Untuk Kelancaran Transportasi Barang
MAKASSAR, – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terus memperjuangkan
percepatan pembangunan New Port atau perluasan Pelabuhan Makassar.
Pelabuhan ini merupakan pendukung hubungan ekonomi Asia Pasifik
sekaligus melengkapi peran Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Syahrul
mengatakan hal itu saat peresmian Alat Bongkar Muat Baru Terminal Peti
Kemas Pelabuhan Makassar, di Lapangan Peti Kemas Pelabuhan Makassar,
Senin, 7 Mei.
“Hadirnya pelabuhan dan peralatan pelabuhan menunjukkan dinamika
kehidupan kita. Perjalanan keluar masuknya barang di daerah kita
menunjukkan perekonomian kita yang makin baik. Ini adalah fakta,
kenyataan dari hasil kerja kita semua selama ini tanpa terkecuali,” ujar
Syahrul.
Syahrul mengungkapkan, pelayanan bongkar muat di terminal peti kemas
terkendala oleh rendahnya kapasitas peralatan bongkar muat serta
keterbatasan terminal peti kemas. Bahkan, pada bulan Februari lalu, masa
tunggu kapal telah mencapai tiga minggu.
“Harus dipercepat pembangunan new port ini. Karena kondisi saat ini sangat mengganggu perputaran perekonomian dan arus barang.
Kejadian ini menyamai masa tunggu di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta,
ketika pemerintah memutuskan segera membangun perluasanTanjung Priok,”
terangnya.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu
menjelaskan, berdasarkan data Bea Cukai, volume dan nilai ekspor-impor
pada Pelabuhan Makassar pada tahun 2011 lebih tinggi 12 kali lipat
dibanding Pelabuhan Bangka Belitung. Karena itu, perluasan Pelabuhan
Makassar melalui master plan New Port Makassar menjadi prioritas.
“Diharapkan, perluasan dermaga dan terminal peti kemas menjadi bagian
tak terpisahkan dari perencanaan New Port Makassar,” harapnya.
Ia
menambahkan, pelabuhan dan airport menandakan sebuah daerah berkembang
atau tidak. Pelabuhan harus bisa menjadi tumpuan perekonomian.
Karenanya, Pelindo, Pemkot Makassar, dan Pemprov Sulsel harus tetap
kompak. Ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh semua pihak yang
berkepentingan.
“Pemilihan gubernur atau pilkada, politik, tidak boleh mensekat-sekat
pemerintahan. Jabatan buat saya bukan segala-galanya. Yang ada kita
harus sama-sama kompak untuk menjawab tantangan yang ada,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelindo IV Makassar, Harry
Sutanto, meminta tiga hal kepada Pemprov Sulsel. Di antaranya,
keterlibatan pemerintah daerah dalam pengembangan New Port, pencukupan
akses darat, hingga relokasi dan revitalisasi terminal penumpang.
“Ke depannya, kita juga berharap, pelabuhan kita bisa mendorong akses
pariwisata di Sulsel. Kapal-kapal pesiar dari negara-negara di dunia
bisa berlabuh di pelabuhan kita,” katanya.
Utamakan Makassar
Pengembangan
Pelabuhan Makassar, terutama di peti kemas, memang diprioritaskan untuk
menjadi gerbang laut di Indonesia bagian timur. Untuk itu, PT Pelindo
IV seharusnya mengutamakan Pelabuhan Makassar dibanding Pelabuhan Bangka
Belitung.
“Belitung ini sebelumnya sudah tidak ada, tetapi entah kenapa tiba-tiba
muncul lagi Bitung menjadi pelabuhan ekspor, padahal kita di sini
adalah muara dari segalanya,” katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Makassar New port merupakan salah
satu planning utama sebagai upaya pengembangan dan peningkatan
pergerakan perekonomian di kawasan timur Indonesia.
“Jadi airport dan Pelabuhan Makassar itu adalah salah satu mind program yang ada secara regional Sulawesi,” ujarnya.
Sebab itu, kata dia, dari perkembangan yang ada, di mana sebelumnya
hanya sekitar 50 hektar yang direncanakan, tetapi sekarang menjadi 250
hektar yang segera akan dilakukan pelaksanaannya.
“Oleh karena itu, saya butuhkan bahwa ini harus terlaksana. Pelabuhan
itu adalah muara dan awal pergerakan dari ekonomi, karena itu pelabuhan
itu menjadi penting,” katanya.
Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Harry Sutanto, menyampaikan tiga
hal kepada gubernur, yakni pertama, dukungan dalam pengembangan
terminal peti kemas yang baru (Makassar Newport), dalam bentuk
partisipasi pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota dalam
pengembangannya.
Kemudian kedua, pihaknya memohon pertimbangan untuk pencukupan agar
akses darat tidak menjadi persoalan di kemudian hari, jika terminal itu
telah melayani sekitar 1 juta bius.
“Ketiga, Pelindo mohon izin dengan jajaran Bapak Gubernur untuk
merelokasi dan merevitalisasi terminal penumpang. Karena pihaknya juga
mengaku memiliki kepentingan agar Sulsel bisa menjadi efisientrum dan
tourism industry. Ini kita harapkan, agar jika ada kapal-kapal pesiar
nantinya dari asing utamanya bisa mengunjungi pelabuhan Makassar,”
katanya.
Sejauh ini, kata dia, terminal Makassar dilengkapi dengan lapangan
seluas 12,6 hektar. Namun, itu diakuinya belum ideal. Sebab, idealnya
untuk itu harus punya lapangan seluas 25 hektar.
Meski begitu, ia mengaku bahwa dengan kondisi yang ada seperti saat ini,
terminal itu diyakini sudah mampu menangani 600 sampai 700 ribu bius.
Target Pelindo tahun 2012 ini bisa menangani 500 ribu bius. Dengan
pertumbuhan ini, tentunya pihaknya selalu berupaya untuk tidak
ketinggalan dalam rangka penyiapan infrastruktur.
“Oleh karena itu, apa kita saksikan saat ini adalah bentuk komitmen
Pelindo IV dalam menyiapkan infrastruktur ekonomi guna mendorong dan
memacu serta mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel,” ujarnya. (eky/ism)