Rabu, 31 Oktober 2012

Pemprov Tunggu Surat Kemenpan


Rabu, 31 Oktober 2012
 
 MAKASSAR,  -- Larangan perekrutan CPNS 2013 dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tidak ingin disikapi Pemprov Sulsel dengan gegabah. Pemprov bersikap menunggu regulasi pengusulan CPNS 2013 dan berharap usulan yang pernah diajukan dapat disetujui.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Sulsel, Tautoto Tana Ranggina mengaku belum menerima surat resmi larangan perekrutan CPNS pada 2013. "Kalau memang ada larangan, mesti ada surat resmi yang kami terima. Sampai saat ini kami belum menerimanya," katanya, Senin, 29 Oktober.

Pemprov Sulsel telah mengajukan usulan penerimaan CPNS formasi 2013 ke Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, beberapa bulan lalu. Namun, kementerian belum memberikan jawaban terhadap usulan tersebut.

Tautoto menuturkan, faktor anggaran untuk belanja pegawai mestinya tidak menjadi satu-satunya pertimbangan menentukan penerimaan CPNS. Perekrutan juga harus mempertimbangkan kebutuhan pegawai.

Usulan perekrutan CPNS 2013 yang memprioritaskan tenaga teknis misalnya, karena pemprov menilai kebutuhan tenaga teknis sangat mendesak. Begitupula dengan formasi tenaga akuntan, karena beberapa SKPD kekurangan formasi tersebut.

"Kondisi ini harus dilihat secara bijak. Jangan disamakan daerah satu dengan daerah lainnya. Harus dilihat dari kacamata lokal, karena kebutuhan pegawai setiap provinsi berbeda," tegas Tautoto.
Menurutnya, alasan anggaran belanja pegawai yang sudah mencapai lebih dari 50 persen juga tidak bisa menjadi pertimbangan utama. Apalagi, ratusan pegawai pensiun, mutasi, atau meninggal dunia setiap tahun.

Berkurangnya pegawai setiap tahun harus selalu terisi dengan penerimaan pegawai baru yang jumlahnya tidak begitu besar. Bila pemprov tidak menerima pegawai baru, dikhawatirkan kekurangan pegawai untuk formasi tertentu akan semakin besar. (rif/pap)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121030190236-pemprov-tunggu-surat-kemenpan
Read More >>

Nilai Dagang Jatim-Sulsel Capai Rp12,4 T


Rabu, 31 Oktober 2012
 
MAKASSAR, -- Pengusaha Sulsel dan Jawa Timur memiliki hubungan dagang yang kuat. Setiap tahun pengusaha di dua provinsi ini mencatat omzet dagang hingga Rp12,4 triliun.

Hubungan dagang kedua provinsi ini, mendorong Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dan Kadin Sulsel membangun sinergi lebih kuat dengan memboyong pengusahanya asal Jatim ke Makassar. Pengusaha ini diharapkan dapat melakukan kontak bisnis (business to business) dalam pameran produk yang digelar di Hotel Grand Clarion, Selasa, 30 Oktober.

Jatim memilih Sulsel sebagai arena kontak bisnis mengingat nilai perdagangan dua daerah ini cukup tinggi. Pada 2011 nilai perdagangan Jatim dengan Sulsel mencapai Rp 11,1 triliun, dan tahun 2012 naik sebesar Rp12,4 triliun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur Budi Setiawan di sela pameran produk mengatakan, Sulsel adalah potensi besar di luar Jawa. Karena itu, pihaknya berharap kegiatan ini terus berlanjut agar lebih memperkuat konsumsi produk domestik.

Produk Jatim yang ikut serta dalam misi dagang tersebut berasal dari berbagai sektor usaha. Ada garmen, makanan-minuman, produk kesehatan, agribisnis, hingga berbagai produk industri kreatif. 

"Momentum ini kami jadikan sarana membuka jaringan bisnis baru bagi pengusaha Jatim, terutama pengusaha yang masih berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," ujar Budi.

Menurut Budi, potensi pasar di luar Jawa sangat menarik untuk dibidik pengusaha Jatim. Masih banyak peluang pasar yang bisa dikembangkan seiring pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang begitu pesat.

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Hadi Basamalah mengatakan, misi dagang Jatim di Sulsel sudah sangat tepat. Pasalnya, Sulsel merupakan pusat perdagangan dan distribusi barang dan jasa yang menghubungkan kawasan timur dan barat Indonesia.

Karena itu, kata Hadi, sebagai pusat pelayanan pemerintahan daerah, pihaknya telah menyiapkan berbagai infrastruktur dan kebijakan untuk merangsang tumbuh kembangnya iklim investasi yang kondusif di Sulsel.

Hadi mengungkakan, tujuan dari kegiatan ini, untuk meningkatkan arus perdagangan domestik kedua daerah. Kedua daerah ini, sambung dia, memiliki potensi dan keunggulan komparatif yang sangat besar untuk dimanfaatkan.

"Tiga hal penting yang menjadi perhatian pengusaha, pertama adalah masalah harga, kedua kualitas, dan ketiga adalah delivery," kata Hadi. 

Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulsel Zulkarnain Arief menambahkan, kegiatan ini sangat positif bagi pengusaha Sulsel dan Jatim. Karena dengan misi dagang akan mendongkrak konsumsi produk lokal yang selama ini tergusur barang impor.

