Rabu, 31 Oktober 2012

Pemprov Tunggu Surat Kemenpan


Rabu, 31 Oktober 2012
 
 MAKASSAR,  -- Larangan perekrutan CPNS 2013 dari Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tidak ingin disikapi Pemprov Sulsel dengan gegabah. Pemprov bersikap menunggu regulasi pengusulan CPNS 2013 dan berharap usulan yang pernah diajukan dapat disetujui.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Sulsel, Tautoto Tana Ranggina mengaku belum menerima surat resmi larangan perekrutan CPNS pada 2013. "Kalau memang ada larangan, mesti ada surat resmi yang kami terima. Sampai saat ini kami belum menerimanya," katanya, Senin, 29 Oktober.

Pemprov Sulsel telah mengajukan usulan penerimaan CPNS formasi 2013 ke Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, beberapa bulan lalu. Namun, kementerian belum memberikan jawaban terhadap usulan tersebut.

Tautoto menuturkan, faktor anggaran untuk belanja pegawai mestinya tidak menjadi satu-satunya pertimbangan menentukan penerimaan CPNS. Perekrutan juga harus mempertimbangkan kebutuhan pegawai.

Usulan perekrutan CPNS 2013 yang memprioritaskan tenaga teknis misalnya, karena pemprov menilai kebutuhan tenaga teknis sangat mendesak. Begitupula dengan formasi tenaga akuntan, karena beberapa SKPD kekurangan formasi tersebut.

"Kondisi ini harus dilihat secara bijak. Jangan disamakan daerah satu dengan daerah lainnya. Harus dilihat dari kacamata lokal, karena kebutuhan pegawai setiap provinsi berbeda," tegas Tautoto.
Menurutnya, alasan anggaran belanja pegawai yang sudah mencapai lebih dari 50 persen juga tidak bisa menjadi pertimbangan utama. Apalagi, ratusan pegawai pensiun, mutasi, atau meninggal dunia setiap tahun.

Berkurangnya pegawai setiap tahun harus selalu terisi dengan penerimaan pegawai baru yang jumlahnya tidak begitu besar. Bila pemprov tidak menerima pegawai baru, dikhawatirkan kekurangan pegawai untuk formasi tertentu akan semakin besar. (rif/pap)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121030190236-pemprov-tunggu-surat-kemenpan
Read More >>

Nilai Dagang Jatim-Sulsel Capai Rp12,4 T


Rabu, 31 Oktober 2012
 
MAKASSAR, -- Pengusaha Sulsel dan Jawa Timur memiliki hubungan dagang yang kuat. Setiap tahun pengusaha di dua provinsi ini mencatat omzet dagang hingga Rp12,4 triliun.

Hubungan dagang kedua provinsi ini, mendorong Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dan Kadin Sulsel membangun sinergi lebih kuat dengan memboyong pengusahanya asal Jatim ke Makassar. Pengusaha ini diharapkan dapat melakukan kontak bisnis (business to business) dalam pameran produk yang digelar di Hotel Grand Clarion, Selasa, 30 Oktober.

Jatim memilih Sulsel sebagai arena kontak bisnis mengingat nilai perdagangan dua daerah ini cukup tinggi. Pada 2011 nilai perdagangan Jatim dengan Sulsel mencapai Rp 11,1 triliun, dan tahun 2012 naik sebesar Rp12,4 triliun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur Budi Setiawan di sela pameran produk mengatakan, Sulsel adalah potensi besar di luar Jawa. Karena itu, pihaknya berharap kegiatan ini terus berlanjut agar lebih memperkuat konsumsi produk domestik.

Produk Jatim yang ikut serta dalam misi dagang tersebut berasal dari berbagai sektor usaha. Ada garmen, makanan-minuman, produk kesehatan, agribisnis, hingga berbagai produk industri kreatif. 

"Momentum ini kami jadikan sarana membuka jaringan bisnis baru bagi pengusaha Jatim, terutama pengusaha yang masih berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," ujar Budi.

Menurut Budi, potensi pasar di luar Jawa sangat menarik untuk dibidik pengusaha Jatim. Masih banyak peluang pasar yang bisa dikembangkan seiring pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang begitu pesat.

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Hadi Basamalah mengatakan, misi dagang Jatim di Sulsel sudah sangat tepat. Pasalnya, Sulsel merupakan pusat perdagangan dan distribusi barang dan jasa yang menghubungkan kawasan timur dan barat Indonesia.

Karena itu, kata Hadi, sebagai pusat pelayanan pemerintahan daerah, pihaknya telah menyiapkan berbagai infrastruktur dan kebijakan untuk merangsang tumbuh kembangnya iklim investasi yang kondusif di Sulsel.

Hadi mengungkakan, tujuan dari kegiatan ini, untuk meningkatkan arus perdagangan domestik kedua daerah. Kedua daerah ini, sambung dia, memiliki potensi dan keunggulan komparatif yang sangat besar untuk dimanfaatkan.

"Tiga hal penting yang menjadi perhatian pengusaha, pertama adalah masalah harga, kedua kualitas, dan ketiga adalah delivery," kata Hadi. 

Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulsel Zulkarnain Arief menambahkan, kegiatan ini sangat positif bagi pengusaha Sulsel dan Jatim. Karena dengan misi dagang akan mendongkrak konsumsi produk lokal yang selama ini tergusur barang impor.

