Selasa, 07 Agustus 2012

ITK Sulsel di Atas ITK Nasional


SELASA, 07 AGUSTUS 2012 

Perekonomian Triwulan Kedua Naik 6,68 Persen
 MAKASSAR,  - Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Sulsel di triwulan kedua tahun 2012 ini menempati posisi delapan besar di Indonesia. ITK Sulsel senilai 109,72 masih berada di atas ITK Indonesia dengan nilai rata-rata sebesar 108,77 persen.
Bahkan secara umum nilai ITK dan tingkat optimisme di Sulsel masih relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya oleh karena adanya peningkatan nilai pendapatan rumah tangga.
Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menjelakkan, kondisi ekonomi triwulan kedua tahun 2012, khususnya konsumsi makanan masyarakat Sulsel relatif sama dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Hanya saja konsumsi makanan untuk konsumsi susu sedikit mengalami penurunan. Sedangkan jenis non makanan yang mengalami penurunan adalah koran dan televisi.
Sementara perkiraan ekonomi konsumen triwulan ketiga untuk tahun 2012, diperkirakan membaik dan mengalami peningkatan sebesar 112,97 persen.
Sebab sesuai gambaran provinsi di Sulawei, prediksi ITK pada semua provinsi secara umum diindikasi ada kenaikan diban­ding triwulan saat ini, karena adanya momen bulan suci ramadan dan Idul Fitri 1433 Hijriah pada triwulan ketiga di tahun 2012.
Sementara itu, terkait kinerja perekonomian Sulsel triwulan kedua tahun 2012 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp39.994,28 miliar, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp15.117,11 miliar.
Itu terkait dengan meningkatnya pertumbuhan yang terjadi disemua sektor ekonomi, dan pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pertambangan sebesar 13,18 persen.
Bila hal ini dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2011, di triwulan kedua tahub 2012 Provinsi Sulsel mengalami pertumbuhan se­besar 8,45 persen dengan pertumbuhan tertinggi di sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 21,94 persen.
Provinsi Sulsel di triwulan kedua tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp39.994,28 miliar atas dasar harga dibandingkan triwulan kedua tahun 2011 lalu.
Lalu sumber pertumbuh­an ekonomi terbesar di Sulsel datang dari sektor pertanian sebesar 2,01 persen, sedangkan sumber pertumbuhan ekonomi dari industri peng­olahan sebesar 2,28 persen.
Olehnya itu, ditinjau dari sisi penggunaan dan pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan kedua 2012 dibanding tahun dan triwulan yang sama di dorong oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) masih ditopang oleh pertumbuhan PMTB sebesar 23,62 persen, konsumsi pemerintah sebesar 10,11 persen, pengeluaran komsumsi rumah tangga sebesar 7,48 persen dan konsumsi nirlaba sebesar 7,96 persen.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis BPS Provinsi Sulsel, Khaerul Agus, kepada Cakrawala diruang press room kantor BPS, Jalan Haji Bau, Senin, 6 Agustus, mengatakan, perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan keempat tahun 2012 menjelang Pilgub Sulsel 2013 mendatang akan meng­alami peningkatan, khusus­nya di sektor industri dan jasa.
“Pastinya industri percetakan jelang Pilgub Sulsel akan meningkat, dan hal yang sama juga terjadi pada usaha hotel dan restoran yang umumnya banyak digunakan,” tutur Khoirul. (ran/mri/ute)
Read More >>

SBY Tunjuk SYL Tangani Surplus Beras Nasional


Selasa, 7 Agustus, 2012
Makassar,  -- Setelah sukses mencapai produksi 2 juta ton overstock beras di Sulsel setiap tahunnya sejak 2008, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) langsung mendapat kepercayaan penuh dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membantu persoalan pangan nasional.

Presiden SBY meminta agar Gubernur Syahrul menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mencapai target overstock atau surplus  10 juta ton beras untuk tingkat nasional. Jika Sulsel mampu 2 juta ton overstock beras per tahun, maka SYL dibebankan harus ikut memikirkan langkah strategis apa yang harus ditempuh secara nasional untuk mencapai target tersebut.

"Karena di Sulsel berhasil mencapai overstock 2 juta ton beras setiap tahunnya, maka pak SBY memerintahkan saya untuk menyiapkan konsepsi bagaimana mencapai overstock beras 10 juta ton secara nasional. Itulah hasil dari rapat kabinet terbatas kemarin saya ikuti," ujar Syahrul, Selasa (7/8/2012).

Syahrul memang diundang (6/8) oleh Presiden SBY untuk ikut Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin langsung SBY di Auditorium Gedung F Kantor Kementrian Pertanian, Jalan Harsono RM No 3, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta.

