Sabtu, 05 Mei 2012

Sulsel Target 500 Doktor Luar Negeri


SABTU, 05 MAY 2012 

MAKASSAR,  – Pemerintah Provinsi Sulsel menargetkan program pendoktoran S3 luar negeri sebanyak 500 orang hingga 2013 mendatang. Target ini perlu mendapat dukungan, karena akan berkorelasi positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah ini.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Abd Jabbar, di ruang kerjanya, Senin, lalu, mengatakan, penyelenggaraan program S3 luar negeri dimaksudkan untuk mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa.
Para doktoral luar negeri ini juga diharapkan dapat mendorong program pembangunan di Sulsel melalui keahlian masing-masing. Ratusan doktor luar negeri ini sebagian sudah menyelesaikan pendidikannya.
“Dari 308 mahasiswa, di antaranya 216 orang meraih gelar doktornya di Malaysia, 47 orang di Australia, 19 orang di Jepang, 13 orang di Selandia Baru, dan tiga orang di Belanda,” katanya.
Program ini sudah berjalan sejak 2008 hingga 2011 lalu dengan biaya yang ditanggung Pemprov Sulsel. Sejak dianggarkan, program doktor ini telah menelan anggaran Rp103,6 miliar.
Di tahun 2011, Pemprov Sulsel mengeluarkan dana sebanyak Rp38 miliar, atau meningkat Rp22,9 miliar dari tahun 2010 dan Rp4,9 miliar di tahun 2009.
Selain itu, ada ada juga 1000 beasiswa S1 dalam negeri dan 100 beasiswa S2 dan S3 ke luar negeri. (ran/ism)
Read More >>

Gubernur Minta PU Prioritaskan Irigasi


SABTU, 05 MAY 2012 

alt
9 Tahun Kesulitan Anggaran Pemeliharaan
 MAKASSAR,  - Pemerintah Provinsi Sulsel meminta Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) agar irigasi di sejumlah daerah di Sulsel mendapat perhatian serius.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sudah sembilan tahun irigasi di sejumlah daerah di Sulsel tidak berfungsi maksimal, karena tidak pernah mendapatkan anggaran pemeliharaan dalam kurun waktu itu.
“Saat ini Infrastruktur pengelolaan air berupa irigasi masih sangat minim. Sementara, sebagian besar produksi beras kita berasal dari sawah irigasi,” jelas Syahrul usai menghadiri Peringatan Hari Air se Dunia di Benteng Somba Opu, Jumat, 4 Mei.
Syahrul juga meminta agar pembangunan Ben­dungan Kelara di Kabupaten Jeneponto menjadi prioritas. Mengingat infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan masyarakat di daerah yang tergolong kering itu.
“Pembangunan bendungan Kelara (Jeneponto) ini sudah empat tahun belum tereali­sasi. Jadi, saya titipkan ke pak Dirjen, tolong disampaikan kepada Pak Menteri,” katanya.
Selain itu, mantan Bupati Gowa dua periode ini berharap, Kementerian PU bisa mengalokasikan anggaran pengembangan pada kawasan Mamminasata serta pemba­ngunan Maccini Sombala of Indonesia (MOI), termasuk penanganan Danau Tempe.
“Harapan kami agar Danau Tempe ini bisa segera diselamatkan. Jangan sampai terjadi pendangkalan. Sebab jika irigasi dan pengelolaan air kita tidak bersoal, maka pangan tidak akan bermasalah,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen SDA Kementerian PU, Muhammad Hasan mengungkapkan, saat ini jumlah irigasi di Indonesia termasuk di Sulsel masih sa­ngat minim. Sementara untuk produksi beras sangat bergantung pada irigasi.
“Infrastruktur yang digunakan untuk kendalikan air masih sedikit. Makanya ini yang akan menjadi program prioritas kami,” jelasnya.
Secara nasional, lanjut Hasan, debit air di Indonesia per tahunnya mencapai 3 triliun meter kubik. Namun, yang mampu ditampung dalam bendungan atau waduk masih berkisar 12 miliar meter kubik atau baru 0,04 persen.
Soal ketahanan pangan, masih kata dia, luas sawah irigasi di Indonesia mencapai 800 ribu hektare (Ha). Seda­ngkan di Sulsel luasnya tidak kurang dari 36 ribu Ha.
“Khusus di Sulsel, ada debit air 90 miliar meter kubik per tahun dan yang tertampung di waduk baru 0,05 persen. Angka inilah yang menopang sawah irigasi yang ada di daerah ini. Tentunya, masih sangat sedikit dan akan menjadi perhatian kami di kementerian,” urainya. (eky/ute)
Read More >>