Di Sulsel sendiri, kata Zulkarnain, terdapat berbagai komoditas unggulan yang banyak dibutuhkan daerah lain, seperti cokelat, jagung, rumput laut, dan beras. "Setelah ini, kami akan mengadakan kunjungan balasan pada November mendatang," ungkapnya. (aci/upi)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121031001122-nilai-dagang-jatimsulsel-capai-rp124-t
Read More >>

Komoditas Unggulan Butuh Stabilisasi Harga


Rabu, 31 Oktober 2012
 
MAKASSAR,  -- Pusat Komoditas dan Pasar Lelang Agro (Puskompas) Sulsel bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel menggelar pasar lelang agro, Rabu, 31 Oktober, hari ini, di Hotel Trisula Jalan Boulevard.

Pasar lelang komoditas pertanian ini merupakan bagian penting dari pemberdayaan lembaga pertanian agar lebih berperan terhadap produk-produk yang dihasilkan.

"lelang komoditas pertanian ini rutin digelar setiap tahun. Diharapkan melalui pasar lelang ada stabilisasi harga khususnya komoditas unggulan Sulsel seperti beras, jagung, rumput laut, dan kakao," kata Ketua Puskompas Sulsel H Sudirman, Selasa, 30 Oktober.

Lelang komoditas Sulsel, jelas dia, nantinya akan memasarkan produk segar dan olahan pada musim panen terakhir yakni, Juni, Juli dan September. Selain tiga komoditas unggulan, dua komoditas diusulkan masuk pasar lelang yakni, cengkih, dan kopra.

Mereka yang dilibatkan adalah kelompok petani yang terlibat langsung di lapangan dari 23 kabupaten/kota. Selain komoditas unggulan ada display (pameran) produk dari masing-masing kabupaten.

"Lelang komoditas ini akan mempertemukan antara penyedia produk hasil pertanian dengan pembeli agar bisa kontak langsung serta terjadi kesepakatan /transaksi jual beli (memperpendek jalur pemasaran tanpa perantara)," tutur Sudirman.

Selain itu, juga sebagai pembelajaran bagi petani tentang proses pemasaran baik melalui lelang maupun melalui pasar induk agar terjamin keamanannya dalam proses transaksi. (aci/upi)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121031000438-komoditas-unggulan-butuh-stabilisasi-harga 
Read More >>

Syarul Lantik 73 Pejabat Lingkup Pemprov Sulsel


Rabu, 31 Oktober 2012

Makassar, –Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, melantik 73 pejabat eselon II, III dan IV lingkup Pemprov Sulsel. Terdiri dari 4 pejabat eselon II, 47 pejabat eselon III, dan 42 pejabat eselon IV.
Tidak hanya itu, Syahrul juga melantik Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Sulsel, Daniel Biantong dan Majelis Pertimbangan dan Tuntutan Kerugian Daerah Sulsel yang diketuai Andi Muallim.
“Pelantikan ini mengacu pada evaluasi kinerja yang dilakukan secara cermat dan matang,” kata Syahrul, di sela-sela pelantikan yang dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (31/10/2012).
Syahrul mengungkapkan, Majelis Pertimbangan dan Tuntutan Kerugian Daerah, merupakan bagian penting dari pengelolaan keuangan daerah. Apalagi, dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, asas pengelolaan keuangan menjadi sangat strategis.
“Saya harap, yang dilantik ini bisa melaksanakan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya,” harapnya.
Ketua APPSI itu menuturkan, para aparat pemerintah dituntut untuk memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Pejabat menggunakan akalnya untuk menciptakan kreatifitas dan bekerja dengan hati untuk sebuah kebenaran.
“Dengan hati, maka semuanya akan menduduki jabatan dengan moralitas,” ujarnya.[HMS/KM5]

Sumber: http://www.kabarmakassar.com/?p=17876
Read More >>

Sulsel Tangkar Benih di Sentra Produksi


RABU, 31 OKTOBER 2012 
MAKASSAR,  – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan PT Sanghiang Seri melakukan pe­nangkaran benih padi di wilayah sentra produksi beras.
“Penangkaran benih ini untuk meningkatkan produksi padi petani yang berkualitas,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel Haris Matta Amin di Makassar, Selasa, 30 Oktober.
Ia mengatakan penangkaran benih itu dilakukan khususnya di wilayah sentra penghasil beras. Namun pada tahap awal dilakukan di Kabupaten Maros, Sulsel.
Luas penangkaran benihtersebut, menurut dia disesuaikan de­ngan kondisi di lapangan, yakni antara 75 hektare hingga 100 hektare.
“Dari hasil penangkaran benih tersebut diharapkan produksi padi rata-ratanya mencapai sembilan ton per hektare,” katanya, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel diketahui, dengan luas areal   75 ha dapat menghasilkan produksi padi hingga 2.025 ton.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kadis Pertanian mengatakan, mekanisme penangkaran benih itu adalah masing-masing petani akan mendapatkan modal kerja untuk pengadaan bibit, sekaligus sarana produksi (Saprodi) berupa pupuk dengan bunga pinjaman tiga per­sen per tahun. (*/ami)

Read More >>

Selasa, 30 Oktober 2012

Sulsel Ekspor Kakao Bersertifikat


Selasa, 30 Oktober 2012
 
MAKASSAR, -- PT Mars Symbioscience Indonesia, salah satu pengekspor kakao di Sulsel mempelopori ekspor kakao bersertifikat. Ekspor perdana 50 ton kakao bersertifikat dilakukan Senin, 29 Oktober.

Pelepasan dilakukan Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang di pabrik pengolahan kakao Mars di Kawasan Industri Makassar (KIMA). Mars adalah perusahaan pertama yang membangun fasilitas penggilingan kakao di Makassar. Perusahaan ini mulai beroperasi Agustus 1996. PT Mars banyak membantu Pemprov Sulsel dalam mempromosikan kakao di pasar internasional.