"Kehadiran saya sebagai pendamping tetap Presiden di Sidang Kabinet Terbatas," tambah Syahrul.(*)


Sumber: http://makassar.tribunnews.com/mobile/index.php/2012/08/07/sby-tunjuk-syl-tangani-surplus-beras-nasional
Read More >>

Daya Beli Warga Sulsel Membaik


Selasa, 07 Agustus 2012
MAKASSAR– Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulsel pada triwulan II/2012 membaik jika dibandingkan triwulan I. Di mana ITK Sulsel tercatat 109,72 naik dari triwulan sebelumnya 107,01.

 ”Itu artinya konsumen di Sulsel dalam memandang tingkat kestabilan ekonomi lebih baik jika dibandingkan triwulan sebelumnya,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono di kantornya, kemarin. Bambang menilai, membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga, tidak adanya pengaruh inflasi pada konsumsi makanan.

Walaupun konsumsi makanan dan non makanan sedikit mengalami penurunan walau tidak terlalu signifikan. “Konsumsi makanan masyarakat Sulsel relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Konsumsi makanan yang mengalami penurunan hanya pada konsumsi susu, sedangkan non makanan ada pada koran dan rekreasi,”kata Bambang.

BPS memprediksi pada triwulan III diperkirakan ITK mencapai 112,97. Ini berarti kondisi ekonomi konsumen tetap lebih baik.“Kecenderungan naiknya ITK ini disebabkan adanya bulan Ramadan dan Idul Fitri di triwulan III,”tuturnya. Dari seluruh provinsi di Sulawesi, Sulsel berada pada urutan kedua pertumbuhan ITK tertinggi setelah Sulawesi Tenggara sebesar 110,47.

Namun pertumbuhan ITK Sulsel masih jauh lebih besar dari pertumbuhan ITK nasional yang hanya 108,77. Sementara untuk perkiraan ITK di triwulan III mendatang, Sulsel memimpin disusul Sulawesi Utara, dan provinsi terendah di Sulawesi adalah Sulbar dengan prediksi 110,10,disusul prediksi pertumbuhan ITK secara nasional 110,96. Untuk prediksi pendapatan rumah tangga di triwulan III mencapai 115,07.

Bambang juga melihat adanya rencana pembelian barang-barang tahan lama seperti televisi, VCD/DVD player dan lain-lainnya akan ikut tumbuh menjadi 109,01. Sehingga ITK di triwulan III tercatat 112,97.

”Survei Tendensi Konsumen (STK) yang kami kumpulkan bersamaan dengan Sakernas, dan khusus di Sulsel rumah tangga yang didatangi 36% merupakan tamatan SLTA,dan 15% sarjana,”kata Bambang. rahmat hardiansya

Read More >>

Syahrul Diminta Siapkan Konsep Overstok Pangan


Selasa, 07 Agustus 2012
JAKARTA – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo diminta khusus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyiapkan langkah strategis untuk mencapai target overstok pangan 10 juta ton sekaligus untuk mengamankan cadangan pangan nasional. 

Tugas tersebut dibebankan menyusul kemampuan Sulsel mencapai overstok beras dua juta ton dan jagung 1,5 juta ton. Perintah tersebut disampaikan langsung Presiden dalam sidang kabinet terbatas di Auditorium Gedung F Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin. ”Tadi rapatnya membahas masalah pertanian khususnya kesiapan nasional mencapai overstok pangan. Kita targetkan bisa mencapai 10 juta ton untuk mengamankan cadangan pangan nasional,” jelasnya usai mengikuti rapat kabinet, kemarin.

Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini mengatakan,Presiden SBY meminta untuk menyusun konsep dan langkahlangkah strategis yang akan dilakukan untuk mencapai target 10 juta ton pangan tersebut. Selain di bidang pangan,Presiden SBY juga meminta Syahrul menyiapkan langkah untuk menggenjot produksi sapi. Pasalnya, Sulsel dinilai berhasil sehingga bisa mencapai stok satu juta ekor sapi.

”Berdasarkan pengalaman di Sulsel itulah, saya diminta membuat rujukan, apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mem-back up secara nasional,”jelasnya. Syahrul mengungkapkan, dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai pemanfaatan lahan telantar.Menurutnya, jika lahan-lahan di sejumlah provinsi di Indonesia mampu dimaksimalkan, overstock pangan bisa tercapai dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Agus sumantri mengatakan, kehadiran gubernur dalam rapat tersebut selain karena kompetensi,jugamenun-jukkan perhatian Pemerintah Pusat.

”Bukan hanya sebagai Ketua APPSI,tetapi pemikiran Syahrul Yasin Limpo sangat diharapkan bersama menteri Kabinet Indonesia Bersatu II untuk merumuskan dan menyusun kebijakan pemerintah,” terangnya. ● abriandi

Read More >>

Perekonomian Sulsel Tumbuh 8%


Selasa, 07 Agustus 2012

MAKASSAR – Pertumbuhan ekonomi Sulsel secara kumulatif pada semester I 2012 mencapai 8,19% dibanding semester II 2011 lalu diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB).

