Rabu, 08 Agustus 2012

Pengunjung Pasar Butung Rebutan Foto Bareng


RABU, 08 AGUSTUS 2012 

alt
MAKASSAR, -Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo melakukan kunjungan mendadak ke Pasar Butung, Makassar, Selasa, 7 Agustus. Hal tersebut dilakukan untuk melihat dari dekat perputaran perekonomian dan geliat kehidupan masyarakat di bulan Ramadhan.
“Saya ingin mengetahui secara jelas bagaimana perputaran ekonomi di sini. Apalagi, pertumbuhan ekonomi di Sulsel, di atas rata-rata nasional.
Tentunya, penopangnya dari sini,” jelas Syahrul.
Dalam sidak tersebut, pe­­ngunjung dan pedagang di Pasar Butung, berebut men­dekati Syahrul. Orang nomor satu di Sulsel itu juga mengelilingi lods seraya menanyakan kepada pengelola terkait pen­tingnya menjaga kenyamanan pengunjung serta pengamanan saat berbelanja.
“Harus aman, sehingga pengunjung nyaman berbelanja,” kata Syahrul.
Selama lebih kurang 15 menit, Gubernur yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Irman Yasin Limpo, Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Andi Bakti, dan Kepala Biro Humas dan Protokol Agus Sumantri, mengelilingi lods tempat penjualan dari lantai 1 hingga lantai 3.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia itu juga menyempatkan diri ke bilik informasi di lantai 2 dan menyapa pengunjung melalui pengeras suara.
“Mari kita melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan tiada hentinya memperbanyak amaliah sebagai bekal dalam menjalani kehidupan di masa datang,” imbau Syahrul kepada  seluruh pengunjung melalui pengeras suara. (*/ute)
Read More >>

Mentan Kagumi Pertanian Sulsel


Rabu, 8 Agustus 2012

JAKARTA, FAJAR -- Menteri Pertanian Republik Indonesia, Suswono, mengaku sangat mengagumi pertanian Sulsel. Apalagi, keberhasilannya dalam menyanggah kebutuhan beras di kawasan timur Indonesia. Hal itu diungkapkan Suswono, usai rapat kabinet terbatas di Kantor Kementerian Pertanian, kemarin.

Menurutnya, Sulsel harus bisa mempertahankan bahkan meningkatkan surplus berasnya tersebut, sehingga bisa memberi banyak kontribusi terhadap target overstok beras nasional 10 juta ton beras, pada 2014 mendatang.
Setelah sukses mencapai produksi 2 juta ton overstock beras di Sulsel setiap tahunnya sejak 2008, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) langsung mendapat kepercayaan penuh dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membantu persoalan pangan nasional.

Presiden SBY meminta agar Gubernur Syahrul menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mencapai target overstock atau surplus  10 juta ton beras untuk tingkat nasional. Jika Sulsel mampu 2 juta ton overstock beras per tahun, maka SYL dibebankan harus ikut memikirkan langkah strategis apa yang harus ditempuh secara nasional untuk mencapai target tersebut.

"Karena di Sulsel berhasil mencapai overstock 2 juta ton beras setiap tahunnya, maka pak SBY memerintahkan saya untuk menyiapkan konsep bagaimana mencapai overstock beras 10 juta ton secara nasional. Itulah hasil dari rapat kabinet terbatas, Senin yang saya ikuti," ujar Syahrul, Selasa 7 Agustus.

Syahrul memang diundang oleh Presiden SBY untuk ikut Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin langsung SBY di Auditorium Gedung F Kantor Kementrian Pertanian, Jalan Harsono RM No 3, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta, Senin 6 Agustus.

"Kehadiran saya sebagai pendamping tetap Presiden di Sidang Kabinet Terbatas," tambah Syahrul.
Syahrul mengungkapkan, kepercayaan SBY terhadap dirinya tak akan disia-siakan. Dia bersama sejumlah pihak terkait akan merumuskan langkah apa saja secara strategis untuk memenuhi target overstock beras secara nasional yakni 10 juta ton.

