Selasa, 13 Maret 2012
Sejak
diberlakukannya Program Pelayanan Kesehatan Gratis di Sulawesi Selatan
pada tanggal 1 Juli 2008, animo masyarakat yang mengunjungi
fasilitas/sarana kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit serta Balai
Pelayanan Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan semakin
meningkat dan masyarakat telah merasakan manfaat dengan adanya Program
tersebut. Hal ini sesuai dengan tujuan utama program tersebut yaitu
selain meningkatnya akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan juga
manfaat yang diperoleh bahwa masyarakat dapat lebih dini menemu-kenali
penyakit yang dideritanya.
Beberapa hal yang dapat disampaikan terkait perkembangan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Gratis, sebagai berikut :
A. KepesertaanPerkembangan jumlah kepesertaan yang dilayani dengan Program Kesehatan Gratis yaitu : • Tahun 2008, 2.336.875 jiwa • Tahun 2009, 4.472.546 jiwa • Tahun 2010, 4.576.525 jiwa • Tahun 2011, 4.742.757 jiwa • Tahun 2012, 4.696.903 jiwa Tahun 2009 telah diadakan/didistribusi Kartu Kesehatan Gratis sebanyak 1.100.000 lembar dan tahun 2010 diadakan/distribusi sebanyak 1.000.000 lembar (proses pengadaan triwulan II) B. Pelayanan Kesehatan Angka kunjungan/cakupan pelayanan kesehatan gratis di Provinsi Sulawesi Selatan selama tahun 2009, sbb : • Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) = 4.139.570 kunjungan • Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) = 56.532 kunjungan • Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) = 349.921 kunjungan • Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) = 92.532 kunjungan • Jumlah pasien yang dirujuk = 7.883 pasien Masyarakat Pengguna Pelayanan Kesehatan Gratis C. Pembiayaan Alokasi anggaran untuk Program Kesehatan Gratis mengalami peningkatan selama proses pelaksanaannya : • Tahun 2008, Rp. 81.794.451.410,- • Tahun 2009, Rp. 93.511.897.034,- • Tahun 2010, Rp. 103.432.900.476,- • Tahun 2011, Rp. 174.827.469.170,- • Tahun 2012, Rp. 187.545.859.092,- D. Legalitas aspek/payung hukum • Pergub No. 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Kesehatan Gratis serta Petunjuk Teknis • Pergub No. 15 Tahun 2008 tentang Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit serta Petunjuk Teknis • PERDA No. 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gratis di Provinsi Sulawesi Selatan. Indikator Keberhasilan Program Pelayanan Kesehatan Gratis : 1. Meningkatnya Akses masyarakat untuk datang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas makin meningkat, dimana terlihat peningkatan kunjungan pasien yang datang berobat di Puskesmas setiap harinya menjadi rata-rata 100 orang, yang biasanya hanya berkisar 60 orang setiap hari, artinya ada peningkatan masyarakat yang memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas menjadi 40 % 2. Masyarakat miskin yang tidak masuk Quota program Jamkesmas, yang biasanya berpikir datang ke Puskesmas dan Rumah Sakit, karena factor pembiayaan, maka dengan adanya Program Pelayanan Kesehatan Gratis selama ini Jumlah Kunjungan dan Rujukan ke Rumah Sakit juga meningkat dari 20 orang dirujuk meningkat menjadi 40 orang perhari (100% ) 3. Dengan adanya Sistem Rujukan yang berjenjang, Rumah Sakit tidak lagi terjadi penumpukan pasien sehingga meningkatkan mutu pelayanan. 4. Dengan system Regionalisasi Rumah Sakit untuk mendekatkan akses daerah terpencil, dan perbatasan sehingga, masyarakat mendapat pelayanan kesehatan murah, aman, dan cepat namun berkualitas. 5. Meningkatnya kunjungan Ibu Hamil, yang datang ke Puskesmas atau Bidan Desa untuk memeriksakan kehamilannya. Yang biasanya yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas hanya 10 orang, namun dengan adanya Program Pelayanan Kesehatan Gratis meningkat sampai 20 orang setiap minggu, artinya ada peningkatan 100%. |
Selasa, 13 Maret 2012
CAPAIAN KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN GRATIS PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2011/2012
Sulsel Wacanakan Subsidi untuk Rakyat

Syahrul Yasin Limpo
Wacana pemberian subsidi ini dilontarkan gubernur saat dicegat wartawan sebelum meninggalkan kantor gubernur, Senin, 12 Maret, siang kemarin. Menurut Syahrul, saat ini, ia sedang memikirkan solusi atas kemungkinan kenaikan harga BBM.