Pencapaian tersebut ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi Makassar yang mencapai 9,14% pada 2011. “Pencapaian ini melebihi pertumbuhan rata-rata perekonomian nasional.Kami perkirakan hingga akhir tahun, pertumbuhan ekonomi Sulsel bisa mencapai 7,65% sampai 8%,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono,kemarin.

Pertumbuhan terjadi hampir pada semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi dihasilkan pada sektor pertambangan dan sektor listrik, gas,dan air.Diukur dari kenaikan PDB, pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan II tahun ini meningkat 6,88% jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara pertumbuhan yang lebih besar dapat dilihat dari perbandingan triwulan yang sama tahun lalu yakni mencapai 8,45%. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulsel Khaerul Agus mengatakan, pergeseran positif terjadi di semua sektor ekonomi jika dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, kecuali pada sektor pertanian,pertambangan, dan penggalian.

“Secara umum,sektor pertanian di Sulsel pada triwulan I mengalami peningkatan cukup tinggi. Namun di triwulan II, sering kali melambat walau tetap tumbuh. Di triwulan III bahkan bisa tumbuh negatif,dan itu terjadi saat ini karena pengaruh musim tanam dan panen,” katanya. Khusus untuk pertambangan dan penggalian, terjadi penurunan karena di awal tahun ini ada regulasi baru dari pemerintah soal produksi biji nikel.

Bahkan ada beberapa tambang lebih memilih memperbaiki peralatan ketimbang berproduksi, sehingga mengalami pertumbuhan negatif. Secara year on year (y o y) pertumbuhan ekonomi Sulsel disumbangkan pada sektor listrik, gas dan air bersih dengan pertumbuhan 21,94%, disusul sektor angkutan dan komu-nikasi 20,89% serta sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan 19,36%.

Jika melihat data pertumbuhan ekonomi Sulsel dari 2005 hingga 2012, pertumbuhan tertinggi masih berada di 2010 dengan pencapaian 8,19%,sama dengan pencapaian di semester pertama tahun ini, dan pertumbuhan terendah di 2005 dengan capaian 6,05%.

Namun,menurut Khaerul Agus, pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga akhir tahun bisa saja melorot jika di triwulan III pemerintah dan pelaku usaha tidak bisa mengoptimalkan perekonomian.“Ini harus dilakukan karena kecenderungan akhir tahun, pertumbuhan stagnan, jadi harus perkuat di triwulan III,”katanya.

Makassar, Metropolitan Terbaik 

Wali Kota Ilham Arief Sirajuddin menyebut Makassar sebagai kota metropolitan berpenduduk di atas satu juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia dalam lima tahun terakhir. Ilham mengemukakan, sejak 2007 hingga 2011, pertumbuhan ekonomi Makassar selalu di atas 9%. Konsistensi pertumbuhan seperti itu tidak pernah dicapai oleh 13 kota metropolitan di Indonesia.

“Dari 14 kota metropolitan di Indonesia, Makassar paling konsisten pertumbuhan ekonominya, rata-rata diatas 9% dalam lima tahun terakhir.Bahkan di 2008 pertumbuhan ekonomi kita diatas 10%,” kata Ilham di sela-sela peringatan malam Nuzulul Quran di Balai Kota Makassar, Minggu (5/8) malam.

Ilham mengklaim, pertumbuhan ekonomi Makassar lebih tinggi dibanding kota metropolitan Indonesia seperti Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Surabaya, Bandung, Medan, dan Palembang. Dia membandingkan pertumbuhan ekonomi 2011 di Jakarta yang hanya 6,7%, Surabaya di bawah 7%,Medan sekitar 8%, dan Palembang di bawah 8%.

Ilham mengemukakan,Makassar memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sulsel. Besarnya pertumbuhan ekonomi Makassar ditandai dengan pendapatan perkapita penduduk yang sudah rata-rata di atas USD3.000 per tahun. Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar Ibrahim Saleh mengemukakan, pertumbuhan ekonomi Makassar 2007 sekitar 9%,2008 sebesar 10,58%, 2009 sebesar 9,20% dan 2010 sebesar 9,31%, serta 2011 sebesar 9,41%.

Selain itu, Ibrahim mengemukakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2010 persentase penduduk miskin di Kota Makassar paling sedikit di antara 24 kabupaten/kota di Sulsel yakni 6% dari 1 juta lebih jumlah penduduk.Namun, Kota Makassar bermasalah dengan urbanisasi.

Kepala BPS Makassar Abdul Haris yang dikonfirmasi membenarkan stabilnya pertumbuhan ekonomi Kota Makassar dalam lima tahun terakhir. “Sudah betul, pertumbuhan ekonomi rata-rata diatas 9%,”katanya. rahmat hardiansya/ supyan umar
Read More >>