"Ini sebuah tantangan dan harus saya jalani. Insya Allah, konsepsi 2 juta ton beras yang berhasil di Sulsel akan kita sukseskan bersama secara nasional," kata Syahrul.
Dia mengatakan, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan jaminan ketersediaan pupuk secara konstan dari pihak pemerintah setempat, optimalisasi pengairan, efisiensi pertanian, dan lain sebagainya.

Di Sulsel, lanjutnya, meski telah terjadi anomali cuaca, namun produksi beras tetap terus mengalami peningkatan. Pada 2007 lalu, sebelum surplus 2 juta ton ditetapkan hanya mencapai 1,6 juta ton. Baru setelah ditetapkan target 2008, produksi surplus beras Sulsel di atas 2 juta ton, yakni 2,2 juta ton, selanjutnya 2,5 juta ton (2009), 2,6 juta ton (2010) dan 2,9 juta ton (2011). Dan pada 2012 ini akan ditargetkan di atas 3 juta ton surplus beras di Sulsel. "Tak mengherankan jika Sulsel menjadi pilar utama perekonomian bangsa Indonesia," tegas Syahrul.

Selain di bidang pangan, Presiden SBY juga meminta Syahrul menyiapkan langkah untuk menggenjot produksi sapi. Maklum, Sulsel dinilai berhasil sehingga bisa mencapai stok satu juta ekor sapi.

Sementara itu, Kadis Pertanian, Luthfi Halide mengatakan, tahun ini produksi beras di Sulsel sudah surplus 2,067 juta ton. Selain dikirim melalui perdagangan antarpulau, khususnya di 17 provinsi, juga di ekspor ke tiga negara, Korea, Singapura, dan Malaysia.

Untuk ekspor, Sulsel mendapat kuota ekspor 20 ribu ton. Namun, kata Luthfi, perdagangan antarpulau lebih menguntungkan dibanding ekspor. "Tapi lebih menguntungkan kalau perdagangan antar pulau dibanding ekspor. Sehingga kami berpikir untuk lebih memprioritaskan antarpulau," ungkap Luthfi.  (asw/sil)


Sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120808003609-mentan-kagumi-pertanian-sulsel
Read More >>

Guberur Sulsel Pendamping Presiden di Sidang kabinet


Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo  mendapat kepercayaan penuh dari Presiden Republik Indonesia, H.Susilo Bambang Yudhoyono untuk membantu persoalan pangan nasional. Presiden meminta agar Syahrul menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mencapai target overstok nasional 10 juta ton pangan. Hal tersebut terungkap dalam Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin langsung SBY di Auditorium Gedung F Kantor Kementrian Pertanian, Jalan Harsono RM No 3 Ragunan Pasar Minggu, Jakarta, Senin 6 Agustus 2012.
Gubernur mengatakan kehadirannya sebagai pendamping tetap Presiden di Sidang Kabinet Terbatas yang membahas masalah pertanian, khususnya kesiapan nasional overstok pangan. Syahrul mengatakan bahwa Presiden SBY memberi kepercayaan kepada dirinya untuk membuat susunan dan konsep, langkah-langkah strategis apa yang bisa dilakukan untuk mencapai target 10 juta ton pangan tersebut. Apalagi Sulsel yang berhasil meraih surplus 2 juta ton dinilai berhasil. Selain di bidang pangan, presiden juga meminta Syahrul menyiapkan langkah untuk menggenjot produksi sapi. Pasalnya, Sulsel dinilai berhasil sehingga bisa mencapai stok satu juta ekor sapi.
Berdasarkan pengalaman di Sulsel itulah, saya diminta membuat rujukan, apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mem-back up secara nasional. Masalah kedelai, juga menjadi persoalan yang dibahas dalam Sidang Kabinet Terbatas tersebut. Bagaimana menggenjot produksi kedelai di Indonesia. Masalah kedelai ini, Sulsel diminta ikut mengambil peran. Termasuk  empat gubernur lain yang juga dinilai berhasil di bidang pertanian.
Presiden juga memintanya memberikan masukan dan menyiapkan konsep terkait akan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) untuk memanfaatkan lahan-lahan terlantar. Sehingga ke depannya tidak ada lagi lahan-lahan yang tidak berproduksi. Gubernur diminta membuat masukan untuk Inpres.

