Rabu, 29 Februari 2012

Changi Airport Perkuat Kerjasama Promosi Sulsel


Selasa, 28 Februari 2012

Makassar - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan manajemen Changi Airport Singapura serta PT Garuda Indonesia akan perkuat kerja sama promosi wisata seperti yang tertuan dalam Colaboration of Memorandum (CoM) yang diteken Oktober 2011.

"Sebelumnya sudah ada kerja sama yang tertuan dalam CoM yang diteken Oktober 2011 lalu, cuma untuk pengembangan kedepannya akan dibahas Eabu (29/2) di Pemrov Sulsel," ujar Kepala Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Sukarniaty Kondolele, di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, kerja sama yang rencananya akan dibahas panjang lebar meliputi bidang lain seperti ekspor impor komoditas dan manajemen bandara.

Ia menyatakan, dalam CoM itu, pihak Changi Airport PTE Ltd bertanggungjawab mempromosikan destinasi wisata Sulsel di Singapura, mengajak wisatawan melancong di Sulsel, serta memudahkan komoditas asli masuk pasar Singapura.

"Promosi wisata sebenarnya sudah berjalan. Sulsel memiliki banner iklan di Changi Airport Singapura. Sebaliknya kita pun memberi ruang di Bandara Sultan Hasanuddin. Kerja sama akan dikembangkan untuk bidang lain seperti pendidikan, dan destinasi wisata," jelasnya.

Sementara untuk PT Garuda Indonesia Persero akan bertanggungjawab melakukan promosi wisata di Singapura, perjalanan ke Sulsel, pencitraan melalui panflet tentang wisata Sulsel dan komoditas di Sulsel.

Sementara Pemprov Sulsel bertanggungjawab menyiapkan destinasi wisata, memperbaiki destinasi wiata yang telah ada dan menyiapkan komoditas andalannya yang akan dipasarkan di Singapura.

Sebelumnya, perusahaan jasa penerbangan internasional Singapore Changi Airport Enterprise Pte Ltd berjanji akan mengelola terminal lama Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan janji pengelolaan terminal lama bandara menjadi kawasan bisnis dan pariwisata kelas dunia tersebut kepada Kementerian BUMN.

"Bandara lama didesain ulang dan manajemen Changi Airport menjanjikan itu," katanya.

Changi Enterprise, lanjutnya, mengajukan syarat atas rencana kerja sama tersebut dengan meminta pengelolaan terminal lama Sultan Hasanuddin hanya ditangani oleh satu pemerintah.

"Bisa saja gubernur yang mengelolanya dan dibelakangnya yang menjadi penanggung jawab besarnya adalah BUMN," katanya.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36792/changi-airport-perkuat-kerjasama-promosi-sulsel
Read More >>

PBSI Undang Tiga Negara Ramaikan Sirnas Sulsel


Selasa, 28 Februari 2012 


Makassar - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengundang tiga negara tampil di kejuaraan bulutangkis Sirkuit Nasional (Sirnas) regional Sulawesi, Maluku, Papua di GOR Sudiang, 10-14 April 2012.

Sekretaris Panitia Sirnas Sulsel Atman Amir, di Makassar, Senin, mengatakan, tiga negara yang diharapkan kehadirannya tersebut yakni Malaysia, Singapura, serta Thailand.

Pihaknya, kata dia, juga masih menunggu partisipasi beberapa negara lain seperti Korea Selatan sehingga membuat kualitas kejuaraan semakin ketat.

"Untuk peserta asing memang diundang langsung oleh PB PBSI. Mudah-mudahan peserta yang diundang bisa berpartisipasi sehingga Sirnas Sulsel bisa berlangsung lebih meriah," ujarnya.

Selain peserta asing, panitia juga mengundang 33 pengprov PBSI. Pihaknya, kata Atman, juga tetap berharap kehadiran sekitar 70 klub bulu tangkis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Terkait beberapa klub besar seperti PB Djarum, PB Pertamina, ataupun PB Jaya Raya, pihaknya mengundang secara langsung.

"Kita optimistis minimal bisa menyamai jumlah peserta Sirnas 2011 yang mencapai 618 peserta," katanya.

Untuk jadwal pelaksanaan Sirnas 2012 seharusnya baru digelar November 2012. Namun sengaja dipercepat dengan harapan bisa menjadi ajang ujicoba bagi setiap atlet sebelum menghadapi PON XVIII Riau, September 2012.

