Kamis, 07 Juni 2012

Sulsel Sentral Perdagangan KTI


Pameran Pangan Nusa Diikuti Delapan Provinsi
 
MAKASSAR,--Pameran Pangan Nusa ke-VII dan pameran produk dalam negeri regional, diharapkan dapat mendukung penguatan pasar dalam negeri, terutama melalui peningkatan transaksi antar wilayah.
Demikian dikemukakan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan (Kemendag) RI, Gunaryo, saat peresmian pembukaan Pameran Pangan Nusa ke-VII dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional 2012, di Lapangan Hasanuddin Makassar, Rabu (6/6).
Pameran yang mengangkat tema "Diversifikasi Pangan Nasional dan Peningkatan Transaksi Domestik Melalui Misi Dagang Lokal" lanjut Gunaryo, merupakan pameran kedua kalinya yang dilaksanakan setelah sukses diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
"Kegiatan ini, merupakan bukti konsistensi dukungan Kemendag, untuk memperkuat pasar dalam negeri serta melestarikan kebudayaan Indonesia. Melalui kuliner dan produk-produk yang memiliki konten lokal," terangnya.
Menurut dia, pameran ini merupakan momentum yang baik untuk merubah paradigma pola konsumsi. Apalagi saat ini, Indonesia merupakan negara dengan penderita diabetes ke empat terbesar di dunia berdasarkan data World Health Organization (WHO).
Dengan merubah pola konsumsi kata Gunaryo, kesehatan masyarakat juga dapat lebih meningkat. Apalagi, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang melimpah yang tercermin dari beraneka ragam kuliner nusantara.
"Kekayaan kuliner ini yang menjadi sumber diversifikasi pangan nasional. Mengubah pola konsumsi itu, artinya juga mengubah kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan pangan yang sehat, aman, higienis dan bergizi. Apalagi selain beras, Indonesia juga merupakan salah satu konsumen gula kedua terbesar di dunia setelah Amerika Latin," ungkapnya.
Ditambahkan, alasan pemilihan Makassar sebagai tuan rumah pelaksanaan pameran untuk wilayah Sulawesi, adalah dengan pertimbangan Provinsi Sulsel merupakan sentral kawasan perdagangan dan masih menjadi barometer ekonomi di Kawasan Indonesia Timur.
"Sulsel juga merupakan provinsi yang peduli terhadap penggunaan produk dalam negeri dan pembinaan UKM. Bahkan, Sulsel memiliki kuliner hasil laut yang sangat potensial dan terkenal hingga mancanegara," katanya.
Adapun jumlah peserta yang mengikuti pameran di Makassar, kata Gunaryo, sebanyak delapan provinsi. Diantaranya, Provinsi Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jateng, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Gorontalo.
"Ada juga beberapa mitra binaan dari Provinsi Sulsel dan dari Kemendag yang menempati 85 stand. Yang terdiri dari stand pameran pangan Nusa dan 45 stand pameran produk dalam negeri regional," jelasnya.
Sementara Sekretaris provinsi (Sekprov) Sulsel, Andi Muallim menuturkan, pameran yang dilaksanakan di Makassar sangat istimewa. Sebab, untuk pertama kalinya dilaksanakan di luar Pulau Jawa.
Selain itu, Makassar juga merupakan Centre of Indonesia (CoI). Dimana, produk-produknya mampu menembus pasar ekspor. Sehingga pelaku UKM dituntut untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.
"Pameran ini penting seiring meningkatnya hasil produk dalam negeri yang dihasilkan. Melalui pameran ini juga, diharapkan perusahaan untuk memprkenalkan kepada masyarakat. Sehingga, mereka tidak salah memilih produk yang diinginkan," tuturnya.
Saat ini kata Muallim, Sulsel merupakan tujuan investasi. Karena, memiliki potensi yang sangat besar. Pertumbuhan ekonomi tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan angka yang cukup signifikan. "Saya mau titipkan kepada pak Dirjen, pameran ini dijadikan agenda tahunan di Sulsel," harapnya. ()

Sumber: 
http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=87381
Read More >>

Pendidikan Gratis SMA Sulsel Butuh Rp200 Miliar


Kamis, 07 Juni 2012 

Makassar  - Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan H Patabai Pabokori mengatakan, pelaksanaan program pendidikan gratis untuk tingkat SMA di daerah tersebut membutuhkan anggaran Rp200 miliar.

"Dana itu dapat menutupi pembiayaan pendidikan tingkat SMA dan sederajat yang berjumlah sekitar 600 ribu, khususnya pembebasan biaya dalam proses penerimaan siswa baru," kata Patabai di Makassar, Kamis.

Dia berharap, dalam penerimaan siswa baru tingkat SMA dan sekolah sederajat tidak ada lagi pungutan dengan alasan apapun. 
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, pemerintah kabupaten/kota memberikan dukungan penuh, termasuk mengawasi pihak sekolah yang tidak mengindahkan imbauan itu.
Sementara dari total dana yang dibutuhkan dalam penerimaan siswa baru di tingkat SMA dan sederajat, dia mengatakan APBD Sulsel mengalokasikan dana sekitar 80 miliar. Sedang sisanya diharapkan ditutupi dari penganggaran 24 pemerintah kabupaten/kota.

"Jadi porsi penganggaran itu diharapkan 40 persen dari provinsi dan 60 persen pemerintah kabupaten/kota sama seperti porsi program pendidikan gratis untuk tingkat SD dan SMP," katanya.

