Selasa, 16 Oktober 2012

Ekonomi Sulsel Tumbuh Positif


Senin, 15 Oktober 2012

Gubernur Sulawesi Selatan, Senin, 15 Oktober melakukan kunjungan ke beberapa kantor bank untuk memantau kinerja perbankan dalam triwulan keempat ini. Persentase Loan Deposit Ratio (LDR) di Sulsel masih menggembirakan yakni berada di kisaran 130 persen. Uang yang beredar 130 persen, berarti ada uang 30 persen dari luar yang masuk dan beredar di Sulsel. Data dari Bank Indonesia Wilayah Makassar hingga triwulan III atau September tahun 2012 LDR perbankan di Sulsel telah mencapai 130,25 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya mencapai sekitar 80 persen.

H. Syahrul Yasin Limpo berharap ekonomi yang terus bergerak positif tidak mengalami penurunan yang disebabkan faktor lain seperti keamanan atau politik. Ekonomi Sulsel diyakini tetap akan tumbuh positif selama masyarakat mampu menjaga suasana daerah tetap kondusif. Dengan rasa aman investor dapat mengembangkan bisnis di Sulsel, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Momen pemilihan gubernur maupun aksi-aksi kekerasan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tidak memengaruhi perekonomian hingga bergerak negatif. Kekerasan yang terjadi bisa menjadi preseden buruk terhadap dunia investasi. Butuh waktu lama untuk memulihkan kepercayaan investor, bila sudah terlanjur turun.

Sementara Deputi Direktur Bank Indonesia Wilayah I Sulampua, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tersimpan pada bank sebesar Rp 49,29 triliun. Meningkat 25,38 persen terutama pada jenis Giro dan Tabungan. Sedangkan kredit yang disalurkan tumbuh 24,04 persen atau menjadi Rp 64,19 triliun.Ini berarti kebutuhan kredit tinggi, Cuma tidak dibarengi dengan tabungan masyarakat, Terkait imbauan gubernur, dia juga mengatakan hal ini tidak mengkhawatirkan, karena Rasio Kredit Bermasalah (NPL) cukup rendah 2,77 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yakni 3,37 persen.

Sumber: http://www.sulsel.go.id/content/ekonomi-sulsel-tumbuh-positif
Read More >>

Ekonomi Sulsel Diprediksi Tumbuh Positif

Selasa, 16 Oktober 2012




MAKASSAR,  -- Ekonomi dunia saat ini sedang lesu. Meski demikian, perekonomian di daerah ini diprediksi tetap tumbuh positif hingga akhir tahun ini. Optimisme itu berdasarkan kinerja perbankan di Sulsel.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo secara khusus melakukan kunjungan ke kantor cabang beberapa bank di Makassar, Senin, 15 Oktober untuk memantau kinerja perbankan di awal triwulan keempat. 

Laporan Bank Indonesia, kata Syahrul, persentase Loan Deposit Ratio (LDR) di Sulsel masih menggembirakan yakni berada di kisaran 130 persen. "Uang yang beredar 130 persen. Berarti ada uang 30 persen dari luar yang masuk dan beredar di Sulsel dan memutar ekonomi," kata Syahrul, kemarin.

Dia berharap, ekonomi yang terus bergerak positif tidak mengalami penurunan yang disebabkan faktor lain seperti keamanan atau politik. Ekonomi Sulsel diyakini tetap akan tumbuh positif selama masyarakat mampu menjaga suasana daerah tetap kondusif. Rasa aman memberikan kepada investor mengembangkan bisnis di Sulsel, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hingga triwulan kedua, ekonomi Sulsel masih di kisaran 8,64 persen. Syahrul berharap, momen pemilihan gubernur maupun aksi-aksi kekerasan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tidak memengaruhi perekonomian hingga bergerak negatif. "Kekerasan yang terjadi bisa menjadi preseden buruk terhadap dunia investasi. Butuh waktu lama untuk memulihkan kepercayaan investor, bila sudah telanjur turun," kata Syahrul.

Dia mencontohkan melemahnya industri pariwisata di Toraja akibat bom Bali. Hingga saat ini, kunjungan wisatawan masih lesu dan butuh waktu lama dan biaya besar untuk memulihkannya. 

Jika ekonomi Sulsel terus mengalami kemajuan, maka kesejahteraan dan keamanan juga akan terjamin. "Karena ekonomi yang kuat membuat negara akan kuat. Ekonomi negara lemah, maka rakyatnya akan susah. Kira-kira seperti itulah," kata Syahrul.


