Jumat, 02 Maret 2012
PENDIDIKAN GRATIS SUKSES TINGKATKAN APK
Jumat, 02 Maret 2012
SECARA umum penilaian kami pada kebijakan dan pembangunan di bidang pendidikan di Sulsel telah dilaksanakan baik. Apalagi indikator sederhananya yakni dengan konsep dan implementasi pendidikan Gratis, secara signifikan telah meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APK dan APM) untuk pendidikan dasar.
Terjadi pula penurunan angka putus sekolah, peningkatan angka kelulusan pada ujian nasional, dan penurunan angka buta huruf. Karenanya konsep dan implementasi pendidikan gratis harus diterapkan secara nasional.
Walau tak bisa kita pungkiri gejala kerusakan moralitas dan komitmen bermasyarakat turut merambah di Sulsel, antara lain sepanjang 2011 kita saksikan makin maraknya aksi tawuan pelajar dan unjuk rasa anarkis mahasiswa.
Untuk mengatasinya, Gubernus Sulsel Syahrul Yasin Limpo sudah tepat memprioritaskan sektor pendidikan, melalui kebijakan pendidikan gratis. Karena dengan memperbaiki pendidikan dasar dan menengah merupakan fondasi pembentukan kualitas SDM dan pembangunan bangsa yang cerdas dan berkarakter.
Sulsel perlu memperbaiki konsep pembelajaran yang lebih menekakan pada pemahaman sikap belajar yang tepat dan positif.
Karena kita ketahui program da kebijakan pendidikan dala implementasinya memiliki relevansi tinggi dengan pepenuhan hak dasar masyarakat atas pelayanan pendidikan.
Oleh sebagian rekan pakar di Dewan Riset Daerah (DRD) memang menilai porsi dan intensitas kegiatan pedidikan yang menyentuh substansi kritis layanan pendidika di Sulsel yakni angka buta huruf yang relatif masih tinggi belum maksimal.
Kebijakan pendidikan gratis yang telah diterapkan kami sarankan pula disusul dengan upaya untuk menjangkau dan mendorong serta mengadvokasi usia sekolah yang karena faktor budaya dan ekonomi tidak bersekolah meski Pemprov Sulsel sudah mengratiskan.
Perlu juga dilakukan intervensi yang lebih tajam dan luas guna meningkatkan angka melek huruf. Pemprov dan Pemkab yang paling tinggi angka buta hurufnya harus bahu membahu guna menajamkan intervensi yang telah dijalankan selama ini dan menemph terobosan baru guna akselerasi pencapaian.
Selain itu, program/kegiatan nasional terkait kebutaaksaraan perlu dipantau dan dievaluasi untuk menajamkan aktivitasnya bagi aselerasi penuntasan buta huruf.
PenandaTanganan Nota Kesepahaman (MoU) Antara MK Dengan Pemprov Sulsel dan Unhas
PenandaTanganan Nota Kesepahaman (MoU) Antara MK Dengan Pemprov Sulsel dan Unhas
Jum, 02/03/2012 - 11:00

Bertempat
di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis, 01 Maret 2012,
berlangsung acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Memorandum of
Understanding (MoU) antara Mahkamah Konstitusi (MK) dengan Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanuddin (Unhas) tentang
pusat Studi Pancasila dan Konstitusi untuk wilayah timur Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin
Limpo, Ketua Mahkamah Konstitusi, Moh. Mahfud MD, Rektor Universitas
Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, para guru besar, dekan dan
dosen fakultas Unhas, unsur muspida dan para pejabat struktural lingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan serta undangan lainnya.
Gubernur
dalam sambutannya mengatakan Sulawesi Selatan merupakan pusat studi
pancasila dan konstitusi bagi masyarakat di wilayah timur Indonesia.
