Selasa, 05 June 2012 | |
MAKASSAR– Akses transportasi dari dan menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin akan dilayani Railway Mamminasata. Kereta api ini akan menghubungkan bandara dengan Kota Makassar,Maros,Sungguminasa, dan Takalar. Angkutan bandara ini akan dilayani dua dari tiga koridor yang dibangun yakni Koridor Barat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin hingga Kabupaten Takalar.Satu koridor lainnya yakni Koridor Tengah menghubungkan Kota Maros melewati bandara hingga Jalan AP Pettarani,Makassar. Pascapenandatanganan memorandum of understanding (MoU) percepatan kereta api (KA) di Sulsel, Tim Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai merampungkan jalur- jalur yang akan dilalui KA. Khusus Railway Mamminasata, dirancang menggunakan tiga koridor, yakni koridor barat, tengah dan timur. Untuk koridor barat terdiri dari dua rute. Jalur pertama dimulai dari Bandara Internasional Hasanuddin-Patte’ne-New Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP)-Tallo-TPM-Karebosi. (selengkapnya lihat grafis). “Panjang KA Mamminasata ini kita perkirakan 150 kilometer hingga 200 kilometer.Untuk rutenya, sementara kita rampungkan,” kata Kepala Bagian Perencanaan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Jumardi,kemarin. Jumardi yang juga Satuan Kerja (Satker) Perkeretaapian Nasional ini mengaku, selain merampungkan rute KA, pihaknya juga masih me-nunggu hasil studi mengenai penempatan stasiun untuk Railway Mamminasata. “Idealnya stasiun KA di perkotaan ada di setiap dua kilometer. Jadi kita perkirakan ada 100 stasiun.Tapi untuk jumlah pastinya,kita tunggu saja hasil perampungan studi-nya,” jelasnya saat memberikan keterangan pers di kawasan Panakkukang Makassar. Dia menambahkan, untuk KA Mamminasata, dipastikan akan menelan anggaran lebih tinggi dibanding KA lintas Makassar- Parepare yang memiliki panjang hingga 136 kilometer. Pasalnya,lanjut Jumardi,KA di perkotaan lebih sulit untuk melakukan pembebasan lahan dibandingkan jalur daerah. Apalagi,proyek KA Mamminasata akan lebih banyak bersinggungan dengan jalan raya. “KA lintas Makassar-Parepare diperkirakan Rp20 miliar per kilometer.Tapi untuk KA Mamminasata, pastiakanlebihmahal. Karena mulai dari pembebasan lahan hingga rel yang juga mahal karena impor,”pungkasnya. Dia menambahkan, KA Mamminasata dan Makassar- Parepare dipastikan seluruh studi proyek selesai hingga akhir tahun 2012 ini.Kemudian, pembebasan lahan akan dimulai awal 2013 mendatang. Sementara itu,Kadis Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sulsel Masykur Sultan mengungkapkan, keberadaan KA Mamminasata diupayakan tidak akan bersinggungan dengan rute monorel Mamminasata yang digarap PT Hadji Kalla. Menurutnya, kedua proyek transportasi massal ini diharapkan tidak saling mematikan, bahkan bisa saling mengisi satu sama lain. “Kita pastikan menghindari halur yang saling mematikan dengan monorel. Begitupun dengan rutenya, pasti berbeda dan saling mengisi,” katanya kemarin. Saat penekenan MoU percepatan pembangunan kedua proyek kereta api ini di Makassar akhir pekan lalu, Menhub RI EE Mangindaan menegaskan bahwa proyek transportasi kereta api yang dicanangkan di Sulsel bukanlah sebuah proyek mimpi. “Dengan MoU ini sudah ada langkah yang berlanjut. Nanti akan ada diturunkan tim terpadu untuk mengimplementasikan MoU ini. Ini bukan proyek mimpi,bukan hanya angin surga saja,”tegas Menhub. ● wahyudi |

Gubernur
Sulawesi Selatan H. Syahrul Yasin Limpo, sudah dua kali berturut-turut
mampu mempertahankan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
terhadap Laporan Pengelolaan Keuangan Daerah (LKPD) Pemprov Sulsel.
Penerimaan opini ini diumumkan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) VI
RI, Rizal Jalil, pada Rapat Paripurna Istimewa penyerahan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) BPK atas laporan keuangan pemerintah Sulawesi Selatan
tahun anggaran 2011 di DPRD Sulsel, Senin, 4 Juni 2012.
Menurut Rizal Jalil, realisasi
pendapatan dan belanja sangat seiring dan sejalan. Pendapatan Pemprov
Sulsel yang dianggarkan sebesar Rp 3,1 triliun dapat terealisasi lebih
dari 100%. Dalam hal item belanja sebesar Rp 2,2 triliun dapat
terealisasi tidak sampai 100%, yang berarti ada penghematan. Begitupun
dengan item pembiayaan yang sebesar Rp278 miliar dapat terealisasi 100%,
sedangkan dana sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) yang tahun lalu
hanya Rp290 miliar kini naik menjadi Rp212 miliar.
Perkembangan laporan keuangan
(Lapkeu) Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun menunjukkan trend
perbaikan. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan
keuangan pemerintah Sulsel tahun anggaran 2011, pengendalian uang
semakin sangat memadai, pengendalian belanja perjalanan dinas semester
II tahun anggaran 2011 sudah semakin baik dan tahun 2012 sudah
diberlakukan pola atau sistem at cost. Selain itu, pengendalian atas
perencanaan belanja modal sudah sangat baik, monitoring serta pajak
kendaraan bermotor juga semakin baik.
Sementara Gubernur Sulsel,
Syahrul Yasin Limpo, mengakui jika mempertahankan predikat WTP memang
sangat berat. Namun, hal itu bisa dilakukan sepanjang ada kemauan,
kepercayaan, dan impian sehingga predikat WTP yang diraih kali lebih
baik dari sebelumnya.
Saat ini, Pemprov Sulsel
diopinikan sebagai clear and clean, walaupun WTP lalu masih ada
catatan-catatan. Gubernur juga menambahkan bahwa kalau WTP kali ini
clear and clean, hal ini merupakan kerja dan bantuan dari berbagai pihak
sehingga Sulsel dapat raih WTP. Hampir tidak pernah ada yang
berturut-turut meraih WTP. Ini merupakan penghargaan yang luar biasa dan
melengkapi 115 penghargaan nasional yang ada.
Hr/Tn ( Selasa, 5 Juni 2012)