Data dari Bank Indonesia Wilayah Makassar hingga triwulan III atau September tahun 2012 LDR perbankan di Sulsel telah mencapai 130,25 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya mencapai sekitar 80 persen.

Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun (simpanan pada bank) sebesar Rp49,29 triliun, hanya meningkat 25,38 persen (yoy), terutama pada jenis Giro dan Tabungan.  Sementara Kredit yang disalurkan  tumbuh 24,04 persen (yoy) atau menjadi Rp 64,19 triliun. "Ini berarti kebutuhan kredit tinggi, cuma tidak dibarengi dengan tabungan masyarakat," kata Deputi Direktur Bank Indonesia Wilayah I Sulampua, Gusti Raizal Eka Putra.

Terkait imbauan gubernur, dia juga mengatakan hal ini tidak mengkhawatirkan, karena Rasio Kredit Bermasalah (NPL) cukup rendah 2,77 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yakni 3,37 persen. (rif/aci)

Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121016003056-ekonomi-sulsel-diprediksi-tumbuh-positif
Read More >>

Sail Takabonerate Terkendala Fasilitas


Selasa, 16 Oktober 2012


MAKASSAR – Pembatalan event Sail Takabonerate tak menyurutkan Pemprov Sulsel untuk terus memperkenalkan objek wisata yang terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar tersebut. 

Sebagai acara pengganti, Takabonerate Expedition Island akan kembali digelar untuk kali ketiga. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, event Takabonerate di penghujung tahun ini akan disatukan dengan HUT Kabupatem Selayar yang akan dipusatkan di Kota Benteng. Hal tersebut dikarenakan Taman Nasional Takabonerate masih terkendala infrastruktur, dan membutuhkan waktu 12 jam perjalanan laut dari Kota Makassar.

Kendati tak lagi bertajuk sail, namun dia optimis event ini tetap bisa memancing datangnya wisatawan mancanegara dan domestik untuk berkunjung ke daerah ini. “Sebenarnya tak ada yang batal. Cuma disederhanakan dan disatukan dengan HUT Kab Selayar nanti,”katanya menanggapi pembatalan event Sail Takabonerate, kemarin.

Menurut mantan Bupati Gowa ini, pihaknya tetap optimis bisa menggelar Sail Takabonerate tahun depan. Pihaknya pun telah merencanakan membuat bandara pariwisata di sekitar Takabonerate. Bandara tersebut diharapkan bisa memperpendek jarak tempuh menuju lokasi yang disebut-sebut memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia, baik itu dari Kota Makassar maupun Kota Benteng,Selayar.

Dengan hadirnya bandara tersebut, pesawat kecil seperti yang dioperasikan maskapai Ekspress Air dengan daya tampung 12 penumpang sudah bisa mendarat di Takabonerate. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel Jufri Rahman mengaku,untuk memperbaiki destinasi wisata di Sulsel tidak bisa dibebankan kepada pemprov semata.

Menurutnya, hal tersebut hanya bisa dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan seluruh stakeholder , baik yang bergerak di bidang pariwisata maupun yang lainnya. Sebelumnya, pemerintah pusat melalui 12 kementerian membatalkan penyelenggaraan Sail Takabonerate di Sulsel. Pada tahun ini, pemerintah lebih memilih Sail Morotai di Maluku Utara ketimbang. ● wahyudi 


Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/535557/
Read More >>

Agus: Pinjaman PIP Bukan Untuk Pilgub


Selasa, 16 Oktober 2012

MAKASSAR, --Rencana Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mengajukan pinjaman Rp 500 miliar ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sama sekali tidak terkait dengan pelaksanaan Pilgub Sulsel 2013 mendatang.

Dana pinjaman yang diajukan ke PIP itu murni bertujuan untuk mempercepat perbaikan sarana jalan di Sulsel, sehingga sangat keliru jika ada LSM maupun pihak tertentu yang menuding jika dana itu akan dipakai oleh pasangan Sayang pada pilgub 2013 mendatang.

Demikian diungkapkan oleh Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, saat dicegat wartawan di Kantor Gubernur Sulsel sebelum pergi menghadiri rapat paripurna di DPRD Sulsel, Selasa (16/10/12).

Menurut Agus, pengajuan dana pinjaman PIP sebesar Rp 500 miliar itu sudah mendapat dukungan dari Kementerian Keuangan RI, karena tujuannya adalah untuk mempercepat pembangunan dan perbaikan sarana transportasi di daerah ini.