Untuk itu, sebagai pusat pancasila dan konstitusi kita harus siap
berjalan karena tanggungjawab politik, ideologi, keamanan, penegakan
hukum, pengembangan ekonomi, sosial budaya dan berbagai dimensi lainnya
adalah tanggungjawab kita semua. Oleh sebab itu kesepahaman ini tentu
menjadi tugas bersama dalam upaya penyebaran informasi terkait
pendidikan pancasila dan konstitusi serta pengembangan budaya sadar
berkonstitusi. Gubernur juga berharap acara ini dapat memberikan peran
penting untuk memberdayakan masyarakat secara kritis dalam menjalankan
hak dan kewajiban serta mendorong pemerintah untuk konsisten pada jalan
konstitusional.
Sementara
itu Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menjelaskan, problem serius
yang tengah kita alami saat ini, sekurang-kurangnya sejak reformasi
adalah mengendurnya semangat nilai-nilai kebangsaan, termasuk pemahaman
dan penerapan nilai-nilai pancasila. Di kampus-kampus, kajian atau
studi akademis tentang pancasila semakin tidak popular dan sepi peminat.
Mata kuliah dan mata pelajaran pancasila seolah hanya menjadi materi
pelengkap dalam kurikulum pendidikan formal. Oleh karena itu, Pancasila
dan UUD 1945 harus secepatnya disosialisasikan kepada masyarakat dan
penandatanganan MoU tersebut menjadi satu langkah cepat untuk
memasyarakatkan Pancasila dan UUD 1945.
Pancasila
dan UUD 1945 menjadi pemecah persoalan yang dihadapi masyarakat kita
saat ini, yang sering berjalan dengan kemauan sendiri tanpa aturan.
Mengingat Pancasila adalah sebuah ideologi terbuka maka persoalan yang
muncul sekarang bukan terletak pada efektifitas dan relevansinya
melainkan soal implementasinya. Negara Pancasila adalah sebuah Negara
kebangsaan yang religius yang melindungi dan memfasilitasi berkembangnya
semua agama yang dipeluk rakyat tanpa membedakan besarnya jumlah
pemeluk masing-masing agama sehingga hak asasi setiap orang dapat
terlindungi.
Sulsel Jadi Pusat Pendidikan Pancasila di KTI
JUMAT, 02 MARET 2012
MAKASSAR,
— Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi pusat pendidikan
Pancasila dan konstitusi. Setelah melakukan penandatangan nota
kesepahaman antara Mahkamah Konstitusi (MK) dengan Pemerintah
Provinsi Sulsel dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyatakan Sulsel bersama pihak Unhas siap
menjadikan Sulsel sebagai pusat studi Pancasila dan konstitusi kepada
masyarakat di wilayah timur Indonesia.
“Saya
kira dengan ini kita siap berjalan. Apalagi Unhas saya yakin memiliki
banyak sumber daya yang gerak di bidang hukum,” kata Syahrul dalam acara
penandatangan MoU antara MK dengan Pemprov Sulsel dan Unhas di Kantor
Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Kamis, 1 Maret.
Mantan Bupati Gowa dua periode ini mengatakan, kesepahaman tersebut memiliki nilai yang ada dalam beberapa aspek.
Seperti
aspek penegakan hukum dan HAM, aspek produk perundang-undangan baik
nasional maupun daerah bahwa peraturan perundangan dapat lebih responsif
terhadap kebutuhan masyarakat, aspek birokrasi yang cepat, sederhana
dan mudah, jaminan keamanan masyarakat serta political well dari
pemerintah.
“Tanggungjawab
politik, ideologi, keamanan, penegakan hukum, pengembangan ekonomi,
sosial budaya, dan berbagai dimensi lainnya adalah tanggung jawab kita
semua,” jelasnya.
Oleh
karena itu, masih kata peraih bintang Mahaputera Utama dari Presiden
SBY ini, kesepahaman ini tentu menjadi tugas bersama dalam upaya
penyebaran informasi terkait pendidikan Pancasila dan konstitusi serta
pengembangan budaya sadar berkonstitusi.
“Saya
harap ini dapat memberikan peran penting untuk memberdayakan masyarakat
secara kritis dalam menjalankan hak dan kewajiban, serta mendorong
pemerintah untuk konsisten pada jalan konstitusional,” ujarnya.
Sementara
itu, Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menjelaskan, Pancasila dan
UUD 45 harus secepatnya disosialisasikan kepada masyarakat. Sebab itu
MoU tersebut menjadi satu langkah cepat yang dilakukan untuk
memasyarakatkan Pancasila dan UUD 45.
