Senin, 02 Juli 2012

Kesiapan Angkutan Lebaran Terpadu 2012 di Sulawesi Selatan


Rapat koordinasi angkutan umum lebaran 2012 yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Muallim di Ruang Data Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin, 2 Juli 2012. Sekda mengatakan bahwa semua sektor perhubungan, baik darat, laut, dan udara harus siap dalam bentuk terpadu sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan KP 218 tahun 2012 tentang Tim Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2012 (1433 H) dan keputusan Gubernur Sulawesi Selatan 1794/VI/Tahun 2012 Tanggal 25 Juni 2012 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran terpadu Tahun 2012 (1433 H). Sekda juga meminta kepada Dinas Perhubungan untuk menyiapkan posko terpadu, khususnya di jalan poros Makassar – Bone yang sering terjadi kemacetan yang sangat parah.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan Selatan, A. Masykur A. Sulthan mengatakan bahwa jembatan timbang di-non aktifkan fungsinya selama bulan suci ramadhan, kecuali melampaui batas kapasitas angkutan. Organda juga diminta untuk tidak menaikkan tarif angkutan umum diatas 20 persen, dan apabila kedapatan menaikkan tarif diatas ketentuan yang sudah ditetapkan, maka surat izin angkutan umum tersebut akan dicabut.
Selain hal di atas, Kadis Perhubungan juga meminta kepada Perusahaan Daerah Terminal Kota Makassar agar menghimbau kepada sopir-sopir angkutan daerah/kota untuk tidak menurunkan penumpang sebelum masuk terminal selama bulan ramadhan hingga H+7 lebaran. Selain itu, bus angkutan umum tidak boleh menaikkan barang di atas atap maupun di belakang bus. Dan apabila diindahkan, maka akan dikenakan sangsi berupa pencabutan izin trayek.
Sementara untuk angkutan udara, pihak Angkasa Pura diminta untuk dapat mengatur alur naik dan turun penumpang di bandara agar tidak terjadi lonjakan antrian dan pengaturan kendaraan di pintu masuk bandara. Dan untuk angkutan laut, pihak pelabuhan diminta agar dapat mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang dan kesiapan armada. Untuk penyeberangan di pelabuhan bira, pemerintah kabupaten diminta kerjasamanya agar tidak terjadi kelangkaan BBM untuk kapal-kapal rakyat. Dan untuk penyeberangan Bajoe – Kolaka tidak perlu merasa risau, karena armada Angkatan Laut sudah menyiapkan 8 armada.
Sementara Kepala Sub Bagian Polisi Lalu Lintas, AKBP. H. Yahya Samosir yang mewakili Ditlantas, menyatakan bahwa pihaknya siap untuk melakukan kerjasama dengan Dinas Perhubungan terkait dengan arus lebaran 2012 di Sulawesi Selatan.
Yy / Sv (Senin, 2 Juli 2012)

Read More >>

Pamanca Didorong Jadi Ikon Sulsel


Senin, 02 Juli 2012
MAKASSAR– Seni bela diri tradisional Pamanca diharapkan menjadi salah satu ikon budaya Sulsel.Dengan promosi yang gencar, warisan leluhur ini diharapkan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Makassar.

Pengurus Badan Pengembangan Promosi Pariwisata Makassar (BP3M) Dede Leman mengatakan, seni bela diri tradisional Pamanca cukup unik dan memiliki atraksi yang bisa menarik minat wisatawan. Hanya saja, warisan budaya ini kurang mendapat perhatian dan promosi sehingga terkesan terlupakan. “Seharusnya seni bela diri tradisional ini bisa menjadi ikon budaya Sulsel sebab atraksinya seperti aksi saling tusuk menusuk dalam satu sarung bisa jadi jualan menarik bagi wisatawan asing,”ungkapnya.

Dia menjelaskan, Sulsel selama ini krisis ikon pariwisata maupun budaya yang khas. Akibatnya pelaku industri pariwisata sulit memetakan potensi objek,daya tarik,maupun budaya daerah yang telah mendapatkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat untuk dijual sebagai destinasi. “Kalau pemerintah daerah peka, mereka akan coba memfasilitasi festival maupun event budaya seperti pagelaran Pamanca. Kalau anggaran yang menjadi persoalan, paling tidak mereka bisa mengeluarkan rekomendasi agar pihakpihak yang terkait bisa mendukung kegiatan tersebut,” paparnya di sela-sela Festival Pencak Silat Tradisional 2012 di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, kemarin.

