Senin, 14 Mei 2012![]() | |
MAKASSAR
– Meski terancam tak mendapatkan dukungan dana dari APBN, Pemprov
Sulsel tetap menargetkan untuk melakukan pembebasan lahan proyek kereta
api Makassar-Parepare pada awal tahun depan. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sulsel Masykur Sultan mengatakan, pembebasan tersebut rencananya ditanggung oleh pemerintah daerah masing-masing serta Pemprov Sulsel. ”2013 sudah masuk tahap penyiapan lahannya. Kita juga mendesak Pemerintah Pusat ikut membantu dalam anggaran pembebasan lahan kereta api ini,” ungkapnya kepada SINDO,kemarin. Hingga saat ini, Pemprov Sulsel masih merampungkan studi Detail Engineering Design (DED). Tahapan ini untuk mengatur tentang jalur-jalur yang akan dilalui serta anggaran yang dibutuhkan untuk proyek transportasi kereta api ini. Untuk studi tersebut, pemprov menargetkan seluruhnya agar bisa selesai sebelum akhir tahun ini. Sehingga, tahapantahapan berikutnya bisa berjalan sesuai waktu yang telah ditetapkan. ”Studinya kita forsir dan selesai tahun ini juga. Sampai sekarang kita masih bekerja. Yang jelas, harus selesai tahun ini,”katanya. Sesuai rencana,moda transportasi massal kereta api Makassar- Parepare direncanakan melintasi jalur di pesisir pantai sepanjang 136,3 kilometer (km). Jalur tersebut telah diteliti oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan Pemprov Sulsel sejak beberapa tahun terakhir dan telah dilakukan feasiblity study (FS). Pembuatan jalur kereta api ini akan dimulai dari Pelabuhan Soekarno- Hatta Makassar hingga ke Pelabuhan Parepare. Namun Masykur tak bersedia menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan ini.Pasalnya dia mengkhawatirkan, akan memicu terjadinya spekulan harga tanah. ”Saya belum bisa sebutkan berapa.Yang jelas, kita sudah usulkan ke pusat untuk membantu penganggarannya.Masa di Pulau Jawa pembebasan lahannya dibantu, sementara di Sulsel tidak?,”pungkasnya. ● wahyudi |
Senin, 14 Mei 2012
Penyiapan Lahan KA Dimulai Tahun Depan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Selatan Triwulan I-2012
Senin, 14 Mei 2012
Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I-2012 tumbuh cukup
baik sebesar 6,25% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011
(7,38%), namun lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 6,16%. Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan laporan sedikit
di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar 6,30% (y.o.y). Laju inflasi
tahunan Sulsel pada triwulan I-2012, masih sejalan dengan arah proyeksi
inflasi (3,85%; yoy) yang diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya. Inflasi pada triwulan I-2012 sebesar 4,06% (yoy), lebih
tinggi dari triwulan IV-2011 sebesar 2,88% (yoy) namun lebih rendah
dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 6,33% (yoy). Selanjutnya, inflasi
tahunan Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional
sebesar 3,97% (yoy).
Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan I-2012 masih tumbuh
pada level yang tinggi. Indikator perbankan seperti total aset, kredit
dan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan total aset didorong oleh peningkatan kredit dan DPK.
Kualitas kredit masih terjaga dengan baik, tercermin dari level Non
Performing Loans (NPLs) Bank Umum pada triwulan laporan secara gross
tercatat sebesar 2,82%.
Sementara itu, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net
inflow, dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow)
melebihi aliran uang keluar dari Bank Indonesia (outflow). Di sisi lain,
jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak edar yang telah dibukukan
sebagai PTTB tercatat sebesar Rp0,89 triliun, tercatat menurun
dibandingkan PTTB pada triwulan VI-2011.
Perkembangan uang kartal pada triwulan I–2012 menunjukkan net inflow,
dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow) melebihi
aliran uang keluar dari Bank Indonesia (outflow). Dari sisi transaksi
non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan I-2012
sebesar Rp41,8 triliun atau tumbuh sebesar 40,0% (y.o.y) dibandingkan
triwulan sebelumnya. Pada sisi lain, pertumbuhan kliring pada triwulan
triwulan I-2012 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya,
yaitu dari 14,52% pada triwulan VI-2011.
Pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2011 yang cukup tinggi memberikan
dampak positif pada keuangan daerah, yang tercermin dari meningkatnya
target anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sulsel tahun 2012
dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi
Sulsel sampai dengan triwulan I-2012 menunjukkan perkembangan yang cukup
baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011.
Daya serap perekonomian Sulawesi Selatan hingga Februari 2012 terhadap
angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2012 (64,6%) yang masih cukup
tinggi. Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi
Selatan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,2%, dari 6,7% pada
Februari 2012 menjadi 6,5% pada Februari 2011. Selain itu, pertumbuhan
ekonomi Sulawesi Selatan masih memberikan kontribusi positif pada
tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani
(NTP), yang masih tumbuh positif.
Berdasarkan perkembangan ekonomi daerah Sulawesi Selatan pada tahun 2012
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada triwulan II-2012
perekonomian Sulawesi Selatan diperkirakan masih tumbuh cukup baik. Pada
triwulan II-2012, laju inflasi tahunan diperkirakan akan meningkat
dibandingkan triwulan I-2012. Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan
II-2012 diperkirakan masih tetap tumbuh positif. Intermediasi perbankan
diprediksi masih tumbuh cukup baik sejalan dengan optimisme prospek
perekonomian Sulsel yang cukup baik pada 2012. Selain prospek ekonomi
yang cukup baik, tren penurunan suku bunga meskipun pada level yang
rendah diperkirakan akan mendorong permintaan kredit yang lebih besar.
Langganan:
Postingan (Atom)