"Kita juga sengaja memilih GOR Sudiang sebagai tempat pelaksaaan karena lebih representatif dan lebih luas. Ini juga merupakan komitmen kami untuk kembali menyukseskan Sirnas 2012," ucapnya.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36764/pbsi-undang-tiga-negara-ramaikan-sirnas-sulsel
Read More >>

Nelayan Terima Bantuan Kapal Senilai Rp1,3 M


RABU, 29 FEBRUARI 2012 


BONE, — Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo secara langsung menyerahkan bantuan berupa satu unit kapal penangkapan ikan berkapasitas 30  Gross Ton (GT) senilai Rp1,3 miliar kepada kelompok usaha bersama di Kabupaten Bone.
Pemprov berharap bantuan tersebut bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta dapat memberi kontribusi bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kita berharap bersama bahwa apa yang ada saat ini bisa lebih baik untuk peningkatan perekonomian daerah termasuk untuk mencapai kesejahteraan rakyat,” kata Syahrul saat melakukan peresmian tiga kelurahan di Kabupaten Bone.
Selain itu, mantan Bupati Gowa dua periode ini juga mengatakan, Kabupaten Bone saat ini merupakan daerah yang memiliki cakupan wilayah terluas di Sulsel, sehingga potensi pengembangan daerah sangat besar.
Dalam kesempatan itu, mantan Wakil Gubernur Sulsel ini me­lakukan peresmian tiga Desa menjadi Kelurahan di Kabupaten Bone, masing-masing adalah, Kelurahan Cempanga, Kelurahan Mampotu, dan Kelurahan Apala. 
Read More >>

SDM Sulsel Siap untuk Pelaksanaan E-Audit


RABU, 29 FEBRUARI 2012 


MAKASSAR,- Badan pemeriksa Keuangan (BPK) menilai Sumber Daya manusia(SDM) di Provinsi Sulawesi Selatan sudah sangat siap untuk pelaksanaan sistem audit elektronik (e-audit).
"Seharusnya semua kabupaten dan kota sudah siap karena di Sulsel secara SDM sebenarnya sudah sangat memadai, misalnya di Kabupaten Sinjai mereka pu­nya SDM yang mampu mengelola sistem, cuma saya tidak tahu kenapa alasannya kok sistemnya belum dikembangkan tapi
SDM-nya sebenarnya sudah siap," kata Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Sulsel, Cornell Syarief di Makassar, seperti dikutip antaranews, Selasa, 28 Februari.
Ia juga merasa yakin, dari sisi SDM kabupaten dan kota lainnya di Sulsel sebenarnya sudah mampu mengembangkan sistem dengan baik.
"Makanya Kabupaten Maros lebih cepat dan sekarang sudah bagus sekali sistemnya karena memang masalah keinginan dan tekad saja," katanya.
Pihaknya telah melakukan uji coba e-audit dengan Pemeri­ntah Provinsi Sulsel namun karena baru sebatas uji coba sehingga sistem yang digunakan belum benar-benar efektif.
"Kita harapkan bisa secepatnya menggunakan e-audit. Gubernur juga kelihatannya semangat sekali untuk melaksanakan e-audit karena memang­ dengan melakukan e-audit itu menunjukkan semua sudah tran­s­paran, semua transaksi sudah­ langsung tercatat, bisa langsung dilihat," jelasnya.
Pada 2011, pihaknya baru menilai Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Maros. Maros bahkan telah menyatakan kesiapannya untuk menerapkan e-audit.
Tahun ini, penilaian dilakukan berdasarkan pelaporan dari pemerintah kabupaten dan kota. BPK akan menurunkan tim untuk menguji sistem jika pemerintah kabupaten dan kota telah melaporkan kesiapannya.
"2013 kita canangkan tanpa mereka melapor kita akan melakukan pengujian ke setiap kabupaten dan kota untuk mengetahui mana yang sistemnya sudah bagus. Kita akan evaluasi semua sistem yang ada di kabupaten dan kota," jelasnya.
Menurutnya, sistem pelaporan keuangan manual memiliki banyak kelemahan. Berbeda dengan sistem pelaporan elektronik dimana angka setiap transaksinya berubah secara otomatis.
"Jadi kalau misalnya sebelum ke elektronik itu kan orang masih malas mencatat, malas melaporkan dan sebagainya tapi kalau sudah elektronik sekali transaksi dicatat otomatis semua angka berubah. Tapi kalau misalnya ada transaksi di level dinas, dinas mencatat, melaporkan ke level yang atas harus dicatat lagi itu kan manual seperti itu banyak sekali kelemahannya. Kalau sistem sudah bagus, sekali saja transaksi dicatat sudah langsung berubah semua angka. Barulah e-audit berjalan efektif," jelasnya.
BPK dan pemerintah daerah di Provinsi Sulsel menandatangani kesepakatan kerja sama penerapan audit elektronik pada 9 Juni 2011. 
Melalui sistem ini diharapkan, semakin tercipta sinergitas antara BPK dengan pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. 
Read More >>

