Rabu, 07 Maret 2012

Pergub CSR Sulsel Terbit 2012

Rabu, 07 Maret 2012 

Makassar  - Peraturan Gubernur (Pergub) Sulawesi Selatan (Sulsel) tentang kerja sama pengelolaan dana "Coorporate Social Responsibility" (CSR) ditargetkan terbit tahun ini.

Sekretaris Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Sulsel Susiwati di Makassar, Rabu, menjelaskan, sebelum diterbitkan masih perlu dilakukan dua hingga tiga kali pertemuan dengan sejumlah pihak untuk mengkaji konsep awal kerja sama pengelolaan CSR.

"Akan ada pertemuan lanjutan untuk mengkaji konsep bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulsel, perusahaan, sebelum dibuatkan pergub-nya," katanya. 
Lebih jauh, ia menjelaskan, konsep awal kerja sama pengelolaan CSR akan disesuaikan dengan program pembangunan pemerintah seperti di bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
Misalnya, pemerintah memiliki program perbaikan jalan sepanjang satu kilometer, 500 meter diantaranya akan ditangani oleh pemerintah sementara 500 meter lainnya akan dikerjasamakan dengan perusahaan melalui program CSR-nya.

Menurutnya, potensi dana CSR di Sulsel sangat besar, hanya saja pengelolaannya belum merata. "Sebenarnya sangat besar dan jika rutin pasti ada program yang dapat selesai," ujarnya. Dengan adanya pergub, diharapkan pengelolaan CSR di Sulsel menjadi lebih merata dan tepat sasaran.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/37026/pergub-csr-sulsel-terbit-2012
Read More >>

Pemprov Evaluasi Kinerja Guru

RABU, 07 MARET 2012 


MAKASSAR,  – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menggandeng Universitas Indonesia Makassar (UIM) untuk melakukan evaluasi kinerja guru setelah adanya sertifikasi yang dikeluarkan pemerintah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulsel, Idrus Hafid, mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng UIM dalam evaluasi tersebut karena UIM bukan perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru.
“Ini sebagai upaya agar dalam evaluasi ini, yang menilai tetap netral, karena UIM tidak masuk sebagai penyelenggaran sertifikasi guru. Jadi, ini metodenya adalah studi kasus dari masukan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulsel,” kata Idrus Hafid, di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa, 6 Maret.
Studi kasus ini, kata dia, untuk mengevaluasi kinerja guru setelah menerima sertifikasi dan telah menjadi salah satu program prioritas pada 2012.
“Parameter yang telah ditetapkan dalam studi kasus ini di antaranya kualitas guru dalam mengajar anak didiknya dan jalur guru dalam memperoleh sertifikasinya.Sementara jalur sertifikasi guru itu kan ada yang melalui pelatihan satu minggu ada juga sampai tiga atau empat bulan,” terangnya.
Selain itu, masih kata dia, masih ada parameter lain yang akan digunakan dalam studi kasus tersebut adalah guru mana yang menerima sertifikasi apakah guru kelas atau guru bidang studi.
Diketahui sebelumnya, berdasarkan dari data PGRI, secara keseluruhan total jumlah guru yang ada Sulsel sebanyak 83 ribu orang, dan 23 ribu orang di antaranya telah disertifikasi. 
Read More >>

Target PMDN Sulsel 2012 Rp5 Triliun

Rabu, 07 Maret 2012 

Makassar - Target Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) diharapkan mencapai Rp5 triliun pada 2012.

Kepala Bidang Promosi dan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Sulsel Sukarniaty Kondolele, di Makassar, Rabu, menyatakan, pihaknya optimistis target tersebut dapat tercapai.

Sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) diharapkan dapat mencapai 100 juta dolar AS. "Minimal target realisasi investasi 2012 sama dengan 2011," ujarnya.

Sejumlah upaya yang dilakukan untuk mengejar target tersebut diantaranya dengan lebih banyak mendorong kerja sama investasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta para pengusaha dari provinsi lain seperti yang telah dilakukan dengan Provinsi Kepulauan Riau.

