Selasa, 29 Mei 2012

Ribuan Keluarga Korban Banjir Terima Bantuan


Selasa, 29 Mei 2012
BELOPA – Sekitar 22.000 keluarga korban banjir di empat kecamatan di Kabupaten Luwu menerima bantuan logistik dari Pemerintah Provinsi Sulsel kemarin.
Bantuan yang diterima korban banjir di Suli, Suli Barat, Larompong dan Larompong Selatan ini berupa bahan makanan dan minuman, pakaian layak pakai, dan obat-obatan. Korban banjir di empat kecamatan ini mencapai 20.000 kepala keluarga. “Kami berterima kasih kepada Gubernur Sulsel yang menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Luwu ini.Apalagi, sekitar 22.000 keluarga korban banjir memang sangat butuh bantuan,” ujar bupati Luwu Andi Mudzakkar saat menerima bantuan Pemprov Sulsel dari Kepala Seksi Bencana Alam Dinas Sosial Sulsel, Andi Rahman Saleh, di Belopa kemarin.

Menurut Cakka,Pemkab masih mendata total kerugian akibat banjir bandang yang terjadi Kamis(24/5) lalu,termasukmendata berbagai infrastruktur publik yang rusak.“Khusus kerusakan infrastruktur publik ditaksir mencapai Rp6 miliar,” kata Cakka.

Terserang Penyakit

Warga korban banjir di 33 desa di tujuh kecamatan di Luwu Utara (Lutra) mulai terserang penyakit seperti diare, gatal-gatal,dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Sejumlah warga mulai memadati Puskesmas Kecamatan Malangke Barat dan Puskesmas Bonebone kemarin.

“Umumnya keluhan warga yang datang berobat adalah diare dan penyakit kulit seperti gatal-gatal,” ujar Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas Bonebone Khaerul,kemarin. Banjir di Lutra ini terjadi pada Jumat (25/5). Banjir merendam ratusan rumah warga, sarana pendidikan dan tempat ibadah. Pemkab Lutra belum mendata jumlah kerugian material akibat banjir ini. ● chaerul baderu/ abdul aziz 

Read More >>

Sulsel Jadi Pusat Industrialisasi Udang KTI


Selasa, 29 Mei 2012

JAKARTA,  -- Sulawesi Selatan, bakal menjadi pusat industrialisasi udang di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo, Senin, 28 Mei di Jakarta.

Menurut Sharif, industrialisasi udang akan dilakukan secara bertahap dari 2012 sampai 2014. Diawali dari kawasan Pantai Utara Jawa yang mencakup empat provinsi di Jawa dan Banten. Untuk Provinsi Banten, akan dilakukan di Kabupaten Tangerang dan Serang Provinsi Banten, sementara di Provinsi Jawa Barat berlokasi di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon.

Kemudian di Provinsi Jawa Tengah berlokasi di Kabupaten Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Demak, Jepara, Pati dan Rembang. Terakhir di Provinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Tubang, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi. Selanjutnya akan dikembangkan di Pulau Sulawesi yakni di Sulsel, dan Sumatera.

Sharif menambahkan, produksi benih udang pada 2011 mencapai 30,2 miliar ekor, terdiri dari 11,1 miliar benih windu, 19,1 miliar benih vaname. Seiring dengan itu, produksi Induk udang pada 2011 mencapai 1.162.000 ekor, terdiri dari 242 ribu ekor udang windu, dan 1.381.000 udang vaname. Ini didukung hatchery skala besar milik swasta sebanyak 24 unit dan HSRT sebanyak 4.545 unit.

Hingga saat sebut Sharif, jumlah Hatchery udang yang bersertifikat berjumlah 49 unit, tersebar di Sumatera Utara (Sumut), Lampung, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, NTB dan Sulsel. Pada 2011, terdapat 570 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang beroperasi di seluruh Indonesia, dan 150 Unit Pengolahan Udang (UPU), dengan kapasitas antara 40-50 persen.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), juga memfasilitasi dan menggalang dukungan dari berbagai instansi kelembagaan terkait, di antaranya pemda, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pertanahan Nasional, dan Perusahaan Listrik Negara. Kementerian PU, turut andil dalam rehabilitasi dan revitalisasi tambak primer dan sekunder. Pada 2012, Kementerian PU telah menyiapkan dana Rp99 miliar. (asw) 



