Jumat, 16 Maret 2012

Islamisasi ala Raja-raja Sulawesi Selatan

Sabtu, 17 Maret 2012 

Inilah kampung pewaris ''pakaian'' Nabi Ibrahim. Wajahnya, seperti jamaknya kampung lainnya di Kotamadya Ujungpandang, sangat bersahaja. Rumah penduduk baku sosok, tak teratur. Keistimewaan tak membias dari kampung seluas 2x1,5 ha itu. Tapi, siapa menduga jika Paropo --kampung yang kumuh itu-- merupakan satu-satunya kampung yang menyimpan kesenian tradisional Sulsel: Pepe pepea ri Makka yang mengandalkan kekebalan tubuh penari terhadap sengatan api. 

Mengapa hanya di Paropo? Untuk mengail jawabannya, bukan pekerjaan gampang. Seperti tariannya yang mistis, riwayat tarian ini pun diselimuti misteri --tak ada bukti tertulis yang menyebut ikhwal kehadirannya. Jafar maupun Arsyad hanya menyebut, tarian itu diwariskan dari nenek moyang mereka sejak Islamisasi di Kerajaan Gowa. 
Bila Islamisasi Kerajaan owa yang menjadi acuan, seperti yang disebut-sebut pewarisnya kini, berarti tarian tersebut diciptakan di atas tahun 1605. Ini lantaran Islamisasi Kerajaan Gowa bermula dari Manrabbia yang meneguhkan dirinya memeluk Islam, Jumat 20 September 1605. Ia menerima Islam dari Dato ri Bandang, ulama Minang yang mengembangkan syiar Islam ke sana. 

Pengislaman itu, seperti tari Pepe, diwarnai kekebalan. Alkisah, Raja Gowa I Manga'rangi menuntut Dato ri Bandang menunjukkan kedahsyatan agama Islam. Ulama Minangkabau ini pun menusukkan badik ke lengannya. Ajaib, darah tak mengucur. ''Kisah pengislaman raja-raja di Sulsel memang diwarnai kesaktian dan supranatural,'' ujar Dr Abu Hamid, dosen Antropologi Unhas.

Agaknya beralasan jika tari Pepe merupakan produk budaya di masa Islamisasi kerajaan-kerajaan di Sulsel. Disebut-sebut merupakan media dakwah yang digunakan Lomo ri Antang bersama adik kandung Dato ri Bandang --yaitu Dato ri Pa'ggentungang-- tarian ini, memang memiliki bau Islam yang menyengat. 

Contohnya, seperti yang dikenang Arsyad semasa bocah. Penghuni Kampung Paropo selalu menarikannya di saat menjelang lebaran. Mengutip kisah leluhurnya, Arsyad menyebutkan, ketika ramadhan hampir usai, umat Islam di sana bergembira. Cermin kegembiraannya, mereka pun memasang obor di halaman rumah. Di saat seperti itu, penduduk turun ke halaman. Kegembiraan yang meluap membikin mereka memainkan api obor. ''Mungkin dari situ tercipta tari Pepe,'' Arsyad mencoba menebak ikhwal kelahirannya. 

Dari keriaan di halaman ini, tarian itu terus berkembang. Dari buyut Arsyad turun ke kakeknya. Kemudian, kekeknya mewariskan kepada orangtuanya. Kini Arsyad dan handai taulan sebayanya, giat melatih 14 pemuda --terdiri dari anak dan keponakan-- untuk mewariskan tarian tersebut. Kendati hidup di alam modern, para pemuda yang tak tersentuh pendidikan tinggi itu, tak menampik warisan leluhurnya. ''Mereka justru kini lebih kuat dan tahan lama dipanggang,'' Arsyad bangga tarian itu tak lekang dimakan jaman. 