Sr/An (Rabu, 8 Agustus 20012)
Read More >>

Belajar dari Sulsel Cara Mencegah Krisis Kedelai


Selasa, 7 Agustus, 2012
Akhirnya Presiden Su silo Bambang Yudhoyono (SBY) perlu memanggil Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) ke Sidang Kabinet Terbatas. Mau gimana lagi? Krisis kedelai yang berlangsung belum lama ini jelas jadi alarm keras bahwa ketahanan pangan kita ternyata butuh perhatian khusus.
Gara-gara peristiwa itu, kita semua sadar: negara kita terlalu bergantung pada hasil bumi negeri lain. Hal yang mengherankan mengingat julukan ‘negara agraris’ masih diajarkan di sekolah-sekolah dasar hingga kini.

Saya pribadi melihat persoalan pangan adalah salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi negara kita tidak secepat negara Asia lainnya. Dulu Indonesia mengekspor beras dan mendapat pemasukan dari sana, kini kita mengimpor beras sehingga anggaran negara untuk sektor lain jadi berkurang; pendidikan misalnya.
Untuk pertanian, sebenarnya Indonesia bukan bergantung sepenuhnya pada hasil impor. Kita juga memproduksi, hanya saja kuantitasnya jauh dari kebutuhan. Nah, menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha (sekitar 3 bulan lagi), kebutuhan pangan pasti melonjak. SBY (dan kita semua) tentu tidak ingin ada krisis tahu-tempe atau krisis beras, daging, cabai, dan lain-lain.
SYL bukanlah satu-satunya gubernur yang menghadiri Sidang Kabinet Terbatas, ada 4 gubernur lain. Tapi secara khsusus, gubernur Sulsel ini mendapat kepercayaan penuh dari presiden karena prestasinya di bidang pertanian.
Di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo, Sulawesi Selatan tercatat sebagai penerima Adi Karya Pangan Nusantara dalam tiga tahun terakhir, Satya Lencana Pembangunan Pertanian untuk Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) tiga tahun berturut-turut 2008-2010 serta Satya Lencana Wirakarya Pembangunan 2011.
Tentunya kita layak berharap banyak pada SYL untuk memberi masukan-masukan kepada SBY soal cara meningkatkan ketahanan pangan kita. Bahkan target
10 juta ton pangan untuk Indonesia harusnya bisa dicapai karena Sulsel sendiri sukses mendapatkan surplus pangan sebesar 2 juta ton.
Masalah kedelai yang kemarin heboh juga dibahas dalam Sidang Kabinet Terbatas tersebut. SYL diminta memberikan susunan dan konsep, langkah-langkah strategis apa yang bisa dilakukan agar produksi kedelai di Indonesia bisa digenjot. Semoga kita tidak perlu lagi mengimpor, bahkan kalau bisa berganti jadi negara pengekspor kedelai.
Selain di bidang pangan, Presiden SBY juga meminta Syahrul menyiapkan langkah untuk menggenjot produksi sapi. Pasalnya, Sulsel dinilai berhasil sehingga bisa mencapai stok satu juta ekor sapi. Hal ini tentu saja untuk mengantisipasi melonjaknya kebutuhan daging menjelang Lebaran. Meski tidak sampai menjadi negara pengekspor sapi, tapi setidaknya mudah-mudahan kita tidak perlu lagi mengimpor daging dari negara lain yang dihantui wabah sapi gila.
Bagi saya, bisa mengekspor itu bagus. Namun status tidak menjadi negara pengimpor itu saja sudah cukup. Sebab hal itu berarti uang negara kita bisa dialokasikan ke bidang lain secara optimal. Dengan begitu perlahan-lahan negara ini bisa dibangun. Meski tidak langsung menjulang luar biasa seperti Qatar, tapi setidaknya kita bisa maju tanpa ketergantungan ke pihak asing.
Semoga pak Syahrul Yasin Limpo bisa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga ketahanan pangan Indonesia bisa membaik agar saya (serta semua masyarakat Indonesia) bisa jajan gorengan tahu-tempe lagi dan ukuran daging rendang di rumah makan Padang tidak menyusut lagi. [Krisna Tobing]
Read More >>