Kegiatan ini dirangkaikan dengan Tapak Suci Tournament 2012 yang melibatkan utusan masing-masing daerah yang difasilitasi oleh pemerintah kabupaten/kota setempat dari Sulsel dan Sulbar. Sementara itu,Ketua Perguruan Tapak Suci Unismuh Makassar Haeruddin Makkasau mengatakan,Pamanca adalah bagian dari budaya seni bela diri khas masyarakat Sulsel. “Namun perlahan-lahan mulai ditinggalkan generasi muda, karena banyaknya seni budaya dari Jepang,China dan Korea yang sudah menggeser beberapa perguruan bela diri di Sulsel.Perguruan silat lokal termasuk Pamanca semakin sulit berkembang, mereka tidak mampu lagi bertahan,”kata dia.

Haeruddin khawatir seni bela diri peninggalan budaya Sulsel ini akan tenggelam jika pemerintah daerah di Sulsel tidak mencoba mengangkat budaya ini sebagai ikon daerah. “Anak muda kita sekarang sudah banyak yang tidak mengenal seni bela diri ini. Perguruan- perguruan silat daerah semakin kekurangan generasi penerus, akibatnya mereka tutup dengan sendirinya,” ucapnya. rahmat hardiansya
 
Read More >>

2013, Pemprov Hubungkan Perintis Kemerdekaan-Ir Sutami


SENIN, 02 JULI 2012 

Atasi Kemacetan di Tamalanrea
 MAKASSAR,  – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) berencana menghubungkan Jalan Perintis Kemerdekaan dengan Jalan Prof DR Ir Sutami untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di Tamalarea.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang menjelaskan, rencana jalan alternatif tersebut akan mengambil titik di depan gerbang Bumi Tamalanrea Permai (BTP) kemudian menembus di jalur luar Jalan Ir Sutami.
“Sebenarnya jalur alternatif ini sudah kami rancang tahun lalu. Ini juga telah mendapat anggaran sebesar Rp10 miliar,” kata Agus ­di Makassar, Minggu, 1 Juli.
Hanya saja, lanjutnya, lantaran masih banyaknya fasilitas infrastruktur yang membutuhkan dana yang besar, sehingga anggaran itu dialihkan ke proyek yang lain.
“Sejak tahun lalu Dinas Bina Marga sudah memprogramkan ini. Hanya pada saat itu masih ada infrastruktur yang lain lebih prioritas,” jelasnya.
Lebih jauh, mantan Ketua DPRD Sulsel ini menjelaskan, jika jalur yang dilalui proyek ini akan banyak melewati sejumlah sungai, termasuk daerah resapan air yang ada di sekitar Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
“Ini juga sudah dibicarakan antara Pemprov Sulsel dan Unhas,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku untuk melakukan pengerjaan pada jalan tersebut, perlu kehati-hatian pemerintah untuk membuka jalur baru. Sebab, ini akan melewati daerah resapan air di sekitar Sungai Tallo.
Ia menambahkan, proyek jalur alternatif tersebut juga direncanakan untuk tidak terlalu banyak melakukan penimbunan. Itu karena, pihaknya khawatir jika nantinya jalur tersebut akan dipadati perumahan warga, sehingga menyebabkan berkurangnya resapan air.
“Kami juga merencanakan untuk membuatnya seperti jalan layang. Tidak ada penimbunan di sana. Tidak ada pengembangan kota. Kami juga khawatir jangan sampai seperti di Jalan Hertasning Baru, nanti setelah ditimbun semakin banyak perumahan dan mengganggu resapan air,” urainya mencontohkan.
Lebih jauh, Agus menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan proyek tersebut bisa berjalan pada 2013 mendatang.
Karena menurutnya, jika Jalan Perintis Kemerdekaan tidak segera diberi jalur alternatif, kepadatan kendaraan sulit terhindarkan. Apalagi, sekitar Jalan Perintis merupakan jalur sentral yang menghubungkan Kota Makassar dengan Maros, termasuk sejumlah daerah lain.
Bahaya Kemacetan
Sebelumnya, Makassar sebagai kota metropolitan diperkirakan akan mengalami kemacetan total dalam lima tahun ke depan. Ini akan menjadi kenyataan jika masalah transportasi dan infrastruktur jalan raya tidak segera dibenahi.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Makassar Lambang Basri mengungkapkan, indikasi kemacetan total di Makassar sudah semakin jelas. Selain jumlah kendaraan yang terus bertambah, perilaku pengendara juga sangat minim dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Hal itu diakibatkan karena lemahnya sanksi dari pihak terkait.
“Lihat saja saat ini hampir setiap saat terjadi kemacetan. Memang belum separah kota-kota besar semisal di Jakarta, tapi jika diperhatikan masalah kemacetan ini cepat sekali perkembangannya. Nah, saya mengkhawatirkan dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan Makassar sudah macet total,” ujarnya. (eky/ute)
Read More >>