Senin, 26 Maret 2012

Revitalisasi Rotterdam- Pemprov Akui Tak Capai Target




Selasa, 27 Maret 2012
MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mengakui proyek revitalisasi Benteng Rotterdam Makassar tak bisa mencapai target penyelesaian hingga 2013. 

Meski telah menghabiskan anggaran puluhan miliar rupiah, namun di sisi kanan dan belakang benteng peninggalan Kerajaan Gowa tersebut belum bersih dari bangunan ataupun kantor. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel Julianus Batara mengungkapkan, tidak tercapainya target lantaran faktor keterbatasan anggaran. Selain masalah anggaran, faktor lain yang menghambat adalah soal koordinasi antarinstansi di lapangan yang tampaknya tak berjalan sesuai yang diinginkan.

”Target kami sebenarnya 2012-2013 (revitalisasi Rotterdam) selesai.Itu supaya sektorsektor lain juga siap. Namun, sektor lain tak sesiap yang kami rencanakan. Ini persoalan koordinasi,” katanya kepada SINDOkemarin. Revitalisasi Rotterdam dimulai sejak 2 tahun lalu dengan menghabiskan anggaran Rp37 miliar. Revitalisasi tahap I dan II meliputi pembuatan kanal di samping Rotterdam, renovasi dan pengecatan gedung peninggalan Belanda ini, serta pembuatan space ruang terbuka hijau (RTH) di bekas Kantor Disperindag Sulsel.

Tahun ini, Pemprov kembali mengagendakan untuk Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) yang berada di samping Rotterdam ke kawasan Maccini Sombala of Indonesia (MOI). Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp10 miliar. ”Sepertinya ini agak berat dan sulit saya berikan kesimpulan. Butuh kerja keras.Anggaran saja sampai sekarang belum ada. Tidak mungkin RRI mau pindah kalau tidak ada kompensasi,”ujar dia. Apalagi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memoratorium atau penghentian sementara revitalisasi terhadap seluruh situs sejarah dan purbakala di Tanah Air.

Dengan sendirinya, tahun ini hingga beberapa tahun ke depan, Pemerintah Pusat tidak melakukan penganggaran untuk pembiayaan situs bersejarah. Meski demikian, lanjut Julianus, Pemprov tetap berupaya menjalankan tahapan revitalisasi untuk mengembalikan Benteng Rotterdam sesuai bentuk aslinya. ”Sampai sekarang belum ada perkembangan mengenai relokasi RRI. Tetapi, kami upayakan berjalan sesuai tahapan yang dirancang,”ujarnya. Sebelumnya, Kadisbudpar Sulsel Syuaib Mallombassi telah memastikan tahun ini,proses relokasi RRI akan mulai dilaksanakan.

”Lahan dan bangunannya kami gantikan dengan yang di Maccini Sombala. Itu alternatif dan kami juga sudah melakukan pembicaraan dengan pihak RRI,” ujar dia,belum lama ini. 

