Jumat, 20 April 2012

Gubernur Hadiri Festival Budaya To Berru


SABTU, 21 APRIL 2012

Jelaskan tentang Karakter Masyarakat Bugis - Makassar
Barru, – Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, menghadiri Festival Budaya To Berru yang diselenggarakan di Lapangan Binangae, Kabupaten Barru, Sabtu (21/4).
Dalam sambutannya Syahrul menegaskan bahwa salah satu tugas pemerintah daerah adalah menjaga adat istiadat, budaya, bahasa dan tulisan daerahnya.
"Apa yang kita lakukan ini adalah bagian dari semangat, tugas dan fungsi pemerintahan," kata Syahrul.
Syahrul mengungkapkan, persoalan multidimensi yang dihadapi bangsa, tidak cukup jika hanya diatasi dengan konsep modernitas. Tetapi, harus dibarengi dengan karakter kuat yang terkandung dalam budaya dan kearifan lokal.
"Persoalan bangsa yang multidimensi akan bisa diatasi dengan karakter kita sebagai orang Bugis Makassar," tegasnya.
Sementara, Bupati Barru, Idris Syukur, mengatakan, Festival Budaya To Berru akan berlangsung selama tiga hari, 21-24 April 2012 dan merupakan event tetap tahunan.
"Event ini merupakan yang pertama kali dan dirancang bersamaan dengan program Visit South Sulawesi 2012 untuk menggalakkan kunjungan wisata ke Sulsel, khususnya ke Kabupaten Barru," urainya.
Pada pelaksanaan Festival Budaya To Berru tersebut, digelar beberapa agenda kegiatan. Antara lain, Karnaval Budaya, Pameran Kuliner Tradisional Barru, Permainan Rakyat, Mappanre Tasi, Mappadendang, hingga Tari Tradisional. Usai pembukaan Festival Budaya To Berru, juga dilakukan Pengukuhan 507 Team Kabupaten Barru oleh Pembina 507 Team Ayunshri Syahrul. (Dewi)
Read More >>

Infrastruktur Pendukung Industri di Sulsel Masih Minim

Jumat, 20 April 2012

Makassar  - Wakil Ketua Kadinda Sulsel La Tunreng mengatakan, infrastruktur pendukung sektor industri di Sulsel masih minim.  
"Kondisi itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelaku usaha di kota ini sebagian pindah ke Surabaya," kata La Tunreng di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, kendala pelaku usaha terhadap penyedian infrastruktur pendukung sektor industri itu diantaranya persediaan daya listrik dan sarana transportasi dari daerah sentra produksi ke lokasi industri.

Sebagai gambaran, lanjut dia, untuk membangun sarana transportasi di koridor IV di daerah ini, minimal dibutuhkan anggaran sekitar Rp650 triliun.

Hanya saja, menurut dia, kesiapan pemerintah setempat mendanai pembangunan sarana transportasi tersebut hanya lima - 10 persen dari total biaya yang dibutuhkan.

"Karena itu, peranan investor untuk pengadaan sarana dan prasarana di daerah ini, sangatlah penting, termasuk pihak perbankan untuk mendukung sektor tersebut," katanya.

Berkaitan dengan upaya mendorong sektor industri yang akan menopang sektor pertanian dan perkebunan, dia mengatakan, penyediaan sarana transportasi yang lancar dari daerah sentra produksi ke pusat penjualan atau pengelolaan, tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Dengan kelancaran sarana transportasi di daerah menuju ibukota kabupaten atau provinsi akan memberikan multiefek pada tingkat kesejahteraan petani dan pergerakan ekonomi di suatu wilayah. (T.S036/B012)
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/38168/infrastruktur-pendukung-industri-di-sulsel-masih-minim
Read More >>

Sekprov Sulsel Membuka Seminar Internasional IPDN Sulawesi Selatan

Dengan adanya Seminar Internasional ini perlu ada kesadaran dari semua pihak terkait terhadap persoalan pemberdayaan masyarakat dan masalah pertumbuhan penduduk hingga laju perekonomian di daerah Sulawesi Selatan. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Muallim saat membuka acara Seminar Internasional di Aula Insitut Penddidikan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulawesi Selatan, Kamis 19 April 2012.
Lanjut dikatakan, seminar ini merupakan pelaksanaan dari kegiatan utama mengenai masalah Pemerintah Indonesia dengan Kanada yang juga salah satu bentuk kerjasama di kedua negara.  Setiap individu senantiasa bisa mempengaruhi wilayah lokal maupun nasional terutama dalam bidang prestasi dan bisa melihat persoalan yang terjadi di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.
Sementara, Direktur Nova Scotia Municipalities, Betty MacDonald mengungkapkan dalam usaha pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan pengertian dari pemerintah berkaitan dengan kemauan dan tujuan yang diharapkan masyarakat. Pemerintah Kanada sendiri sudah menerapkan sistem tersebut dan perlu diketahui harus ada pengawasan dari kedua belah pihak. Harapannya kepada praja-praja Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan agar memahami kemauan masyarakat  mengenai masalah pemberdayaan.
Direktur IPDN, Murtir Jeddawi menambahkan dari seminar ini diharapkan kedua negara dapat saling memberikan informasi mengenai sistem apa saja yang diterapkan di Kanada  kiranya dapat diaplikasikan di Indonesia.
Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yakni Direktur  Nova Scotia Municipalities, Betty MacDonald, Pembantu Direktur I Bidang Akademik IPDN, Prof. Dr. Wirman Syafri. M.Si dan Direktur IPDN Kampus Sulsel, Prof. Dr. Murtir Jeddawi, SH. M.Si.
Ph/Rd ( Jumat, 20 April 2012 )
Read More >>