Selasa, 03 Juli 2012 | |
MAKASSAR–
Harga bahan makanan di Sulsel per Juni 2012 mengalami kenaikan sebesar
1,5% jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Kenaikan harga bahan
makanan yang merata di semua komoditi tersebut mendorong terjadinya
inflasi 0,64% dan diprediksi akan naik terus jelang Ramadan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono saat melansir data statistik di kantornya kemarin mengatakan, kenaikan harga bahan makanan pada Juni lalu, masih akan dirasakan Juli tahun ini. Terlebih momentum Ramadan akan mendorong terjadinya kenaikan harga di semua komoditi bahan makanan. “Setelah harga bahan makanan yang naik dan menyumbang inflasi terbesar,makanan jadi,minuman, rokok dan tembakau juga menyumbang inflasi dengan kenaikan 0,36%. Disusul harga perumahan, ketersediaan air, listrik, gas dan bahan bakar serta sandang juga menyumbang inflasi di Sulsel,” kata dia. Perubahan Indeks Harga Gabungan (IHK) yang terdiri dari empat kota,Makassar, Parepare, Palopo dan Watampone mencatatkan kenaikan harga bahan makanan berdasarkan persentase perubahan IHK Juni 2012 terhadap Desember 2011 mencapai 5,60% dan secara year on year kenaikannya 5,26%. Dari 11 sub kelompok bahan makanan,tercatat 8 sub kelompok mengalami inflasi, sisanya deflasi. Inflasi tertinggi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 7,63%, diikuti sub kelompok ikan segar 6,71%,begitu pula sub kelompok ikan diawetkan sebesar 3,69%,sub kelompok telur,susu dan hasilnya juga bergeser 0,50%. “Komoditiyangdominanmenyumbang inflasi adalah ikan layang,ikanbandeng,caberawit, cabe merah,serta beberapa ikan segar lainnya, sebaliknya komoditi yang dominan menyumbang deflasi adalah tomat buah, tomat sayur,minyak goreng,dan beberapa varian sayur mayur,” tutur Bambang. Pada kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau, komoditi gula pasir merupakan komoditi yang mengalami kenaikan harga sekaligus penyumbang inflasi terbesar pada kelompok ini. Hal ini memang telah dipermasalahkan banyak pihak beberapa bulan terakhir. Bahkan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah beberapa waktu lalu berjanji akan melakukan operasi pasar untuk menetralkan harga gula kristal putih di pasaran yang harganya telah jauh melebih harga normal. Harga normal gula kristal putih Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram (kg), tetapi beberapa pasar tradisional dan modern di Makassar telah menjual gula kristal putih antara Rp13.000 hingga Rp20.000 kg. rahmat hardiansya |
Selasa, 03 Juli 2012
Harga Bahan Makanan di Sulsel Mulai Naik-Juni Inflasi Mencapai 0,64%
Jelang Ramadhan, Pemprov Jamin Bahan Pokok Aman
SELASA, 03 JULI 2012
Bupati/Wali Kota Diminta Perhatikan Stok dan Harga
MAKASSAR, – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menjamin
ketersediaan stok dan harga kebutuhan bahan pokok jelang Ramadhan hingga
lebaran masih tetap aman.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Sulsel, Irman
Yasin Limpo, menjelaskan, langkah awal untuk tetap menjaga kestabilan
bahan pokok tersebut di Sulsel, Pemprov Sulsel melakukan langkah-langkah
pengamanan secara terpadu.
“Kami telah menyampaikan surat pemberitahuan gubernur kepada seluruh
bupati dan wali kota se Sulsel untuk tetap aktif mengantisipasi menjaga
stok dan harga bahan pokok,” jelas Irman, di ruang kerjanya, Senin, 2
Juli.
Dalam surat tertangal 29 Juni nomor 511 itu, Gubernur Sulsel meminta
kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan koordinasi
dengan pihak terkait dan pelaku usaha di masing-masing wilayah.
Gubernur juga meminta kepada para kepala daerah agar semua aktif
melakukan kunjungan kerja ke pasar-pasar tradisional dan gudang
pengecer, serta sentra pendistribusian kebutuhan pokok.