Read More >>

Gubernur Resmikan 557 Proyek di Soppeng

SENIN, 26 MARET 2012 

Serahkan Miliaran Bantuan Sosial
Soppeng, —Gubernur Sulsel Dr H Syahrul Yasin Limpo SH Msi MH, meresmikan 557 proyek pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Soppeng ke-751, yang dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Soppeng, Senin (26/3). Nilai proyek tersebut sebesar Rp213 miliar dari tahun anggaran 2011 yang bersumber dari APBD Kabupaten Soppeng, APBD Provinsi Sulsel, dan APBN.
Selain meresmikan 557 proyek, gubernur juga menyerahkan bantuan sosial yang nilainya mencapai miliaran rupiah. Bantuan yang diberikan berupa benih padi non hibrida sebanyak 300 ton, benih padi hibrida 111,43 ton, benih jagung hibrida 11,20 ton, benih kedelai 96 ton, bibit mangga 10.800 pohon, bibit rambutan 6.500 pohon, dan benih sayur 280 kantong.
Disamping itu, ada pula bantuan sosial (bansos) peningkatan indeks pertanaman (IP) padi spesifik lokasi sebesar Rp1,297 miliar, bansos revitalisasi penggilingan padi senilai Rp265.556.000, bansos peralatan panen dan pasca panen tanaman pangan senilai Rp130.000.000, bansos optimalisasi lahan kepada 30 kelompok senilai Rp2.250.000.000, dan bansos perbaikan jaringan irigasi tersier Rp1.500.000.000.
Diserahkan pula buku tabanas bansos penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat senilai Rp225.000.000, bansos lumbung pangan daerah senilai Rp60.000.000, bansos penganekaragaman konsumsi pangan senilai Rp320.000.000, bansos penanganan daerah rawan pangan Rp25.000.000, serta bansos pengembangan usaha agribisnis pedesaan senilai Rp100 juta.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan SK kepada 6 orang penyuluh kesehatan masyarakat dan peralatan kesenian tradisional.
Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hari jadi bukanlah sekedar kegiatan seremoni belaka. Melainkan, sebuah hal untuk memperbaharui segalanya dan momentum introspeksi diri terhadap segala hal yang telah dilakukan untuk kesejahteraan rakyat.
“Hari jadi ke 751 tahun ini menunjukkan kalau Kabupaten Soppeng sejak dulu memiliki pemerintahan yang konsisten,” kata Syahrul.
Ia mengungkapkan, keberhasilan provinsi Sulsel meraih 107 penghargaan, baik nasional maupun internasional, tidak terlepas dari peran Kabupaten Soppeng yang selalu memberikan dukungannya. Mulai dari bidang pertanian hingga perkebunan.
“Keberhasilan yang kita capai sekarang merupakan hasil dari kerja keras kita semua,” ujarnya.
Gubernur berharap, akselerasi yang sementara berjalan saat ini, tidak berhenti dan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan beberapa prestasi lainnya.
“Kita harus bersama-sama melanjutkan akselerasi yang sedang berjalan saat ini,” urainya.
Sementara, Bupati Soppeng HA Soetomo, menuturkan, Kabupaten Soppeng juga telah meraih banyak penghargaan nasional. Namun, hal tersebut terasa masih sangat kecil dan tidak sebanding dengan apa yang diraih Pemprov Sulsel.
“Penghargaan yang diraih Pak Syahrul patut dijadikan acuan dan harus terus didukung kelanjutannya di masa yang akan datang,” terangnya.
Soetomo juga menegaskan, tidak ada kata berhenti untuk pendidikan gratis, tidak ada kata berhenti untuk kesehatan gratis, dan tidak ada kata berhenti untuk pembangunan di Sulsel.
“Don’t stop pembangunan untuk kesejahteraan rakyat Sulsel. Don’t stop komandan,” tegasnya.
Sebar Benih Ikan
Sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Soppeng ke 751 tahun, dilakukan penebaran benih ikan air tawar oleh Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel H Agus Arifin Nu’mang, Bupati Soppeng HA Soetomo, serta beberapa pejabat pemerintahan lainnya. Sebar benih dilakukan di Kawasan Wisata Ompo, Kelurahan Ompo, Kabupaten Soppeng.
Tidak kurang dari 500.000 ekor benih yang disebar di delapan kecamatan. 120.000 ekor merupakan bantuan dari Pemprov Sulsel dan 380.000 dari Pemda Soppeng. Jenisnya juga bermacam-macam. Antara lain, ikan mas, nila merah dan nila putih.
Bupati Soppeng HA Soetomo, mengatakan, sebar benih merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun. Tujuannya, untuk meningkatkan kesejahteraan warga melalui sektor perikanan air tawar.
“Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan, mengusahakan sandang dan pangan warga berkecukupan,” tuturnya.
Sementara, Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, berjanji akan menambah benih lagi 500.000 ekor sehingga benih yang disebar mencapai Rp1 juta ekor di tahun 2012 ini.
Read More >>

18.000 Nelayan Diusulkan Terima Subsidi


Senin, 26 Maret 2012
 
MAKASSAR – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel mengusulkan 18.000 nelayan yang tersebar di daerah ini mendapatkan subsidi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, April 2012 mendatang. 


Sekretaris DKP Sulsel Yohanes Tanggo mengungkapkan,ke- 18.000 nelayan yang diusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel itu merupakan nelayan kecil. Para nelayan itu memiliki kapal denganbobot5grostonke bawah. Menurutnya, fokus pemberian subsidi tersebut hanya untuk nelayan kecil yang dinilai akan terkena dampak langsung atas naiknya harga BBM.Sementara nelayan dengan kapal 5 gros ton ke atas, dianggap tidak perlu mendapatkan subsidi BBM.

