Sabtu, 21 Juli 2012

VIP Room Bandara Jadi Kantor Maskapai Penerbangan




Sabtu, 21 Juli 2012

MAKASSAR – Pemprov Sulsel dan PT Angkasa Pura Airport Sultan Hasanuddin Makassar akhirnya sepakat bekerjasama untuk memanfaatkan eks lahan dan bangunan Very Important Person (VIP) room bandara.

Kesepakatan tersebut tercapai dalam pertemuan antara General Manager (GM) Angkasa Pura Airport Sultan Hasanuddin Rahman Syahri dengan Sekprov Sulsel A Muallim di Kantor Gubernur Sulsel,kemarin. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, pihak Angkasa Pura berjanji akan melakukan pengkajian Highest and Best Used (HBU), untuk mengetahui pemanfaatan terbaik dari aset pemprov itu.

Salah satu pilihan pemanfaatannya adalah dengan menyewakannya sebagai gedung perkantoran bagi maskapai penerbangan. Rahman Syahri mengaku, untuk saat ini Angkasa Pura membutuhkan space untuk mengatasi kondisi Bandara Hasanuddin yang telah over kapasitas dari pengguna jasa atau pengunjung, atau mencapai delapan juta penumpang dari perencanaan awal cuma 7 juta penumpang.

“Makanya itu kita sepakat memanfaatkan aset pemprov di sana. Untuk penggunaannya, kita terlebih dahulu kaji HBU agar bisa diketahui pemanfaatan lahan yang paling tepat dengan paremeter peningkatan penumpang ini,” ujarnya kepada wartawan kemarin. Menurutnya, alternatif sebagai kantor maskapai penerbangan menjadi pilihan utama PT Angkasa Pura.

Dengan pemindahan kantor maskapai yang mengambil lahan di terminal penumpang,baik domestik maupun internasional, otomatis akan memperluas pergerakan jasa angkutan penumpang maupun barang. “Salah satunya pemafaatannya adalah memindahkan beberapa kantor airlines, supaya areal terminal lebih luas lagi,sebelum dibangunnya terminal baru,”kata Rahman. ● wahyudi 
Read More >>

Gowa Discovery Park - PKS Diteken, Peresmian Wahana Dipercepat



Sabtu, 21 Juli 2012

MAKASSAR – Setelah sempat tertunda dan dibelit berbagai masalah, pengoperasian Gowa Discovery Park akhirnya disetujui Pemprov Sulsel. Kemarin, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menandatangani naskah perjanjian kerja sama (PKS) pengelolaan GDP.

Pengelola GDP diwakili owner PT Mirah Mega Wisata Zaenal Tayeb dan Pemprov Sulsel diwakili Sekprov Sulsel A Muallim selaku pengelola asset pemerintah. Sementara, Gubernur dalam nota kesepakatan tersebut sebagai penanggung jawab Pemprov Sulsel. Penandatanganan yang berlangsung sekitar pukul 10.00 Wita tersebut terkesan mendadak, serta tak tercantum dalam agenda Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel.

Pascapenandatangan, Zaenal Tayyeb yang dicegat wartawan mengatakan, dengan adanya PKS tersebut,pihaknya sangat bersyukur. Pasalnya, PKS inilah yang menjadi kendala dioperasikannya secara resmi wahana hiburan miliknya. “Kita sudah memiliki izin seluruhnya.Yang menghambat itu memang adalah PKS.Tapi kita sudah tandatangani tadi, sekarang sisa peresmiannya,” ungkapnya di Kantor Gubernur Sulsel kemarin.

Menurutnya, grand launching GDP akan dilakukan pada 14 Agustus 2012 mendatang, dan dipastikan akan dihadiri langsung oleh Gubernur Sulsel. Saat disinggung mengenai penarikan biaya masuk kepada pengunjung di GDP sebelum diresmikan, Zaenal membantah jika pihaknya tidak memiliki izin.Menurutnya,apa yang dilakukan pengelola GDP seluruhnya atas izin pemprov dan Pemkab Gowa.

 “Penarikan (tarif masuk) itu tak ada masalah.Kita sudah punya SIUP dari pemerindah daerah. Kita sudah proporsionalkan. Izin itu sudah lama kita buat,”tandasnya. Terpisah, A Muallim yang dikonfirmasi mengatakan, dalam PKS yang ditandatangani tersebut, pemprov berhak mendapatkan 20% dana bagi hasil keuntungan. Sedangkan pihak pengelola GDP me-nguasai 80%.

