Rabu, 26 September 2012

Pemprov Siap Bantu Ekspor Sayur Enrekang


Rabu, 26 September 2012
ENREKANG- Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo Syahrul berharap hasil pertanian masyarakat Enrekang bisa terus dikembangkan. Hasil pertanian seperti sayur mayur, kopi dan dangke punya potensi menembus pasar internasional. 

Pemprov Sulsel juga mendukung Enrekang sebagai daerah pengekspor hasil pertanian ke luar negeri. Pada 2011, Pemprov Sulsel mengalokasikan anggaran stimulus bidang pertanian di Enrekang sekitar Rp17 miliar. Saat ini juga sudah dibangun puluhan embung untuk membantu pengairan masyarakat.

Dengan tersedianya pengairan yang baik, sektor pertanian dan perkebunan dapat lebih maju karena petani bisa mendapatkan hasil panen yang lebih baik. “Ke depan, tidak ada lagi desa di Enrekang yang tidak memiliki embung,” kata Syahrul saat membuka acara Tudang Sipulung Kawasan Kapet Pare-Pare di Masjid Taqwa,Kota Enrekang,kemarin.

Dia juga meminta Pe-merintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang mengoptimalkan peran swasta. Sektor swasta dinilai bisa memberi konstribusi besar dalam memajukan pembangunan dan perekonomian daerah. “Pemerintah dan masyarakat harus bisa memberikan ruang untuk kegiatan usaha sektor swasta di daerahnya,” ujar Syahrul.

 Bupati Enrekang, La Tinro La Tunrung mengatakan,Pemprov Sulsel selama ini sudah banyak membantu pemerintah dan masyarakat Enrekang. “Peran Pemprov Sulsel cukup besar dalam memajukan daerah ini,”katanya. joni lembang 

Read More >>

Pemprov Pertanyakan Data Kemenkes


Rabu, 26 September 2012
MAKASSAR – Pemprov Sulsel mempertanyakan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyatakan Sulsel merupakan provinsi di kawasan timur Indonesia (KTI) yang paling kekurangan tempat tidur di rumah sakit (RS).

Padahal peningkatan jumlah tempat tidur di RS justru saat ini meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Rachmat Latief mengungkapkan, sejak 2011, jumlah tempat tidur mengalami peningkatan dari 4.000 menjadi 5.500 buah tempat tidur.Angka tersebut dinilainya mencukupi untuk melayani kebutuhan masyarakat Sulsel. ”Apa yang disebutkan Ibu Menkes (Nafsiah Mboi), kami belum pernah disurati atau melihat datanya. Kalau memang dinilai kurang,dari segi apanya yang kurang?,” katanya saat dikonfirmasi,kemarin.

Data Kemenkes menyebutkan, dari 12 provinsi di KTI, Sulsel menempati urutan pertama kekurangan fasilitas kesehatan tersebut yakni mencapai 1.968 buah. Laporan ini disampaikan Nafsiah Mboi pada pertemuan Forum Kawasan Timur Indonesia (FKTI) VI di Hotel Swiss Bell, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), sehari sebelumya. Rachmat Latief mengatakan, dari sekitar 5.500 tempat tidur RS yang ada,pihaknya belum pernah menemukan adanya laporan masyarakat yang mengeluhkan mengenai kurangnya fasilitas itu.

Hal ini dinilai,pemanfaatan fasilitas RS berjalan normal dengan pasien yang ada.Begitu pun dengan tempat tidur dipakai secara bergantian, sehingga pemanfaatannya mencapai di atas 85%. ”Kalau dianggap kurang, kami merasa tak pernah ada keluhan. Saya mesti lihat dulu datanya. Perincian dan dasar perhitungannya seperti apa. Kalau memang ada, kami minta Kemenkes mengirimkan data itu,”bebernya.

Saat ini, lanjut Rachmat, di Sulsel terdapat 32 RS pemerintah dan 38 RS milik swasta. Jumlah tersebut dinilainya telah mencukupi untuk melayani kesehatan warga Sulsel. Begitupun dengan data bahwa ditempatkannya Sulsel urutan pertama dalam kasus AIDS di pulau Sulawesi yakni mencapai 874 kasus. Provinsi lainnya di pulau Sulawesi menyusul Sulut 361, Sulteng 115, Sultra 58, serta Gorontalo 13 kasus.

Rachmat mengatakan, perhitungan jumlah kasus AIDS harus dilihat berdasarkan jumlah rasio penduduk dengan kasus yang ditemukan. Jangan sampai,daerah yang padat penduduk dan yang tidak disamaratakan. ”Ini harus dilihat dari rasio penduduknya dan yang terkena kasus AIDS.Jangan samakan Sulsel dengan Sulbar yang jumlah penduduknya sedikit,” bebernya.

Dia mengaku,jumlah penderita HIV/AIDS di Sulsel hingga Juni 2012 lalu mencapai 5.358. Jumlah ini merupakan akumulasi dari seluruh penderita di daerah ini, baik yang masih hidup maupun meninggal dunia. ● wahyudi 

Read More >>

International Celebes Dragon Boat - Ajang Promosi Sulsel ke Mancanegara


Rabu, 26 September 2012

Dragon Boat Festival 2012/06/23
MAKASSAR – International Celebes Dragon Boat Festival yang akan digelar di Makassar pada 2-4 November 2012 dipastikan diikuti peserta dari 10 negara. Event tersebut diharapkan mampu memberi dampak positif bagi kepariwisataan dan perekonomian di Sulsel. 


“Event itu akan mendatangkan setidaknya 300 orang peserta ke Makassar,”kata Ketua Panitia Celebes Dragon Boat, Arwan Tjahyadi di Makassar kemarin. Kunjungan 300 orang peserta asing tersebut juga dipastikan memberikan dampak ekonomi, apalagi jika acara dilaksanakan dengan baik. Tidak menutup kemungkinan, kata dia,peserta dari 10 negara tersebut akan mempromosikan Makassar sepulangnya mereka ke negara masing-masing.

Peserta yang memastikan hadir di antaranya dari New Zealand, Filipina, Australia, Kanada, Taiwan,Macau,Hongkong, Singapura, Malaysia, Myanmar dan tuan rumah Indonesia. “Dragon boat ini adalah cabang olahraga yang terbesar pesertanya. Bisa sampai 20 orang sekaligus. Kalau tiap negara diwakili 25 orang dengan ofisialnya, berarti 300 orang akan ada di Makassar selama event berlangsung,Itu peluang yang sangat besar buat ekonomi Makassar,”ujarnya.

Penasihat Lingkar Penulis Pariwisata (LPP) Bambang Haryanto mengatakan, acara tersebut pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia dan sudah terdaftar di International Dragon Boat Federation (IDBF) sehingga perlu diapresiasi. “Ajang ini masih dalam tahap sosialisasi dan melibatkan teman-teman penulis pariwisata nasional maupun luar negeri. Kita berharap keterlibatan mereka bisa memperkenalkan event ini ke sejumlah negara- negara lain,”kata dia.

Pemerintah Provinsi Sulsel juga diminta mengapresiasi acara ini karena akan menjadi momentum untuk menjadikan Sulsel sebagai tempat yang layak untuk berwisata dan indah untuk bermukim. rahmat hardiansya 

Read More >>