”Saat rapat pembahasan pemberian subsidi BBM di Sulsel, kami usulkan 18.000 nelayan kecil.Mereka semua tersebar di 18 kabupaten/kota di Sulsel,” ujardiakepada SINDO,kemarin. Jika pemberian subsidi BBM itu disetujui di DPRD Sulsel,nelayankecilinimasihbisamembeli solar dengan harga sekarang, alias tidak berubah,meski harga BBM mengalami kenaikan. Nelayan kategori kecil tersebut paling banyak tersebar di Kabupaten Sinjai dan Bulukumba. Sementara khusus di Kota Makassar, jumlahnya mencapai 1.000 orang.

”Hasil tangkapan nelayan kecil ini setiap hari hanya sedikit. Jika nanti harga BBM naik dan tidak ada subsidi,mereka akan mendapatkan imbas yang sangat besar untuk penghasilannya,” katanya. Meski demikian, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi mengenai rencana pemberian subsidi BBM lewat jalur APBD Sulsel ini.Hal itu masih menjadi pembahasan di DPRD dan Pemprov Sulsel. Johannes menyebutkan,kebijakan Pemerintah Pusat yang berencana menaikkan harga BBM bersubsidi juga dipastikan akan memberatkan penghasilan para nelayan di Sulsel.

Apalagi, anomali cuaca yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah mengakibatkan penghasilan nelayan ikan tangkap di daerah ini mengalami penurunan yang sangat drastis. ”Kalau kenaikan BBM ini diberlakukan, pasti dampaknya akan sangat besar ke nelayan. Apalagi dengan anomali cuaca yang seperti sekarang ini,”papar dia. Sektor ekspor perikanan pun dipastikan akan mengalami pembengkakan modal lantaran sejumlah perlengkapan pembibitan mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Dia menjelaskan,untuk kapal nelayan besar yang menggunakan mesin 50 PK,membutuhkan 10 liter solar dalam satu jam melaut. Sementara per hari,para nelayan mem-butuhkan 12 jam melaut. ”Bagaimana kalau mereka hanya mendapat satu basket ikan. Berapa keuntungan mereka? Sementara setiap kapal itu ada beberapa nelayan di dalamnya. Tentu akan berpengaruh pada penghasilan mereka,” ujarnya. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengaku, harus ada penyesuaian anggaran untuk mengantisipasi dampak kenaikan BBM tersebut. Karena itu, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengumpulkan seluruh instansi terkait untuk membahasnya.

”Saya lagi berpikir bagaimana jalannya. Saya harus menjaga rakyat selama satu hingga dua bulan.Memang ada kenaikan, tapi rakyat tak bersoal. Kalau perlu, Pemprov akan keluarkan uang,” kata dia,pekan lalu. 

Read More >>

Gubernur Sulsel Membuka MTQ XXVII Di Kabupaten Sinjai

Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo secara resmi membuka pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXVII tingkat Provinsi Sulawesi Selatan di pelataran Masjid Islamic Centre Kabupaten Sinjai, Sabtu, 24 Maret 2012. Kegiatan ini diikuti sekitar 2.150 kontingen dari seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, dimulai dengan defile kafilah dari tiap-tiap daerah. Mereka memperkenalkan budaya dan potensi daerah yang dimiliki masing-masing, kemudian penyerahan piala bergilir dari juara MTQ dari Kota Palopo kepada panitia.
Gubernur Sulsel dalam tanggapannya menegaskan bahwa pelaksanaan MTQ XXVII ini merupakan moment penting bagi umat Islam di Sulsel, khususnya dalam ajang silaturrahmi. Sinjai merupakan pioner dan menjadi awal yang baik, karena Sinjai memberikan ruang untuk pelaksanaan MTQ.
Gubernur menambahkan, hasil yang menunjukkan adanya proses yang baik. Kebaikan-kebaikan itu merupakan awal untuk mendapatkan qari-qariah terbaik untuk bertanding di tingkat nasional. Sulsel pernah terpuruk pada tingkat 14, kemudian naik keperingkat 9. Di Kalimantan menjadi peringkat ke 6 dengan segala daya, dan terakhir di Banten peringkat ke 5 yang kemudian turun ke peringkat 6.
Bupati Kabupaten Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa dalam sambutannya mengatakan bahwa pelaksanaan MTQ ini menjadi amanah dan kepercayaan yang harus diemban. Kesuksesan yakni sukses penerimaan, sukses perlombaan dan sukses prestasi harus mampu diraih. Beliau juga mengungkapkan rasa terima kasihnya yang telah memberikan kepercayaan kepada Kabupaten Sinjai yang telah menunggu selama 24 tahun untuk pelaksanaan MTQ tersebut.
Hadir dalam perhelatan akbar tersebut, Wakil Menteri Agama, Prof. DR. Nazaruddin Umar, Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa, Ketua DPRD Sulsel, Muh. Roem, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Sulsel, serta bupati/walikota se-Sulsel.

