Kamis, 22 November 2012

JK-Gubernur Cetus Deklarasi Makassar


JUMAT, 23 NOVEMBER 2012


MAKASSAR,  – Mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla dan Gubernur se-Sulawesi mencetuskan Deklarasi Makassar. Ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan dan kelistrikan di Sulawesi.

Deklarasi Makassar ini dirumuskan di Wisma Kalla, Kamis, 22 November, dalam Rapat Terbatas Gubernur se-Sulawesi yang diselenggarakan Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS).

Isi Deklarasi Makassar antara lain, PT Garuda Group berkomitmen mengembangkan network dan usahanya dalam hal pengembangan infrastruktur penerba­ngan. PT Garuda Group akan membantu pengembangan bandara bekerjasama dengan pemerintah provinsi (Pemprov) se-Sulawesi. Adanya komitmen bersama mempercepat terwujudnya penerbangan dari ibu kota provinsi ke ibu kota kabupaten. Mewujudkan penerbangan yang profesional sesuai kondisi masing-masing provinsi. Mempercepat jaringan interkoneksitas kelistrikan se-Sulawesi.

Menurut Jusuf Kalla (JK), suatu daerah yang maju membutuhkan infrastruktur, seperti jalan darat, angkutan udara, laut, energi, dan telekomunikasi. Infrastruktur tersebut dibutuhkan untuk melancarkan kegiatan ekonomi.

Untuk mewujudkan semua itu, lanjut tokoh nasional asal Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, tidak hanya dibutuhkan peran pemerintah semata, tapi juga pihak swasta.

“Walaupun penduduk di Jawa lebih banyak dibandingkan penduduk di Sulawesi, tetapi mobilitas lebih tinggi di Sulawesi. Mobilitas orang di Sulawesi tidak selancar di Jawa, sehingga transportasi udara menjadi alternatif bagi penumpang,” kata JK.

Karena itu, lanjut Ketua Umum PMI ini, PT Garuda Indonesia Group, akan mengembangkan programnya di Sulawesi. Begitupun soal energi harus dibicarakan karena Sulawesi hanya menyiapkan bahan baku sedangkan pengelolaannya masih dari pihak luar. Sehingga, kerap menjadi masalah adalah kekurangan energi.

“Bagaimana Kita membangun energi nasional, dimana pusat energi ada di Sulawesi untuk mengubah wajah Sulawesi, harus dibahas. Kalau masalah transportasi dan energi bisa diselesaikan, maka Sulawesi akan jadi tempat paling efektif dan efisien untuk berinvestasi,” jelas JK dengan yakin.

JK mengungkapkan, jika PT Garuda Indonesi Group mendukung program Master Plan Percepatan Pembangunan Indonesia (MP3EI) di Kawasan Timur Indonesia, maka hal tersebut akan menjadi loncatan yang luar biasa. Tidak ada lagi wilayah di Sulawesi yang tidak terhubung satu sama lain.

“Pertemuan ini harus menemukan sebuah kesepakatan. Sehingga, semua daerah di wilayah Sulawesi ini tidak lagi bersoal dalam hal interkoneksitas wilayah,” tegas JK dalam rapat yang berlangsung di lantai 14 tersebut.

Pendapat senada dilontarkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Untuk pengembangan wilayah Sulawesi, kata Syahrul, dibutuhkan interkoneksi wilayah, kesiapan energy, dan infrastruktur. Dimana, semua resort terhubung, e­nergi saling menunjang, dan infrastruktur terbangun.

“Kami menentang kalau cuma Jawa dan Sumatera yang diperbaiki infrastrukturnya. Kami sudah sepakat, apapun yang dikembangkan di sana, harus sama dengan di sini,” tegas Syahrul.
Mantan Bupati Gowa dua periode ini menjelaskan, Sulsel sudah dalam tahap mempersiapkan interkoneksitas ke semua daerah. Tahun ini, sudah direncanakan perpanjangan landasan, termasuk pembangunan hanggar pesawat. Apalagi, menghadapai open skyling Tahun 2015.

Selain itu, juga akan dibangun sekolah pilot di Kabupaten Luwu dengan luas lahan mencapai 50 hektare, sekolah pramugari, dan infrastruktur pendukung lainnya.