''Dana itu akan dipakai untuk perbaikan sarana jalan, agar manfaatnya bisa lebih cepat dinikmati rakyat. Jika menunggu dana perbaikan jalan yang mesti dianggarkan dalam APBD pokok maupun APBD perubahan tahun 2013 mendatang, maka dengan adanya dana PIP itu pembangunan bisa lebih cepat diselesaikan," kata Agus.

Sehingga, diharapkan tingkat efektifitas dari manfaat percepatan pembangunan jalan itu juga lebih baik. Bagaimanapun juga, dana perbaikan jalan itu pasti dianggarkan setiap tahun dalam APBD.

Namun karena keterbatasan anggaran daerah, maka perbaikan jalan juga dilakukan secara bertahap, sehingga dinilai tidak efektif menyelesaikan perbaikan jalan di Sulsel jika dilakukan bertahap yang memang membutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup besar setiap tahunnya.

Mengenai adanya tudingan sejumlah pihak yang mengatakan dana itu kemungkinan besar akan dipakai dalam proses Pilgub pasangan Sayang, Agus menyatakan tudingan seperti sungguh keterlaluan, karena dana PIP itu murni akan dipakai dalam perbaikan jalan.

''Jangan kita selalu berprasangka buruk dan berfikiran negatif. Karena pinjaman PIP sebesar Rp 500 miliar itu nantinya akan dikelola secara transparan dan juga diawasi banyak pihak termasuk BPK, sehingga sangat sulit untuk disalahgunakan,  dan sungguh keterlaluan apabila dana PIP itu isunya dilarikan ke ranah politik menjelang pilgub,''  ujar Agus Arifin Nu'mang.

Ditambahkan, dana pinjaman PIP itu tidak semua daerah propinsi bisa mengajukanya karena ada kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya daerah tersebut mampu mengelola manajemen pemerintahan dengan baik, dimana Sulsel dua tahun  berturut-turut memperoleh penghargaan dan rekomendasi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.

''Jadi tidak gampang dan tidak mudah mengajukan pinjaman dana ke PIP, kecuali sejumlah persyaratan sudah dipenuhi dan Sulsel termasuk salah satu dari tiga daerah propinsi  yang bisa  mendapat kepercayaan untuk meminjam dana dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP),'' tambah Agus.

Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/10/16/agus-pinjaman-pip-bukan-untuk-pilgub
Read More >>

Sulsel Segera Miliki Pusat Jantung Terpadu


Selasa 16 Oktober 2012


Makassar, -- Propinsi Sulsel akan segera memiliki pusat pelayanan kesehatan khusus jantung atau Pusat Jantung Terpadu. Peletakan batu pertama pembangunan Pusat Jantung Terpadu, dilakukan Gubernur Sulsel sekaligus Ketua Dewan Pengawas RS Wahidin Soedirohusodo, Syahrul Yasin Limpo, Selasa (16/10/2012).

Direktur Utama RS Wahidin Soedirohusodo, Prof Abdul Kadir, mengatakan, pusat jantung terpadu yang dibangun RS Wahidin Soedirohusodo tersebut merupakan yang pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pembangunan gedung tersebut merupakan upaya untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

"Masih banyak kendala yang dihadapi, seperti disparitas pelayanan kesehatan antara wilayah timur dan barat," ujarnya.

Prof Abdul Kadir mengungkapkan, penyumbang kematian terbesar di Indonesia adalah penyakit jantung. Karena itu, RS Wahidin berupaya mengembangkan pusat jantung terpadu dengan konsep pelayanan komprehensif, mulai preventif sampai rehabilitatif.

"Kami berharap, pembangunan gedung ini mendapatkan dukungan dari semua pihak. Gedung ini akan menjadi pusat pelayanan di KTI dan pusat pendidikan jatung atau pusat kajian penyakit jantung," ungkapnya.

Ketua Panitia Andi Kalsum Patonangi, menambahkan, pembangunan pusat jantung terpadu dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Rencananya, pembangunan dibagi beberapa tahap. Yakni, tahap I pembangunan struktur sampai lantai 4 dan tahap II pembangunan lantai 5 sampai 8.

Read More >>

Syahrul Kumpulkan Pakar di Makassar


Selasa, 16 Oktober 2012


MAKASSAR -- Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengundang
sejumlah pakar dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu dan universitas di Makassar, Senin (15/10/2012) malam.

Syahrul meminta pandangan, masukan, bahkan kritikan dari para pakar
dan akademisi untuk memastikan pembangunan yang berlangsung di Sulsel
berada dalam alur yang tepat.