Termasuk mengintensifkan pemantauan pasokan dan harga kebutuhan pokok
serta pengawasan, terutama pada produk makanan dan minuman yang ada di
wilayah kerja masing-masing.
Pemprov juga meminta agar dilakukan koordinasi pada lembaga yang
membidangi keamanan dan perhubungan dalam hal memprioritaskan
pengangkutan kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu, pemda juga diminta menggelar pasar murah yang dikerjasamakan
dengan pelaku usaha di wilayah kerja masing-masing dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat.
“Termasuk membentuk posko, ini untuk menjadi tempat koordinasi antara
pemprov dengan pemkab secara terintegrasi jika ada hal hal yang perlu
antisipasi dari pemprov,” ujarnya.
Irman menambahkan, Pemprov Sulsel telah memikirkan langkah untuk menjaga
suplai kebutuhan yang dihitung berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya.
“Jadi konsumsi perkapita itu yang harus tetap kami jaga, jika itu
terpenuhi maka harga tidak akan berpengaruh, meski tetap akan ada
spekulasi dari sejumlah pedagang,” katanya. (eky/ism)
Distributor Gula Terpaksa Naikkan Harga
Sementara soal kenaikan harga gula yang terjadi, Kadisperindag Sulsel, Irman Yasin Limpo, mengaku bahwa kenaikan itu memang terjadi pada harga lelang yang juga naik. Sehingga membuat para distributor juga harus menaikkan harga untuk menutupi kenaikan harga lelang tersebut.
Sementara soal kenaikan harga gula yang terjadi, Kadisperindag Sulsel, Irman Yasin Limpo, mengaku bahwa kenaikan itu memang terjadi pada harga lelang yang juga naik. Sehingga membuat para distributor juga harus menaikkan harga untuk menutupi kenaikan harga lelang tersebut.
“Kalau soal stok gula kita masih aman, termasuk gula rafinasi untuk
industri kita. Apalagi, saat ini kami juga sudah meminta pada semua
distributor untuk tidak keluar dari Sulsel tanpa rekomendasi Disperindag
Sulsel. Tetapi kami mau menjaga itu, kami tidak akan keluarkan
rekomendasi gula untuk keluar, karena kita akan menjaga kestabilan stok
di Sulsel dulu,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag
Sulsel, Hadi Basalamah, menambahkan, pihaknya telah melakukan pertemuan
dengan para distributor untuk mengetahui ketahan stok kebutuhan bahan
pokok di Sulsel.
Kami melakukan pengamanan dini dengan mengadakan pertemuan dengan para distributor barang yang dikuasai agar menyampaikan
keamanan stok termasuk harga. Mereka menjamin stok bahan pokok kita di
Sulsel masih aman jelang Ramadhan dan lebaran tahun 2012 ini,” katanya.
Ia mengurai, untuk posisi stok bahan pokok pertanggal 29 Juni yang masih
bisa dikuasai, di antaranya beras, stok gula pasir, tepung terigu,
minyak goreng curah, dan daging. (eky/ism)
Nilai Ekspor Sulsel Mei 123 Juta Dolar
Selasa, 03 Juli 2012
Makassar - Nilai ekspor Sulawesi Selatan pada Mei 2012 mencapai 123 juta
dolar AS atau meningkat 91,89 persen dibandingkan April tahun yang
sama.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono di Makassar, Senin, menjelaskan, lima komoditas ekspor terbesar Sulsel pada Mei 2012 adalah nikel, kakao, ikan, udang, kepiting, biji-bijian berminyak, tanaman obat serta kayu atau barang dari kayu.
Lima negara tujuan ekspor terbesar masing-masing adalah Jepang yang mencapai 83,01 juta dolar AS, Malaysia 11,59 juta dolar AS, Amerika Serikat 6,52 juta dolar AS, China 4,80 juta dolar AS dan Singapura 4,04 juta dolar AS.
Nilai ekspor Sulsel ke lima negara tersebut mencapai 109,96 juta dolar AS atau 89,40 persen dari total ekspor.