Hasil pertemuan bisnis yang digelar bersama Kadin Sulsel pada Oktober 2011 tersebut mengemuka ide untuk mengkaji rute penerbangan Makassar-Batam dan peluang kerja sama perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan seperti beras, ikan, sayur dan coklat dari Sulsel ke Batam.

Upaya lain yang akan dilakukan adalah meningkatkan pertemuan bisnis atau forum-forum promosi investasi dengan badan, asosiasi, lembaga dan pihak terkait lainnya. Kemudian, keikutsertaan pada pameran akan lebih difokuskan secara sektoral sesuai skala prioritas.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Sekretaris BKPMD Provinsi Sulsel Susiwati, realisasi investasi PMDN dan PMA pada 2011 masing-masing mencapai Rp3,9 triliun dan 89 juta dolar AS.

"Selama lima tahun terakhir, PMDN terus mengalami peningkatan terutama pada satu tahun terakhir. Pada 2007, realisasi PMDN sekitar Rp1 triliun kemudian pada 2011 hampir mencapai Rp4 triliun. Sedangkan PMA pertumbuhan kadang naik kadang turun," jelasnya.

Sejumlah sektor yang mendominasi penanaman modal tersebut adalah perdagangan, industri makanan, listrik serta jasa dan perhotelan.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/37016/target-pmdn-sulsel-2012-rp5-triliun
Read More >>

Bulog Sulsel Targetkan 1.000 Ton Beras

Rabu, 07 Maret 2012 


Makassar  - Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan (Sulsel) menargetkan produksi beras hingga 1.000 ton per hari, menyusul perkiraan akan terjadinya panen raya sejumlah daerah di Sulawesi Selatan pada akhir Maret dan awal April 2012.

"Target 1.000 ton produksi beras per harinya itu cukup realistis karena Sulsel ini merupakan salah satu wilayah penyangga pangan di Indonesia," ujar Kepala Perum Bulog Divre Sulsel Tommy S Sikado di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan, pencanangan target 1.000 ton per harinya itu juga dilandasi akan dilaksanakannya panen raya pada akhir Maret dan awal April.

Apalagi pada tahun ini juga didasari rata-rata penyerapan beras Bulog Sulsel sejak awal Januari yang mencapai 1.000 ton per hari. 
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat tatkala kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) mulai berlaku. 
Selama ini HPP beras Rp5.600 per kilogram, lebih rendah dari harga yang ditawarkan pedagang sebesar Rp6.000 per kilogramnya.

Selain itu, Provinsi Sulawesi Selatan juga ditugasi memberikan kontribusi sebanyak 460 ribu ton beras untuk memenuhi target surplus 10 juta ton beras nasional pada 2012.

"Beras secara nasional kita dapat penugasan hampir sekitar 460 ribu ton tahun ini melalui penyerapan Bulog Divisi Regional VII Sulsel untuk mendukung target surplus beras nasional 10 juta ton," kata Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang beberapa saat lalu.

Seperti diketahui, pada 2012, angka produksi beras nasional diharapkan mencapai 72 juta ton dengan target surplus 10 juta ton.

Provinsi Sulsel, lanjutnya, diharapkan mampu berkontribusi melebihi jumlah tersebut asalkan Bulog membeli dengan harga yang sama dengan harga yang berlaku di pasar.

"Problemnya stok nasional itu bukan karena ketidakmampuan tapi kemauan pusat. Hentikan dulu memikirkan impor beras karena kalau kita berpikir impor pasti diversifikasi pangan tidak jalan. Kalau kita tidak berpikir impor, diversifikasi pangan pasti jalan, kita terpacu untuk meningkatkan produksi," jelasnya.

Menurutnya, kondisi saat ini telah jauh berbeda karena produksi komoditas pangan alternatif selain beras baik secara kuantitas maupun kualitas telah mengalami kemajuan.

