Jumat, 22 Juni 2012 | |
BELOPA
- Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang menegaskan bahwa Sulsel
saat ini tidak membutuhkan impor beras dari luar karena kekayaan pangan
lokal yang dimiliki sangat melimpah. Bahkan,Pemrov Sulsel kini menargetkan surplus beras 2 juta ton per tahun sesuai program yang dicanangkan Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Target surplus beras 2 juta ton ini dapat menghemat sekitar 300 ton beras jika konsumsi beras dapat diimbangi dengan pangan lokal lainnya. “Sulsel kaya akan pangan lokal selain beras, sehingga jika pangan lokal lainnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk konsumsi masyarakat, maka Sulsel dapat menghemat sekitar 300 ton beras per tahun, sehingga Sulsel belum membutuhkan import beras,”katanya saat menghadiri acara musyawarah tudang sipulung sektor peralihan 7 kabupaten/kota di Sulsel di Belopa, Kabupaten Luwu,kemarin. Dia juga menyebutkan, pihaknya tidak setuju dengan kebijakan pemerintah pusat yang hingga kini masih mengimpor beras di tengah kebijakan pemberlakuan versifikasi pangan dan ketahanan pangan di seluruh wilayah Tanah Air.“Sangat aneh,kita disuruh versifikasi pangan dan ketahanan pangan,tetapi impor beras tetap ber-langsung di Indonesia,”tuturnya. Kunjungan Wabup Sulsel di Luwu didampingi sejumlah pejabat Pemprov Sulsel dan perwakilan pejabat kabupaten di Luwu Raya diantaranya,Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Peternakan Sulsel Luppi Halide, Kepala Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulsel Abdul Muthalib,Wakil Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriyani.Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.000 orang peserta dari berbagai kelompok, penyuluh pertanian,dan pakar hama. Dia mencontohkan, khusus wilayah Luwu Raya yang meliputiempatkabupatenmulaiLuwu, Lutra,Lutim dan Palopo,pangan lokal yang menjadi bahan makanan andalan masyarakat di daerah ini adalah sagu.“Luwu terkenal dengan makanan khas kapurung dari pemanfaatan sagu sebagai bahan makanan lokal di daerah ini,”katanya. Sementara itu,Bupati Luwu Andi Mudzakkar mengatakan, kebutuhan beras masyarakat Luwu Raya, terutama Luwu mencukupi, karena dalam tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan produksi yang signifikan sehingga tidak di-butuhkan beras impor. ● chaerul baderu |
Sulawesi Selatan tidak
membutuhkan impor beras dari luar karena kekayaan pangan lokal yang
dimiliki sangat melimpah, bahkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
kini menargetkan surplus beras 2 juta ton per tahun sesuai program yang
dicanangkan Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo. Target
ini dapat menghemat sekitar 300 ton beras jika komsumsi beras dapat
diimbangi dengan pangan lokal lainnya. Hal ini dijelaskan Wakil Gubernur
Sulawesi Selatan, H. Agus Arifin Nu’mang, saat menghadiri acara
musyawarah tudang sipulung sektor peralihan 7 kabupaten/kota Sulawesi
Selatan di Belopa, Kabupaten Luwu, Kamis 21 Juni 2012.
Wagub juga menyampaikan, pihaknya
tidak setuju dengan kebijakan pemerintah pusat yang hingga kini masih
mengimpor beras di tengah kebijakan pemberlakuan versifikasi pangan dan
ketahanan pangan di seluruh wilayah tanah air. Sangat aneh jika kita
disuruh versifikasi pangan dan ketahanan pangan, tetapi impor beras
tetap berlangsung. Wagub mencontohkan, khusus wilayah Luwu Raya yang
meliputi empat kabupaten mulai Luwu, Lutra, Lutim dan Palopo, pangan
lokal yang menjadi bahan makanan andalan masyarakat di daerah ini adalah
sagu, dimana Luwu terkenal dengan makanan khas kapurung dari bahan sagu
sebagai makananan lokal.
Sementara itu, Bupati Luwu Andi
Mudzakkar mengatakan, kebutuhan beras masyarakat Luwu Raya, terutama
Luwu sangat mencukupi karena dalam tiga tahun terakhir ini mengalami
peningkatan produksi yang signifikan sehingga tidak dibutuhkan beras
impor.
Kunjungan Wagub Sulsel di Luwu
didampingi sejumlah pejabat Pemrov Sulsel dan perwakilan pejabat
kabupaten di Luwu Raya, diantaranya Kepala Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. Lutfi Halide.
Acara ini dihadiri 1.000 orang peserta dari berbagai kelompok penyuluh
pertanian dan pakar hama.
Ph/Rd ( Jumat, 22/06/2012 )