Persoalan etika politik menjelang Pilgub Sulsel 2013 pun tidak luput
dari pembahasan para pakar dengan Syahrul. Mereka berharap roh
demokrasi di Pilgub sulsel dapat terjaga dengan baik.

Hadir diantaranya Sosiolog Prof Dr Saleh S Ali Phd, Ekonom Dr
Tadjuddin Parenta, dan Pakar Teknologi Pendidikan Prof Dr Wasir
Thalib, serta beberapa akademisi dari UNM, UIN Alauddin, dan Unhas
lainnya.

Dosen Ilmu Politik Unhas, Imam Mujahiddin Fahmid yang turut mengikuti
diskusi tersebut mengatakan kalangan pakar dan akademisi memahami
posisi incumbent di pilkada selalu mendapat sorotan.

Baik itu berupa fitnah yang mencemarkan nama baik, martabat diri dan
keluarga, maupun pemerintahan yang sementara berjalan.

“Biarkan yang lain, melakukan penghinaan, fitnah dan mengklaim kiri
kanan, tetapi pak Gubernur kami harapkan bisa tetap mengendepankan
politik santun. Masyarakat kita sudah mulai sadar dan pintar
membedakan mana yang palsu dan mana yang asli,” kata Prof Dr Wasir
Thalib seperti dikutip oleh Imam, Selasa (16/10/2012).

Imam mengakui, beberapa waktu terakhir, Syahrul kerap diserang dengan
fitnah dan propaganda baik melalui orasi, ceramah maupun melalui media
cetak The Tabloid yang diedarkan secara sembunyi-sembunyi.

Kata Imam, sejumlah akademisi dan intelektual yang hadir dalam diskusi
itu pun menyesalkan cara berpolitik yang tidak santun dengan
menyebarkan fitnah kepada lawan politik, tanpa alas bukti yang jelas
dapat mengganggu nilai-nilai demokrasi.

“Pak Gubernur merespon baik masukan para pakar dan akademisi, beliau
minta dibantu agar tetap istiqamah dan menjadikan demokrasi sebagai
panggung untuk saling memuliakan, menghargai dan mengembangkan
pendidikan politik,” kata Imam.

Mantan Juru Bicara pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang
(Sayang) di Pilgub Sulsel 2013 lalu ini mengatakan secara objektif
kalangan pakar dan akademisi menilai pembangunan di Sulsel telah
sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan oleh Perda Nomor 12 tahun
2008

Pakar ekonomi Unhas, Dr Tadjuddin Parenta mengatakan tahun tahun 2006,
rangking IPM Sulsel pada urutan 23, pada tahun 2011, rangking IPM
Sulsel menjadi 19.

Menurutnya, masih dikutip Imam, tidak ada provinsi di Indonesia yang
mengalami kemajuan rangking IPM seperti Sulsel dalam periode lima
tahun terakhir. Kenaikannya provinsi lain hampir rata-rata 1 point
rangking tiap tahunnya.

Dalam kesempatan itu, Syahrul juga mengungkapkan salah satu visi
Gubernur Sulsel periode 2008-2013 adalah menjadikan Sulsel sebagai 10
terbaik dalam pelayanan hak-hak dasar masyarakat. (din)

Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/10/16/syahrul-kumpulkan-pakar-di-makassar
Read More >>

FPPP Desak Pemprov Dapatkan Pinjaman PIP


Selasa, 16 Oktober 2012

MAKASSAR – Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel, meminta kepada pemerintah Provinsi Sulsel
(Pemprov), untuk tetap melakukan pengajuan pinjaman kepada Pusat
investasi Pemerintah yang nilainya mencapai Rp500 miliar, dalam
mendukung pembangunan 23 ruas jalan dari 11 kabupaten di Sulsel.

“PPP akan tetap mendesak pemerintah untuk melakukan pinjaman tersebut,
yang di peruntukkan untuk ruas jalan, apa lagi dengan dana itu maka
percepatan pembangunan di Sulsel akan dapat dilakukan,” ulas Ketua Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Amir usakra diruang Fraksi PPP, Senin (15/10).

Menurut dia, pengajuan Pemprov dalam pembangunan jalan tersebut,
merupakan perhatian pemerintah provinsi Sulsel, dalam mendukung
pergerakan ekonomi, yang berpatokan pada infrastruktur jalan yang selama
ini masih kurang.

