Kamis, 09 Februari 2012

Sulsel Target Produksi Garam 155 Ton

Kamis, 09 Februari 2012 

Makassar  - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan produksi garam pada 2012 ini sebanyak 155 ton sebagai bagian dari program peningkatan usaha garam rakyat (Pugar) yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Pemerintah pusat sudah mencanangkan swasembada garam melalui program Pugar dan diharapkan swasembada itu tercapai," ujar Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan Hairil Anwar di Makassar, Kamis.

Ia mengatakan, program Pugar yang dicanangkan oleh pemerintah pusat itu akan berjalan efektif karena pada 2011 program tersebut sudah berhasil meningkatkan produksi garam.

Berdasarkan data produksi pada 2011, garam yang dihasilkan sebanyak 153 ton dan pada 2012 ini ditargetkan pengalami peningkatan sekitar 10 persen atau sekitar 155 ton garam.

Dirinya optimistis jika produksi garam yang ditargetkan tahun ini akan tercapai karena produksi garam pada 2010 hanya sekitar 137 ton.

"Kenaikan produksi garam ini tidak begitu besar karena hanya sekitar 10 persen peningkatannya. Tetapi kami optimisti target produksi itu bisa tercapai," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan swasembada garam konsumsi di seluruh daerah Indonesia untuk mengatasi kekurangan stok sebagai solusi dan menghindari kebijakan impor garam.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo menuturkan jika swasembada garam konsumsi mampu dilakukan, maka dipastikan tidak akan ada kebijakan untuk impor garam.

Ia menyatakan, kebutuhan rakyat Indonesia untuk garam konsumsi sekitar 1,5 juta ton per tahunnya, sedangkan kebutuhan garam industri itu mencapai 1,8 juta ton.

Salah satu program KKP untuk memenuhi kebutuhan garam Indonesia yakni dengan pengembangan sistem Peningkatan Usaha Garam Rakyat (Pugar) yang baru menghasilkan sekitar 1,3 juta ton.

Program Pugar selama 2011 ini cukup berhasil karena sudah mampu menghasilkan garam konsumsi sekitar 1,3 juta ton. Diharapkan, pada 2012 ini, swasembada garam konsumsi juga bisa ditingkatkan dari pencapaian tahun sebelumnya.

"Di tahun kemarin kami baru bisa menghasilkan garam konsumsi dari kegiatan Pugar itu sekitar 1,3 juta ton dan semoga di tahun ini akan ada peningkatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Sumber : http://www.antara-sulawesiselatan.com
Read More >>

PELABUHAN PUPUK: Sulsel Jajaki Jalur Distribusi Pangan Baru


MAKASSAR: Pemprov Sulawesi Selatan akan membuka jalur distribusi baru untuk pengiriman komoditas pangan melalui pemanfaatan pelabuhan khusus pupuk yang kini dijajaki untuk dibangun di tiga kabupaten.  


Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Distan) Sulsel Andi Muhammad Aris Makta Amin mengatakan pemprov sudah merencanakan pengembangan pembangunan pelabuhan khusus pupuk.

Fasilitas itu akan berlokasi di tiga kabupaten, yaitu Barru, Pinrang dan Takalar untuk memperlancar arus distribusi kebutuhan pangan produksi daerah ini.

"Dari hasil pemantauan kami, ketiga posisi pelabuhan yang selain potensial untuk melakukan bongkar muat pupuk, juga bisa dijadikan sebagai jalur distribusi produk pangan Sulsel [ke daerah lain termasuk antarpulau]," ujarnya hari ini (09/02)

Adapun ketiga kabupaten yang sedang dijajaki untuk dijadikan pelabuhan khusus, yakni Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru, Pelabuhan Suppa di Pinrang, dan Pelabuhan Galesong di Kabupaten Takalar.

Selama ini, hanya ada dua pelabuhan di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi pusat bongkar muat yakni Pelabuhan Hatta Makassar dan Pelabuhan Parepare.

Namun, dia menilai kedua pelabuhan ini sudah tidak efektif karena aktivitas masyarakat bertumpu di pelabuhan itu, mulai dari lalu lintas perdagangan, lalu lintas manusia, dan lalu lintas barang.

Keterlambatan distribusi pupuk selama ini disebabkan oleh kian meningkatnya lalu lintas bongkar muat barang setiap tahun yang belum diimbangi dengan perluasan kawasan pelabuhan.

Tak pelak, kondisi ini berpengaruh pada tingginya daftar tunggu kapal pengangkut pupuk yang akan merapat ke dermaga pelabuhan.

“Khusus pelabuhan di Makassar, setiap hari ada dua atau tiga kapal yang menunggu di tengah laut sebelum merapat ke dermaga. Jika ini terus dibiarkan, tidak akan efektif untuk bongkar muat pupuk."

Dia mengatakan, sejauh ini, Dinas Perhubungan Sulsel telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan Laut terkait dengan rencana tersebut.

“Kebutuhan pelabuhan bongkar muat pupuk ini sangat mendesak, terlebih karena Sulsel menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional, dan salah satu dari enam daerah agro di Indonesia,” katanya.