Peningkatan nilai ekspor pada Mei 2012, sangat dipengaruhi besarnya peningkatan nilai ekspor enam kelompok komoditas utama yaitu, nikel, kakao, ikan, udang dan kepiting, biji-bijian berminyak, tanaman obat, buah-buahan serta barang dari batu, gips, semen, dan asbes.
Sedangkan ekspor kelompok komoditas kayu dan barang dari kayu, garam, belerang, kapur, semen, karet dan barang dari karet serta olahan makanan hewan mengalami penurunan.
Sedangkan nilai impor Sulsel pada Mei 2012 mencapai 162,89 juta dolar AS atau meningkat 104,46 persen dibandingkan April 2012.
Singapura, Australia, China, Amerika Serikat dan Kanada merupakan lima negara pemasok utama barang impor ke Sulsel senilai 143,49 juta dolar AS atau 88,09 persen dari total nilai impor Sulsel.
Lima komoditas impor Sulsel pada Mei 2012 adalah bahan bakar mineral dengan nilai impor 86,80 juta dolar AS, gandum-ganduman 37,51 juta dolar AS, pupuk 12,04 juta dolar AS, mesin-mesin atau pesawat mekanik 11,56 juta dolar AS serta kapal, perahu dan bangunan terapung 4,42 juta dolar AS.
Kelima kelompok komoditas tersebut berkontribusi 152,34 juta dolar AS atau 93,53 persen dari total nilai impor Sulsel pada Mei tahun ini. (T.KR-RY/A023)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono di Makassar, Senin, menjelaskan, lima komoditas ekspor terbesar Sulsel pada Mei 2012 adalah nikel, kakao, ikan, udang, kepiting, biji-bijian berminyak, tanaman obat serta kayu atau barang dari kayu.
Lima negara tujuan ekspor terbesar masing-masing adalah Jepang yang mencapai 83,01 juta dolar AS, Malaysia 11,59 juta dolar AS, Amerika Serikat 6,52 juta dolar AS, China 4,80 juta dolar AS dan Singapura 4,04 juta dolar AS.
Nilai ekspor Sulsel ke lima negara tersebut mencapai 109,96 juta dolar AS atau 89,40 persen dari total ekspor.
Peningkatan nilai ekspor pada Mei 2012, sangat dipengaruhi besarnya peningkatan nilai ekspor enam kelompok komoditas utama yaitu, nikel, kakao, ikan, udang dan kepiting, biji-bijian berminyak, tanaman obat, buah-buahan serta barang dari batu, gips, semen, dan asbes.
Sedangkan ekspor kelompok komoditas kayu dan barang dari kayu, garam, belerang, kapur, semen, karet dan barang dari karet serta olahan makanan hewan mengalami penurunan.
Sedangkan nilai impor Sulsel pada Mei 2012 mencapai 162,89 juta dolar AS atau meningkat 104,46 persen dibandingkan April 2012.
Singapura, Australia, China, Amerika Serikat dan Kanada merupakan lima negara pemasok utama barang impor ke Sulsel senilai 143,49 juta dolar AS atau 88,09 persen dari total nilai impor Sulsel.
Lima komoditas impor Sulsel pada Mei 2012 adalah bahan bakar mineral dengan nilai impor 86,80 juta dolar AS, gandum-ganduman 37,51 juta dolar AS, pupuk 12,04 juta dolar AS, mesin-mesin atau pesawat mekanik 11,56 juta dolar AS serta kapal, perahu dan bangunan terapung 4,42 juta dolar AS.
Kelima kelompok komoditas tersebut berkontribusi 152,34 juta dolar AS atau 93,53 persen dari total nilai impor Sulsel pada Mei tahun ini. (T.KR-RY/A023)
Gowa Discovery Park Datangkan 2.000 Burung dari Jawa dan Bali
Selasa, 3 Juli 2012
MAKASSAR, -Manajemen Gowa Discovery Park benteng Somba Opu berencana
mendatangkan 2.000 burung dengan ratusan spesies dari Jawa dan Bali. Hal
ini merupakan salah satu persiapan jelang grand opening gowa discovery
park.