Read More >>

Gubernur Resmikan Proyek Getarbangdes


SELASA, 29 Mei 2012 

Bulukumba, – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo meresmikan beberapa proyek Gerakan Terpadu Pembangunan Pedesaan (Getarbangdes), pada acara Getarbangdes Bulukumba, yang dilaksanakan di Desa Dampang, Kecamatan Gantarang, Senin, 28 Mei.
Adapun proyek yang diresmikan adalah sejumlah kegiatan getarbangdes tahun 2011 dengan total anggaran sebesar Rp171,39 miliar. Antara lain, penyelesaian poros Makassar-Sinjai, poros Bira-Bulukumba, pengerukan dan perluasan pelabuhan Bira, perluasan pelabuhan Leppe’E, review DED Bendung Bayang-bayang, pemba­ngunan 3 unit embung baru, rehab irigasi Bonto Nyeleng dan berbagai infrastruktur lainnya.
Disamping itu, ada pula pencanangan dimulainya proyek getarbangdes tahun 2012 dengan anggaran sebesar Rp213,25 mi­liar. Sehingga, total keseluruhan dana getarbangdes yang diterima Kabupaten Bulukumba sebesar Rp385,64 miliar dan merupakan alokasi dana getarbangdes tertinggi di kawasan selatan-selatan.
Dalam kesempatan tersebut, gubernur Sulsel juga menye­rahkan sejumlah paket bantuan. Yakni, bantuan ternak, bibit pa­ngan, perkebunan, kehutanan, perika­nan, koperasi, rumput laut, dan lain-lain.
Gubernur mengatakan, semua pihak ingin melihat Bulukumba maju dan makin baik. Karenanya, kehadiran program getarbangdes merupakan bagian dari upaya membangun komitmen nurani, hari ini harus lebih baik dari kemarin.
“Kita harus punya komitmen, yang baik-baik itu harus dilanjutkan. Hari esok harus lebih baik dari hari kemarin dan hari ini,” kata Syahrul.
Menghadirkan kehidupan yang lebih baik, lanjutnya, ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, hadirkan pemerintahan yang baik dan berpihak kepada rakyat. Pemerintahan yang baik tidak meladeni dirinya sendiri.
“Hanya dengan pemerintahan yang baik, yang bisa mengantar sebuah daerah berkembang lebih maju. Pemerintahan yang baik, selalu bisa menemukan harapan-harapan rakyat,” ujarnya.
Syarat lainnya, kata mantan Bupati Gowa dua periode itu, jika hadir produksi kehidupan dan aktifitas yang produktif. Pedagang ma­suk di daerah tanpa ragu-ragu. Para petani, peternak, dan nelayan tidak ada kecemasan dan ketakutan.
“Jika pedagang masuk, akan hadir akselerasi ekonomi yang tinggi.Karenanya, pedagang sa­ngat dibutuhkan untuk memberikan nilai tambah terhadap suatu barang dan jasa. Pedagang akan masuk kalau suasana aman, damai, tentram, dan teratur,” terangnya. (rls)
Read More >>

Wagub Membuka Seminar Menggali Potensi Ekonomi Sulsel


Ada sejumlah investasi bisnis di Sulawesi Selatan yang akan ditawarkan kepada para investor negara Eropa Timur dan Tengah. Diantara Investasi bisnis tersebut adalah, pengembangan beras organik, industri pengeringan (dryer) dan gudang, pembangunan pabrik pengolahan hasil pertanian seperti rumput laut, kakao, pengalengan daging serta budidaya perairan. Hal ini dikatakan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, H. Agus Arifin Nu’mang, dalam acara seminar Menggali Potensi Ekonomi Sulsel dan Memanfaatkan Peluang Pasar non Tradisional Negara Eropa Tengah dan Timur, yang berlangsung di Hotel Imperial Aryaduta, Senin, 28 Mei 2012.
Menurut Agus Arifin Nu’mang, ada juga pengolahan nikel, mangan, biji besi dan panas bumi. Selain itu, juga ada investasi pembangunan infrastruktur jalan. Untuk itu diharapkan, dengan adanya seminar ini, perdagangan lintas Sulawesi Selatan dengan negara-negara Eropa akan terus ditingkatkan. Sehingga pengusaha Sulawesi Selatan dapat berinteraksi dengan negara-negara Eropa.
Sementara Deputi Direktur I Kementerian Luar Negeri, Berlian Napitupulu mengatakan, seminar tersebut merupakan misi Kemenlu dalam menjalankan diplomasi ekonomi kedua sisi, dalam negeri dan ke luar negeri. Dalam negeri, Kemenlu melihat sejumlah daerah memiliki potensi ekonomi. Salah satunya, Sulawesi Sulawesi ini sebagai produsen kakao terbesar di Indonesia. Sedangkan negara-negara di Eropa Tengah dan Timur, merupakan pemakai dan pengguna cokelat dalam kehidupan sehari harinya. Negara Eropa Timur juga negara yang kaya di bidang minyak dan gas serta teknologi dan juga alat-alat berat. Sulawesi juga memiliki potensi tambang, Kemenlu membuka diplomasi dan peluang kerjasama investasi negara-negara Eropa Timur, utamanya penggunaan alat berat untuk penambang tersebut. Bahkan, negara-negara Eropa Timur juga memiliki keunggulan bidang tenaga listrik, bidang infrastruktur pembuatan jalan.
Kalau daerah ini punya potensi minyak atau hasil laut, bisa dikerjasamakan. Kita juga harapkan, melalui seminar ini terjadi kontak. Selanjutnya, pengusaha di Sulawesi bisa berkunjung ke negara-negara Eropa untuk melihat pasar disana.  Dengan adanya seminar ini diharapkan memiliki misi dagang, budaya dan pariwisata yang dapat mengikuti pasar yang diadakan di negara-negara Eropa tersebut.
Hr/Tn (Selasa, 29 Mei 2012)

Read More >>