Jumat, 30 Maret 2012 | |
SENGKANG
–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel menyerahkan bantuan pendidikan
Rp4,2 miliar untuk 17.092 siswa miskin mulai tingkat SD, SMP,SMA,hingga
SMK se-Kabupaten Wajo. Bantuan ini diserahkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada rangkaian peringatan hari jadi ke-613 Kabupaten Wajo di Lapangan Merdeka Sengkang,kemarin. Bantuan pendidikan untuk 11.231 siswa SD bantuan sebesar Rp3 miliar.Untuk 2.228 siswa SMP Rp1,2 miliar, sedangkan untuk 454 siswa SMA mendapat bantuan Rp354 juta. Sementara untuk 3.179 siswa SMK sebesar Rp425 juta. “Tingkat perekonomian Sulsel sudah cukup tinggi sehingga tidak ada lagi orang Sulsel yang tidak mendapatkan pendidikan dan kesehatan gratis,”kata dia. BupatiWajo A Burhanuddin Unru mengatakan, angka kemiskinan di Wajo masih berada dalam kisaran 9%.Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Wajo. “Dengan program pendidikan dan kesehatan gratis yang dicanangkan Gubernur Sulsel,beban masyarakat menjadi berkurang,”ujar dia. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jasman Juanda mengungkapkan,agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaan dana bantuan tersebut, pihaknya akan menyalurkan langsung ke masing-masing sekolah untuk dikelola sendiri. Setiap sekolah yang menerima bantuan harus melaporkan penyaluran dana dengan mencantumkan tanda tangan tiap siswa penerima. “Kami juga akan menurunkantimke tiapsekolahuntuk mengawal dana bantuan ini. Bantuan ini merupakan salah satu wujud bantuan pemerintah membangun Sulsel,”katanya. |

Gubernur
Sulawesi Selatan H. Syahrul Yasin Limpo, menghadiri puncak peringatan
Hari jadi ke-631 Kab. Wajo Kamis, 29 Maret 2012 yang berpusat di
Lapangan Merdeka Kabupaten Wajo dan menyampaikan turut prihatin atas
aksi mahasiswa di Makasar yang terlibat bentrok dengan aparat
kepolisian dan meminta agar demo penolakan rencana kenaikan harga BBM
yang terjadi itu tetap menjaga kondisi daerah tetap kondusif dan
berharap tidak ada korban yang jatuh akibat unjuk rasa BBM ini dan
perlu adanya kebersamaan demi terciptanya ketentraman di Sulawesi
Selatan seperti yang terjadi di Makassar bentrokan penolakan BBM dan
saya kira aparat sudah bekerja dengan baik.
Pada
kesempatan itu Gubernur melantik dan mengukuhkan pengurus komunikasi
intelejen Daerah (Kominda) Kabupaten Wajo Pusat Komunikasi Gerakan Bela
Negara (Puskom GBN) kabupaten wajo, dan forum kewaspadaan dini
Masyarakat (FKDM) Kabupaten Wajo di Baruga Weccudai, Rumah Jabatan
Bupati. Setelah selesai pelantikan Gubernur meminta ketiga lembaga yang
dikukuhkan itu terlibat secara bersama sama untuk menjaga kedamaian dan
ketentaraman di wilayahnya masing-masing pasalnya, yang maju tanpa
adanya jaminan keamanan yang baik , diera orde baru selalu dikatakan
bahwa stabilitas berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat .
Negara
hanya akan baik kalau tidak ada ribut-ribut, suatu negara dan
pemerintahan akan baik jika ada ruang bagi para pengusaha dan industeri
investasi tumbuh dengan baik disuatu wilayah. Investasi tidak akan
masuk kalau daerah tidak aman pengusaha, pedagang, pemilik pemilik toko
hanya akan berjalan jika tidak ada ribut-ribut, akselerasi perekonomian
disulsel mencapai Rp.117 triliun sementara di Kabupaten wajo dinilai
pertumbuhan ekonomi sangat baik dengan begitu, inilah yang harus kita
jaga dan menjadi bagian dari tugas ketiga lembaga ini.