"Sertifikasi adalah salah satu cara kami bekerja sama dengan badan-badan sertifikasi, rekanan rantai suplai dan petani kakao. Kami juga melakukan pembinaan melalui konsep 'farmer first' dan itu berjalan sudah lebih dari 16 tahun," kata Presiden Direktur PT Mars Symbioscience Indonesia, Ruud Enggers di sela ekspor perdana.

Untuk meningkatkan produktvitas petani kakao PT Mars juga banyak terlibat dalam pembentukan wirausaha, pembibitan, pelatihan dan rehabilitasi tanaman dan lahan. "Hingga tahun 2012, sekitar 4.000 hektare lagan dari perkebunan kakao Indonesia yang tersertifikasi. Target kami hingga tahun 2020 semua sudah tersertifikasi, terutama bahan baku dari Mars," jelas Ruud.

Semua proyek ekspansi dari Mars direncanakan selesai tahun 2013 nanti. Tim kakao berkelanjutan dari perusahaan asing asal Amerika Serikat ini berperan penting membawa Rainforest Alliance dan UTZ Certificate, dua lembaga sertifikasi terbesar dunia untuk produk kakao.

PT Mars juga kata dia, mengutus 50 ahli kakao terjun langsung ke petani kakao. Tujuannya meningkatkan kompetensi petani kakao sehingga bisa menghasilkan kakao berkualitas.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, apa yang dilakukan PT Mars dengan melakukan ekspor perdana bubuk kakao dan mentega kakao dari Sulsel itu patut dibanggakan.

Menurutnya PT Mars akan mengangkat citra dan brand kakao Sulsel di pasar internasional. "Dengan langkah tersebut, setidaknya, citra jelek biji kakao Sulsel yang kadang ditolak di pasar luar negeri mampu dihilangkan dengan adanya ekspor perdana produk kakao bersertifikat, yang selama ini sudah lama untuk diwujudkan," kata Agus.

Pada kesempatan itu, Wagub Sulsel juga meminta kepada PT Mars  untuk mempelopori terciptanya brand atau citra  kakao Sulsel di mata dunia. Sehingga jika orang menyebut kakao, maka secara otomatis pasti konsumen mencari kakao asal Sulsel.

Wagub Sulsel juga menyatakan bangga kepada PT Mars Symbioscience Indonesia yang telah mempelopori produk kakao yang ramah lingkungaan bebas dari pengaruh pestisida, di mana PT Mars secara langsung memberikan pelatihan dan bimbingan kepada petani kakao di daerah produsen. Misalnya di Luwu Raya, di mana PT Mars melakukan transfer pengetahuan kepada petani melalui pembukaan stasiun penelitian kakao yang ditempatkan di daerah Luwu.

"Untuk mendukung persiapan Sulsel sebagai sentra kakao dunia tahun 2020, kita sudah melakukan upaya perbaikan mutu kakao di sejumlah kabupaten melalui budidaya sambungan samping tanaman kakao dan juga peremajaan tanaman kakao di Luwu Raya dan daerah sentra produsen kakao lainnya," jelas Agus. (aci/upi)


Sumber: www.fajar.co.id/read-20121030003051-sulsel-ekspor-kakao-bersertifikat 
Read More >>

Beras Sulsel Tiba di Pelabuhan Pantoloan Palu


Selasa, 30 Oktober 2012
 
Palu  - Beras dari Sulawesi Selatan (Sulsel) sekitar 1.000 ton yang dipasok ke Sulawesi Tengah guna memperkuat stok beras di daerah itu, kini sudah tiba di Pelabuhan Pantoloan Palu.

"Untuk sementara beras dari provinsi tetangga Sulteng itu akan disimpan di gudang Bulog di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Utara," kata Kepala Perum Bulog setempat Achmad Ma'mun, Selasa.

Ia mengatakan beras tersebut diangkut dengan menggunakan peti kemas.

Bulog Sulteng, lanjut Achmad akan menerima sebanyak 6.000 ton beras dari Sulsel.

Menurut dia, langkah mendatangkan beras dari luar merupakan kebijakan Bulog pusat, bukan Bulog Sulteng.

"Kita ini hanya menerima saja," katanya seraya menambahkan langkah tersebut bukan karena Sulteng kekurangan beras, tetapi semata-mata guna memperkuat stok beras yang diperuntukan bagi kalangan rumah tangga sasaran (RTS) di provinsi ini.

Ia juga mengatakan Bulog Sulteng hingga kini sudah membeli sekitar 21 ribu ton beras petani lokal.

Musim panen 2012 ini, Bulog menetapkan prognosa pengadaan beras sebanyak 25 ribu ton dan realisasi sudah mencapai 21 ribu ton.

Sementara di sejumlah kabupaten seperti di Banggai, Tolitoli, Parigi Moutong dan Donggala saat ini sedang berlangsung panen.

"Kita berharap pada panen ini bisa merealisasi pembelian beras petani sebanyak 4.000 ton guna memenuhi prognosa yang ditetapkan itu," katanya.

Melihat persentase pengadaan tersebut, Achmad optimistis tercapai 100 persen. Bahkan bisa melebihinya.
(T.BK03/N005)

Sumber: http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/43054/beras-sulsel-tiba-di-pelabuhan-pantoloan-palu
Read More >>