Kelangkaan pupuk
Sementara itu, kelangkaan pupuk yang terjadi awal tahun dipastikan tidak akan mempengaruhi produksi padi tahun ini.

Pasalnya, sebagian besar daerah penghasil padi di Sulsel baru memulai musim tanam bulan ini serta bulan April mendatang.

“Bahkan, sektor timur Sulsel yang meliputi Bulukumba, Sinjai, Bone, Pinrang sudah memasuki musim panen pada bulan Januari dan bulan Maret mendatang,” ungkapnya.

Tanaman pangan di Sulsel setiap tahunnya mengalami kelebihan pupuk karena permintaan didasarkan pada rencana dasar kebutuhan kelompok (RDKK) dari petani.

Kelangkaan baru terjadi saat penggunaan pupuk juga digunakan masyarakat untuk sektor perkebunan, peternakan dan perikanan.

Sebelumnya, Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sulawesi Selatan memperkirakan kebutuhan pupuk Sulsel akan mencapai 46.000 ton tahun ini. Sulsel menargetkan produksi beras 2012 mencapai 5 juta ton. 

Read More >>

Sulsel Pertahankan Surplus Beras Dua Juta Ton

KAMIS, 09 FEBRUARI 2012

MAKASSAR,  - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan selama tiga tahun terakhir ini mampu mempertahankan surplus beras dua juta ton, bahkan produksi beras itu juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Produksi beras kita dari tahun ke tahun itu mengalami peningkatan dan kita juga bisa mempertahankan surplus dua juta ton beras itu selama tiga tahun berturut-turut,” ujar Kepala Bidang Tanaman pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel, Aris Makta Amin, 7 Februari Selasa ­kemarin.
Ia mengatakan, pe­luang melakukan ekspor beras cukup besar karena tren pe­ningkatan surplus beras sudah terjadi selama tiga tahun berturut-turut.
Dari hasil produksi tersebut, Sulsel mampu me­ngantar pulaukan kebutuhan beras di sejumlah wilayah di kawasan Timur dan Barat ­Indonesia.
Karena hampir 30 per­sen dari total produksi beras itu, Sulsel masih memiliki stok pangan yang berpotensi untuk di ekspor ke luar ­negeri.
Berdasarkan data yang ada, luas areal tanam yang ditetapkan tahun ini mencapai 963 ribu hektare lebih dengan target produksi sebesar 5,2 juta ton padi.
Jumlah tersebut dilaporkan meningkat dibanding 2011, baik dari sisi luas areal tanam juga pada sisi produksi beras.
Terkait dengan program gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi (GP3K), Kepala perum Bulog Divre VII Tommy S. Sikado mengatakan pihaknya telah melakukan penjajakan di sejumlah daerah yang memiliki sarana irigasi teknis. (eky)
Read More >>

Pacu Infrastruktur Sulsel

Kamis, 09 Februari 2012 | 
Pertahankan Pertumbuhan di Atas 8 Persen 

MAKASSAR,  -- Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Sulsel di atas angka 8 persen, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel meminta pemerintah memacu pembangunan infrastruktur. Iklim investasi yang stabil banyak didukung tersedianya infrastruktur.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel, La Tunreng kemarin mengatakan, kinerja pertumbuhan ekonomi Kota Makassar saat ini mencapai di atas 9 persen. Sedangkan Sulsel 8, 64 persen. Jika ingin mempertahankan prestasi ini harus diiringi dengan pembangunan infrastuktur dengan pertumbuhan minimal 10-15 persen setiap tahunnya.

"Ini agar tidak menimbulkan kejenuhan investasi. Jadi, pemerintah juga semestinya fokus untuk memacu pembangunan infrastuktur minimal 10 persen sampai 15 persne,” ujar La Tunreng, Rabu 8 Februari.

Jika hal tersebut bisa direalisasikan Pemkot Makassar, maka target investasi tahun ini yaitu sebesar Rp11 triliun akan lebih mudah dicapai. "Pemkot dalam mengejar target investasi akan jauh lebih siap, karena infrastruktur kota sangat menentukan pertumbuhan investasi," katanya.

Pemkot Makassar tahun ini menargetkan investasi Rp11 triliun dengan memprioritaskan investor dalam negeri. Sedangkan Sulsel menargetkan di atas US$57,76 juta, dengan sektor terbesar di bidang pertambangan, perkebunan, dan industri.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan sekaligus Pelaksana Tugas BKPMD Pemprov Sulsel Irman Yasin Limpo, mengungkapkan, untuk merealisasikan target tersebut Sulsel akan mendorong investasi secara besar-besaran dengan memberikan kemudahan bagi pengusaha yang akan berinvestasi. Tahun lalu tercatat ada 36 penanam investasi di antaranya Korsel, Brasil, Inggris, Singapura dan China.

Infrastruktur menurut dia, memang vital untuk menjaga iklim usaha. Beruntung Sulsel masuk dalam Program MP3EI atau Koridor Ekonomi IV sehingga program anggaran pembenahan infrastruktur didukung dari pusat.