Burung-burung tersebut akan menempati 16 kandang dengan berbagai ukuran dengan luas lahan 2,1 hektare. "Ada satu kandang besar yang akan dihuni ratusan burung," kata Sheila manajemen Gowa Discovery Park Selasa, 3/07/2012.
Sheila menambahkan, ada sebagian burung tersebut yang akan dilepas bebas agar bisa berinteraksi langsung dengan pengunjung.
Meski belum ada kepastian kapan grand opening yang rencananya dibuka gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo ini digelar, tapi pihaknya mengatakan sudah siap 100 persen. "Kita sih berencana minggu ini, tapi itu belum pasti," ujar salah satu manajemen lainnya Rosida.
Gowa Discovery Park sendiri memadukan tiga jenis wahana yakni Taman Burung, kolam renang (waterbom) dan tree top (out bond) dengan total 7,2 hektare dengan mempekerjakan sekitar 60 karyawan.
Rosida mengatakan konsep yang diterapkan mengadopsi discovery park di Bali dan Jawa."Setahu kami inilah satu-satunya waterbom di Makassar yang memadukan 3 wahana tersebut," katanya. (*)
Burung-burung tersebut akan menempati 16 kandang dengan berbagai ukuran dengan luas lahan 2,1 hektare. "Ada satu kandang besar yang akan dihuni ratusan burung," kata Sheila manajemen Gowa Discovery Park Selasa, 3/07/2012.
Sheila menambahkan, ada sebagian burung tersebut yang akan dilepas bebas agar bisa berinteraksi langsung dengan pengunjung.
Meski belum ada kepastian kapan grand opening yang rencananya dibuka gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo ini digelar, tapi pihaknya mengatakan sudah siap 100 persen. "Kita sih berencana minggu ini, tapi itu belum pasti," ujar salah satu manajemen lainnya Rosida.
Gowa Discovery Park sendiri memadukan tiga jenis wahana yakni Taman Burung, kolam renang (waterbom) dan tree top (out bond) dengan total 7,2 hektare dengan mempekerjakan sekitar 60 karyawan.
Rosida mengatakan konsep yang diterapkan mengadopsi discovery park di Bali dan Jawa."Setahu kami inilah satu-satunya waterbom di Makassar yang memadukan 3 wahana tersebut," katanya. (*)
SYL Janji akan Evaluasi Program Pendidikan Gratis di Palopo
3 July 2012,
Bergulirnya kasus dugaan penyelewengan
Dana Pendidikan Gratis (DPG) Kota Palopo tahun 2011, membuat Gubernur
Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, sebagai pencetus program tersebut,
berjanji akan segera mengevaluasi program Pendidikan Gratis Kota
Palopo.
“Saya belum tahu persis
permasalahannya, namun saya berjanji akan mencari tahu dan
mengevaluasinya,” ujar Syahrul kepada wartawan saat kunjungannya dalam
rangka HUT Kota Palopo ke-10, Selasa (2/7/12).
Menurut Syahrul, jika benar terjadi
masalah yang cukup serius dalam penyaluran dana tersebut, maka Pemprov
Sulawesi Selatan akan mengambil tindakan serius. “Akan kami tindaki
sesuai aturan yang ada,” ujarnya.
Syahrul pun merincikan, program
Pendidikan Gratis merupakan salah satu program andalan Pemprov Sulsel
selain program kesehatan gratis, sehingga sudah selayaknya kedua program
itu dilanjutkan pelaksanaannya.
“Apakah masyarakat masih mau menikmati
program pendidikan dan kesehatan gratis, kalau masih mau maka sudah
selayaknya masyarakat untuk memilih pemimpin yang telah sukses
melaksanakan program itu selama lima tahun terakhir ini,” ungkap
Syahrul.
Seperti diketahui, dalam penyaluran
Dana Pendidikan Gratis Kota Palopo tahun 2011 lalu, diduga telah terjadi
penyalahgunaan sehingga anggaran yang diperuntukkan bagi pembayaran
honor guru, satpam, dan bujang sekolah itu tidak tersalurkan kepada
peruntukannya.
