimal dan terkesan asal-asalan. Hingga dua pekan jelang peringatan HUT,belum ada kepastian mengenai kegiatan apa saja yang dilaksanakan untuk memeriahkan hari jadi Sulsel tersebut. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulsel A Muallim mengungkapkan, kepastian seluruh agenda kegiatan rangkaian HUT Sulsel itu akan rampung penyusunannya pada pekan ini.

“Saya belum bisa pastikan apa-apa saja agenda yang kita lakukan.Tapi kami sudah rapat bersama panitia,dan meminta semua koordinator untuk memberi masukan event yang kita selenggarakan,” jelasnya kepada wartawan kemarin. Jika pada tahun lalu pemprov mencetak Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penerjun massal terbanyak di Indonesia, pada tahun ini Muallim yang juga Ketua Panitia HUT Sulsel belum bisa memastikannya. “Saya belum bisa sebutkan ada rekor MURI atau tidak.Pekan depan baru masuk seluruh daftar kegiatan dari pada koordinator panitia,”bebernya.

Dia pun meminta kepada seluruh panitia untuk tidak melaksanakan kegiatan HUT Sulsel ala kadarnya. Bahkan, kegiatan ini bukan hanya digelar di Pemprov Sulsel, melainkan seluruh kabupaten/kota. Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan HUT Sulsel tahun lalu,Sekprov menilai belum terlalu memuaskan, utamanya dari segi pagelaran zikir akbar yang digelar di Rujab Gubernur Sulsel. “Saya sudah berpesan kepada seluruh panitia, boleh kegiatannya sederhana, namun jangan asal-asalan,” tandasnya.

Tahun 2011 lalu, sebanyak empat rekor Musium Rekor Indonesia (MURI) tercatat pada puncak HUT Sulsel ke-342.Tiga piagam diterima oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo,sementara satu lainnya diberikan kepada pengurus Federasi Aero Sport Indonesia (Fasi) Sulsel. Rekor MURI yang dipecahkan itu yakni gubernur peraih penghargaan 93 dan terbanyak dalam kurang waktu tiga tahun, penaburan benih tanaman hutan melalui udara dan pertamakali di Indonesia.

Rekor yang ketiga yakni pengibaran sebanyak 25 bendera kabupaten/kota dan Provinsi Sulsel pada ketinggian 10.000 kaki dan 6.000 kaki di udara, serta mengibarkan pita terpanjang di udara, sepanjang 342 meter,sesuai dengan HUT Sulsel yang ke-342 tahun. ● wahyudi 
Read More >>