Sulsel Bidik Juara Umum


SELASA, 30 OKTOBER 2012 

Piala Mendikbud

 
MAKASSAR, -- Tim karate sulsel ditargetkan meraih predikat juara umum pada kejuaraan nasional Karate tingkat pelajar, Piala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 2012, yang bakal digelar di Samarinda Kalimantan Timur, 31 Oktober hingga 2 November mendatang.
Ketua Harian Federdasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Sulsel, Ellong Tjandra yang  memimpin kontingen Sulsel di Piala Mendikbud
mengatakan, atlet yang berjumlah 27 orang tersebut di­bagi menjadi tiga tingkat, yakni usia dini 8-9 tahun, kategori pra pemula (10-11 tahun) serta kategori pemula (12-13 tahun).
“Jumlah tersebut ditambah 16 karateka Sulsel yang berangkat mewakili perguruan masing-masing. Jadi jumlah keseluruhannya ada 43 orang,” katanya, saat melapas tim karateka di kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel, Senin 29 Oktober.
Ellong berharap agar tim yang dikirim Forki Sulsel meraih juara umum karena karateka yang diturunkan merupakan karateka hasil seleksi dan diambil yang terbaik dari seluruh daerah di Sulsel dan telah mengikuti pemusatan latihan selama sepuluh hari sehingga bisa menjadi modal untuk meraih prestasi.
“Pastinya kami menargetkan juara umum, itulah kami mengirim banyak atlet,” terangnya.
Ellong menambahkan, karateka junior Sulsel bisa mengikuti kesuksesan yang telah diraih tim senior, yang sebelumnya keluar sebagai juara umum di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012.
Sebab para karateka junior ini nantinya yang akan dibina untuk menjadi juara di level senior.
“Tidak ada kata lain selain juara, Kami akan berusaha juara di setiap tingkatan.” ujarnya.
Pelatih karate Sulsel, Mursalim Bado’o menjelaskan, atlet yang dikirim merupakan atlet junior terbaik yang dimiliki Sulsel saat ini. Sebab, proses seleksi digelar secara ketat dengan melibatkan tim pelatih karateka se­nior Sulsel.
“Kita memilih yang terbaik dari yang terbaik, ini juga menjadi modal utama kami untuk regenrasi berikutnya.” ucapnya.
Mursalim menambahkan, target juara umum di­usung untuk memantapkan posisi Sulsel sebagai salah satu daerah yang mendominasi karate di tingkat nasional.
Para jawara di Piala Mendikbud nantinya akan mewakili Indonesia di kejuaraan junior tingkat Asia dan tingkat dunia.
“Kami memiliki target untuk Forki, makanya kita bertekad untuk mengirim seba­nyak mungkin atlet disetiap kejuara­an,” kata Mursalim.
Selain Piala Mendikbud, Forki Sulsel rencananya dalam waktu dekat akan kembali menggelar seleksi untuk tingkatan usia lainnya. Salah satunya adalah Kejuaraan Nasio­nal Piala Menteri Dalam Negeri (Mendagri), yang mempertan­dingkan atlet tingkat kadet atau usia remaja. (hen/mri)
Read More >>

Sulsel Siap Jadi Sentra Kakao 2020


Selasa, 30 Oktober 2012
MAKASSAR, – Sulsel menyatakan kesiapannya menjadi sentra kakao dunia tahun 2020. Untuk mencapai hal ini, sejak beberapa tahun lalu, upaya perbaikan mutu kakao di Sulsel sudah dilaksanakan di sejumlah kabupaten di Sulsel melalui budidaya kakao.
Upaya tersebut seperti sambungan samping tanaman kakao dan juga peremajaan tanaman kakao yang ada di Luwu raya dan daerah sentra produsen kakao Sulsel lainnya. Areal tanaman kakao di Sulsel dinilai mendukung dengan lahan seluas 800 hektare yang dirancang menggunakan dana APBD Sulsel.
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, meng­ungkapkan hal itu, saat melepas kakao bersertifikat secara perdana di komplek PT Kawasan Industri Makassar (PT KIMA), Daya, Makassar, Senin, 29 Oktober.
Ekspor ini sekaligus menandai bahwa kakao Sulsel sangat berkualitas. Soalnya, di beberapa tahun sebelum­nya, kakao Sulsel sempat ditolak di luar negeri karena minim kualitas. Dengan eks­por ini juga menandakan bahwa kakao Sulsel sudah dapat menjadi brand di luar negeri.
Produksi kakao yang diekspor itu merupakan milik PT Mars Symbioscience Indonesia. Agus mengaku salut dengan produsen kakao tersebut, selain karena mampu mendorong produksi kakao secara modern, juga mampu menyerap banyak tenaga ­kerja.
Sementara itu, Presdir PT Mars Symbioscience Indonesia, Ruut Engbers, me­ngatakan, pihaknya dalam beberapa tahun terakhir terus melakukan pembinaan kepada petani kakao di Sulsel dengan mengirimkan tim ahli kakao dunia untuk melatih dan membimbing petani di Sulsel.
“Hal itu dilakukan karena PT Mars memiliki misi untuk mengangkat citra petani me­lalui program the famers first, yang tujuannya untuk me­ningkatkan kesejahteraan dan keterampilan petani kakao,” katanya.
Selain iu, PT Mars juga mengutus 50 orang ahli kakao untuk terjun langsung ke petani kakao, yang bertujuannya untuk meningkatkan kompetensi para petani kakao di Sulsel, sehingga bisa menghasilkan kakao yang berkualitas. (ami)
Read More >>