Paropo 

Lalu, mengapa ''pakaian'' Nabi Ibrahim itu hanya dimiliki penduduk Paropo? Agaknya, ini karena kekukuhan Arsyad dan generasi sebayanya, memenuhi pesan tetua. Pesan itu melarang pewarisan tarian ini kepada penduduk di luar Paropo yang hingga kini dihuni 800 kepala keluarga yang masih memiliki pertalian keluarga. Penyebabnya, jika tarian ini diajarkan kepada orang lain, niscaya ''kunci''-nya jatuh kepada orang yang tak semestinya memiliki. Dengan demikian, mereka yang usil mudah ''memasuki'' dan mengganggu para penari saat meragakan kekebalan. ''Ini membikin kami merasa aman, karena tak ada orang yang bisa mengganggu kami dengan melaga ilmu saat tarian berlangsung,'' kisah Jafar. 

Tapi benarkah penduduk Paropo itu pewaris ''pakaian'' Nabi Ibrahim? Abu Hamid, dosen Antropologi Unhas, menilai mereka ''mengenakan baju Islam serta mencampuradukkan doanya, tetapi berjiwa kepercayaan lama.'' Masalahnya, menurutnya, tak sedikit umat Islam di Makassar --terutama dari kelompok sosial jelata-- menganut aliran tarekat yang ditabiri nuansa mistis. ''Contohnya, lihat Haji Bawakaraeng.'' (kepercayaan segelintir penduduk di sana bahwa dengan mendaki puncak Gunung Bawakaraeng di Malino berarti telah menunaikan ibadah haji --red). 

Kelompok tarekat ini, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukannya, masih memadukan unsur magis dari masa animisme dengan Islam. ''Islam menjadi baju, sedangkan esensi magisnya dari kepercayaan lama,'' jelasnya. Tetapi, begitulah yang terjadi di mana-mana. Budaya lama atau asli lokal, bertemu dan bercampur dengan budaya baru. Kemudian muncullah budaya ''mestizo'' yang kemudian diserap dan dijiwai sebagai bagian dari identitas kelompok yang baru. 
Read More >>

VISIT SOUTH SULAWESI 2012 - Sail Takabonerate Jadi Event Penutup

Jumat, 16 Maret 2012

 
Tahun ini,citra kepariwisataan Sulsel menjadi pertaruhan, baik di mata nasional maupun internasional.Sejak 2010, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mencanangkan 2012 sebagai puncak tahun kunjungan wisata yang dikemas dalam Visit South Sulawesi.


Dalam dua tahun terakhir, beragam eventpariwisata digelar di sejumlah destinasi wisata,seperti Tana Toraja, Makassar,Selayar.Di Kota Makassar,beragam event pariwisata telah digelar, seperti Visit Makassar. Sementara di Toraja, Pemprov Sulsel menggelar Lovely December.Kemudian di Kabupaten Kepulauan Selayar digelar Takabonerate Expedition Island.

Pada tahun ini,dua event terakhir akan dijadikan sajian pamungkas kepada wisatawan asing sekaligus menutup Visit South Sulawesi 2012. Sail Takabonerate direncanakan akan dimulai 16-18 November 2012,dengan mengadakan pelayaran maritim dari Bali, Takabonerate,dan Kepulauan Spermonde.Pada event tahunan tersebut,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel juga telah memastikan sejumlah kapal laut dari Darwin,Australia, akan berlayar ke Takabonerate.

Sekretaris Disbudpar Sulsel Jualianus Batara mengungkapkan, penyelenggaraan Sail Takabonerate tersebut ditanggung sepenuhnya Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. “Kami hanya diminta menyiapkan perahu untuk memuat beberapa orang yang menepi di beberapa destinasi pariwisata Sulsel,” papar dia kepada wartawan, kemarin.

Beberapa lokasi yang akan didarati wisatawan asing tersebut,di antaranya Makassar, Jeneponto,Takalar, Bantaeng,Bulukumba, Kabupaten Kepulauan Selayar. “Seluruh anggaran event ini dilaksanakan Pemerintah Pusat. Daerah hanya diminta menyiapkan dana pendampingan.Kami juga telah koordinasi dengan kabupaten/kota yang dilibatkan dalam pelayaran ini,” ujar Jualianus Batara.

Di sisi lain,kegiatan rangkaian Lovely December akan dimulai 1–8 Desember 2012,di antaranya International Rafting Open Sungai Saddang-Rantepao serta eventTour de Toraja,Tana Toraja,serta Toraja Utara. Kendati demikian, beberapa event pariwisata di kabupaten/kota lainnya tetap menjadi jualan Pemprov Sulsel untuk menyemarakkan eventkunjungan wisata Sulsel pada 2012 ini.