Read More >>

Gubernur Tamu Agung Madduppa Toana

SENIN, 26 MARET 2012 

WATASOPPENG, -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menjadi tamu agung malam Madduppa Toana, yang digelar di rumah jabatan Bupati Soppeng, Minggu malam (25/3).
Bupati Soppeng HA Soetomo, mengatakan, malam Madduppa Toana merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Soppeng ke-751.
Madduppa Toana berarti menjamu tamu kehormatan. Di zaman kerajaan, acara ini kerap diadakan bilamana Datu Soppeng kedatangan Bali Arung seperti SombaE dari Gowa, Arung Mangkau dari Bone, dan kerajaan lainnya.
“Menjamu tamu agung ini sebagai sarana pembicaraan perjanjian kerjasama dua kerajaan atau lebih. Malam Madduppa Toana disuguhkan makanan Bugis dengan beberapa syarat,” ujarnya.
Dalam acara Madduppa Toana, gubernur menjadi “Ulu Tudang” atau tamu kehormatan, dimana gubernur diharapkan melakukan suap pertama dan paling akhir menyelesaikan makanannya.
“Gubernur juga diharapkan memberi lauk pauk kepada Pakanre Yolo sebagai simbol perekat emosional yang terjalin antara pemimpin dengan masyarakatnya,” terangnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, mengaku sangat terkesan. Madduppa Toana seakan mengingatkan jika perjalanan masih panjang dan masih banyak yang harus dilakukan untuk rakyat.
“Sudah lama saya tidak bicara budaya,” ungkap Syahrul
Syahrul mengungkapkan, ada lima kebenaran dalam kehidupan ini. Yakni, kebenaran agama, filosofis, sosiologis, yuridis, dan kebenaran kultural.
“Madduppa Toana masuk dalam lima kebenaran ini,” tuturnya.
Ketua DPD I Golkar Sulsel itu mengingatkan, jika orang Bugis Makassar tidak terbiasa berebut makanan. Dalam artian, tidak biasa saling berebut jabatan atau saling menjatuhkan satu sama lain.
“Sudah menjadi salah satu tugas pemerintah untuk mempertahankan budaya, bahasa dan tata krama daerahnya,” imbuhnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Sulsel, Asisten I Pemprov Sulsel, budayawan Udin Palisuri, serta beberapa kepala SKPD lingkup Pemprov Sulsel.

Read More >>

Gubernur Sumbang Renovasi Masjid Besar Bikeru

SENIN, 26 MARET 2012 

SINJAI, – Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo memberikan sumbangan untuk renovasi pembangunan Masjid Besar Nurul Amal Bikeru Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sabtu, 24 Maret. Sumbangan yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp20 juta dan 100 sak semen.
H Syahrul Yasin Limpo mengatakan, siapapun yang membantu pembangunan masjid, maka Allah SWT menjanjikan surga.
“Kalau mau lihat bagaimana sejahteranya suatu kampung, lihat saja masjid dan tempat ibadahnya. Intinya, agama membawa kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara, Ketua Pengurus Masjid Andi Rusdi Halid, mengatakan, empat tahun lalu, H Syahrul Yasin Limpo, melakukan peletakan batu pertama dan memberikan sumbangannya untuk pembangunan masjid.
“Sumbangan awal itulah yang kami jadikan dasar dan akhirnya bersama-sama warga melakukan pembangunan. Tapi, kembali tersendat karena persoalan dana sehingga desain masjid belum bisa kami rampungkan. Sekarang, desainnya sudah selesai dan kami siap melanjutkan pembangunan,” jelasnya.
Atas nama warga Bikeru, ia menyampaikan terima kasih atas sumbangsih yang telah diberikan H Syahrul Yasin Limpo. 
Read More >>