Wujudkan Pusat Pelatihan Untuk Atlet Sulawesi Selatan


Selasa, 30 Oktober 2012
Drs. H. Ilham Gazaling yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Selatan sejak tahun 2010, dalam benaknya banyak rencana untuk direalisasikan. Salah satu yang cukup menyita perhatiannya adalah membangun pusat pelatihan atlet yang terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai Centre Point of Indonesia, menurut laki-laki  yang akrab disapa Andi Ile’ ini, sudah selayaknya Sulawesi Selatan punya pusat pelatihan yang dikemas sebagai Sekolah Kejuruan Olah raga yang konsepnya bisa mengacu pada sekolah Atlet Ragunan di Jakarta.  Hal ini dikatakan di Makassar, baru-baru ini.
Hal ini mempunyai prospek yang baik kedepannya. Bukan hanya pelajar Sulawesi Selatan yang punya bakat untuk menjadi atlet berprestasi digembleng di sana, namun seluruh atlet berprestasi di Kawasan Indonesia Timur. Jika Sekolah Kejuruan Olahraga itu hadir di Makassar, tak perlu bersusah-susah menggembleng atlet yang kita miliki di Ragunan. Selain bisa fokus pada pendidikan, mereka juga akan ditempa menjadi atlet berprestasi yang tidak hanya berbicara tingkat daerah, namun juga internasional.
Untuk mewujudkan rencana itu, pihaknya sementara melakukan tahap persiapan. Jika program tersebut jadi dilaksanakan, kawasan Sudiang akan menjadi lokasi paling tepat untuk membangun pusat pelatihan itu. Dia menjelaskan, sekolah kejuruan itu sangat penting hadir di Makassar karena banyak bibit-bibit unggul yang  dibina di daerah ini.
Sebagai langkah konkrit, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyampaikan rencana itu ke pemerintah pusat, dan mendapat  respon positif. Rencana ini juga sudah dalam proses pembicaraan serius antara dua kementerian, yakni Kementerian pendidikan dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Disetiap kesempatan, baik di kabupaten/kota Gubernur Syahrul Yasin Limpo menyampaikan agar nantinya daerah mengirim siswa-siswi yang memiliki prestasi di bidang olahraga untuk disekolahkan di sana. Mengenai anggaran, Kadis  Pemuda dan Olah Raga sangat berharap ada sharing dari dua kementerian dan tentu saja tak ketinggalan, ada anggaran yang diplot pada anggaran APBD Sulawesi Selatan.
Yy / Sv (Senin, 29 Oktober 2012)

Read More >>

Pengusaha Taiwan Ekspansi Usaha Di Sulawesi Selatan


Selasa, 30 Oktober 2012
Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo menerima mantan Menteri Luar Negeri Taiwan, Mr. James CF Huang yang kini menjabat Vice President Global Twoway Communication Inc. yang didampingi HAMU Investama Corp., HM Alwi Hamu di Rumah Jabatan Gubernur, baru-baru ini. Rencananya pengusaha Taiwan ini bakal  melakukan ekspansi usaha besar-besaran di Sulawesi Selatan, pasalnya  Sulawesi Selatan dianggap sebagai salah satu provinsi yang sangat ideal untuk iklim investasi di Indonesia yang berdampak bagi hubungan kerjasama Taiwan dan Indonesia.
Mantan menteri Luar Negeri Taiwan, Mr James CF Huang mengatakan bahwa pengembangan investasi di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan karena keinginan sejumlah pengusaha asal Taiwan di Cina yang ingin memindahkan investasi usahanya.  Pengusaha ini mau pindahkan usahanya, karena masalah biaya dan krisis ekonomi global. Apalagi saat ini ada kekhawatiran yang cukup tinggi di Cina terhadap regulasi pemerintah dan tingginya biaya untuk pegawai serta biaya pabrik dan segala macamnya.
Salah satu peluang investasi yasng diminati pengusaha Taiwan di Sulawesi Selatan adalah pengembangan infrastruktur serta industri pertambangan dan mineral, bahkan lima perusahaan Taiwan bergerak dibidang teknologi meminati industri teknologi, elektronik dan jaringan transportasi di Sulawesi Selatan. Investor Taiwan mengatakan bahwa pada prinsipnya siap dalam kondisi finasial untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Selatan. Nilai investasi untuk pembangunan infrastruktur dan industri pertambangan diperkirakan diatas Rp 10 triliun. Pengusaha Taiwan akan mengkaji kesiapan lokal yang dibutuhkan untuk merealisasikan investasi di Sulawesi Selatan, diantaranya jaminan stabilitas ekonomi dan politik. Sementara Gubernur Sulsel menyampaikan bahwa secara regulasi, kesediaan sumber daya, dan teknis akan didukung secara penuh.
Sulawesi Selatan sangat siap menerima berbagai investasi dengan iklim investasi yang sangat mendukung. Gubernur berharap para investor Taiwan dapat melihat prospek yang cukup bagus di Sulawesi Selatan dan juga peluang bagi pengusaha Taiwan yang ingin memindahkan usahanya ke Sulawesi Selatan. Gubernur juga akan all out dan memberi ruang untuk memfasilitasi sesuai kemampuan bila pengusaha Taiwan mau membuka industri elektronik di Sulawesi Selatan.
Yy / Sv (Senin, 29 Oktober 2012)
Read More >>

Takabonerate Expedition Island Akan Menjadi Acara Puncak Visit South Sulawesi 2012


Selasa, 30 Oktober 2012

Makassar – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mencanangkan 2012 sebagai puncak tahun kunjungan wisata yang dikemas dalam Visit South Sulawesi. Dalam dua tahun terakhir, beragam eventpariwisata digelar di sejumlah destinasi wisata,seperti Tana Toraja, Makassar,Selayar.Di Kota Makassar,beragam event pariwisata telah digelar, seperti Visit Makassar. Sementara di Toraja, Pemprov Sulsel menggelar Lovely Desember.Kemudian di Kabupaten Kepulauan Selayar digelar Takabonerate Expedition Island.

Dua event terakhir akan dijadikan sajian pamungkas kepada wisatawan asing sekaligus menutup Visit South Sulawesi 2012 .
Sail Takabonerate direncanakan akan dimulai 16-18 November 2012,dengan mengadakan pelayaran maritim dari Bali, Takabonerate,dan Kepulauan Spermonde.Pada event tahunan tersebut,Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel juga telah memastikan sejumlah kapal laut dari Darwin,Australia, akan berlayar ke Takabonerate.

