Kamis, 02 Agustus 2012

Gubernur Menghadiri Dies Natalis UNM Ke-51


Koperasi di Sulawesi Selatan telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan hadirnya koperasi-koperasi percontohan yang sudah tersebar di 418 kecamatan. Koperasi-koperasi tersebut sudah diberikan pembinaan khusus dan perkembangannya didorong oleh regulasi yang berpihak pada pelaku koperasi. Pembinaan khusus yang dimaksud adalah mendorong perbankan untuk mengucurkan kredit permodalan, dimana Pemprov. Sulsel bertindak sebagai penjaminnya. Sangat sulit membangun citra positif koperasi. Padahal ini adalah sistem ekonomi kerakyatan, karena itu pemerintah harus tampil kedepan sebagai pilar dalam hal pengembangannya. Hal ini dikatakan Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo pada acara Dies Natalis Universitas Negeri Makassar (UNM) ke-51 di Baruga Amanagappa UNM, Makassar, Rabu, 1 Agustus 2012.

Mantan Menteri Koperasi dan UKM pada era Kabinet Reformasi Pembangunan, Adi Sasono mengakui jika Sulsel memiliki potensi pengembangan koperasi yang luar biasa. Sebab masyarakat Sulsel punya jiwa wirausaha yang maju yang menjadi syarat koperasi bisa maju. Hanya saja masih perlu waktu untuk pengembangan Sumber Daya Manusia, dimana intervensi dari kalangan pendidik sangat diperlukan, kita tidak bisa maju kalau kaum terdidik tidak terlibat. Mereka harus masuk untuk mendorong gerakan koperasi. Menurut Ketua Dewan Pengawas Koperasi Coop Indonesia itu, potensi dan kontribusi koperasi UMKM dalam peningkatan pembangunan ekonomi rakyat tidak perlu diragukan lagi. Koperasi dan UMKM telah memberi sumbangan berarti bagi kehidupan ekonomi rakyat. Dari pendapatan akhir 2010 diketahui jumlah pelaku UMKM mencapai 51,3 juta unit. Sementara penyerapan tenaga kerja sekitar 90.000 atau 87,22 % dari pekerja nasional yang mencapai 93.000.

Sementara potensi koperasi hingga Juni 2011 mencapai 166.154 unit dengan pertumbuhan rata-rata 20.000 unit per tahun. Jumlah anggota yang terhimpun 27,95 juta orang dengan modal sendiri sebesar Rp 26,305 miliar dan volume usaha Rp 55,261 miliar. Dalam rangka pembiayaan kepada koperasi dan UMKM, pemerintah juga telah dan akan memberikan fasilitas seperti penyediaan dana bagi perempuan dan pemuda usaha mikro melalui 2.600 koperasi. Kredit usaha dari dana surat utang pemerintah, perkuatan permodalan dengan pola kemitraan lingkage program antara bank umum dan koperasi, pembiayaan produktif konvensional dan syariah, serta bantuan penyediaan dana. Ini dilakukan mengingat koperasi dan UMKM memiliki daya tahan yang tinggi terhadap krisis, sehingga kedepan mampu menjadi lokomotif pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ys/Nh (Kamis, 2 Agustus 2012 )    
Read More >>

Masih Banyak Perusahaan Belum Terapkan K3


Sebanyak 85 persen perusahaan di Sulawesi Selatan dilaporkan belum menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Mayoritas merupakan perusahaan menengah ke bawah. Dari total 12.000 perusahaan yang beroperasi, hanya sekira 500 yang telah menerapkan K3. Sisanya 11.500 masih melanggar amanah UU Ketenagakerjaan. Mereka masih menganggap program tersebut tidak penting untuk dilaksanakan. Hal ini dikatakan Kepala Balai Sertifikasi K3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, Ruslan Kamaruddin, Rabu, 1 Agustus 2012.