“Bandara Bone juga sedang Saya siapkan uji cobanya. Untuk sekolah pilot dan pramugari, Saya siapkan hardware-nya, software disiapkan Garuda,” terang Syahrul.

Ketua APPSI itu berharap, sekolah pramugari bisa diwujudkan pada Desember 2012 nanti. Karena itu, dia meminta untuk dibangun desk bersama untuk membahas persoalan teknis. Misalnya, persolahan resort dan budgeter supporting. “Kita bentuk ini sehingga antar pemerintah provinsi se Sulawesi bisa menyusun rencana agenda yang kita sepakati,” imbuhnya.

Harapan Gubernur

Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Longki Djanggola, mengaku sudah sangat terbantu dengan masuknya Garuda di daerahnya meskipun belum direct dan masih melalui Makassar. Dia lalu berharap, Garuda bisa langsung, agar harga tiket lebih terkontrol.

“Karena penerbangan padat, maskapai bebas menaikkan harga tiket. Palu-Makassar bahkan pernah sampai Rp4 juta,” keluh mantan Bupati Parigi Moutong (Parimo) ini.

Kemarin, Longki mengungkapkan bahwa saat ini ada bandara yang sedang dirintis di Sulteng. Beberapa bandara yang telah ada di Sulteng diakui Longki memiliki prospek yang luar biasa.

“Dengan adanya penerbangan yang pasti, ekonomi akan lebih bergairah. Kita rencanakan, untuk Citilink, antar regional dan kabupaten di Sulawesi. Paling tidak, ada kepastian waktu dan jadwal penerbangan,” harapnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Anwar Adnan Saleh. Jadwal penerbangan ke Mamuju tidak jelas dan harga tiket sudah tidak sesuai dengan jarak yang ditempuh.

Karena itu, Anwar berharap, ada solusi di akhir tahun 2012 ini. Apalagi, bandara di Sulbar cukup efektif. Anwar juga mengaku pihaknya sedang membangun tambahan panjang landasan 250 meter sehingga bisa parkir sampai delapan pesawat.

“Kami sudah siapkan infrastrukturnya. Kami siap jadi tempat parkirnya Garuda. Kami ingin kejelasan,” beber Gubernur Sulbar periode kedua tersebut.

Sedangkan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam, menjelaskan bahwa bandara Haluoloe (dulu Bandara Wolter Mongisidi) sudah menyiapkan terminal khusus untuk Garuda. Bandara Haluoloe dibangun dengan menggunakan dana APBD dan sekarang telah beroperasi.

Terminal dilengkapi 14 kamar hotel yang bisa ditempati para kru. Landasan pacu bandara ini siap digunakan sepanjang 2500 meter dan akan ditambah 500 meter. Penambahan apron dan taxi way mampu melayani parkir pesawat hingga delapan buah dalam prosisi normal.

“Di Kendari, Kami siap. Pemerintah daerah juga bersedia membantu pembebasan lahan. Kalau hanya soal landing fee, Saya kira bisa diatur,” paparnya.

Menurut Nur Alam, pemicu pergerakan ekonomi, karena Garuda sudah masuk di Kendari. Dia pun mengusulkan, jika memang ada yang harus disubsidi, maka pihaknya berani memberikannya. “Kita juga harus mulai pemda ikut dalam kepemilikan saham di Garuda, sehingga ada rasa memiliki,” usulnya. (mg1/tan)

Sumber: http://www.cakrawalaberita.com/provinsi/jk-gubernur-cetus-deklarasi-makassar
Read More >>

RUMAH BERSUBSIDI: Sulsel & REI Akan Bangun 5.000 Unit


Kamis, 22 November 2012

MAKASSAR: Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Real Estate Indonesia akan membangun 5.000 unit rumah bersubsidi di kawasan Mamminasata yang meliputi Maros, Takalar, Gowa, dan Makassar pada 2013.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan pembangunan rumah rumah di wilayah Maminasata oleh REI tersebut merupakan prioritas Pemprov Sulsel untuk mendukung pembangunan penyediaan rumah bersubsidi pada kawasan tersebut.

"Pemprov tentunya akan memberikan kemudahan izin, tata wilayah yang ideal, dan memperhatikan aset infestasi publik yang akan dipertaruhkan seperti pembebasan lahan," ujarnya usai penandatanganan prasasti perancangan 5000 unit Rumah Murah Bersubsidi, Kamis (22/11/2012).