Muallim mengaku, peresmian GDP nantinya akan dirangkaian dengan pameran pembangunan yang setiap tahunnya dilaksanakan Pemprov Sulsel.“Semuanya sudah aman. Yang tandatangani itu Pak Zaenal, saya sebagai penanggungjawab aset, dan Gubernur tandatangan sebagai mengetahui,” bebernya kemarin.

Selanjutnya, pemprov dan PT MMW kembali akan membuat PKS lanjutan mengenai pembangunan lahan parkir GDP yang dibangun diluar perjanjian awal.Luas lahan parkir ini mencapai 2 hektare. GDP dibangun di perbatasan Gowa dan Makassar pada rancang bangunnya terdiri atas taman gajah seluas 2,3 hektare, taman burung 1,7 hektare, waterboom tiga hektare dan treetop outbond tiga hektare.

Seluruh lahan yang digunakan merupakan milik Pemprov Sulsel. Diperkirakan, biaya yang digunakan pada pembangunan taman ini mencapai Rp67 miliar. Proyek ini juga berada di kawasan bersejarah Benteng Somba Opu. ● wahyudi 


Read More >>

Korsel Minati Proyek Infrastruktur di Sulsel

Sabtu, 21 Juli 2012 

MAKASSAR, FAJAR -- Rencana proyek pembangunan infrastruktur di Sulsel menarik perhatian investor Korea Selatan (Koresel). Kedutaan Besar RI untuk Korsel siap memfasilitasi penjajakan kerja sama investor dengan Pemprov Sulsel.

Duta Besar RI untuk Korsel, Nick T Dammen mengatakan, beberapa proyek besar di Sulsel yang dapat dikerjasamakan dengan investor Korsel di antaranya jalan tol, pelabuhan laut, dan kereta api. "Proyek besar ini bisa digarap Korea dan sedang dijajaki kerja samanya," kata Nick usai bertemu Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Kamis, 19 Juli.

Rencananya, duta besar akan mengajak investor Korsel ke Sulsel September mendatang agar lebih mengetahui potensi kerja sama yang bisa dilakukan di Sulsel. Bukan tidak mungkin, kata dia, penjajakan investasi dan kerja sama berkembang pada proyek lainnya.

Ketertarikannya memfasilitasi kerja sama antara Pemprov Sulsel dan Korsel setelah mengetahui adanya rencana pembangunan jalur kereta api Trans Mamminasata dan Trans Sulawesi. Korsel memiliki teknologi untuk pembangunan proyek tersebut, sehingga dinilai layak penjajakan kerja sama.

Apalagi, gubernur juga sudah beberapa kali kunjungan kerja ke Korsel menjajaki peluang kerja sama dengan investor Korea. Salah satunya adalah kerja sama di bidang alat-alat pertanian.

"Sulsel punya potensi besar untuk sektor pertanian. Gubernur sudah ingin memasukkan hand tractor yang ringan dari Korsel ke Sulsel. Saat ini masih dalam proses kerja sama," kata Nick.

Rencana pengadaan alat pertanian hand tractor salah satu fokus Pemprov Sulsel. Rencananya, pemprov akan bekerja sama dengan pabrikan Hyundai untuk perakitan 2500 unit secara bertahap.

Penjajakan kerja sama yang berkembang antara Pemprov Sulsel dan Korsel saat ini adalah pembangunan pabrik pipa baja. Kerja sama ini juga sudah dijajaki pembangunan pabriknya di Sulsel oleh gubernur.

Nick mengatakan, potensi Sulsel untuk pembangunan industri pengolahan baja dan pabrik pipa terbilang besar. Sulsel memiliki bahan baku pasir besi yang melimpah dengan jumlah tenaga kerja yang besar.

Potensi kerja sama tetap ada. Dua tahun lalu Nick memasukkan investasi ke pabrik baja Krakatau Steel sebesar Rp60 triliun. Memang masih butuh proses panjang, karena juga melibatkan pemerintah pusat. "Kami siap memfasilitasi dan meminta partner pemprov di Korea untuk memberitahu secara resmi, sehingga saya bisa membantu push di Jakarta," kata Nick.

Khusus untuk pembangunan jalur kereta api, Kedubes masih menunggu masukan dari pemprov. Investor masih menunggu masukan dari pemprov. Ketersediaan konsep dan feasibility study membuat penjajakan kerja sama lebih mudah. (rif/upi)



Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120720225035-korsel-minati-proyek-infrastruktur-di-sulsel
Read More >>

KESIAPAN ALAT CAPAI 60%



Sabtu, 21 Juli 2012
MAKASSAR – Pengadaan alat olahraga yang akan digunakan atlet Sulawesi Selatan (Sulsel) di PON XVIII Riau nyaris lengkap. Sekretaris KONI Sulsel Nuhkrawi Nawir, kemarin, mengatakan, dari 38 cabang olahraga (cabor) yang diikuti Sulsel di PON nanti, hampir 60% peralatannya sudah sampai di Makassar. 