Pemerintah mempunyai kewajiban untuk memberikan kepastian hukum dan penegakan hukum terhadap pelaksanaan aturan ketenagakerjaan. Bila terjadi pelanggaran-pelanggaran, maka pemerintah tak segan-segan untuk memberikan sanksi tegas dan bahkan membawa perkara ini ke ranah hukum. Setiap perusahaan yang melakukan pelanggaran langsung diberikan peringatan pertama, sehingga manajemen bisa memperbaiki kinerjanya. Kalau masih saja mengabaikan peringatan tahap kedua dan ketiga, maka harus segera ditindaklanjuti dengan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP), membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk kepentingan pengadilan.

Lanjut dikatakan, salah satu upaya yang dilakukan dalam penegakan hukum adalah meningkatkan kinerja dan profesionalitas petugas pengawasan ketenagakerjaan, terutama Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang berwenang melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus pelanggaran. Kita akan segera menggelar survei sekaligus mensosialisasikan K3, terutama kepada perusahaan yang memiliki risiko kerja cukup tinggi, salah satunya yakni konstruksi. Berdasarkan pantauan, banyak pekerja di sektor tersebut yang tidak menggunakan alat pelindung sehingga rawan terjadi kecelakaan maupun terkena penyakit.

Read More >>

Pemprov Sulsel Kucurkan Rp9,3 Miliar Untuk Pendidikan Gratis SMA di Wajo


KAMIS, 02 AGUSTUS 2012

SENGKANG,  – Pemerintah Kabupa­ten Wajo mendapat kucuran dana sebesar Rp9,3 miliar untuk program pendidikan gratis tingkat SMA. Anggaran itu dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2012.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wajo, Andi Muslihin mengemukakan pelaksanaan pendidikan gratis
SMA/sederajat sesuai SK Gubernur No 69 tahun 2012. Meski program itu sudah berjalan sejak Februari, namun baru dianggarkan pada APBD perubahan. Soalnya, APBD pokok disahkan Januari lalu.
Menurutnya, dana Rp9,3 miliar tersebut merupakan jatah untuk Kabupaten Wajo yang merupakan alokasi dari provinsi sebesar 40 persen. Sementara 60 persen ditanggung pemerintah daerah.
Sekretaris Dinas Pendidikan Wajo, Rusmin M Amin menuturkan, poin-poin yang digratiskan termasuk buku-buku paket dan seragam sekolah, terutama bagi siswa yang kurang mampu dan biaya-biaya operasional siswa ketika mengikuti lomba.
Sedangkan bagi siswa yang telanjur membeli seragam, kata dia, ada wacana dananya akan dikembalikan. Begitu juga bagi siswa kurang mampu yang telanjur membeli buku paket, dananya akan dikembalikan.
“Apa boleh buat yang sudah terlanjur membeli, paling nanti subsidi pengembalian dana. Sebenarnya kita mau berlakukan untuk semua siswa tapi tergantung ketersediaan anggaran,” ucapnya. (kr4/ami)
Read More >>