Ketua DPD REI Sulsel Raymond Arfandi mengemukakan pembangunan 5000 unit rumah ini ditargetkan dapat bisa rampung secara keseluruhan 2013 mendatang, dimana difokuskan bagi MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dengan pendapatan Rp1,5 juta per bulan.

"Awalnya kami menargetkan bisa membangun 15.000 unit, namun untuk tahap awal diusahakan bisa menuntaskan 5000 rumah dulu dikawasan Mamminasata," paparnya. (ra)

Sumber: http://www.bisnis.com/articles/rumah-bersubsidi-sulsel-and-rei-akan-bangun-5-dot-000-unit
Read More >>

Institut Seni Budaya Sulsel Segera Hadir di Makassar


KAMIS, 22 NOVEMBER 2012 

MAKASSAR,  – Institut Seni dan Budaya Sulawesi Selatan akan memperkuat posisi Provinsi Sulawesi Selatan di Kawasan Timur Indonesia sebagai pintu gerbang dan pusat perekonomian, seni budaya dan pendidikan.

Hal ini terungkap dalam Seminar Awal Pendampingan Pendirian Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) di Hotel Novotel Surakarta, Rabu, 21 November.

Seminar awal pendirian ISBI Sulsel dihadiri Asisten III Pemprov Sulsel Amal Natsir, Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, H Abdullah Djabbar, MPd, utusan Rektor Unhas dan UNM, sejumlah peneliti dan akademisi dari Unhas dan UNM, dan peneliti akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Asisten III Pemprov Sulsel, Amal Natsir mengemukakan, Pemerintah Provinsi Sulsel memandang penting keberadaan ISBI di Sulsel. Sebab selain Sulsel memiliki banyak suku dan etnis seperti Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, dan lainnya, Sulsel juga memiliki budaya dan adat istiadat yang terkenal hingga mancanegara.

Faktor lainya, menurut Amal Natsir, Sulawesi Selatan secara geografis merupakan pintu untuk Indonesia bagian timur merupakan jalur yang memungkinkan dilakukan berbagai aktivitas, baik untuk perekonomian maupun pengembangan dan pembinaan pendidikan.

Di Sulsel, kata Amal Natsir, terdapat perguruan tinggi negeri dan swasta yang mengembangkan berbagai program studi termasuk seni dan budaya. Namun secara kelembagaan belum terdapat perguruan tinggi secara spesifik membina seni budaya khususnya yang terdapat di Sulawesi Selatan.

Seminar awal pendirian ISBI Sulsel dibuka Rektor ISI Surakarta, Prof Dr T Slamet Suparno yang dilanjutkan dengan pemaparan hasil studi kelaikan pendirian ISBI Sulsel.

Pendirian ISBI Sulsel menurut Abdullah Djabbar merupakan hasil pembicaraan antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhammad Nuh dengan Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo tahun 2010 saat pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional yang dipusatkan di Makassar.

Ia mengharapkan ISBI Sulsel akan menghasilkan lulusan yang kompeten, professional, berkarakter, adaptif, kreatif, dan inovatif di bidang seni dan budaya bagi pembangunan daerah dan nasional serta memperkuat karakter dan daya saing bangsa di bidang seni dan budaya berbasis kearifan lokal.

Hasil studi kelaikan yang dilakukan tim pendampingan pendirian ISBI Sulsel dari ISI Surakarta dan panitia yang dibentuk Pemprov Sulsel akan membuka tiga fakultas dan sejumlah program studi.

Fakultas yang dimaksud adalah Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan program studi, Tenun dan Tekstil, Seni Rupa Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual. Sementara untuk Fakultas Pertunjukan dengan program studi Seni Tari Daerah, Seni Musik Daerah, Seni Teater Daerah, dan Fakultas Budaya dan Media dengan program studi, Sastra Daerah, TV dan Film, Fotografi dan Animasi.

Untuk pembahasan kurikulum ISBI Sulsel, menurut Abdullah Djabbar, akan dibahas di Makassar awal Desember 2012. (ami)

Sumber: http://cakrawalaberita.com/sosial-budaya/institut-seni-budaya-sulsel-segera-hadir-di-makassar
Read More >>