"Saya lagi pikirkan. Bagaimana dan dari mana yang saya harus (ambil). Saya harus jaga saya punya rakyat selama satu dua bulan, tidak bersoal. Ada kenaikan (BBM) tapi rakyat Sulsel tidak bersoal. Kalau perlu pemda keluarkan uang," kata Syahrul.
Terkait kenaikan BBM ini, Syahrul juga berharap Pertamina bisa menjaga stok BBM. "Saya minta Pertamina, suplai harus tersedia. Bukan kenaikan BBM yang paling penting," katanya.
Kedua menurut Syahrul, pihaknya akan melakukan upaya preventif agar tidak terjadi kelangkaan. "Kita akan berupaya secara preventif menjaga agar tidak terjadi penimbunan. Ketiga, saya pusing pikirkan bagaimana mengendalikan dampak. Salah satunya, bagaimana agar nelayan tetap bisa melaut untuk tangkap ikan. Itu yang ada di pikiran saya," katanya.
Makanya, menurut dia, dia akan segera melakukan pertemuan dengan jajaran terkait. "Segera kita akan rapatkan membangun policy untuk itu. Bagaimana agar orang ke kantor atau ke sekolah tidak bersoal oleh persoalan tarif. Memang pekerjaan saya berat," ujar Syahrul.
Ditanya kemungkinan adanya penyesuaian anggaran sebagai dampak kenaikan harga, Syahrul mengatakan, itu pasti. "Perlu, harus ada penyesuaian-penyesuaian. Kasih saya waktu satu minggu ini bagaimana caranya naik tapi tidak bersoal. Saya tidak melihat hanya dengan BLT dan macam-macam itu bisa menyelesaikan persoalan. Apalagi nanti pas ada BLT naik tiba-tiba jumlah orang miskin padahal harusnya kita bisa kendalikan," tegasnya.
Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120312202520-sulsel-wacanakan-subsidi-untuk-rakyat
Populasi Ternak Sulsel Ditarget Satu Juta Ekor
Selasa, 13 Maret 2012
Makassar
- Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian menargetkan
populasi ternak Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai satu juta
delapan puluh ribu ekor pada 2012.
"Kita ditargetkan untuk sapi maupun kerbau hingga satu juta delapan puluh ribu ekor," Kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulsel Murtala Ali di Makassar, Selasa.
Ia optimistis target tersebut dapat tercapai sebelum akhir 2012 karena hingga Februari 2012 populasi sapi dan kerbau Sulsel telah mencapai satu juta 21 ribu ekor.
Tahun ini, Provinsi Sulsel memperoleh alokasi anggaran dalam APBN senilai Rp30 miliar untuk mendukung program swasembada daging nasional.
Anggaran tersebut, jelasnya, akan disalurkan langsung melalui ke rekening kelompok peternak di kabupaten dan pemanfaatannya diawasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan.
Selain peningkatan populasi, anggaran akan dimanfaatkan untuk produksi pakan, pengendalian dan penanggulangan penyakit serta pemberian pelatihan kepada kelompok ternak.
"Program ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap daging import," ujarnya.
"Kita ditargetkan untuk sapi maupun kerbau hingga satu juta delapan puluh ribu ekor," Kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Sulsel Murtala Ali di Makassar, Selasa.
Ia optimistis target tersebut dapat tercapai sebelum akhir 2012 karena hingga Februari 2012 populasi sapi dan kerbau Sulsel telah mencapai satu juta 21 ribu ekor.
Tahun ini, Provinsi Sulsel memperoleh alokasi anggaran dalam APBN senilai Rp30 miliar untuk mendukung program swasembada daging nasional.
Anggaran tersebut, jelasnya, akan disalurkan langsung melalui ke rekening kelompok peternak di kabupaten dan pemanfaatannya diawasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan.
Selain peningkatan populasi, anggaran akan dimanfaatkan untuk produksi pakan, pengendalian dan penanggulangan penyakit serta pemberian pelatihan kepada kelompok ternak.
"Program ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap daging import," ujarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)