Gubernur Evaluasi Kinerja Pemerintahan


Rabu, 08 Agustus 2012

MAKASSAR – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup pemprov untuk bekerja lebih serius di sisa tahun 2012,yang juga masa akhir periodenya tersebut.

“Saya mau bersih-bersih sebelum akhir tahun anggaran ini.Ini kan juga akhir tahun masa jabatan saya,” katanya usai memimpin rapat tertutup bersama sejumlah kepala SKPD di ruang kerjanya,kemarin. Karena itu, dia meminta agar seluruh administrasi serta penggunaan anggaran harus dievaluasi sedini mungkin. Dengan demikian, kendala yang kemungkinan timbul khususnya yang terkait masalah hukum ataupun adminstrasi, bisa diminamlisir.

Selain itu, dia juga menugaskan kepada seluruh kepala SKPD agar rutin melaporkan setiap perkembangan program yang dilakukannya. Hal ini juga sebagai motivasi bawahannya bekerja serius. “Adminstrasi diperbaiki, kita kan menuju perubahan anggaran.Avaluasi harus jalan. Ramadan ini dipakai untuk koreksi dan penyemburnaan. Asisten dan setiap biro harus punya target,”bebernya.

Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Syahrul juga melakukan evaluasi terhadap realisasi penggunaan APBD hingga triwulan II 2012 ini tidak mencapai target 50%. Hingga kini,realisasi fisik baru mencapai 45,75%, dan realisasi keuangan 36,79%. Padahal, target realisasi 50% pada pertengahan tahun 2012 ini merupakan salah satu progres yang ditekankan gubernur kepada anak buahnya.

Selain menggenjot proyek yang ada,hal ini juga diakuinya terkait menjelang Pilkada Gubernur Pilgub Sulsel 2013 nanti. “Termasuk saya evaluasi target Triwulan II. Tapi saya anggap tak masalah, karena memang ada program-program yang bersakutan dengan dekonsentrasi,” kilahnya.

Pada Triwulan III 2012 mendatang, dia kembali menargetkan agar seluruh SKPD bisa menuntaskan seluruh programnya di tahun ini.Sehingga pada Triwulan IV mendatang hanya tinggal penyempurnaan. “Saya mau semuanya tuntas. Dalam waktu singkat, saya akan kumpulkan lagi kepala SKPD untuk dengarkan ekspornya masing-masing, termasuk persiapan anggaran perubahan,” tandasnya.

Diketahui, tahun 2012 ini merupakan masa akhir periode pertama Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang menahkodai Sulsel.Keduanya pun kembali bertarung pada Pilgub 2013 mendatang untuk bisa memimpin dua periode. ● wahyudi 
Read More >>

Syahrul Tangani Pangan Nasional


Rabu, 08 Agustus 2012
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo sebagai penanggung jawab program pencapaian surplus beras nasional sebanyak 10 juta ton.


Penunjukan ini menyusul kesuksesan Sulsel mencapai over produksi beras 2 juta ton sejak 2008 lalu. Presiden SBY meminta agar Syahrul Yasin Limpo menyiapkan langkah strategis yang akan diterapkan secara nasional untuk mencapai target surplus 10 juta ton beras sekaligus mengamankan cadangan beras nasional.