Sekretaris Disbudpar Sulsel Jualianus Batara mengungkapkan, penyelenggaraan Sail Takabonerate tersebut ditanggung sepenuhnya Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat. “Kami hanya diminta menyiapkan perahu untuk memuat beberapa orang yang menepi di beberapa destinasi pariwisata Sulsel,” ujarnya saat di hubungi via ponselnya Selasa (30/10/2012)

Beberapa lokasi yang akan didarati wisatawan asing tersebut,di antaranya Makassar, Jeneponto,Takalar, Bantaeng,Bulukumba, Kabupaten Kepulauan Selayar. “Seluruh anggaran event ini dilaksanakan Pemerintah Pusat. Daerah hanya diminta menyiapkan dana pendampingan.Kami juga telah koordinasi dengan kabupaten/kota yang dilibatkan dalam pelayaran ini,” ujar Jualianus Batara.

sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan menjelaskan program Takabonerate Island Expedition (TIE) 2012 diakui sulit untuk diarahkan menjadi sail Takabonerate seperti Sail Bunaken atau Morotai, namun hal itu bukan halangan Pemprov Sulsel untuk menghentikan even ini yang telah menjadi rangkaian program Visit South Sulawesi 2012.

“Takabonerate memang belum menjadi pusat pelaksanaan sail seperti di Bunaken dan Morotai. Sebab keindahan taman bawah laut Takabonerate akan diarahkan menjadi pusat penelitian dunia karena keunikan terumbu karangnya yang masuk dalam kategori atol ketiga terbesar di dunia,” jelasnya

Data Kementerian Kehutanan menyebutkan kawasan taman laut Takabonerate memiliki 267 jenis terumbu karang dengan 295 mamalia laut yang diantaranya tidak dijumpai di daerah lainnya.

Pemerintah daerah telah berupaya untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai di kawasan Taman Laut Takabonerate termasuk bandara udara perintis yang saat ini tengah diupayakan pemda setempat.

Pulau Tinabo yang menjadi lokasi pemberdayaan Taman Nasional TakaBonerate juga telah tersedia beberapa fasilitas penunjang bagi wisatawan yang akan melancong seperti penginapan, restoran, alat penyewaan alat selam termasuk snorkling bagi wisatawan yang melancong di kawasan itu.

hanya saja jika dilihat dari luasan areal taman laut itu memang belum sebanding dengan sarana dan prasarana yang ada. Tetapi pemda setempat akan terus mengupayakan agar kawasan itu bisa mendapat dukungan dari pihak terkait lainnya. [*/KM2]

Read More >>

KUR Sentuh 149.000 Debitur


Selasa, 30 Oktober 2012
 
MAKASSAR, -- Sulsel menjadi provinsi keempat terbesar untuk penyaluran kredit usaha  rakyat (KUR). Hanya kalah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Bank Indonesia perwakilan Sulampapua merilis, penyaluran KUR di Sulsel mencapai Rp2,2 triliun per Agustus 2012. Jumlah kreditur penerima KUR sebanyak 149.000.

"Baki debet KUR sebesar Rp1,86 triliun per Agustus tahun ini," ujar Kepala Perwakilan BI Sulampapua, Mahmud Arsin, beberapa waktu lalu.

Tren positif penyaluran KUR di Sulsel mengekor capaian nasional. Sejak 2010, terjadi peningkatan realisasi KUR saat pemerintah mengubah aturan KUR.

Ada pelbagai kemudahan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Misalnya, debitur kredit sepeda motor atau kredit perumahan rakyat, sudah dibolehkan menerima.

Selain itu, ada penambahan jumlah bank penyalur KUR. Lalu, dari sisi suku bunga, KUR mikro (di bawah plafon Rp5 juta per debitur) diturunkan dari 24 persen menjadi 22 persen.

Suku bunga KUR dengan plafon Rp5 juta-Rp500 juta dari 16 persen menjadi 14 persen. Kemudian, masa pengembalian kredit diperpanjang dari tiga tahun jadi enam tahun.

Pihak perbankan juga mengakui, ada pertumbuhan penyaluran KUR. Seperti yang pernah dibeberkan Wakil Pimpinan Wilayah BRI Makassar, Agung Yugopratmo. Menurut dia, ada peningkatan 15 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Segmen mikro perdagangan masih mendominasi penyaluran kredit BRI dengan kontribusi 60 persen. Disusul pertanian 10 persen, jasa 5 persen, konstruksi 1 persen, industri 1 persen, dan lainnya. (zul/upi)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121030000921-kur-sentuh-149000-debitur
Read More >>

Pemprov: Jumlah Anak Putus Sekolah hanya 11.697 Orang



Senin, 30 July 2012
MAKASSAR– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mengklaim jumlah angka anak putus sekolah di daerah ini sebanyak 11.697 orang. 

Jumlah tersebut berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) 24 kabupaten/kota di Sulsel yang dilaporkan ke Disdik Sulsel pada tahun ajaran 2010- 2011.”Angka putus sekolah di Sulsel sebenarnya hanya 11.697 orang. Sedangkan data Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sebanyak 131.000 anak,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sulsel Abd Jabbar di Makassar, kemarin.

Hal tersebut, kata Jabbar, sekaligus membantah keterangan Kepala Perwakilan United Nations Children’s Fund (Unicef) Wilayah Sulawesi, Maluku,dan Papua,Purwanta Iskandar yang mengatakan, kini terdapat sekitar 2,5 juta anak usia sekolah di Sulsel yang berada di luar sekolah. ”Jadi kalau ada data bahwa di Sulsel anak tidak sekolah sebanyak 2,5 juta anak, ini tentu membingungkan dan tentu diragukan validitasnya,” bebernya kepada SINDO. Menurut dia, berdasarkan data yang dilansir Kemendikbud baru-baru ini, terdapat 19.000 anak usia sekolah yang belum pernah mengenyam pendidikan.