Sulsel Masuk 5 Besar Penyelenggaraan Pendidikan Terbaik


KAMIS, 02 AGUSTUS 2012 

alt
MAKASSAR,  — Tidak mudah menjadi daerah dengan penyelenggaraan pendidikan yang maksimal di negeri ini. Namun Sulawesi Selatan (Sulsel) mampu menjadi peringkat 5 terbaik di Indonesia.
Gubernur Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan bahwa sejauh ini Sulsel sudah mampu menjadi daerah yang telah melaksanakan program pendidikan yang dicanangkan kementerian secara maksimal.
“Karena itu kita di Sulsel termasuk 5 besar provinsi yang melaksanakan pendidikan secara maksimal. Ini sesuai dengan manual pendidikan yang digulirkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan,” kata Syahrul di kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 1 Agustus.
Selain itu, Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini, mengaku bahwa saat ia mengikuti rapat terbatas bersama Presiden dan sejumlah menteri, pemerintah sepakat menaikkan anggaran biaya operasional sekolah (BOS) untuk SD dan SMP.
Keputusan tersebut, lanjutnya merupakan komitmen pemerintah pusat dalam dunia pendidikan sebagai salah satu upaya meminimalisir atau bahkan menghilangkan peluang bagi anak di Indonesia untuk tidak bersekolah.
“Oleh karena itu, tahun ini ada penambahan anggaran untuk SD dan SMP khususnya pada BOS. Dengan demikian penanganan anak yang tidak sekolah itu bisa dicegah seminimal mungkin,” terang peraih penghargaan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011 lalu itu.
Dari hasil komitmen untuk menaikkan anggaran BOS tersebut, sambung Syahrul, kedepan diharapkan akan muncul pembangunan sekolah-sekolah baru, khususnya sekolah yang menjadi kebutuhan di Sulsel. Misalnya, kata Syahrul lagi, yang setingkat akademi untuk membuka peluang kerja, baik tingkat provinsi maupun kota.
“Saya kira ini membuka peluang Sulsel untuk membangun lagi sekolah kejuruan dan sekolah ahli. Ini sebenarnya sudah masuk dalam perencanaan kita dan tentu akan lebih mudah dengan lahirnya komitmen pemerintah pusat,” jelas SYL.
Dalam rapat yang juga diikuti Gubernur Jawa Timur dan Jawa Barat ketika itu, Presiden SBY juga menyinggung soal pengawasan dana BOS serta meminta agar pengawasan lebih ditingkatkan lagi. “Dan yang jelas bahwa kita di Sulsel perjalanan dana BOS itu sudah berjalan baik. Bahkan sekarang BOS sudah naik kelas ke tingkat SMA,” ujarnya.
Read More >>

Gubernur: Koperasi di Sulsel Tumbuh Signifikan

Kamis, 02 August 2012
MAKASSAR– Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo menilai, koperasi di Sulsel mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan hadirnya koperasi-koperasi percontohan yang sudah tersebar di 418 kecamatan. 

”Koperasi-koperasi tersebut sudah diberikan pembinaan khusus dan perkembangannya didorong oleh regulasi yang berpihak pada pelaku koperasi,” kata Syahrul dalam Dies Natalis Universitas Negeri Makassar (UNM) Ke-51 di Baruga Amanaggapa UNM Makassar, kemarin. Pembinaan khusus yang dimaksud Gubernur adalah mendorong perbankan untuk mengucurkan kredit permodalan di mana Pemprov Sulsel bertindak sebagai penjaminnya.

“Sangat sulit membangun citra positif koperasi.Padahal ini adalah sistem ekonomi kerakyatan. Karena itu pemerintah harus tampil ke depan sebagai pilar dalam hal pengembangannya,” ungkapnya. Sementara itu, mantan Menteri Koperasi dan UKM pada era Kabinet Reformasi Pembangunan Adi Sasono mengakui jika Sulsel memiliki potensi pengembangan koperasi yang luar biasa.Sebab masyarakat Sulsel punya jiwa wirausaha yang maju yang menjadi syarat koperasi bisa maju. Hanya saja, kata dia, masih perlu waktu untuk pengembangan sumber daya manusia, di mana intervensi dari kalangan pendidik sangat diperlukan.

“Kita tidak bisa maju kalau kaum terdidik tidak terlibat. Mereka harus masuk untuk mendorong gerakan koperasi,” ungkapnya Menurut Ketua Dewan Pengawas Koperasi Coop Indonesia itu,potensi dan kontribusi koperasi dan UMKM dalam peningkatan pembangunan ekonomi rakyat tidak perlu diragukan lagi. Koperasi dan UMKM telah memberi sumbangan berarti bagi kehidupan ekonomi rakyat. Dari pendapatan akhir 2010, diketahui jumlah pelaku UMKM mencapai 51,3 juta unit.

