Kamis, 08 Maret 2012![]() | |
MAKASSAR–
Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel menargetkan
realisasi Penanaman Modal Asing di daerah ini mencapai USD100 juta
hingga akhir 2012. Sementara, untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ditargetkan Rp5 triliun. Terget tersebut dinilai realistis mengingat iklim investasi Sulsel sekarang ini tengah mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dikeluarkan BKPM RI, hingga triwulan ke- IV 2011 lalu Sulsel mencatatkan pemasukan PMA sebesar USD98,5 juta. Sedangkan untuk PMDN sebesar Rp3,9 triliun. Kegiatan lain akan fokus dilakukan pada kajian potensi penanaman modal adalah desiminasi kepada para pelaku ekonomi di Provinsi Banten dengan mempresentasikan potensi dan peluang investasi di Sulsel “PMDN kita optimis bisa mencapai Rp5 triliun,dan PMA dapat mencapai USD100 juta. Atau, kita usahakan sama dengan angka di 2011 lalu,” kata Kepala Bidang Promosi dan Investasi BKPMD Sulsel Sukarniaty Kondolele, kemarin. Untuk mencapai angka tersebut, pihaknya intensif mengikuti forum promosi bisnis investasi dengan badan, asosiasi, serta lembaga dan perusahaan di luar negeri. “Selain itu, kita juga akan aktif melakukan pameran dan promosi yang lebih fokus pada sektoral yang menjadi skala prioritas kita,” bebernya. Sementara itu, Sekretaris BKPMD Sulsel Suswati memaparkan, 2012 ini pihaknya telah menggandeng beberapa lintas sektoral dalam peningkatan bisnis plan terhadap enam komoditi yang selama ini menjadi andalan di Sulsel. Masing-masing komoditi yang akan dijual tersebut yakni kakao, jagung, rumput laut, sapi, udang serta beras. |
Kamis, 08 Maret 2012
Investasi Asing Ditarget USD100 Juta
Rp 358 M Untuk Pembangunan Desa di Sulsel
Kamis, 8 Maret 2012
Makassar,--Pemprov
Sulsel mendapat alokasi dana program nasional pemberdayaan masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan untuk tahun 2012 sebesar Rp 358 miliar yang
bersumber dari APBD Sulsel Rp 24,4 miliar dan APBN sebesar. Rp 333,6
miliar.
Alokasi dana tersebut diberikan untuk 24 kabupaten/kota di Sulsel kecuali Kota Makassar, Kota Parepare, Kota Palopo, dan Kabupaten Sinjai. Totalnya mencakup 236 kecamatan dan 2.308 desa/kelurahan.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sulsel, Andi Mangunsidi Masarappi mengatakan semua program dan kegiatan BPMPDK dimaksudkan sebagai penuntasan agenda VI pembangunan Sulsel pada RPJMD 2008-2013 yaitu agenda penguatan kelembagaan masyarakat.
Alokasi dana tersebut diberikan untuk 24 kabupaten/kota di Sulsel kecuali Kota Makassar, Kota Parepare, Kota Palopo, dan Kabupaten Sinjai. Totalnya mencakup 236 kecamatan dan 2.308 desa/kelurahan.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Kelurahan Sulsel, Andi Mangunsidi Masarappi mengatakan semua program dan kegiatan BPMPDK dimaksudkan sebagai penuntasan agenda VI pembangunan Sulsel pada RPJMD 2008-2013 yaitu agenda penguatan kelembagaan masyarakat.
ATC Siap Bantu Pertanian Sulsel
KAMIS, 08 MARET 2012
Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan rombongan meninjau langsung lapangan
pabrik mesin alat pertanian PT Asia Technology, salah satu pabrik
terbesar di Korea yang memproduksi hand tractor dan mesin pertanian
lainnya.
Rombongan
diterima langsung President ATC’(Asia Technology Co,Ltd) Dr Shin Gil
Kim didampingi Manager Director Mr Kim Young Pil, serta sejumlah direksi
perusahaan ATC yang terletak didaerah Seocho-Gu, sekitar 250 km dari
kota Seoul Korea.
Mr
Kim menyampakan penghargaan dan terima kasih karena Pemprov Sulsel
telah memperlihatkan kesungguhan dalam menjajaki kerja sama dan berjanji
akan membantu mewujudkan mekanisasi pertanian di Sulsel, sekaligus
menyampaikan kesiapannya untuk mendirikan pabrik mesin pertanian.
Gubernur
dalam kunjungan itu, selain melihat langsung proses perakitan mesin
alat-alat pertanian, juga telah menandatangani nota kesepahaman untuk
kerja sama mekanisasi pertanian di Sulsel.
Syahrul
dalam penggambarannya tentang kondisi daerah Sulsel mengatakan, dalam
tiga tahun terakhir telah memperlihatkan peningkatan yang signifikan.
Khususnya pertumbuhan ekonomi mencapai 8,64 persen yang tertinggi di
Indonesia.
