Selasa, 28 Agustus 2012

Ekspor Ikan Sulsel 30 Ribu Ton Pertahun


Perhatian Pemprov Dipuji
MAKASSAR, –Pertumbuhan ekspor ikan segar Sulsel terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk saat ini, ekspor ikan segar yang dilakukan 20 pengusaha eksportir di Sulsel, telah menembus angka 30 ribu ton pertahun. Ikan-ikan segar tersebut, diekspor di empat negara. Yakni Singapura, Kuala Lumpur, Hongkong dan Jepang. Bahkan selalu menembus pasar Uni Eropa. Demikian ditegaskan HM Sain Muin, Ketua Asosiasi Pengumpul Domestik Eksportir Ikan Segar Sulsel, kepada Upeks Senin (27/8) di Kantor Kamar Dagang dan Industri Sulsel, Jalan Ahmad Yani Makassar.
Dikatakan, peningkatan nilai ekspor tersebut seiring dengan naiknya harga jual dibeberapa negara tujuan. Dia juga mengaku bangga dengan pemerintah provinsi, yang mengeluarkan regulasi atau kebijakan yang berpihak pada para eksportir ikan segar Sulsel selama ini. Sehingga seluruh eksportir tidak merasa dihambat usahanya dan terus berkembang secara pesat hingga saat ini. Adapun jenis-jenis ikan yang diekspor adalah, Ikan Tuna, Kerapu, Sunu, Kakap Merah dan lainnya. Yang paling banyak digemari adalah Ikan Tuna, Kakap dan Sunu. Rencananya kata Direktur Utama PT PT Mega Bahari Adhimandiri ini, para eksportir akan membidik pasar Timur Tengah.
“Namun kemungkinan bukan dalam bentuk ikan segar, tapi ikan yang sudah diolah dalam bentuk ikan kaleng,” tandasnya optimis. Dia mengharapkan, pemerintah provinsi dibawah nahkoda Gubernur Syahrul Yasin Limpo, tetap memberikan ruang kepada para eksportir untuk berkembang seperti yang dilakukan selama. Sehingga para eksportir ikan segar akan semakin maju dan bisa menambah tumbuhnya perekonomian Sulsel dan mengurangi pengangguran. Sekedar diketahui, perputaran uang dalam bisnis ekspor ikan segar dari Sulawesi Selatan (Sulsel) cukup menjanjikan sepanjang tahun ini.
Uang yang beredar dari hasil ekspor ikan segar mencapai Rp1 miliar setiap harinya atau sebesar Rp30 miliar akumulasi per bulan. Pengelolaan yang masih kurang baik, menjadi penghambat kian berkembangnya ekspor ikan segar dari Sulsel. “Jika melihat peluangnya, ekspor ikan segar dari Sulsel bisa mencapai nilai lebih tinggi lagi dari pencapaian selama ini,” ujarnya. (mg10/ade)
Sumber: http://www.ujungpandangekspres.co/ekspor-ikan
Read More >>

SYL Jadi Pembicara di Depan Dubes se-Asia Pasifik


Selasa, 28 Agustus 2012



MAKASSAR -- Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) dijadwalkan menjadi pembicara pada pembukaan Asia Pacific Ministers and Regional Governors Conference on Sustainable Inclusiv Infrastructure Development (APM-RGC) and Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE 2012) diruang Cendrawasih Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2012).

SYL dalam kapasitas sebagai Ketua Assosiasi Pemerintah Provinsi se Indonesia (APPSI) berbicara di hadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga akan dihadiri sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Gubernur dam ketua Kadin seluruh Indonesia.
Bukan hanya itu, menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Agus Sumantri dalam acara tersebut akan dihadiri seluruh duta besar (dubes) negara-negara Asia Pasifik untuk Indonesia.
"Pak gubernur SYL  akan menggambarkan kondisi infrastruktur sebagai sarana vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sosial maupun budaya masyarakat baik utk membangun konektivitas antar daerah maupun daya saing," jelas Agus.
SYL juga akan mengemukakan kesiapan APPSI mendukung Pemerintah utk mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan pembangunan sektor-sektor ekonomi dan memfasilitasi berbagai hal termasuk kebijakan daerah yg dibutuhkan.

Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/08/28/syl-jadi-pembicara-di-depan-dubes-se-asia-pasifik
Read More >>

Pengusaha Arab Tertarik Bangun Hotel di CPI


Selasa, 28 Agustus, 2012
Juga Berminat Membangun Pabrik Marmer
MAKASSAR,–Owner Al Kalfut for Trading and General Contracting EST, Mohammad A AL Qurashe bersama tiga pengusaha dari Suku Quraish yang terpandang di Arab Saudi, melakukan penjajakan investasi di Sulsel. Salah satu yang menjadi bidikannya adalah membangun hotel di Kawasan Central Point of Indonesia (CPI). Hal itu terungkap saat melakukan pertemuan dan tukar informasi dengan beberapa pengurus Kadin Sulsel, Senin (27/8) kemarin. Mohammad A AL Qurashe yang diterima Wakil ketua Kadin Sulsel, Ilham Alim Bachrie, memaparkan minatnya untuk membangun hotel di CPI.
Termasuk membidik segmen usaha lainnya. Semisal pertanian, pabrik makanan dan pertambangan marmer. Jika nantinya berhasil, maka akan banyak datang pengusaha-pengusaha Arab Saudi di Sulsel untuk ikut menanamkan investasi. Karena Sulsel adalah daerah maju dan berkembang pesat. Untuk Marmer, Perusahaan Al Kalfut for Trading and General Contracting EST Arab Saudi ini, berjanji akan menginvestasikan10 juta Dollar. Pihaknya kata dia, akan mulai berinvestasi di Sulsel pada awal tahun 2013 mendatang. Namun, sebelum berinvestasi, pihaknya akan mempelajari beberapa hal setelah kembali dari kunjungannya di Sulsel.
Tapi sebagai langkah awal dari penjajakan kerjasama tersebut, pihaknya juga akan membeli dulu sejumlah barang-barang untuk di bawa ke Arab Saudi. “Mungkin kita akan bahas masalah marmer dan pabrik makanan, seperti susu dan sejenisnya. Tujuan utamanya ke sini mau membuat pabrik. Kita lebih cenderung ke Marmer, mungkin investasinya sekitar US 10 juta dollar,” katanya. AL Qurashe mengungkapkan, untuk langkah awal dari marmer tersebut, pihaknya akan membeli dulu dan mencoba serta melihat jenis kualitas barangnya.
Tujuannya lanjut dia, adalah agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Sulsel dapat dimanfaatkan dan diberdayakan. “Yang dekat dari Indonesia juga bisa kerjasama dalam hal ini. Nanti tahun depan baru buat pabrik, awal 2013. Setelah kita mempelajari yang ini, sekitar bulan Januari dan Februari,” terangnya. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, yang sempat menerima para pengusaha Arab Saudi, menuturkan kedatangan investor tersebut baru dalam tahap penjajakan untuk membangun kerjasama. “Dia (investor) baru menjajaki apa yang ada.
Tapi, saya yakin mereka punya potensi dan kemampuan untuk berinvestasi,” tuturnya. Syahrul menambahkan, investor tersebut telah bertemu dengan private sektor dan bisnisman yang ada di Sulsel. Tentu saja, ada lokal partner yang harus dibangun dulu oleh investor tersebut. Setelah itu lanjut dia, baru Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel memberi ruang. Yang jelas kata Syahrul, dirinya selaku gubernur dengan segala potensi yang dimiliki Sulsel bersama walikota dan para bupati membuka diri untuk investasi hal-hal yang baik. “Paling tidak, bagi saya, mereka sebagai pengusaha muda yang ada dan berdomisili di Jeddah dan Mekkah itu. Penting bagi kami di Sulsel, karena jamaah Haji kita besar. Baik umroh maupun Haji biasa.
Kita berharap, ini menjadi jalur-jalur pendekat kalau ada hal-hal yang kita butuhkan,” ujarnya. Mengenai investasi yang dijajaki pengusaha Arab Saudi tersebut, Syahrul mengaku, investasi bidang industri, resort. Bahkan, berbagai hal yang terkait dengan tambang. Dimana, Sulsel memiliki konsesi dan Sumber Daya Alam (SDA) seperti itu. “Marmer kita kan termasuk marmer yang terkenal, tentu saja kalau dia tertarik. Ya, kita buka ruang untuk investasi. Kita punya marmer yang sangat besar. Tapi, selaku Gubernur, saya sangat selektif membuka itu. Karena, saya tidak berharap ada dampak-dampak lingkungan. Kalau kita terlalu mengeksploitasi SDA itu,” ungkapnya. Tak hanya itu, Syahrul juga menambahkan, Sulsel memiliki marmer yang terkenal sekarang. Namun, dirinya enggan mengumbar hal tersebut. Sebab, sangat terbatas dan berpengaruhi pada irigasi dan pengairan di Sulsel. “Mereka menjajaki, menjajaki itu belum tentu. Dia masih melihat-lihat pasarnya,” kuncinya. (mg10/ade)
Read More >>