Sementara penyerapan tenaga kerja sekitar 90.000 atau 87,22 % dari pekerja nasional yang mencapai 93.000. Sementara potensi koperasi hingga Juni 2011 mencapai 166.154 unit dengan pertumbuhan rata-rata 20.000 unit per tahun. Jumlah anggota yang terhimpun 27,95 juta orang dengan modal sendiri sebesar Rp26,305 miliar dan volume usaha Rp55,261 miliar.

Dalam kerangka pembiayaan kepada koperasi dan UMKM,lanjut Adi Sasono, pemerintah juga telah dan akan memberikan fasilitas seperti penyediaan dana bagi perempuan dan pemuda usaha mikro melalui 2.600 koperasi, kredit usaha dari dana surat utang pemerintah, perkuatan permodalan dengan pola kemitraan lingkage program antara bank umum dan koperasi,pembiayaan produktif konvensional dan syariah, serta bantuan penyediaan dana.

“Ini dilakukan mengingat koperasi dan UMKM memiliki daya tahan yang tinggi terhadap krisis.Sehingga ke depan mampu menjadi lokomotif pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,”katanya. herni amir 

Read More >>

Inflasi di Sulawesi Selatan Naik 0,04%


Kamis, 02 August 2012
MAKASSAR – Laju inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Juli lalu mencapai 0,68% atau mengalami kenaikan sekitar 0,04% jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 0,64%.


Kenaikan harga bahan makanan menjadi pemicu utama naiknya inflasi di Sulsel. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Pramono mengatakan laju inflasi tersebut disebabkan harga pada enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan. Namun kelompok bahan makanan mengalami kenaikan cukup besar,yakni mencapai 1,57%. “Kenaikan bahan makanan bergerak naik dari 1,50% di Juni 2012 menjadi 1,57%. Salah satu pendorongnya adalah tingginya belanja masyarakat sepanjang Ramadan ini.Apalagi, dari 11 sub kelompok dalam kelompok bahan makanan,hanya satu yang mengalami deflasi, sisanya inflasi,” ujar Bambang di kantornya,kemarin.

Komoditas yang dominan menyumbang deflasi di kelompok bahan makanan adalah cabe merah, bawang merah, tomat sayur dan buah, serta kentang dan nangka muda. Sisanya, hampir semua kebutuhan bahan makanan mengalami kenaikan harga. Kelompok makanan jadi, minuman dan rokok,serta tembakau juga menyumbang inflasi 0,65%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0,07%, kelompok sandang juga mengalami kenaikan 0,58%, hingga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keungan mencatat inflasi 0,03%.

“Sementara kelompok pendidikan, rekriasi dan olahraga sejauh ini tetap stabil,”kata dia. Dari data yang dilansir BPS Sulsel, tercatat laju inflasi secara y o y (year on year) di Sulsel mencapai 3,82%. Pertumbuhan tersebut seiring dengan kian tingginya kebutuhan masyarakat. Walau Sulsel mencatat inflasi per Juli tahun ini, Bambang mengaku hal tersebut cukup baik,karena hampir semua daerah di Indonesia mengalami inflasi. “Inflasi tertinggi dipegang Pangkalpinang di Provinsi Bangka Belitung sebesar 3,17% dan terendah di Kota Sibolga, Sumatera Utara 0,11%. Sulsel masih berada di tengahtengah,” tuturnya.

Pengamat Ekonomi Sulsel Agus Arman menilai, inflasi di Sulsel masih dalam batas normal. Terjadinya inflasi di hampir semua kelompok pengeluaran, karena Juli bertepatan dengan Ramadan yang memang selalu mencatatkan pertumbuhan belanja masyarakat. “Kebutuhan makanan pokok memiliki andil besar, terutama ikan,daging ayam,telur, daging sapi serta kacang-kacangan. Ini merupakan kebiasaan yang selalu terjadi tiap tahun saat Ramadan tiba,” kata dia. rahmat hardiansya 

Read More >>