Kemudian, 112.000 lainnya yang memang tidak bersekolah lagi. Sehingga, lanjut Jabbar, jika dilihat dari jumlah anak usia sekolah sebanyak 1,55 juta anak, dan yang bersekolah sebanyak 1,42 juta di 8.372 sekolah yang tersebar di Sulsel. Jabbar kembali mengklaim, angka putus sekolah di daerah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Pulau Jawa yang angkanya mencapai 553.000 anak.Jumlah ini tersebar di Jawa Tengah sebanyak 335.000 anak, di Jawa Timur 268.000 anak, dan Banten sebanyak 155.000 anak.

”Angka putus sekolah ini sudah menjadi masalah nasional, karena penyebabnya lebih kepada pemahaman mentalitas masyarakat,”akunya. Meski demikian, khusus Sulsel, Jabbar mengaku rendahnya angka putus sekolah akibat dari adanya intervensi pemerintah dengan mengambil alih pembiayaan masyarakat melalui program pendidikan gratis. Sebelumnya,Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo juga meragukan data yang dilansir Unicef tersebut.

Dia pun meminta Unicef untuk menyerahkan temuan tersebut dan dipadukan dengan data yang dimilik pemprov. Hal ini,kata dia,sangat penting untuk menemukan daerah dengan tingkat putus sekolah tertinggi sekaligus mencari solusi pemecahan masalah tersebut. wahyudi 

Read More >>

Minggu, 28 Oktober 2012

Pemprov Sulsel Genjot Pengembangan Kakao Bersertifikasi


Senin, 29 Oktober 2012
Tanaman Kakao.
MAKASSAR - Peningkatan kualitas produksi kakao (Theobroma cacao) dengan mengembangkan program kakao yang tersertifikasi internasional terus menggenjot Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel).

Pemprov Sulsel telah gencar mengembangkan proyek percontohan sebanyak 800 hektare (ha) pada dua kabupaten, Soppeng dan Luwu, dengan pembiayaan sebesar Rp1,4 miliar melalui APBD Provinsi Sulsel. Diharapkan pada 2020 kelak, Sulsel akan menjadi sentra kakao lestari di Indonesia, yakni menjadi daerah penghasil kakao berkualitas berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bebas pestisida.

"Pemprov Sulsel dan seluruh stakeholders harus bersatu agar brand kako kita dapat terangkat di mata dunia.  Apalagi Sulsel provinsi pertama yang mengekspor kakao bersertfikat. Ini memiliki prospek pasar yang cerah karena konsumen kakao dunia memang mencari produk bersertifikasi,” ungkap Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, kepada wartawan, Senin (29/10/2012).
 
Sedangkan saat peluncuran kakao bersertifikasi produksi PT Mars Symbioscience Indonesia di Komplek Kawasan Industri Makassar (KIMA), kemarin, produk perdana yang diekspor, yakni cocoa butter sebesar 16 ton untuk tujuan ekspor Amerika Serikat dan 20 ton cocoa powder untuk tujuan Eropa. Angka tersebut hanya produksi pada minggu pertama.

Pihak Mars sendiri menargetkan jumlah ekspor dalam setahun akan mencapai 3.000 ton. Menurut Cocoa Sustainability Manager PT Mars Symbioscience Indonesia, Andi Sitti Asmayanti, dalam sehari pihaknya mampu memroduksi 50 ton biji kakao, sehingga dalam sepekan mencapai 350 ton.

"Saat ini, produksi kita terus berjalan. Pengiriman hari ini hanyalah pengiriman awal yang terus berkelanjutan. Kami optimistis target ekspor akan tercapai,” kata Andi Sitti Asmayanti.

Dijelaskan, PT Mars Symbioscience Indonesia dalam dua tahun terakhir telah melakukan sertifikasi 4.000 hektare lahan kakao di kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur.  Di tahun 2015, PT Mars akan melakukan penambahan 10 ribu hekatere di dua kabupaten tersebut.
 
“Sementara untuk sertifikasi lahan seluruh Indonesia, kami akan mengembangkan di atas 50 ribu lahan. Target kami sesuai dengan komitmen Mars, di tahun 2020, rantai pasokan sepenuhnya disertifikasi,” ucapnya.  
 
Melalui sertifikasi, setiap petani wajib memperhatikan sistem budidaya mulai dari penggunaan pupuk, sistem pengembangan, hingga tata cara pemeliharaan sebelum dipanen. Tidak hanya itu, melalui program sertifikasi produktivitas akan meningkat hingga dua ton per ha, dan petani bisa memperoleh manfaat dengan pengembangan tanaman pelindung.

"Kami akan mengawasi secara ketat kakao yang masuk dalam program sertifikasi sehingga kualitasnya memenuhi standar yang diinginkan pasar,”ungkap Andi.
 
Kata dia, PT Mars juga akan membangun stasiun penelitian kakao di atas lahan 50 hektare di  Kabupaten Luwu Timur yang memiliki kompetensi luas dan didukung lebih dari 50 ahli kakao.  
 
“Mereka nantinya akan terlibat dalam pelatihan, demonstrasi, rehabilitasi pertanian, pembentukan wirausaha pembibitan petani, bisnis kompos, dan penyuluhan kewirausahaan,” tutur Andi.
 
Presiden Direktur PT Mars Symbioscience Indonesia, Ruud Engbers, mengatakan, pembangunan stasiun ini akan meningkatkan pertumbuhan kakao.  Tidak hanya itu, pihaknya juga akan melipatgandakan ukuran pabrik dan pengolahan kakao serta kantor di Makassar sebagai komitmen memajukan industri kakao di Sulsel.
 