Sepanjang tahun ini,terdapat 62 pariwisata di seluruh kabupaten/kota dalam rangka menyambut Visit Sulsel 2012. “Dengan kegiatan ini,kami yakin mampu meraih target untuk mendatangkan wisatawan asing sebanyak 100.000 orang dan 4,5 juta wisatawan domestik hingga akhir 2012 nanti,”papar dia.

Awal 2012,Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo telah mewanti-wanti seluruh bupati dan wali kota di Sulsel untuk memperbaiki destinasi pariwisata dalam rangka menyambut Visit Sulsel 2012 tahun ini. Menurut dia,seluruh pihak terkait harus ikut berperan menghadirkan sebuah destinasi wisata dalam usaha menggaet wisatawan mancanegara untuk mau berwisata ke Sulsel.

“Harapan saya,destinasi (pariwisata) harus diperbaiki, disiapkan,dan memang bupati/wali kota di Sulsel harus ikut terlibat semuanya. Ini semua untuk kita,” pungkasnya.

Read More >>

Muallim Paparkan Prestasi Sulsel: Pemprov Banten Timba Ilmu

JUMAT, 16-03-2012

Pemprov Banten Timba Ilmu
MAKASSAR, -- Sejumlah prestasi yang dihasilkan Sulsel selama kepemimpinan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menjadi daya tarik bagi Pemprov Banten datang ke Sulsel.

Sebanyak 40 orang rombongan Pemprov Banten dipimpin Sekprov Banten, Ir H Muhadi MSp menyimak dengan jelas paparan Sekprov Sulsel, HA Muallim mengenai sejumlah inovasi Sulsel yang membuahkan prestasi.
Mulai dari peningkatan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), serta inovasi di sejumlah program unggulan seperti pertanian dan peternakan, serta program pembangunan lain yang tengah digarap Sulsel hingga salah satunya membuahkan keberhasilan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan yaitu diatas 8%.
Di sektor pertanian jelas Muallim, Sulsel mampu mempertahankan surplus berasnya. Pada tahun 2011 dapat melampaui surplus 2 juta ton sebesar 2,90 juta ton beras. Untuk jagung, 2011 Sulsel mampu menghasilkan 1,41 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 1,34 juta ton. Peningkatan juga dialami oleh komoditas lainnya seperti kakao serta komoditi lain dari sejumlah sektor seperti peternakan yang mampu menghasilkan sapi sebanyak 1.017 ekor tahun 2011 lalu.
Di kesempatan tersebut, Muallim juga menegaskan, ke depan Sulsel berharap akan menjadi pusat pertumbuhan pembangunan di luar Pulau Jawa, pusat distribusi pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan di luar Pulau Jawa.
Selain itu, menjadi daerah dengan akselerasi agro industri dan agribisnis, serta daerah pengembangan industri manufaktur dan pertambangan.
Dikemukakannya, Sulsel juga menargetkan menjadi daerah yang memiliki jaminan ketersediaan listrik dan interkoneksi perhubungan darat, laut dan udara.
Salah satu upaya Sulsel untuk menjadi pusat pelayanan dan pertumbuhan di luar Jawa adalah tengah dibangunnya Center Of Indonesia (COI).
"Dengan COI ini, Sulsel ingin membangun peradaban di sulsel. Salah satunya pembangunan istana negara di Sulsel. Tak hanya itu, melalui Bandara Hasanuddin, lalu lintas penerbangan hingga menjacapi 200 flight perhari.
Sulsel mampu mewujudkan apa yang diprediksikan baru akan terjadi beberapa tahun ke depan," ujar Muallim, sembari memaparkan sejumlah fasilitas yang dipersiapkan Sulsel untuk menjadi pusat pembangunan di luar Jawa.
Dalam kunjungannya ke Sulsel, rombongan Banten juga mengunjungi sejumlah SKPD untuk menimba ilmu 'keberhasilan', khususnya bagi program unggulan Sulsel.
Diantaranya Dinas Pertanian, Dishubkominfo, Dinas Peternakan, serta Dispenda yang menciptakan perda untuk sumbangan pihak ketiga bagi BUMN dan mampu memberikan kontribusi sekira Rp1,8 miliar bagi PAD Sulsel. 

