Sabtu, 12 Mei 2012

Pemprov Godok MoU Kompensasi Hotel Aryadutha


SABTU, 12 MAY 2012

Terkait Rencana Pembangunan Hotel Syariah
 MAKASSAR, – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel masih terus menggodok memorandum of understanding (MoU) dengan PT Lippo terkait rencana pembangunan hotel di salah satu lahan milik pemprov di Jalan Masjid Raya, Makassar. MoU tersebut digagas sebagai kompensasi pelepasan saham Pemprov Sulsel di Hotel Aryadutha Makassar. 
Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Muallim, menjelaskan, mengaku, MoU tersebut sejauh ini masih sementara dalam penggodokan di Biro Ekonomi Pemprov Sulsel.
 
“Setelah itu, baru kita tandatangani MoU itu, kemudian MoU itu akan saya bawa ke DPRD. Apakah DPRD sekedar tahu ataukah mau memberikan persetujuan. Ini terserah DPRD. Insya Allah dalam waktu dekat, MoU ini sementara digodok di Biro Ekonomi,” jelas Muallim, di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat, 11 Mei.
 
Dia mengatakan, pihaknya mengaku telah mendapat laporan dari biro ekonomi bahwa pembangunan hotel hasil kompensasi itu sudah siap jalan, apalagi diakuinya, dari laporan yang ada, pihak DPRD juga sudah menyetujui. “Masih seperti itu, ini siap berjalan. DPRD juga sudah oke,” katanya.
 
Diketahui, pembangunan juga sudah mendapat persetujuan dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. 
 
Sebelumnya, Kepala Biro Ekonomi Sulsel, Muhammad Firda, menjelaskan, lahan yang telah disiapkan sekitar tiga hektare tersebut, dinilai cukup untuk membangun hotel berbintang tiga berlantai empat serta memiliki 100 kamar.
 
“Kita akan rancang hotel ini menjadi hotel syariah, karena berada di sekitar Masjid Al Markaz Al Islami. Ini semua sudah kita laporkan ke Pak Gubernur, beliau menyetujuinya,” jelas Firda kepada wartawan.
 
Jika berdasarkan ke­sepakatan dengan PT Lippo Karawaci Group sebagai pengelola Hotel Aryaduta, lanjut Firda, maka seluruh bangunan hotel ini nantinya akan ditanggung oleh pihak Lippo Karawaci. Sementara Pemprov sendiri hanya akan menyiapkan lahan untuk itu.
 
“Jadi, setelah hotel ini selesai dibangun, 100 per­sen menjadi milik pemprov. Ini kan sebagai kompensasi dari pelepasan saham kita di Imperial (Aryaduta),” jelasnya.
 
Ia menambahkan, sejak Hotel Aryaduta dikelola Lippo Karawaci Group, hotel tersebut dinilai sudah tidak lagi memberikan kontribusi berupa deviden, terutama selama beberapa tahun ter­akhir ini. Persentase kepemilikan saham pemprov di hotel itu hanya sebesar 0,08 persen atau 13.568.506 lembar saham.
 
Dalam kondisi seperti itu, maka saham pemprov di Aryaduta ditaksir merosot menjadi 0,08 persen atau sekitar Rp8,7 miliar. Penurunan tersebut bahkan di­sebut merosot tajam dari saham awal yang mencapai 30 persen.
 
Dia juga mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu kesepahaman melalui MoU antara pemprov dengan pihak Lippo Karawaci.  (eky/ism)
Read More >>

Syahrul Yasin Limpo: Islam Agama yang Penuh Rahmat


 Sabtu, 12 Mei 2012


Syahrul Yasin Limpo: Islam Agama yang Penuh Rahmat

SYL (kiri) dan Sutiyoso (kanan) sesaat sebelum Muspimprov PKPI dimulai 

MAKASSAR - Gubernur Sulsel  Syahrul Yasin Limpo, menghadiri Seminar Nasional dan Launching Buku Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah (ICATT) 2012 berjudul Konstruksi Islam Moderat.
Acara yang dihadiri ratusan mahasiswa dan cendekiawan muslim itu dilaksanakan di Gedung Islamic Center, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar, Sabtu (12/5).
Syahrul mengatakan, buku Konstruksi Islam Moderat menggambarkan upaya pembumian Islam sebagai agama yang penuh rahmat. Membangun pemikiran dengan pendekatan keilmuan, mengkaji seperti apa Islam dalam kehidupan sehari-hari.
"Islam adalah agama yang penuh rahmat," kata Syahrul.Mantan Bupati Gowa dua periode itu, mengaku selalu tertarik dengan buku. Apa yang menjadi referensi di masa lalu, persoalan yang dihadapi saat ini, dan bagaimana mensolusi masalah-masalah yang ada.
"Indonesia dengan berbagai persoalan yang cukup kompleks, membutuhkan pendekatan keilmuan Islam untuk mensolusi," ujarnya.
Read More >>