Makassar, --Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, memaparkan kinerjanya
dalam kurun waktu empat tahun terakhir di hadapan ribuan rakyat Sulsel
dari berbagai kalangan. Paparan Publik Empat Tahun Pembangunan Sulsel
yang dipandu presenter Farhan dan Anya Dwinov itu, dilaksanakan di
Gedung Celebes Convention Center (CCC), Makassar, Minggu (8/4).
Pemaparan dimulai dengan memperlihatkan apa yang dimiliki Sulsel pada
tahun 2008. Empat tahun lalu, tidak ada rumah sakit gratis,
puskesmas pun tidak gratis. Puskesmas hanya memiliki 274 kamar sedangkan rumah sakit hanya memiliki 4.224 kamar.
Tahun 2008 lalu, produksi beras hanya 1,1 juta ton. Produksi rumput laut
hanya 748.527 ton. Suplai listrik tidak pernah mencukupi sehingga
terjadi krisis listrik di Sulsel. Bangunan bersejarah Fort Rotterdam
terabaikan dan tidak terawat.
"Empat tahun lalu tidak ada Center Point of Indonesia (CPI), tidak ada
program Gernas Kakao, infrastruktur jalan sangat memprihatinkan," kata
Syahrul.
Benarkah pasangan Syahrul Yasin Limpo - Agus Arifin Nu'mang (Sayang)
bekerja? Syahrul menjelaskan, saat ini, Sulsel memiliki RS Sayang Rakyat
yang memberikan pelayanan kesehatan gratis untuk rakyat Sulsel. Rumah
sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan kelas III yang direncanakan
memiliki 1.000 tempat tidur. Rumah sakit yang berlokasi di Bulurokeng
itu saat ini memiliki 250 tempat tidur.
"Empat tahun lalu, tidak ada pelayanan kesehatan gratis. Ke puskesmas
pun juga harus bayar. Sekarang, di Sulsel, kesehatan gratis," ujarnya.
Peraih penghargaan Bintang Maha Putera Utama itu, mengungkapkan, empat
tahun lalu, Sulsel mengalami krisis listrik. Tahun 2008 hanya ada 428
MW. Dalam kurun waktu empat tahun, April 2012, Sulsel memiliki energi
826 MW.
"Dulu, benteng Rotterdam yang merupakan peninggalan sejarah tidak
terawat dan terabaikan. Sekarang, benteng tersebut menjadi salah satu
destinasi wisata dan sedang kami revitalisasi," terangnya.
Alasan dilakukan revitalisasi, kata Syahrul, karena bangunan yang ada di
sekitar benteng, utamanya gedung RRI, gedung Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, dan gedung veteran sangat mengganggu bentuk dan karakter
bangunan benteng.
"Semua gedung itu akan direlokasi agar nilai dan karakter benteng dikembalikan ke lingkungan awalnya," jelasnya.
Di sektor pertanian dan perkebunan, Sulsel mengalami peningkatan yang
sangat signifikan dalam rentang waktu empat tahun terakhir. Stok beras
tahun 2011 mencapai 2,76 juta ton dan rakyat mendapatkan penghasilan
dari produksi beras tersebut sebesar Rp14 triliun.
Untuk kakao, Sulsel menanam 14 juta lebih pohon dan merehabilitasi 80
ribu hektar. Tahun 2008-2010, rata rata produksi kakao Sulsel tumbuh
25,60 persen per tahun. Sedangkan, untuk produksi rumput laut, naik
menjadi 1.644.128 ton. Tumbuh lebih dari dua kali lipat. Produksi rata-
rata tumbuh 19,87 persen per tahun. Bahkan, triwulan ke III tahun 2011
telah mencapai 1.644 ribu ton.
"Dengan produksi tersebut, target pencapaian tahun 2013 sebesar 1 juta ton telah tercapai," tuturnya.
Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi di Sulsel juga terus menggeliat.
Untuk pertama kalinya, pertumbuhan ekonomi di Sulsel melebihi Pulau
Jawa. Bahkan, saat ini tertinggi di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi
8,64 persen. Tahun 2008 jumlah uang yang beredar di Sulsel hanya Rp68
triliun dan tahun 2011 meningkat tajam hingga mencapai Rp137,4 triliun.
Indikator lainnya, tahun 2008 jumlah penerbangan di Bandara Sultan
Hasanuddin hanya 125 penerbangan per hari. Tetapi, tahun 2011 meningkat
menjadi 202 penerbangan per hari. Jumlah penumpang juga mengalami
perkembangan signifikan. Tahun 2008 hanya 10.049 penumpang per hari.
Tapi, tahun 2011 meningkat menjadi 20.705 penumpang per hari.
"Untuk mensejahterakan rakyat, harus terlebih dulu menghadirkan pemerintahan yang baik," imbuhnya.
Selain pembangunan fisik, kepemimpinan Sayang juga fokus terhadap pembangunan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan.
Program pendidikan gratis di Sulsel berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2009
dan Pergub Nomor 9 tahun 2010, membebaskan biaya pendidikan di sekolah,
pemberian insentif bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta
menambah Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Serta, mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
melalui perluasan dan pemberian kesempatan memperoleh pendidikan yang
berkualitas. Mendorong masyarakat penduduk usia sekolah pada umumnya
keluarga yang tidak mampu pada khususnya untuk memperoleh jenjang
pendidikan dasar dan menengah sampai tamat.
"Kami juga memprogramkan beasiswa seribu doktoral di luar negeri," tambahnya.
Capaian keberhasilan tersebut kemudian terakumulasi pada 109 penghargaan
dari berbagai sektor yang berhasil diperoleh. Diantaranya, penghargaan
Bintang Maha Putera Utama, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), penghargaan Prasamya
Karya Bakti Praja Nugraha sebagai pemerintah daerah terbaik, hingga
masuknya Syahrul Yasin Limpo sebagai nominasi kepala daerah terbaik
dunia World Mayor.
Paparan Publik Empat Tahun Pembangunan Sulsel berlangsung semakin meriah
dengan kehadiran artis ibukota Ebiet G Ade dan Aura Kasih.(Dewi)