Bahkan, Kejaksaan Negeri Palopo telah
menyidiki kasus ini dan menetapkan dua orang tersangka yang diduga
bertanggung jawab, keduanya yakni Kepala Dinas Pendidikan palopo
Muhammad Yamin, dan PPTK DPG Tahun 2011, Ridwan.
Kepala Kejaksaan Negeri Palopo
Oktavianus mengatakan, terkait penyidikan kasus ini, pihaknya tinggal
menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) terkait kasus ini. “Informasi yang kami peroleh dari BPKP,
hasilnya sudah akan keluar pekan depan,” ungkap Oktavianus. (b)
Moko Segera di Distribusikan ke Daerah
SELASA, 03 JULI 2012
2013, Siap Gandeng Lembaga Pembiayaan
MAKASSAR, — Sebanyak 40 unit
Mobil toko (Moko) untuk pengerjaan tahap kedua tahun anggaran 2012 bakal
segera rampung. Hingga kini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Sulsel, sisa menunggu nomor polisi (Nopol) terbit sebelum
moko tersebut di Distribusikan untuk dipasarkan di kabupaten kota.
Kepala Disperindag Sulsel, Irman Yasin Limpo, menjelaskan bahwa
produksi Moko tahap kedua ini akan dipasarkan ke Usaha Kecil Menengah
(UKM) melalui pemerintah kabupaten dan kota se Sulsel.
“Kalau untuk distribusi ini akan melalui Pemerintah kabupaten kota yang
menentukan kriteria UKM yang akan mendaptkan itu. Jumlahnya per
kabupaten kota itu tidak sama, sebab jumlah UKM setiap daerah itu tidak
sama. Jadi jumlah untuk Selayar misalnya tidak akan sama dengan Kota
Makassar, karena jumlah UKM-nya juga pasti tidak sama,” jelas Irman, di
kantor gubernur, Senin, 2 Juli.
Sejauh ini, lanjut Irman, dengan mengandeng PT Inka dalam produksi Moko,
dinilai cukup memudahkan memudahkan untuk melakukan pemasaran, sebab
akan memudahkan dalam proses kelengkapan surat-surat kendaraan, semisal
faktur dan BPKB.
Termasuk dengan menggandeng Daewoo, yang bisa memberikan bantuan dari
sisi teknis, baik dalam hal teknologi dan modernisasi otomotif.
Lanjut, Irman menjelaskan bahwa pengadaan Moko pada 2011 lalu, merupakan produksi prototype Moko sebagai hibah yang peruntukannya khusus bagi UKM di Sulsel.
Lanjut, Irman menjelaskan bahwa pengadaan Moko pada 2011 lalu, merupakan produksi prototype Moko sebagai hibah yang peruntukannya khusus bagi UKM di Sulsel.
Ia menambahkan, pada tahun 2013 mendatang, Pemprov Sulsel berencana
untuk menggandeng lembaga pembiayaan dalam memproduksi Moko, yang
dikerjasamakan dengan Perusda.
“Kami berharap nanti 2013 produksi Moko bisa menggandeng semacam lembaga
yang bisa membiayai produksinya. Jadi, jika harganya berkisar Rp40
juta, maka itu akan dijual Rp50 juta kalau lembaga pembiayaan ini mau
untung,” jelasnya. (eky/mri)
NTP Sulsel Naik
SELASA, 03 JULI 2012
MAKASSAR, — Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulsel selama bulan
Juni 2012 ini tercatat sebesar 108, 31 atau mengalami kenaikan sebesar
0,47%.
Kepala Badan Pusat Statistik Sulsel, Bambang Pramono, mengatakan,
berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada Juni 2012, NTP
Sulsel secara umum mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bulan Mei
2012, yakni dari 107,81 menjadi 108,31.
“Ini disebebkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih
besar dibandingkan dengan kenaikan harga indeks harga barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi
pertanian,” jelas Bambang Pramono, kepada wartawan, Senin, 2 Juli.