“Pak Gubernur sudah mencanangkan perbaikan infrastruktur di segala bidang. PPN Untia salah satunya. PPN Untia diharapkan bisa mendapat tambahan anggaran tahun ini agar bisa beroperasi. Ini bisa melecut yang lain,” jelasnya.

Pengusaha Jasa Angkutan Sulsel, Syahril Mattigi juga berharap infrastruktur kian mendapat perhatian, terutama koneksitas jalan antara kabupaten. Mobilitas barang akan terhambat dan butuh ekonomi biaya tinggi jika tak didukung infrastruktur. “Infrasruktur adalah syarat percepatan pembangunan. Kita berharap pemerintah memperhatikan itu,” jelasnya.

Syahril juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel terus bergerak, jika didukung infrastrukur lengkap. Tahun 2012 ini akan stagnan alias sama dengan angka pertumbuhan tahun sebelumnya, jika tak ada perubahan. (aci)



Sumber : http://www.fajar.co.id
Read More >>

Pemprov Sulsel akan Bangun Tiga Pelabuhan Pupuk

Kamis, 09 Februari 2012 

Makassar - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berencana membangun tiga pelabuhan khusus untuk bongkar muat pupuk di tiga kabupaten (Barru, Pinrang, dan Takalar).

"Semoga tahun ini bisa terealisasi," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Oangan dan Hortikultura Sulsel Aris Makta Amin di Makassar, Rabu.

Dengan difungsikannya ketiga pelabuhan khusus untuk bongkar muat pupuk ini, kata Aris, ke depan tidak akan ada lagi keterlambatan dalam pengiriman pupuk.

Saat ini, kata dia, hanya ada dua pelabuhan di Sulawesi Selatan yang menjadi pusat bongkar muat, yakni Pelabuhan Hatta Makassar dan Pelabuhan Parepare.

Ia menilai kedua pelabuhan itu sudah tidak efektif karena aktivitas masyarakat bertumpu di pelabuhan itu, mulai lalu lintas perdagangan, lalu lintas manusia, dan lalu lintas barang.
Disebutkan, ketiga kabupaten yang sedang dijajaki untuk dijadikan pelabuhan khusus, yakni Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru, Pelabuhan Suppa di Pinrang, dan Pelabuhan Galesong di Kabupaten Takalar.

Aris menjelaskan bahwa pihak melakukan penjajakan itu karena lambannya proses bongkar muat selama ini, baik di Pelabuhan Parepare maupun Makassar.

Hal itu, menurut dia, disebabkan semakin meningkatnya lalu lintas bongkar muat barang setiap tahun yang belum diimbangi dengan perluasan kawasan pelabuhan. Tak pelak, berpengaruh pada tingginya daftar tunggu kapal pengangkut pupuk yang akan merapat ke dermaga pelabuhan.

"Khusus pelabuhan di Makassar, setiap harinya saja ada dua atau tiga kapal yang menunggu di tengah laut sebelum merapat ke dermaga. Jika ini terus dibiarkan, tidak akan efektif untuk bongkar muat pupuk," katanya.

Ia menyatakan, sejauh ini, Dinas Perhubungan Sulsel telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan Laut terkait dengan rencana tersebut.

"Kebutuhan pelabuhan bongkar muat pupuk ini sangat mendesak, menyusul Provinsi Sulsel sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional, dan termasuk salah satu dari enam daerah agro di Indonesia," katanya.
Sumber : http://www.antara-sulawesiselatan.com
Read More >>

Sayur Petani Rambah Pasar Modern

KAMIS, 09 FEBRUARI 2012


MAKASSAR,  - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemeritah Provinsi Sulawesi Selatan berhasil menempatkan sayuran dari petani di daerah itu masuk ke pasar modern.


“Untuk saat ini, semua pasar modern Carrefour di Makassar sudah menerima pasokan sayuran dari petani binaan kita dan program ini sudah berjalan selama setahun,” ujar Kepala Bidang Produksi Holtikultura, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel, Fitriani, Selasa 7 Februari kemarin.


Ia mengatakan, program pemberdayaan petani yang dilakukan bertujuan untuk mening­katkan taraf hidup para petani.


Beberapa kabupaten menjadi pemasok sayuran tersebut di antaranya yang berada di daerah selatan seperti daerah Malakaji dan Malino, Kabupaten Gowa, Bantaeng, Bulukumba dan Sinjai.


“Hampir semua kabupaten sudah ada yang menjadi pemasok kami dan mereka juga memberikan harga yang lebih mahal daripada harga yang dijualnya ke pasar tradisional. Syaratnya, para petani harus menyiapkan kualitas yang terbaik,” katanya.


Diungkapkannya, sayuran yang dipasok dari beberapa kabupaten itu hingga saat ini belum dikeluhkan masyarakat karena memang sebelum di distribusi ke pasar modern semuanya harus diuji kualitasnya. (eky)


Sumber : http://cakrawalaberita.com
Read More >>