Read More >>

Gubernur Sulsel Meresmikan Pengoperasian Taksi Putera Makassar

Gubernur Sulsel, H. Syahrul Yasin Limpo saat meresmikan pengoperasian 50 unit Taksi Putera Makassar Kia New Rio tahap V, di kantor PT. Putra Nusantara, Jl Tala’salapang, Kamis, 15 Maret 2012 menegaskan bahwa manusia sukses adalah orang yang dapat berterima kasih dan bersyukur. Kesuksesan terlihat pada pencapaian kinerja pemerintahan yang membaik. Hal tersebut dapat dilihat pada tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi yang mencapai angka 8,64 persen, tabungan rakyat di Bank yang mencapai Rp 37 triliun, arus penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang kian meningkat. Bahkan, hingga daftar tunggu Calon Jemaah Haji (CJH) yang mencapai 98,732 orang per Februari 2012. Ini semua dapat dicapai karena Sulsel merupakan salah satu provinsi terbaik di Indonesia.
Direktur Utama PT. Putra Transport Nusantara, Muhba Kahar Muang mengatakan Syahrul Yasin Limpo selaku Gubernur Sulsel merupakan pejabat pemerintahan yang konsisten dan peduli terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain itu Muhba juga menerapkan sistem owner operator dalam pengelolaan managemen PT. Putra Transport dimana pengemudi juga menjadi pemilik. Sistem ini terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bahkan diterapkan dalam berbagai bidang, mulai koperasi, BUMD sampai Perseroan Terbatas.
Muhba menambahkan ada 3 tahapan yang diterapkan dalam sistem ini yaitu, pada saat pegemudi masih proses kredit, masa pelunasan dan masa penghitaman yang nantinya mobil akan menjadi milik pribadi pengemudi.
Sementara itu, ketua panitia yang juga asisten manager umum dan keuangan PT. Putra Transport Nusantara, Muhammad Faisal menuturkan saat ini taksi Putra yang beroperasi dalam wilayah Mamminasata sebanyak 365 unit. Sebanyak 113 unit dalam proses lunas, 85 unit telah berplat hitam dan diberikan kepada pengemudi.

Read More >>

Gubernur Sulsel Menghadiri Zikir dan Doa, 82 Tahun Andi Sose

Ratusan Jemaah dan siswa pesantren ikut hadir dalam acara Zikir dan Doa pada perayaan ulang tahun H. Andi Sose ke 82 di Mesjid Agung 45 Makassar, Kamis, 16 Maret 2012. Mereka melantunkan zikir dan doa untuk kesuksesan dan kesehatan Andi Sose yang dipimpin Imam Besar Masjid Istana Negara, KH. Drs. Ali Sibromali, MA.
Selain jemaah majelis taklim, zikir dan doa juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo dan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, Bupati Enrekang, H. La Tinro La Tunrung, pejabat Pemprov Sulsel dan Direktur Pemasaran Harian Fajar, Sahel Abdullah.
Dalam sambutannya Syahrul menyebutkan dirinya juga merupakan bagian dari keluarga besar H. Andi Sose karena anak-anak tokoh asal Massenrempulu sering bergaul dengan dirinya pada masanya  dan bercerita bagaimana perjalanan Andi Sose sebagai salah satu tokoh Sulawesi Selatan yang merupakan figur yang patut dicontoh keteladanannya oleh masyarakat, utamanya generasi muda.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Enrekang, H. La Tinro La Tunrung yang mengungkapkan kiprah Andi Sose sebagai tokoh nasional tidak perlu diragukan. Meski tidak muda lagi tetapi tidak membatasi diri untuk terus berkarya memikirkan masyarakat. Belum lama ini Andi Sose meraih dua gelar Doktor Honoris Causa, masing-masing dari Queensland Australia dan Rusian State University Rusia sebagai tokoh yang peduli terhadap dunia pendidikan keagamaan.

Read More >>