Pukul 00.30, SYL Sumbang Rp 100 Juta di Sidrap

Rabu, 29 Februari 2012 



MAKASSAR, - Bantuan materi terus mengaalir untuk meringankan beban warga Wette'e Kecamatan Pancalautang, Sidrap yang tertimpa musibah angin puting beliung, Jumat pekan lalu.

Rabu dini hari, 29 Februari, Pemprov Sulsel melalui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp100 juta.

Bantuan ini merupakan bantuan kedua Pemprov Sulsel di Wette'e, karena sehari setelah musibah, pemprov telah memberikan bantuan berupa kebutuhan mendesak korban.

Bantuan pertama itu diserahkan oleh Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang. Bantuan uang tunai tersebut diserahkaan langsung SYL kepada Bupati Sidrap H Rusdi Masse.

Syahrul tidak sempat mengunjungi warga di lokasi karena padatnya kegiatan orang nomor satu di Sulsel tersebut.

"Sudah ada pak Bupati, sudah ada pak Wagub yang terjun langsung. Terus terang saya ingin sekali ke lokasi, tapi ini sudah dini hari (pukul 00.30 Wita), takutnya saya mengganggu warga," ujar Syahrul.

Syahrul memang berada di Pangkajene Sidrap kemarin setelah jarum jam menunjukkan 00.00 Wita, setelah melakukan perjalanan dinas dari Kabupaten Bone.

Mantan Bupati Gowa dua periode ini meminta kepada Bupati Sidrap untuk tetap berada di Sidrap dan selalu memberikan perhatian penuh di Kecamatan Pancalautan, khususnya warga yang menjadi korban angin puting beliung.

"Setiap dua jam, pak bupati harus melaporkan apa perkembangan di lokasi. Itulah enaknya kalau bupati adik-adik kita, jadi gampang koordinasinya," ujar Syahrul.

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/02/29/pukul-00.30-syl-sumbang-rp-100-juta-di-sidrap
Read More >>

Kemendagri Kamboja Belajar di Sulsel

Rabu, 29 Februari 2012 



Makassar - Seperti Indonesia, Kamboja merupakan salah satu negara kerajaan di Asia Tenggara yang sedang berbenah pada dimensi birokrasi. Upaya desentralisasi mereka dicetus sejak tahun 90-an. Tahun 2008 negara yang pernah terlibat konflik berdarah itu merestrukturisasi level pemerintahannya secara intens untuk mendukung inisiatif tersebut.

Untuk memperoleh gambaran proses desentralisasi dan perencanaan pembangunan mereka giat belajar tentang metode dan praktek serupa, salah satunya dengan belajar ke Indonesia.

Tanggal 29 Februari 2012, lima perwakilan Kemendagri Kamboja berkunjung ke Sulsel dan diterima oleh Kepala Bappeda Sulsel yang diwakili oleh plt Bidang Kelembagaan dan SDM Bappeda, Ir. Juliana Makkarumpa, M.Si, serta para pejabat struktural dan fungsional di kantor Bappeda Sulsel.

Kunjungan pejabat bidang politik, pemerintahan daerah, administrasi ini untuk melihat kerangka sistem perencanaan pembangunan daerah kaitannya dengan RPJMD, RKPD Provinsi, proses penyusunan RPJMD dan RKPD serta mekanisme koordinasi antara perencanaan pembangunan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

Dr. Muhammad Taufik, M.Si, Kasubid di Bidang Ekonomi Bappeda Sulsel mempresentasikan alur perencanaan dan penganggaran provinsi, serta pengalaman dan dimensi terkait Musrenbang. Selain itu dijelaskan pula potensi ekonomi unggulan provinsi seperti beras, udang, jagung, kakao dan potensi lainnya.

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/02/29/kemendagri-kamboja-belajar-di-sulsel
Read More >>