Lanjut, ia mengatakan, pada Bulan Juni 2012, NTP masing-masing subsector
tercatat sebesar 111,73 untuk subsector Padi dan Palawija (NTP-P),
105,42 untuk subsector Hortikultura (NTP-H), 106,96 untuk subsector
Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 96,76 untuk subsector Peternakan
(NTP-Pt) dan 112,43 untuk subsector perikanan (NTP-Pi).
Penyajian Nilai Tukar Petani (NTP), masih kata dia, dimulai untuk data
bulan Desember 2008 pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2007
(2007=100).
Penghitungan NTP baru ini meliputi 32 Provinsi dan mencakup 5 subsektor,
yaitu subsector padi dan Palawija, Hortikultura, Tanaman Perkebunan
Rakyat, Peternakan dan perikanan. (eky/mri)
Market Share Bank Syariah di Sulsel Ungguli Nasional
SELASA, 03 JULI 2012
MAKASSAR, - Bank syariah di Sulsel memiliki kinerja kerja yang lebih
baik, betapa tidak market sharenya mencapai 5,2% , hingga bulan Mei
kemarin. Angka ini melampaui market share nasional yang mencapai 4,1%.
Bahkan diprediksi jumlahnya akan terus merangkak naik seiring ada trend
positif dari kinerja bank syariah yang ada di Makassar. Baik itu dari
segi penyaluran kredit dan dalam menghimpun dana masyarakat.
Hal ini berdasarkan data Bank Indonesia (BI)yang dikemukakan Deputi
Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulawesi, Maluku, dan Papua
(Sulampua), Arief Budi Santoso di Kantor BI Makassar Jalan Jend
Sudirman, Senin, 2 Juli.Arief optimisi jika bank syariah di daerah ini
akan terus berkembang. Apalagi market share ini sudah melampui market
share nasional, terlebih lagi jika dibandingkan dengan daerah lain.
“Kalau dilihat dari catatan yang ada, trendnya bank syariah di daerah
ini sangat pesat perkembangan, aopalagi mereka sudah mampu melewati
market share nasional,” terangnya.
Dia mengakui bahwa jika dibandingkan dengan bank konvesional, bank
syariah memang masih jauh tertinggal. Namun kondisi ini masih bisa
dimaklumi karena keberadaan bank syariah bisa dikatakan masih baru,
termasuk jumlah bank syariah yang ada saat ini masih relatif kecil.
Dikatakannya, total aset perbankan syariah per April 2012 mencapai
Rp3,41 triliun. Sehingga ada peningkatan 64,79 % dibandingkan bulan
sebelumnya.
Arief melihat jika bank syariah belum maksimal di daerah ini, karena
jumlah bank syariah yang terbatas, sehingga pangsa pasar mereka juga
terbatas.
Arief melihat bahwa perkembangan bank syariah akan lebih pesat lagi,jika
bank syariah berani membuka cabang pada tingkat daerah, karena
jangkauannyalebih luas, pasalnya ekonomi Sulsel ditopang oleh 24
kabupaten dan kota yang ada.
Pengamat ekonomi syariah dari Unhas , Prof Halide menilai bahwa hingga
saat ini keberadaan bank syariah belum familiar dengan masyarakat.
Terutama bagi mereka yang awam. Sehingga masih perlu dilakukan
sosialisasi dan kampanye bagi masyarakat,seperti apa bank syariah
tersebut.
“Kendalanya yang saya tangkap adalah masih banyaknya masyarakat yang
belum paham seperti apa itu bank syariah, sehingga masih banyak yang
memilih bank konvesional,” ujarnya.
Olehnya itu, Prof Halide berharap agar pemerintah dan pengelola bank
syariah harus menerus melukan edukasi kepada masyarakat akan bank
syariah. Menurutnya hal ini penting, baik untuk perbankan sendiri maupun
masyarakat sebagai konsumen.
Guru besar Universitas Hasanuddin ini sepakat agar bank syariah
memperluas jaringannya dengan membuka cabang-cabang syariah di daerah,
sehingga memudahkan bagi masyarakat untuk melakukan akses jika
bersentuhan dengan bank syariah. (mg4/mri)
Langganan:
Postingan (Atom)