Minggu, 28 Oktober 2012

Pemprov Sulsel Genjot Pengembangan Kakao Bersertifikasi


Senin, 29 Oktober 2012
Tanaman Kakao.
MAKASSAR - Peningkatan kualitas produksi kakao (Theobroma cacao) dengan mengembangkan program kakao yang tersertifikasi internasional terus menggenjot Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel).

Pemprov Sulsel telah gencar mengembangkan proyek percontohan sebanyak 800 hektare (ha) pada dua kabupaten, Soppeng dan Luwu, dengan pembiayaan sebesar Rp1,4 miliar melalui APBD Provinsi Sulsel. Diharapkan pada 2020 kelak, Sulsel akan menjadi sentra kakao lestari di Indonesia, yakni menjadi daerah penghasil kakao berkualitas berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bebas pestisida.

"Pemprov Sulsel dan seluruh stakeholders harus bersatu agar brand kako kita dapat terangkat di mata dunia.  Apalagi Sulsel provinsi pertama yang mengekspor kakao bersertfikat. Ini memiliki prospek pasar yang cerah karena konsumen kakao dunia memang mencari produk bersertifikasi,” ungkap Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, kepada wartawan, Senin (29/10/2012).
 
Sedangkan saat peluncuran kakao bersertifikasi produksi PT Mars Symbioscience Indonesia di Komplek Kawasan Industri Makassar (KIMA), kemarin, produk perdana yang diekspor, yakni cocoa butter sebesar 16 ton untuk tujuan ekspor Amerika Serikat dan 20 ton cocoa powder untuk tujuan Eropa. Angka tersebut hanya produksi pada minggu pertama.

Pihak Mars sendiri menargetkan jumlah ekspor dalam setahun akan mencapai 3.000 ton. Menurut Cocoa Sustainability Manager PT Mars Symbioscience Indonesia, Andi Sitti Asmayanti, dalam sehari pihaknya mampu memroduksi 50 ton biji kakao, sehingga dalam sepekan mencapai 350 ton.

"Saat ini, produksi kita terus berjalan. Pengiriman hari ini hanyalah pengiriman awal yang terus berkelanjutan. Kami optimistis target ekspor akan tercapai,” kata Andi Sitti Asmayanti.

Dijelaskan, PT Mars Symbioscience Indonesia dalam dua tahun terakhir telah melakukan sertifikasi 4.000 hektare lahan kakao di kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur.  Di tahun 2015, PT Mars akan melakukan penambahan 10 ribu hekatere di dua kabupaten tersebut.
 
“Sementara untuk sertifikasi lahan seluruh Indonesia, kami akan mengembangkan di atas 50 ribu lahan. Target kami sesuai dengan komitmen Mars, di tahun 2020, rantai pasokan sepenuhnya disertifikasi,” ucapnya.  
 
Melalui sertifikasi, setiap petani wajib memperhatikan sistem budidaya mulai dari penggunaan pupuk, sistem pengembangan, hingga tata cara pemeliharaan sebelum dipanen. Tidak hanya itu, melalui program sertifikasi produktivitas akan meningkat hingga dua ton per ha, dan petani bisa memperoleh manfaat dengan pengembangan tanaman pelindung.

"Kami akan mengawasi secara ketat kakao yang masuk dalam program sertifikasi sehingga kualitasnya memenuhi standar yang diinginkan pasar,”ungkap Andi.
 
Kata dia, PT Mars juga akan membangun stasiun penelitian kakao di atas lahan 50 hektare di  Kabupaten Luwu Timur yang memiliki kompetensi luas dan didukung lebih dari 50 ahli kakao.  
 
“Mereka nantinya akan terlibat dalam pelatihan, demonstrasi, rehabilitasi pertanian, pembentukan wirausaha pembibitan petani, bisnis kompos, dan penyuluhan kewirausahaan,” tutur Andi.
 
Presiden Direktur PT Mars Symbioscience Indonesia, Ruud Engbers, mengatakan, pembangunan stasiun ini akan meningkatkan pertumbuhan kakao.  Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melipatgandakan ukuran pabrik dan pengolahan kakao serta kantor di Makassar sebagai komitmen memajukan industri kakao di Sulsel.
 