Selain
itu, Sulsel masih mengunggulkan di sektor pertanian, sehingga sangat
tepat jika ATC bersedia mendirikan pabrik di Sulsel. Bahkan SYL akan
membantu pemasarannya khususnya di 14 provinsi kawasan timur Indonesia.
Sulsel,
katanya, telah kelebihan produksi beras dengan capaian 2 juta ton per
tahun, juga jagung telah mencapai 1.5 juta ton per tahun. SYL bahkan
berjanji akan memberi kemudahan dalam memanamkan modalnya di Sulsel.
Pada
kesempatan kunjungan di Korea, Gubernur SYL memenuhi undangan dari
Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berkuasa penuh untuk Korea. SYL
diterima langsung Dubes Nicholas T Dammen beserta ibu di wisma Duta KBRI
Seoul Korea.
Dubes
Nicholas menyambut baik kunjungan Pemprov Sulsel seraya bernostalgia
karena dubes yang juga berasal dari daerah Toraja namun kariernya lebih
banyakdi kementerian luar negeri dan telah tiga tahun menjabat sebagai
dubes di Korea.
Dubes
Nicho menyampaikan apreasiasinya terhadap kepemimpinan SYLyang banyak
muncul di berbagai media terhadap perkembangan pembangunan daerah
Sulsel.
“Saya
bangga dan mengikuti perkembangan itu,” katanya seraya menggambarkan
bahwa jumlah TKI yang terdaftar di KBRI Korea sebanyak 37 ribu orang.
Jumlah
ini cukup besar dan pada umumnya adalah tenaga skill yang telah melalui
program G to G dan masih ada sekitar 5.000 orang yang ilegal (telah
habis masa kontraknya) dan tetap dipantau.
Dilaporkan
kepada SYL bahwa di Korea telah ada paguyuban warga Sulsel. Mahasiswa
yang menempuh pendidikan atau pertukaran pelajar di bidang sosial budaya
ada sekitar 600 mahasiswa.
Gubernur
SYL menyampaikan terima kasihnya atas penerimaan dan jamuan makan malam
oleh dubes, sembari mengemukakan perkembangan daerah bahwa apa yang
diraih adalah akumulasi dari kegiatan seluruh masyarakar Sulsel bahkan
dukungan dari duta besar.
SYL
juga mengemukakan keheranannya/keharuannya karena di saat mengunjungi
salah satu Mall di pusat Kota Seoul (Mall GUan Do). ada sejumlah orang
meneriakkan yel, yel. “‘Don’t Stop Komandan.”’
Setelah salam-salaman ditelusuri sebagian besar adalah pekerja dan mahasiswa yang belajar di Korea.
Sulsel Target PMDN Tembus Rp5 T
PMA USD100 Juta
MAKASSAR, --
Laporan makro ekonomi Sulsel cukup menarik bagi investor. Itu juga yang
menjadi dasar bagi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD)
Sulsel mematok target PMDN dan PMA tinggi.
Untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun ini BKPMD menargetkan mencapai Rp5 triliun. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) diharapkan dapat mencapai 100 juta dolar AS.
Sekretaris BKPMD Provinsi Sulsel Susiwati Rabu 7 Maret, mengatakan, realisasi investasi PMDN dan PMA pada 2011 masing-masing mencapai Rp3,9 triliun dan USD89 juta. Angka ini masih bisa bergerak jika stabilitas pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di atas digit 7 persen.
"Selama lima tahun terakhir, PMDN terus mengalami peningkatan terutama pada satu tahun terakhir. Pada 2007, realisasi PMDN sekitar Rp1 triliun kemudian pada 2011 hampir mencapai Rp4 triliun. Sedangkan PMA pertumbuhan kadang naik kadang turun," jelasnya.
Sejumlah sektor yang mendominasi penanaman modal tersebut adalah pertambangan, perdagangan, industri makanan, listrik serta jasa dan perhotelan. "Minimal target realisasi investasi 2012 sama dengan 2011. Ada penurunan dalam volume, namun nilai investasi bertambah," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi dan Investasi BKPMD Sulsel Sukarniaty Kondolele, pihaknya optimistis target tersebut dapat tercapai.
Sejumlah upaya akan dilakukan mengejar target tersebut diantaranya mendorong kerja sama investasi baik melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta para pengusaha dari provinsi lain seperti yang telah dilakukan dengan Provinsi Kepulauan Riau.
Hasil pertemuan bisnis yang digelar bersama Kadin Sulsel pada Oktober 2011 tersebut mengemuka ide untuk mengkaji rute penerbangan Makassar-Batam dan peluang kerja sama perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan seperti beras, ikan, sayur dan coklat dari Sulsel ke Batam. "Upaya lain dilakukan adalah meningkatkan pertemuan bisnis atau forum-forum promosi investasi dengan badan, asosiasi, lembaga dan pihak terkait lainnya. Kemudian, keikutsertaan pada pameran akan lebih difokuskan secara sektoral sesuai skala prioritas," bebernya.
Langganan:
Postingan (Atom)