"Dulu kita takut karena produksi jagung misalnya belum bagus, makanan alternatif sekarang sudah diolah dengan sangat bagus seperti "kapurung" (makanan tradisional terbuat dari sagu)," katanya.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/37008/bulog-sulsel-targetkan-1000-ton-beras
Read More >>

Permintaan Udang Sulsel Capai 300 Ton

Rabu, 07 Maret 2012

Makassar - Permintaan pasar dalam negeri terhadap udang khususnya jenis vannamei dari sulsel cenderung mengalami peningkatan yang hingga akhir Januari 2012 mencapai 300 ton.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Johannes Tango di Makassar, Selasa, mengatakan, rata-rata pembeli merupakan perusahaan-perusahaan besar asal Surabaya, Jawa Timur.

Kecenderungan peningkatan permintaan udang vannamei Sulsel oleh pasar dalam negeri ikut mendorong penurunan volume ekspor udang.

Peningkatan transaksi udang vannamei ini terjadi karena kenaikan harga yang berlaku di pasar dalam negeri yakni sebesar Rp3.000-Rp5.000 per kilogramnya.

Sehingga para pembudidaya memilih menjualnya di dalam negeri ketimbang ke luar negeri. "Karena harganya lebih tinggi jadi punya nilai lebih bagi para pembudidaya," ujarnya.

Pada 2012, produksi udang Sulsel ditargetkan mencapai 30 ribu ton. Target tersebut terdiri atas tiga jenis yakni udang windu 21.523 ton, vannamei 5.986 ton dan udang lainnya 3.205 ton.

Udang, kata dia, merupakan salah satu komoditas yang berkontribusi besar terhadap ekspor Provinsi Sulsel yakni mencapai 60 persen.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36978/permintaan-udang-sulsel-capai-300-ton
Read More >>

Sulsel Miliki Rumah Kemasan Produk Perikanan

Rabu, 07 Maret 2012

Makassar  - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), selain Jawa Barat dan Jakarta yang akan memiliki rumah kemasan produk perikanan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"UKM tidak perlu kemana-mana lagi untuk mengemas produk-nya. Misalnya, ikan yang dibuat dengan jenis produk ikan asap akan dikemas lebih baik supaya bisa lebih menarik untuk masuk ke supermarket," kata Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel Johanes Tanggo di Makassar, Selasa.

Rumah kemasan yang rencananya akan dibangun di Kota Makassar tersebut merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan jumlah anggaran sekitar Rp5,4 miliar.

Rumah tersebut, lanjutnya, akan dilengkapi fasilitas seperti mesin cetak untuk membuat kemasan produk-produk olahan seperti garam, ikan dan produk olahan lainnya di Sulsel.

"Target utamanya untuk memperkenalkan produk lokal dari UKM agar nilai tambahnya semakin meningkat seperti produk olahan ikan mulai dari terasi, ikan asap, pindang, kerupuk termasuk olahan garam," jelasnya.

Menurutnya, pembangunan rumah kemasan telah diajukan sejak 2011 dan baru dapat berjalan pada 2012. "Bangunannya sekarang sementara dikerjakan dan ditargetkan rampung akhir 2012," jelasnya.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36979/sulsel-miliki-rumah-kemasan-produk-perikanan
Read More >>

Pengadaan Bibit Kakao Sulsel Dianggarkan Rp6 Miliar

Rabu, 07 Maret 2012

Makassar  - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalokasikan anggaran sebesar Rp6 miliar dalam APBD 2012 untuk pengadaan 550 ribu bibit kakao bagi petani.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulsel Burhanuddin Mustafa di Makassar, Selasa, menjelaskan, bibit tersebut akan dimanfaatkan untuk kegiatan pembinaan petani serta bagi petani yang tidak tersentuh program Gerakan Nasional Peningkatan Mutu Kakao (Gernas Kakao) 2012.