“Kita
bergerak cepat agar pancasila dan konstitusi itu disosialisasikan untuk
menjadi bagian dari kesadaran hidup masyarakat yang secepat-cepatnya.
Tidak usah menunggu lembaga-lembaganya sampai selesai, kita harus jalan
duluan,” tegasnya.
Sekarang
ini, lanjut pria yang diberi gelar Karaeng Tojeng ini, masyarakat dalam
keadaan kebingungan dan harus disadarkan kembali.
“Kita
itu sebenarnya punya nilai-nilai bagus yang bisa dihayati dan
dilaksanakan oleh para pemimpinnya serta atas dukungan masyarakatnya.
UUD
dan pancasilan saya kira menjadi pemecah persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat kita saat ini, yang sering berjalan dengan kemauan sendiri
tanpa aturan,” katanya.
Sebab,
masih kata dia, pancasila ini adalah sebuah ideologi terbuka sehingga
persoalan yang muncul sekarang terletak bukan pada efektifitas dan
relevansinya melainkan soal implementasinya.
Bank Sulselbar-Pemprov Luncurkan KPE
JUMAT, 02 MARET 2012
MAKASSAR,
— Bank Sulselbar bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan (Pemprov Sulsel) meluncurkan Kartu PNS Elektronik (KPE) bagi
pegawai negeri sipil (PNS) lingkup Pemprov Sulsel dan kabupaten/kota.
Direktur
Utama Bank Sulselbar Ellong Tjandra mengatakan, KPE tersebut merupakan
salah satu terobosan baru yang diperuntukkan bagi PNS dan memiliki
banyak fungsi.
“KPE
ini multifungsi. Bisa digunakan sebagai ATM (anjungan tunai mandiri),
alat pembayaran tagihan seperti PLN, telepon, taspen, dan lain-lain.
Kita berharap KPE ini dapat berfungsi sebagai kartu debet dan dapat
digunakan berbelanja,” jelas Ellong usai peluncuran KPE di Kantor
Gubernur Sulsel, Kamis, 1 Maret.
Dengan
demikian, lanjutnya, PNS tidak perlu ragu dengan KPE tersebut, karena
KPE itu dilengkapi dengan alat teknologi chip dengan standar keamanan
Bank Indonesia.
Keamanan Nasabah
Penggunaan
kartu chip tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan keamanan nasabah
dalam bertransaksi sehingga dapat menghindar dari kejahatan perbankan
belakangan marak terjadi.
Ellong mengungkapkan, sejauh ini akan dicetak sekitar 3.200 KPE untuk PNS lingkup Pemprov Sulsel.
“Sebanyak
3.200 kartu telah dianggarkan dicetak dan akan didistribusikan secara
proporsional bagi PNS di lingkup Pemprov Sulsel. Kita telah melakukan
pengambilan data biometrik, sidik jari, dan foto 2.005 kartu pada
provinsi dan 17 kabupaten/kota, dan akan direncanakan sampai enam tahap
untuk penyelesaiannya,” jelasnya.
Sejauh
ini, tambahnya, sekitar 1.195 sisa kartu yang akan diperuntukkan bagi
tujuh kabupaten lain dan akan dirampungkan secara bertahap. Diperkirakan
akan selesai Maret 2012 ini.
“Tetapi
kalau untuk rampung seluruhnya kita target 2014. Anggarannya berasal
dari APBN melalui Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Kita bantu juga
sesuai kondisi,” ujarnya.
Selain
itu, ia juga menjelaskan bahwa dengan keluarnya KPE tersebut, pihaknya
tidak akan membebankan biaya administrasi penerbitan kartu kepada PNS.
Sementara
itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, dengan KPE
tersebut selain bermanfaat untuk membesarkan Bank Sulselbar, juga
menjadi kartu multifungsi. Apalagi KPE itu juga bisa dipakai di bank
lain.
“Kita
berharap agar dengan adanya KPE ini bisa semakin memperkuat Bank
Sulselbar serta bisa menjadi lokomotif kemajuan Sulsel dan kabupaten
kota,” harap Syahrul.