“Sulsel berhasil mencapai overstock 2 juta ton beras sejak 2008 lalu.Karena itu,Presiden SBY memerintahkan saya untuk menyiapkan konsepsi bagaimana mencapai overstock beras 10 juta ton secara nasional. Itulah hasil dari rapat kabinet terbatas kemarin saya ikuti,” ujar Syahrul Yasin Limpo dalam siaran persnya kepada SINDO di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya,Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini diundang Presiden SBY untuk mengikuti Sidang Kabinet Terbatas di Auditorium Gedung F Kantor Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM No 3,Ragunan, Pasar Minggu,Jakarta. Mantan Bupati Gowa dua periode ini mengatakan, kepercayaan SBY untuk menangani persoalan pangan nasional tidak akan disia-siakan.

Menurutnya, dia bersama bersama stakeholder terkait akan merumuskan langkah strategis untuk memenuhi target overstockberas secara nasional yakni 10 juta ton.Salah satunya dengan menyerap program yang diterapkan di Sulsel. Dia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan jaminan ketersediaan pupuk secara konstan dari pihak pemerintah setempat. Selain itu, harus dilakukan optimalisasi pengairan dan efisiensi pertanian.

Hal ini telah diterapkan di Sulsel dimana telah terjadi anomali cuaca, namun produksi beras tetap mengalami peningkatan. Pada 2007 lalu,sebelum surplus 2 juta ton beras dicanangkan, kemampuan produksi petani maksimal 1,6 juta ton per tahun. Setahun kemudian, dengan optimalisasi lahan pertanian, perbaikan saluran irigasi, pemupukan, dan pola tanam yang disesuaikan dengan kondisi cuaca, produksi beras Sulsel mencapai 2,2 juta ton.

Terakhir, pada 2011 lalu, surplus produksi mencapai 2,9 juta ton yang disalurkan pada 14 provinsi di Indonesia Timur. ”Ini sebuah tantangan dan harus saya jalani.Insya Allah,konsepsi 2 juta ton beras yang berhasil di Sulsel akan kita sukseskan bersama secara nasional,” kata Syahrul. Menurut dia, dalam rapat tersebut, Presiden juga menyinggung masalah kedelai yang kerap bermasalah.

SBY berharap, produksi nasional bisa digenjot sehingga tidak terjadi kelangkaan yang membuat harga tempe melambung. ”Masalah kedelai ini,Sulsel diminta ikut mengambil peran. Termasuk, empat gubernur lain yang juga dinilai berhasil di bidang pertanian,”urainya. Selain di bidang pangan, Presiden SBY juga meminta Syahrul menyiapkan langkah untuk menggenjot produksi sapi untuk mencapai swasembada daging nasional.

Maklum, Sulsel dinilai berhasil sehingga bisa mencapai stok satu juta ekor sapi. ”Berdasarkan pengalaman di Sulsel itulah, saya diminta membuat rujukan, apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mem-back up secara nasional,” jelasnya. Presiden SBY juga memintanya memberikan masukan dan menyiapkan konsep terkait akan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) untuk memanfaatkan lahan terlantar.

Dengan inpres ini diharapkan, kedepannya tidak ada lagi lahan tidur. “Saya diminta membuat masukan untuk Inpres tersebut,” katanya. Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Agus Sumantri mengatakan, Syahrul memang dipanggil oleh Presiden SBY untuk menghadiri Sidang Kabinet Terbatas di Auditorium Gedung F Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.

 “Bukan hanya sebagai Ketua APPSI, tetapi pemikiran Syahrul Yasin Limpo sangat diharapkan bersama menteri Kabinet Indonesia Bersatu II untuk merumuskan dan menyusun kebijakan pemerintah,”katanya. abriandi 

Read More >>