MAKASSAR, -Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan Canadian
International Development Agency (CIDA) atau Badan Pembangunan
Internasional Kanada sepakat mengentaskan kemiskinan di Sulsel.
Keinginan bersama itu terungkap saat Direktur Regional CIDA untuk
Asia, Mr Nankivell, melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulsel
Syahrul Yasin Limpo di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal
Sudirman, Makassar, Selasa, 5 Juni.
“Saya sangat senang kalau pembicaraan kita ini bisa ditindaklanjuti dengan kesepakatan kerja sama,” kata Syahrul.
Ia mengungkapkan, Sulsel adalah Center Point of Indonesia (CPI) dan
menjadi daerah penyangga utama pangan beberapa provinsi di Indonesia.
Sulsel kaya akan komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, hingga
pertambangan.
“Kami punya banyak ikan dan rumput laut,” ujar mantan Bupati Gowa dua periode ini.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu
berharap, CIDA bisa melakukan lebih banyak lagi untuk Sulsel. Bukan
hanya kerjasama di bidang sosial kemasyarakatan.
Tetapi, CIDA bisa ikut berperan untuk mengajak para pengusaha di Kanada
membangun industri di Sulsel. Hal itu juga akan berdampak pada
penurunan angka kemiskinan di Sulsel.
“Kami punya biji besi dan galena, termasuk nikel, emas, dan hasil tambang lainnya,” urainya.
Syahrul meyakinkan jika aparat pemerintahan di Sulsel bekerja dengan
tulus untuk rakyat dan tidak melakukan hal yang bertentangan dengan
aturan dalam hal pengelolaan keuangan. Hal itu terbukti dengan diraihnya
opini penilaian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) Clean and Clear.
“Kami juga konsisten dalam hal pelestarian lingkungan hidup. Karena
itu, meskipun kami memiliki pertambangan yang cukup banyak, saya tidak
mengeluarkan izin baru lagi. Hal ini untuk menjaga lingkungan,”
tegasnya.
Sementara, Direktur Regional CIDA untuk Asia, Mr Nankivell,
menjelaskan, tujuan kedatangannya menemui Gubernur Syahrul untuk
mendiskusikan kerjasama antara Kanada dan Sulsel dalam hal pembangunan
masyarakat untuk mengurangi kemiskinan.
“Pembangunan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan ini
terkonsentrasi pada masyarakat pesisir dan yang tinggal di sekitar
aliran sungai,” jelasnya.
Nankivell mengungkapkan, sebelumnya sudah ada beberapa program CIDA yang
dilaksanakan sejak tiga tahun lalu. Antara lain, di Kabupaten Maros,
Pangkep, Barru, Takalar, Bantaeng, dan Bulukumba.
“Ada juga yang sementara berjalan dan ada program yang baru akan dimulai,” imbuhnya.
Ia menambahkan, jumlah dana yang dikucurkan CIDA untuk pembangunan
masyarakat di Indonesia secara keseluruhan mencapai 20 juta dolar Kanada
tiap tahun.
“Kami tidak bisa menguraikan satu per satu. Karena, tiap proyek atau program ada dananya masing-masing,” tambahnya. (*/ute)