“Semua proyek ekspansi ini direncanakan selesai akhir 2013. Kami berharap proyek ini mampu menambah lahan kerja lebih banyak untuk masyarakat serta memprioritaskan petani di daerah pertumbuhan kakao di Sulsel,” tandas Ruud. (ade)

Sumber: http://economy.okezone.com/read/2012/10/29/320/710816/pemprov-sulsel-genjot-pengembangan-kakao-bersertifikasi
Read More >>

HIC Ajak Pengusaha Taiwan Berinvestasi Ke Sulsel Tawarkan Potensi Pertambangan Dan Monorel


Minggu, 28 Oktober 2012
 

MAKASSAR – Tidak kurang dari lima industri besar Taiwan akan dipindahkan ke Sulsel. Industri tersebut sebagian besar bergerak dalam bidang teknologi. Tidak hanya itu, pengusaha Taiwan juga tertarik untuk berinvestasi pada pembangunan monorel dan pertambangan mineral.
“Hubungan ekonomi antara Sulsel dan Taiwan sangat penting. Saat ini, banyak sekali pengusaha dari Taiwan yang memiliki usaha di China yang berupaya memindahkan industrinya ke Indonesia, khususnya ke Sulsel,” ujar James Chwang, Vice President Global Two Ways, yang juga mantan Menteri Luar Negeri Taiwan, usai bertemu dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di Rumah Jabatan Gubernur, Sabtu (27/10).
James mengungkapkan, Sulsel merupakan tempat yang sangat ideal untuk investasi bagi Taiwan. Para pengusaha Taiwan memiliki alasan tersendiri untuk memindahkan industri mereka ke Sulsel. Diantaranya, adalah masalah biaya dan resesi Eropa. “Saat ini, ada kekhawatiran yang cukup tinggi di China, mengenai regulasi pemerintah dan tingginya biaya pabrik dan segala macam,” jelasnya.
Ke depannya, lanjut James, Sulsel akan menjadi salah satu tempat ideal di luar Jakarta atau Pulau Jawa untuk para pebisnis Taiwan kembali ke Indonesia. Dulu, mereka pernah berinvestasi dan menjadi nomor empat terbesar di Indonesia. Sekarang, para pengusaha tersebut mau kembali lagi ke Indonesia, setelah berinvestasi di China. Bahkan, nilai investasi yang dipersiapkan untuk pertambangan dan mineral di atas Rp 10 triliun untuk tahap awal.
“Ada Taiwan Semen yang mungkin bisa diupayakan untuk masuk ke Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur, yakni Sulsel,” ungkapnya.
James berjanji, setelah kembali ke Taiwan, akan mengundang pengusaha lebih banyak lagi untuk masuk ke Sulsel. Dia mengakui, kedatangannya baru semacam konservasi personal sebagai mantan menteri luar negeri sekaligus pengusaha yang mengunjungi Sulsel.
“Kepada gubernur, kami hanya meminta jaminan stabilitas ekonomi dan politik,” imbuhnya.
Sementara, Director & Trade Hamu Investama Corporation (HIC), James Martin, menambahkan, Hamu Investama selaku fasilitator, bersama pengusaha-pengusaha Taiwan akan turut mengembangkan infrastruktur, khususnya monorel dan industri pertambangan dan mineral di Sulawesi. Hamu Investama akan mengundang pengusaha-pengusaha Taiwan, untuk menghadiri pertemuan Indonesia Bisnis Meeting bersama Menteri Perindustrian, yang akan dilaksanakan di Grand Clarion Hotel, November mendatang.
“Pak Jusuf Kalla menyampaikan pesan kepada Pak Alwi untuk mengundang. Hamu Investama hanya sebagai fasilitator saja, jadi pelaksananya nanti langsung pengusaha Taiwan dengan Pak Jusuf Kalla,” tuturnya.
Terkait monorel, James mengungkapkan, visibility study baru akan disampaikan kepada pengusaha Taiwan dan James Chwang akan meminta kepada mereka untuk menjadi konsorsium mendukung proyek tersebut.
“Peluangnya cukup besar, tergantung dari kesiapan visibility studi, kelayakan, dan lain sebagainya,” urainya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sangat interest mengajak para pengusaha Taiwan untuk masuk ke industri elektronik. Jika mereka bersedia membuka industry elektronik, pemerintah propinsi akan all out memfasilitasi dan memberi ruang untuk mereka.
“Bulan depan mereka akan coba tindak lanjuti dengan mengajak pengusaha-pengusaha Taiwan lainnya untuk bertemu saya,” kata Syahrul.
Syahrul berharap, para investor tersebut bisa melihat prospek yang cukup besar di Sulsel. Apalagi, Sulsel saat ini adalah lokomotif perekonomian di Indonesia yang bergerak sangat kuat.
“Hampir seluruh Negara yang mempunyai potensi melakukan investasi di dunia, itu melihat Sulsel, termasuk Eropa Timur. Tapi, investasi itu butuh dua atau tiga tahun karena para investor itu sangat hati-hati,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, potensi gas di Sulsel juga mengundang animo dunia. Apalagi, ada sumber gas baru yang hasilnya hampir pasti akan keluar di Sulsel.
“Semua pebisnis meminta garansi keamanan politik dan ekonomi. Dan sampai saat ini saya akan menggaransi itu. Kita sebagai orang Sulsel, biasa berdinamika tinggi, tapi tidak akan menghancurkan rumah sendiri,” pungkasnya. (RS5-RS2/dul/D)

Sumber: http://rakyatsulsel.com/hic-ajak-pengusaha-taiwan-berinvestasi-ke-sulsel.html

Read More >>