Akhir bulan ini,diharapkan sisa 40% alat yang belum tersedia sudah diterima masingmasing cabor.“Khusus alat yang dibeli di dalam negeri,semua sudah sampai,” tuturnya.Sementara untuk alat-alat kelengkapan olahraga yang dibeli dari luar negeri masih sedikit terkendala. “Tapi, sudah bisa kami atasi dan rampung bulan ini,”paparnya. Dia mengatakan, dana yang disiapkan untuk pembelian alat,termasuk kelengkapan pertandingan,sebanyak Rp4 miliar.

“Dana sebanyak itu belum termasuk bonus prestasi atlet karena anggarannya masuk di APBD-P Perubahan.Rencananya dalam waktu dekat ini akan dibahas di DPRD,”ucap dia. Dalam APBD-P tersebut juga masuk rencana penambahan anggaran untuk kontingen Sulsel.“Semua kami serahkan ke pemerintah,”kata Nuhkrawi.

Sebelumnya, KONI Sulsel mengusulkan,kenaikan bonus prestasi atlet pada PON XVIII Riau sebesar 25% dibanding PON sebelumnya. Usulan tersebut sudah diberikan ke Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Sulsel,kemudian diteruskan ke Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk disahkan lalu dibahas di DPRD Sulsel. Di sisi lain,tim wushu Sulsel optimistis dengan target emas PON,XVIII Riau,9-20 September 2012.

Pelatih Wushu Sulsel Lettu Nurahmi mengatakan,tidak terbebani meski atlet yang akan memperkuat Sulsel di PON hanya satu yakniVictor Handoyo. “Kita sebagai pelatih melihat peluang Victor Handoyo untuk meraih hasil maksimal cukup terbuka.Mengenai kondisi hanya satu atlet yang lolos juga bukan alasan untuk bersikap pesimistis di PON,” jelasnya. Untuk merealisasikan target satu emas PON XVIII,lanjutnya,pihaknya telah mempersiapkan diri secara maksimal.

Victor Handoyo juga sudah menjalani try out ke China untuk memaksimalkan kemampuannya. Tim pelatih,lanjut dia,juga terus mengintensifkan jadwal latihan guna mematangkan kemampuan atlet.Persiapan yang lebih matang juga diharapkan bisa membuat atlet mampu bersaing dengan lawan dari berbagai provinsi. “Untuk agenda latihan,kita laksanakan dua kali sehari.Mudah-mudahan apa yang kita lakukan bisa membuat atlet lebih siap menghadapi PON mendatang,”ucapnya.

Pada PON XVIII Riau 2012,tim wushu Sulsel mewaspadai sejumlah tim diantaranya Sumatera Utara (Sumut),DKI Jakarta,Jawa Timur,serta tuan rumah Riau. “Sumut pada babak pra-PON berhasil tampil sebagai juara umum.Namun kita tetap mengusung optimisme tinggi untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Sulsel,”ujarnya. Sementara itu,Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Golf Indonesia (PGI) batal mendatangkan pelatih profesial asal Jakarta untuk menangani tim golf Sulawesi Selatan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012.

Sekretaris Umum PGI Sulsel Rahmat Nur Kadir mengatakan,pembatalan tersebut karena persoalan waktu yang minim.Pihaknya kini tetap mempercayakan tiga atlet ditangani pelatih lokal.“Waktunya memang sudah sempit untuk mendatangkan pelatih profesional. Namun kita tidak khawatir mengingat kualitas pelatih yang ada juga cukup bisa diandalkan,”ujarnya. Meski batal mendatangkan pelatih, lanjutnya,namun agenda lain dari pengurus sebelumnya seperti menggelar ujicoba lapangan golf di Riau tetap terlaksana.

Tiga atlet Sulsel masing-masing Abdul Hamid, Zaenal,dan Ruslan telah diturunkan pada kejurnas Riau Terbuka,Juni 2012. “Kita juga tetap rencanakan kembali ke Riau untuk adapasi lapangan setelah lebaran nanti.Rencananya kita memang akan berangkat lebih awal dari cabang lain untuk lebih memaksimalkan persiapan,” ujarnya.

Keinginan mendatangkan pelatih profesional diungkapkan Sekum PGI Sulsel periode sebelumnya yakni Syarifuddin Amin.Keinginan mengontrak pelatih profesional sebagai upaya menjaga peluang Sulsel di PON 2012. ● umran la umbu/ant 

Read More >>