Sementara itu, pada tahun ini Provinsi Sulsel memperoleh alokasi anggaran Gernas Kakao sebesar Rp19,4 miliar. 
Dari total anggaran tersebut, pihaknya mengalokasikan Rp8,1 miliar untuk peremajaan kakao di atas lahan seluas 1.000 hektare yakni di Kabupaten Luwu, Soppeng, Luwu Utara dan Bulukumba. Kemudian sisanya akan dimanfaatkan untuk rehabilitasi dan intensifikasi.

Jika dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah anggaran Gernas Kakao memang mengalami penurunan namun menurutnya penurunan anggaran tersebut tidak akan berpengaruh pada produksi karena bibit kakao yang ditanam sepanjang 2009 hingga 2010 telah memasuki masa panen.

Pada 2011, produksi kakao Sulsel mencapai 192 ribu ton dan tahun ini ditargetkan meningkat 8.000 ton hingga 200 ribu ton.
Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36995/pengadaan-bibit-kakao-sulsel-dianggarkan-rp6-miliar
Read More >>

Pemaparan Rencana Kerja SKPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan  untuk meningkatkan produksi udang di Sulawesi Selatan sepajang tahun 2012, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan  Prov. Sulsel, Yohanes Tanggo mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya agar nilai produksi udang bisa mengalami peningkatan yang setinggi-tingginya. Kita target 2012 ini sekitar 30.174 ton, nanti pada tahun 2013 berharap bisa mencapai sekitar 33.200 ton target, demikian disampaikan saat  pemaparan rencana kerja anggaran tahun 2012 di Kantor Gubernur Sulsel,  Selasa 6 Maret 2012 di Makassar.
Dari semua hasil tambak, nilai jual udang di sebutnya lebih tinggi dari hasil tambak lainnya. Permintaan udang windu itu 80 persen untuk hasil tambak  karena konsumen lebih senang, dengan harga Rp 55 ribu perkilo. Sementara itu untuk daerah yang selama ini menjadi penyuplai udang di Sulsel, lebih banyak dari pantai barat, diantaranya, Maros,Pangkep, sampai Pinrang. Sementara dari pantai Timur yang masuk diantaranya Luwu, Bone dan Wajo. Kalau dipantai selatan ada juga misalnya daerah Takalar, Jeneponto,  Bantaeng dan Bulukumba.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Prov Sulsel,  Idrus Hafid mengatakan pihaknya akan melakukan studi  kasus untuk mengevaluasi kinerja guru setelah menerima sertifikasi dan itulah menjadi salah satu program prioritas Balitbangda tahun 2012. Adapun daerah yang menjadi sample studi kasus itu adalah Jeneponto, Palopo, Sidrap dan Makassar. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan untuk melakukan pengembangan desa mandiri pada 24 Kab/ Kota di Sulsel tahun 2012.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Prov Sulsel,  Asri Panarang dalam pemaparan rencana kerja tahun anggaran 2012 menargetkan untuk melakukan pengembangan desa mandiri pada 24 Kab/Kota di Sulsel tahun 2012 ini. Pengembangan ini merupakan salah satu kegiatan yang prioritas tahun ini. Tahun  2011 lalu desa yang masuk pembinaan desa mandiri adalah 106 desa pada 24 Kab/kota, tahun ini bertambah bertambah sebanyak 20 desa baru.
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan mengaku akan berupaya membangun kawasan budaya kota di Sulsel, sebab itu diharapkan akan ada sinergitas yang baik dengan Pemerintah Kota Makasar.  Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Prov Sulsel, Julianus B. Saleh mengatakan bahwa upaya itu akan menjadi kegiatan dari kawasan srategi pengembangan pariwisata. Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Prov.Sulsel, Syukri Mattineta menjelaskan sejauh ini total kawasan hutan lindung di beberapa daerah di Sulsel yang bermasalah diharapkan bisa secepatnya diselesaikan sebab sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Makanya diminta pemerintah daerah mengajukan permohonan ke Menteri Kehutanan.

Read More >>