“Peluang yang di berikan pemerintah pusat itu dengan pinjaman Rp500
miliar itu merupakan penghargaan, dan dana itu juga nantinya akan
disalurkan tidak sekaligus melainkan melihat volume pengerjaan baru di
cairkan,” ulasnya.

Amir menambahkan, jika ada pihak yang sengaja mengadu domba antara
kepentingan politik dengan kepentingan masyarakat, dirinya mengangap
pihak itu sengaja tidak menginginkan pembangunan infrastruktur jalan di
Sulsel. Apa lagi dengan infrastrukjtur jalan yang baik maka pemerataan
pembangunan dan perekonomian akan dapat sejajar.

“Salah lah orang itu kalau belum apa-apa justru di tafsirkan lain,
marilah melihat dulu kalau memang ada kesalahan dari prosedurnya marilah
kita luruskan, jangan membangun opini yang akan merusak citra Sulsel,
dan saya rasa masyarakat akan justru tambah marah kalau keinginan baik
di jadikan hal yang buruk,” tutupnya. (RS6/dj/C)


Sumber: http://rakyatsulsel.com/fppp-desak-pemrov-dapatkan-pinjaman-pip.html
Read More >>

Ratusan Guru se Sulsel Hadiri Seminar Keahlian


Selasa, 16 Oktober 2012 


MAKASSAR,  – Sekitar 1.000 guru dari berbagai kabupaten/kota di Sulsel mengikuti seminar keahlian di Saoraja Ballroom Wisma Kalla, Jalan Dr Ratulangi, Minggu, 14 Oktober.

Kegiatan itu dikemas melalui Seminar dan Talkshow Nasional “Building Solution in ICT for Education” The Future of e-Learning yang diselenggarakan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulsel, Pesona Edu, dan Indosat.

Kegiatan ini dibuka langsung Plt Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Kadiknas) Sulsel, Abdullah Jabbar, mewakili Gubernur Sulsel. Dalam sambutannya, dia mengajak IGI, Pesona Edu, dan Indosat membuat MoU untuk mengaplikasikan e-Learning dalam pembelajaran di sekolah.

Yayasan Kalla juga menyambut baik dan siap terlibat dalam MoU tersebut demi memajukan pendidikan di Sulsel.

Para guru yang hadir dalam seminar ini berasal dari Luwu Timur (Lutim), Palopo, Enrekang, Bulukumba, Soppeng, Barru, Takalar, dan beberapa daerah lainnya. Takalar menjadi kabupaten dengan peserta terbanyak.

Sementara, guru dari SMAN 17 Makassar berhasil meraih doorprize berupa satu unit laptop. Ada juga lima paket dari Indosat dan 30 buah buku dari Indra Djati Sidi kepada peserta yang beruntung.

Ketua IGI Sulsel, Muhammad Ramli Rahim, mengatakan, pasca seminar ini akan dilaksanakan TOT bagi guru potensial yang siap menularkan kemampuannya pada guru lainnya.

Menurutnya, keterbatasan kemampuan pemerintah da­lam mengembangkan potensi guru sangat jelas, sehingga peningkatan kemampuan guru tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah.

Untuk itu, peningkatan kemampuan guru harus dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan metode pengembangan mandiri oleh guru bersangkutan, terlibat di komunitas-komunitas, dan terlibat dalam organisasi profesi guru.

Hal itu pula disampaikan Dr Indra Djati Sidi, Dirjen Dikdasmen, yang hadir sebagai pembicara. Menurutnya, peningkatan kemampuan dengan metode ini sudah diterapkan di lima presiden berbeda, sejak era Soeharto hingga SBY.

Indra Djati Sidi hadir bersama Prof Dr Wiranto Ariesmunandar, mantan rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Mendikbud di era akhir Presiden Soeharto.

Sebelumnya, Muhammad Ihsan, Sekjen IGI, menyampaikan bahwa jumlah guru di Indonesia lebih dari tiga juta orang. Sementara, kemampuan pemerintah melakukan pelatihan guru setelah sertifikasi hanya sekitar 300 ribu guru.

Pada kesempatan itu, Top Manager Pesona Edu, Simon Bone, memberikan paket khusus dari Pesona Edu dan Indosat kepada guru, berupa konten pembelajaran Pesona Edu yang telah diakui dan digunakan di 30 negara di dunia. Bahkan di Singapura, semua siswa akan menggunakan tablet dengan program Pesona Edu di dalamnya. (*/ism)

Sumber: http://cakrawalaberita.com/metro-makassar/ratusan-guru-se-sulsel-hadiri-seminar-keahlian
Read More >>