Jumat, 14 Desember 2012

Gubernur Sulsel Raih Adhikarya Pangan Nusantara 2012


Jum, 14/12/2012


Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo kembali mendapatkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2012. Ini merupakan penghargaan tertinggi bidang ketahanan pangan yang berhasil diraih Syahrul, selaku Pembina Ketahanan Pangan untuk kedua kali secara berturut-turut, setelah sebelumnya di tahun 2011 penghargaan tersebut diperoleh.

Selain Syahrul, lima gubernur akan menerima penghargaan serupa yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Penyerahan penghargaan akan dilakukan di Istana Negara Jakarta, Jumat, 14 Desember 2012 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono, selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah (BPKD) Sulsel, Asri Agung Pananrang, Kamis, 13 Desember 2012, mengatakan penghargaan itu diberikan atas keberhasilan Sulsel mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan. Baik untuk rumah tangga (masyarakat), wilayah, hingga berkontribusi mendukung ketahanan pangan nasional. Menurut Asri, Provinsi Sulsel dibawah kepemimpinan Syahrul bersama Wakil Gubernur, H. Agus Arifin Nu’mang dinilai berhasil melaksanakan kegiatan dan program pembangunan ketahanan pangan di daerah ini.

Selain itu, Syahrul sebagai Pembina Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi berhasil menggerakkan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam mengurangi kemiskinan/kerawanan pangan/gizi buruk serta berhasil meningkatkan produksi pangan dan mempercepat diversifikasi pangan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, serta ketahanan pangan. Dalam kaitan penyediaan pangan, upaya keberhasilan konsumsi masyarakat dengan peningkatan skor PPH (Pola Pangan Harapan) mencapai 92,3 tahun 2011. Artinya, adanya peningkatan produksi pertanian yang dilakukan sektor pertanian dan itu membuat kesiapan cadangan pangan aman.

Kategori penerima Adhikarya Pangan Nusantara terdiri dari lima kategori, yaitu Pembina Ketahanan Pangan meliputi gubernur, bupati, wali kota, hingga kepala desa. Pelopor Ketahanan Pangan (perorangan), Pelayanan Ketahanan Pangan (PNS, masyarakat), Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan (kelompok masyarakat), hingga Pemangku Ketahanan Pangan (tokoh masyarakat). Proses seleksi dan penetapan calon penerima penghargaan dilakukan secara berjenjang mulai dari kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dilakukan Dewan Ketahanan Pangan yang dikoordinasikan Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan. Penghargaan diberikan sebagai apresiasi kepada masyarakat dan aparatur pemerintah, baik perorangan maupun kelompok.

Na/Ph (Jumat, 14 Desember 2012
Sumber: http://www.sulsel.go.id/content/gubernur-sulsel-raih-adhikarya-pangan-nusantara-2012
Read More >>

Gubernur Tegaskan Tidak Gampang Raih WTP


Jum, 14/12/2012


Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo, disela-sela perjalanan ke Kabupaten Bone, Kamis 13 Desember 2012, menegaskan bahwa predikat berupa Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebagai predikat dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk tata kelola keuangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tidak mudah diperoleh.

Mantan Bupati Gowa dua periode ini mengatakan, WTP itu memang tidak menjamin bahwa lembaga tersebut telah bebas dari korupsi. Tapi paling tidak, lanjutnya, tata kelola keuangan Pemprov Sulsel sudah rapi, beres dan tertib. Tiga hal ini menjadi penyebab terjadinya korupsi

Lanjut dikatakan, Kalau WTP saja tidak menjamin itu bebas korupsi, bagaimana dengan lembaga pemerintahan yang Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau bagaimana dengan daerah yang disclaimer. Syahrul dalam berbagai kesempatan menyebutkan bahwa dirinya bersama Agus Arifin Nu'mang terus berupaya membawa Sulsel menjadi provinsi yang bebas korupsi.

Ph/Rd ( Jumat, 14 Desember 2012 )
Sumber: http://www.sulsel.go.id/content/gubernur-tegaskan-tidak-gampang-raih-wtp
Read More >>

SYL Hadiri Launching IndiSchool Telkom


Jumat, 14 Desember 2012 

MAKASSAR,- PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ( Telkom) menggelar launching program "IndiSchool" di SMA Katolik Rajawali Makassar, Jumat (14/12/12).

IndiSchool merupakan wujud dari program satu juta akses Wifi di Indonesia. Program ini sebagai komitmen Telkom dalam menyediakan fasilitas internet di Sekolah-sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan.

SMA Katolik Rajawali merupakan sekolah pertama yang menerapkan program Indischool.

"Target kami tahun 2013 nanyi program Indischool dapat dinikmati 3500 sekolah di Sulsel ," kata General Manager Division Bussines Service (GM DBS) Telkom, Victor Hutapea kepada Tribun, Jumat (14/12/12).

Launching Indischool di SMA Katolik Rajawali juga turut dibuka Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo.

Dalam sambutannya, SYL mengharapkan program ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Sulsel.

Kegiatan Launching Indischool bertepatan dengan acara pembukaan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) siswa-siswi SMP/SMA Katolik Rajawali. (*)

Penulis : Anita Kusuma Wardana
Editor : Muh. Taufik
Sumber: http://makassar.tribunnews.com/2012/12/14/syl-hadiri-launching-indischool-telkom
Read More >>

2013, Puskompas Sulsel Target Lelang Rp. 100 Milyar


Jumat, 14 Desember 2012

Nilai transaksi pasar lelang tahun 2013 mendatang, ditargetkan hingga Rp 100 milyar. Tahun ini, realisasinya mencapai Rp 70 Milyar, dari target Rp 15 miliar.

Ketua Pusat Komoditi dan Pasar Lelang Agro (Puskompas) Sulsel, Sudirman Numba mengungkapkan, sosialisasi pemanfaatan program resi gudang diintensifkan. Sehingga, nilai transaksi pasar lelang pun meningkat. Hingga tahun ini, petani yang memanfaatkan program resi gudang diakui masih cukup rendah. Penyebabnya yakni, minimnya pengetahuan petani tentang manfaat yang diperoleh.

Puskompas Sulsel mengaku, petani cenderung menjual hasil pertanian dan perkebunannya ke pedangan pengumpul. Sehingga, program resi gudang pun hanya mampu menghimpun dana Rp 6 miliar. Padahal potensi mencapai ratusan milyar rupiah. Tahun ini, hanya 4 komoditi yang diprioritaskan selama pasar lelang digelar. Diantaranya kakao, beras, jagung, dan rumput laut. 2013 mendatang, terdapat 3 komoditi lagi yang akan dipasarkan, yakni kopra, cengkeh, dan kopi.

Sudirman Numba menambahkan, tengah mengintenskan koordinasi tekhnis penanganan pasar lelang komoditi ke Bappebti. Salah satunya terkait scenario alat evaluasi kinerja kegiatan. Puskompas Sulsel mengaku, kerberhasilan pasar lelang hanya mengacu nilai transaksi. Kebijakan tersebut dinilai kurang efektif karena tidak sesuai dengan realisasi di lapangan. Sudirman Numba mencontohkan, saat pasar lelang dilaksanakan banyak transaksi yang tidak realistis. Sehingga potensi terjadinya gagal serah atau gagal bayar cukup besar. Penyebabnya yakni ketersediaan barang yang tidak mencukupi. Selain itu, kualitas barangnya pun tidak sesuai sampel yang dibawa saat pasar lelang digelar. Muhammad Sofyan
Sumber: http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/3538-2013-puskompas-sulsel-target-lelang-rp-100-milyar.html
Read More >>