“Semua proyek ekspansi ini direncanakan selesai akhir 2013. Kami berharap proyek ini mampu menambah lahan kerja lebih banyak untuk masyarakat serta memprioritaskan petani di daerah pertumbuhan kakao di Sulsel,” tandas Ruud. (ade)

Sumber: http://economy.okezone.com/read/2012/10/29/320/710816/pemprov-sulsel-genjot-pengembangan-kakao-bersertifikasi
Read More >>

HIC Ajak Pengusaha Taiwan Berinvestasi Ke Sulsel Tawarkan Potensi Pertambangan Dan Monorel


Minggu, 28 Oktober 2012
 

MAKASSAR – Tidak kurang dari lima industri besar Taiwan akan dipindahkan ke Sulsel. Industri tersebut sebagian besar bergerak dalam bidang teknologi. Tidak hanya itu, pengusaha Taiwan juga tertarik untuk berinvestasi pada pembangunan monorel dan pertambangan mineral.
“Hubungan ekonomi antara Sulsel dan Taiwan sangat penting. Saat ini, banyak sekali pengusaha dari Taiwan yang memiliki usaha di China yang berupaya memindahkan industrinya ke Indonesia, khususnya ke Sulsel,” ujar James Chwang, Vice President Global Two Ways, yang juga mantan Menteri Luar Negeri Taiwan, usai bertemu dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di Rumah Jabatan Gubernur, Sabtu (27/10).
James mengungkapkan, Sulsel merupakan tempat yang sangat ideal untuk investasi bagi Taiwan. Para pengusaha Taiwan memiliki alasan tersendiri untuk memindahkan industri mereka ke Sulsel. Diantaranya, adalah masalah biaya dan resesi Eropa. “Saat ini, ada kekhawatiran yang cukup tinggi di China, mengenai regulasi pemerintah dan tingginya biaya pabrik dan segala macam,” jelasnya.
Ke depannya, lanjut James, Sulsel akan menjadi salah satu tempat ideal di luar Jakarta atau Pulau Jawa untuk para pebisnis Taiwan kembali ke Indonesia. Dulu, mereka pernah berinvestasi dan menjadi nomor empat terbesar di Indonesia. Sekarang, para pengusaha tersebut mau kembali lagi ke Indonesia, setelah berinvestasi di China. Bahkan, nilai investasi yang dipersiapkan untuk pertambangan dan mineral di atas Rp 10 triliun untuk tahap awal.
“Ada Taiwan Semen yang mungkin bisa diupayakan untuk masuk ke Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur, yakni Sulsel,” ungkapnya.
James berjanji, setelah kembali ke Taiwan, akan mengundang pengusaha lebih banyak lagi untuk masuk ke Sulsel. Dia mengakui, kedatangannya baru semacam konservasi personal sebagai mantan menteri luar negeri sekaligus pengusaha yang mengunjungi Sulsel.
“Kepada gubernur, kami hanya meminta jaminan stabilitas ekonomi dan politik,” imbuhnya.
Sementara, Director & Trade Hamu Investama Corporation (HIC), James Martin, menambahkan, Hamu Investama selaku fasilitator, bersama pengusaha-pengusaha Taiwan akan turut mengembangkan infrastruktur, khususnya monorel dan industri pertambangan dan mineral di Sulawesi. Hamu Investama akan mengundang pengusaha-pengusaha Taiwan, untuk menghadiri pertemuan Indonesia Bisnis Meeting bersama Menteri Perindustrian, yang akan dilaksanakan di Grand Clarion Hotel, November mendatang.
“Pak Jusuf Kalla menyampaikan pesan kepada Pak Alwi untuk mengundang. Hamu Investama hanya sebagai fasilitator saja, jadi pelaksananya nanti langsung pengusaha Taiwan dengan Pak Jusuf Kalla,” tuturnya.
Terkait monorel, James mengungkapkan, visibility study baru akan disampaikan kepada pengusaha Taiwan dan James Chwang akan meminta kepada mereka untuk menjadi konsorsium mendukung proyek tersebut.
“Peluangnya cukup besar, tergantung dari kesiapan visibility studi, kelayakan, dan lain sebagainya,” urainya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sangat interest mengajak para pengusaha Taiwan untuk masuk ke industri elektronik. Jika mereka bersedia membuka industry elektronik, pemerintah propinsi akan all out memfasilitasi dan memberi ruang untuk mereka.
“Bulan depan mereka akan coba tindak lanjuti dengan mengajak pengusaha-pengusaha Taiwan lainnya untuk bertemu saya,” kata Syahrul.
Syahrul berharap, para investor tersebut bisa melihat prospek yang cukup besar di Sulsel. Apalagi, Sulsel saat ini adalah lokomotif perekonomian di Indonesia yang bergerak sangat kuat.
“Hampir seluruh Negara yang mempunyai potensi melakukan investasi di dunia, itu melihat Sulsel, termasuk Eropa Timur. Tapi, investasi itu butuh dua atau tiga tahun karena para investor itu sangat hati-hati,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, potensi gas di Sulsel juga mengundang animo dunia. Apalagi, ada sumber gas baru yang hasilnya hampir pasti akan keluar di Sulsel.
“Semua pebisnis meminta garansi keamanan politik dan ekonomi. Dan sampai saat ini saya akan menggaransi itu. Kita sebagai orang Sulsel, biasa berdinamika tinggi, tapi tidak akan menghancurkan rumah sendiri,” pungkasnya. (RS5-RS2/dul/D)

Sumber: http://rakyatsulsel.com/hic-ajak-pengusaha-taiwan-berinvestasi-ke-sulsel.html

Read More >>