Kamis, 23 Februari 2012 | |
MAKASSSAR – Potensi alam Sulsel kembali dilirik investor asing. Setelah Jepang dan Korea yang siap berinvestasi, kini Republik Polandia menyatakan ketertarikannya menanamkan modal pada sektor pertambangan, khususnya emas dan nikel. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Kepala Divisi Promosi Perdagangan dan Investasi Kedutaan Besar Republik Polandia Ramuald Morawski di Rumah Jabatan Gubernur,kemarin. ”Sulsel ini memiliki potensi besar di sektor pertambangan. Makanya, kami dari kedutaan (Polandia) telah melakukan komunikasi dengan sejumlah pengusaha dari Polandia,”ujar Ramuald,kemarin. Menurut dia, sekarang ini terdapat lima kantor besar pertambangan milik pengusaha Polandia yang ada di Tanah Air. Salah satu daerah yang telah di investasi, yakni Kalimantan, dan tidak menutup kemungkinan menyeberang ke Sulsel. “Untuk pertambangan, kami fokus pada nikel dan emas.Sebelumnya di Kalimantan berjalan lancar,khususnya tambang.Kami masih bisa perluas jaringan di daerah ini,” ungkapnya. Dia menjelaskan,beberapa perusahaan Polandia telah sukses beroperasi di Indonesia, di antaranya Kopez dan Famur di sektor pertambangan, Apator di sektor mesin, Bumar di sektor alat berat.Polandia juga menjajaki kemungkinan terjalinnya hubungan kerja sama dengan industri kecil di Sulsel sehingga bisa lebih menghidupkan perekonomian masyarakat di daerah ini. Rencana Pemerintah Polandia tersebut disambut baik Gubernur Syahrul. Mantan Bupati Gowa dua periode ini mengatakan, pada prinsipnya Pemprov Sulsel membuka selebar- lebarnya ruang berinvestasi di Sulsel. ”Polandia dengan Indonesia, termasuk Sulsel, memiliki hubungan yang baik. Jadi, tidaklah salah kalau kami membangun sebuah sinergitas yang baik untuk menggapai kesejahteraan rakyat di Sulsel,” kata Syahrul yang didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel Irman YL. Sulsel tidak hanya kaya dengan potensi pertambangannya. Lebih dari itu, Sulsel juga memiliki potensi pertanian, perkebunan,dan tanaman hortikultura.” Sumber daya alamnya sudah sangat bagus.Tinggal pengolahannya dan tentu kami membutuhkan investor.Polandia dating dan berencana berinvestasi, kami Insya Allah selalu buka diri,”ujar Syahrul. |

Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, Hak Asasi Manusia (HAM) bukan hanya slogam . HAM bersifat universal, melekat pada setiap manusia dan tidak bisa dicabut. Gubernur menyampaikan hal tersebut usai mengukuhkan Panitia Rencana Aksi Nasional HAM Sulawesi Selatan Periode 2011 – 2014 dan Penanda Tanganan Nota Kesepakatan antara Balitbang HAM Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Pemprov. Sulawesi Selatan di Baruga Sangiaseri, Rabu, 23 Februari 2011.
Lanjut dikatakan, kebebasan bereskpresi bukan jadi kebebasan bertindak semuanya, jangan belenggu kebebasan orang lain. Ini penting dipahami, sangat penting sebab HAM bukan hanya slogan, Jangan atas nama HAM kemudian melanggar HAM orang lain.
dalam Sosialisasi HAM mengatakan, HAM adalah mandat konstitusi, maka mesti dilaksanakan meski itu tugas yang berat. Pastikan masyarakat dan aparat pahami HAM karena lucu kalau yang paham hanya masyarakat sementara aparat tidak. Kondisi Sulawesi Selatan saat ini menjadi salah satu daerah yang menghormati pluralism, kecuali mahasiswa yang suka tawuran. Secara umum daerah Sulawesi Selatan bagus dalam pelaksanaan dan penghormatan terhadap HAM. Tolong budayakan HAM, jangan rusuh. Hormatilah hak orang lain dan jangan kedepankan kekerasan.
Menurut, Ketua Panitia, Ranham, Agus Arifin Nu’mang, Harkristuti untuk pesan untuk memperhatikan anak perempuan di pedesaan yang masih terbatas, mudah-mudahan bisa ditingkatkan hak anak untuk sekolah dan akses pendidikan belum sepenuhnya layak.
Pengukuhan Panitia Ranham Sulsel dan Penanda Tanganan Nota Kesepahaman Balitbang HAM Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Pemprov. Sulawesi Selatan ini juga dihadiri Kepala Balitbang HAM, Ramli Hutabarat serta Kepala Kanwil Kemenham Sulsel, Ririn Djati Purbawani.