Di Sulsel sendiri, kata Zulkarnain, terdapat berbagai komoditas unggulan yang banyak dibutuhkan daerah lain, seperti cokelat, jagung, rumput laut, dan beras. "Setelah ini, kami akan mengadakan kunjungan balasan pada November mendatang," ungkapnya. (aci/upi)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121031001122-nilai-dagang-jatimsulsel-capai-rp124-t
Read More >>

Komoditas Unggulan Butuh Stabilisasi Harga


Rabu, 31 Oktober 2012
 
MAKASSAR,  -- Pusat Komoditas dan Pasar Lelang Agro (Puskompas) Sulsel bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel menggelar pasar lelang agro, Rabu, 31 Oktober, hari ini, di Hotel Trisula Jalan Boulevard.

Pasar lelang komoditas pertanian ini merupakan bagian penting dari pemberdayaan lembaga pertanian agar lebih berperan terhadap produk-produk yang dihasilkan.

"lelang komoditas pertanian ini rutin digelar setiap tahun. Diharapkan melalui pasar lelang ada stabilisasi harga khususnya komoditas unggulan Sulsel seperti beras, jagung, rumput laut, dan kakao," kata Ketua Puskompas Sulsel H Sudirman, Selasa, 30 Oktober.

Lelang komoditas Sulsel, jelas dia, nantinya akan memasarkan produk segar dan olahan pada musim panen terakhir yakni, Juni, Juli dan September. Selain tiga komoditas unggulan, dua komoditas diusulkan masuk pasar lelang yakni, cengkih, dan kopra.

Mereka yang dilibatkan adalah kelompok petani yang terlibat langsung di lapangan dari 23 kabupaten/kota. Selain komoditas unggulan ada display (pameran) produk dari masing-masing kabupaten.

"Lelang komoditas ini akan mempertemukan antara penyedia produk hasil pertanian dengan pembeli agar bisa kontak langsung serta terjadi kesepakatan /transaksi jual beli (memperpendek jalur pemasaran tanpa perantara)," tutur Sudirman.

Selain itu, juga sebagai pembelajaran bagi petani tentang proses pemasaran baik melalui lelang maupun melalui pasar induk agar terjamin keamanannya dalam proses transaksi. (aci/upi)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20121031000438-komoditas-unggulan-butuh-stabilisasi-harga 
Read More >>

Syarul Lantik 73 Pejabat Lingkup Pemprov Sulsel


Rabu, 31 Oktober 2012

Makassar, –Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, melantik 73 pejabat eselon II, III dan IV lingkup Pemprov Sulsel. Terdiri dari 4 pejabat eselon II, 47 pejabat eselon III, dan 42 pejabat eselon IV.
Tidak hanya itu, Syahrul juga melantik Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Sulsel, Daniel Biantong dan Majelis Pertimbangan dan Tuntutan Kerugian Daerah Sulsel yang diketuai Andi Muallim.
“Pelantikan ini mengacu pada evaluasi kinerja yang dilakukan secara cermat dan matang,” kata Syahrul, di sela-sela pelantikan yang dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (31/10/2012).
Syahrul mengungkapkan, Majelis Pertimbangan dan Tuntutan Kerugian Daerah, merupakan bagian penting dari pengelolaan keuangan daerah. Apalagi, dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, asas pengelolaan keuangan menjadi sangat strategis.
“Saya harap, yang dilantik ini bisa melaksanakan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya,” harapnya.
Ketua APPSI itu menuturkan, para aparat pemerintah dituntut untuk memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Pejabat menggunakan akalnya untuk menciptakan kreatifitas dan bekerja dengan hati untuk sebuah kebenaran.
“Dengan hati, maka semuanya akan menduduki jabatan dengan moralitas,” ujarnya.[HMS/KM5]

Sumber: http://www.kabarmakassar.com/?p=17876
Read More >>

Sulsel Tangkar Benih di Sentra Produksi


RABU, 31 OKTOBER 2012 
MAKASSAR,  – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan PT Sanghiang Seri melakukan pe­nangkaran benih padi di wilayah sentra produksi beras.
“Penangkaran benih ini untuk meningkatkan produksi padi petani yang berkualitas,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel Haris Matta Amin di Makassar, Selasa, 30 Oktober.
Ia mengatakan penangkaran benih itu dilakukan khususnya di wilayah sentra penghasil beras. Namun pada tahap awal dilakukan di Kabupaten Maros, Sulsel.
Luas penangkaran benihtersebut, menurut dia disesuaikan de­ngan kondisi di lapangan, yakni antara 75 hektare hingga 100 hektare.
“Dari hasil penangkaran benih tersebut diharapkan produksi padi rata-ratanya mencapai sembilan ton per hektare,” katanya, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel diketahui, dengan luas areal   75 ha dapat menghasilkan produksi padi hingga 2.025 ton.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kadis Pertanian mengatakan, mekanisme penangkaran benih itu adalah masing-masing petani akan mendapatkan modal kerja untuk pengadaan bibit, sekaligus sarana produksi (Saprodi) berupa pupuk dengan bunga pinjaman tiga per­sen per tahun. (*/ami)

Read More >>