Menurut dia, intervensi pendanaan untuk siswa SMA di Sulsel sudah dimulai sejak 2010 dengan mengalokasi anggaran pengadaan buku penunjang Ujian Nasional khusus bagi siswa kelas tiga.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang wali siswa SMA kelas tiga di Kota Makassar Nurmiah mengatakan, pengadaan buku cetak untuk siswa belum optimal, karena masih ada kekurangan jumlah buku yang dialokasikan di satu sekolah.

"Jadi, siswa yang tidak mendapatkan buku, harus rela meminjam buku temannya atau memfotocopy buku itu," katanya. (T.S036/Z002) 
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/39438/pendidikan-gratis-sma-sulsel-butuh-rp200-miliar
Read More >>

Produksi Cukup Harga Beras Sulsel Stabil


Kamis, 07 Juni 2012 

Produksi Cukup Harga Beras Sulsel Stabil
Ilustrasi beras (FOTO ANTARA/Basri Marzuki)
Makassar - Harga besar di sejumlah pasar tradisional di Sulawesi Selatan relatif stabil akibat dukungan produksi yang cukup dari 24 kabupaten/kota.

Harga beras jenis medium rata-rata masih berkisar Rp5.700 per kilogram, sedang kualitas di bawahnya ada yang seharga Rp4.800 per kg, kata salah seorang pedagang di Pasar Terong, Makassar, Kamis.

Ia mengatakan, distribusi beras dari daerah cukup lancar sehingga harga beras cenderung stabil, meski kini sebagian wilayah di Sulsel masuk masa tanam. Kondisi itu dibenarkan Kepala Perum Bulog Divre VII Sulsel Tommy S Sikado.

Menurut dia, produksi beras Sulsel cukup stabil sepanjang tahun, karena apabila bagian selatan Sulsel memasuki masa tanam, maka pada saat yang sama daerah bagian utara Sulsel dalam masa panen.

Bahkan pada saat musim hujan cenderung panjang, daerah selatan dan utara dapat bersamaan panen, sehingga produksi beras di daerah ini tetap ada sepanjang tahun.

Mencermati perkembangan cuaca pada 2012, lanjut Tommy, pihaknya optimistis dapat mencapai prognosa 2012 sebanyak 526 ribu ton setara beras.

Prognosa Bulog 2012 lebih tinggi dari prognosa 2011 yang hanya 260 ribu ton dan realisasinya mencapai 268 ribu ton setara beras.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bulog Divre Sulsel terus mengoptimalkan penyerapan produksi petani pada saat musim panen melalui 400 lebih mitranya, termasuk penggilingan berskala besar dan kecil. (T.S036/S004)
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/39430/produksi-cukup-harga-beras-sulsel-stabil
Read More >>

Peresmian Pembukaan Pameran Pangan Nusa


Kementerian Perdagangan kembali menggelar Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional. Kali ini pameran kuliner ini diadakan di Makassar, Sulawesi Selatan dan dibuka Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo di Lapangan Hasanudin Makassar, Rabu, 6 Juni 2012.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo mengungkapkan pameran ini bertujuan memperkuat pasar dalam negeri serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui kuliner dan produk-produk yang memiliki konten lokal. Mengangkat tema “Diversifikasi Pangan Nasional” dan “Peningkatan Transaksi Domestik melalui Misi Dagang Lokal”,  diharapkan ini dapat mendukung penguatan pasar dalam negeri terutama melalui peningkatan transaksi antar wilayah.
Kekayaan kuliner tersebut yang menjadi sumber diversifikasi pangan nasional. Mengubah pola konsumsi itu artinya juga mengubah kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan pangan yang sehat, aman, higienis dan bergizi.
Gunaryo berharap, peserta yang berpartisipasi dapat memanfaatkan momentum ini tidak hanya untuk memperluas akses pemasarannya, namun juga untuk mengukur sejauh mana produknya memiliki daya saing. Negara-negara lain telah melirik potensi pasar Indonesia, sekarang tinggal bagaimana kita dapat meningkatkan daya saing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Semoga pameran ini menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan daya saing yang akhirnya akan mendukung kinerja perdagangan dan perekonomian nasional.
Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muallim mengatakan pameran yang dilaksanakan di Makassar sangat istimewa. Sebab, untuk pertama kalinya dilaksanakan di luar pulau Jawa, Selain itu Makassar juga merupakan Centre of Indonesia (CoI). Dimana produk-produknya mampu menembus pasar ekspor, sehingga pelaku UKM dituntut untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Sulsel merupakan tujuan investasi, karena memiliki potensi yang sangat besar. Pertumbuhan ekonomi tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan angka yang cukup signifikan.
Adapun peserta yang mengikuti pameran di Makassar  berasal dari Provinsi Jambi, Riau,  Bangka Belitung, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Gorontalo. Selain itu, terdapat beberapa mitra binaan dari Provinsi Sulawesi Selatan dan mitra binaan dari Kementerian Perdagangan yang menempati sebanyak 85 stan, yang terdiri dari 40 stan pameran pangan nusa dan 45 stan pameran produk dalam negeri regional.
Guna mendukung keseluruhan kegiatan ini, akan dilaksanakan juga lomba masak makanan minuman khas daerah yang diikuti oleh 11 peserta dari 7 (tujuh) provinsi, yaitu Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan sendiri. Lomba tersebut bertujuan untuk memperkenalkan hidangan menu unggulan khas setiap daerah dan menciptakan produk pangan secara kreatif dan inovatif, dengan dewan juri yang sudah profesional di bidangnya.

Rs/Yn (Kamis, 7 Juni 2012)
Read More >>