Dalam
acara peluncuran yang ditandai dengan penyerahan KPE dari Syahrul ke
Sekretaris Provinsi Sulsel A Muallim itu dihadiri Pemimpin BI, Asosiasi
Bank Daerah, serta BKN.
Usai
launching, juga dilakukan penandatangan MoU antara Bank Sulselbar
dengan Gubernur Sulsel, serta pendantanganan MoU antara Bank Sulselbar
dengan Bupati dan wali kota se Sulsel, kemudian dilanjutkan dengan uji
coba penggunaan KPE.
Moko-Daewoo Jajal Kerja Sama Produksi Mobil
JUMAT, 02 MARET 2012
Di Singapura, Gubernur, Garuda, Changi Komitmen Tingkatkan Pariwisata di Sulsel
MAKASSAR,cakrawaaberita.com
-- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dengan leading sector Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menjajaki kerja sama dengan
salah satu perusahaan otomotif di Korea, Daewoo.
Rencananya,
Moko dan Daewoo akan melakukan kerja sama dalam berproduksi mobil,
sehingga mobil Moko sebagai satu-satunya mobil lokal Sulsel bisa
maksimal berproduksi.
Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, Irman Yasin Limpo
mengungkapkan bahwa, untuk menindaklanjuti hasil pertemuan pemprov
dengan Perusahaan Daewoo di Korea, Pemprov Sulsel melalui Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo akan melakukan pertemuan di Korea. Dan
berdasarkan agenda dari protokol Pemprov Sulsel, Syahrul dan rombongan
berangkat ke luar negeri, Jumat 2 Maret.
"Tujuan
utama ke Korea untuk menjalin kerja sama dengan Daewoo. Sehingga Moko
dan Daewoo bisa berproduksi bersama dan traktor pertanian yang akan
dikerjasamakan dalam pengembangan peralatannya," katanya
Beberapa
waktu lalu, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa, pengembangan mobil
nasional sekelas Moko membutuhkan perusahaan otomotif internasional agar
selain bisa berdaya saing, berkualitas lebih baik dan juga harganya
tidak terlalu mahal.
"Saya
mengingkan harga mobil Moko itu di bawah Rp50 juta, sehingga bisa
dijangkau warga Sulsel. Makanya kita membutuhkan kerja sama dengan
berbagai pihak," kata Syahrul.
Kepala
Bidang Promosi BKPMD Sukarniaty Kondolele menjelaskan bahwa sebelum ke
Korea, orang nomor satu di Sulsel ini akan singgah di Singapura untuk
memenuhi undangan Changi Airport dan Garuda untuk melihat dan meresmikan
pilar Sulsel dibandara Changi.
Pilar
wrap adalah sejenis iklan raksasa yang terpampang di Changi Airport di
dalamnya mempromosikan potensi Sulsel. Pilar wrap ini merupakan kerja
sama Changi Air port, Garuda dan Pemprov Sulsel.
"Begitu
juga sebaliknya, Changi juga memasang iklan di air port Sultan
Hasanuddin yang menampilkan potensi wisata Singapura," kata Sukarniaty.
Hal ini dilakukan salah satu bentuk untuk meningkatkan pariwisata di
kedua negara, serta sebagai upaya Garuda mempertahankan atau
meningkatkan load factor khusus rute Makassar-Singapura yang telah
dibuka sejak tahun lalu.
Informasi
dari Sukarniaty menyebutkan bahwa pukul 13.00 d Sin (waktu Singapura),
Syahrul disambut dengan pengalungn bunga dan diantar melihat pilar wrap
(iklan promosi Sulsel) di Terminal 3 bandara Changi didampingi oleh
senior districk manager garuda indonesia untuk Asia Riesnandi, dan
senior manager Changi airpot.
"Setelah
itu makan siang dan informal meeting dengan Changi dan Garuda tentang
progress collaboration pemprov sulsel, changi airport group n garuda,"
terangnya. Intinya ketiga belah pihak siap bekerja sama demi
meningkatkan pariwisata di Sulsel dan Singapura.
Langganan:
Postingan (Atom)