Selasa, 21 Februari 2012

Pola Pertanian Provinsi Sulsel Dilirik Provinsi Lain


Selasa, 21 Februari 2012 

Makassar - Pola pertanian Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan melibatkan TNI dan Polri pada produksi beras dan jagung dilirik oleh banyak provinsi lain.

"Semua provinsi melirik Sulsel karena baru Sulsel yang bisa sinergi dengan TNI dan Polri untuk ketahanan pangan, hal ini patut diapresiasi," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian Spudnik Sudjono di Makassar, Senin.

Salah satu provinsi yang telah melakukan studi ke Sulsel adalah Sumatera Selatan. Ia meyakini, langkah Sumatera Selatan ini akan diikuti oleh provinsi lainnya. Menurutnya, kedisiplinan memang menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam meningkatkan produksi dan ketahanan pangan.

Pada 2012, angka produksi beras nasional diharapkan mencapai 72 juta ton dengan target surplus 10 juta ton. Sedangkan produksi jagung ditargetkan mencapai 20 juta ton dan kedelai 1,9 juta ton.

Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan, pelibatan TNI/Polri pada produksi beras dan jagung di Sulsel dilakukan sebagai motivasi bagi masyarakat yang dinilai mulai enggan turun ke lahan pertanian. "Anak-anak para petani sudah tidak mau membantu orang tuanya dan tidak mau menjadi petani," tambahnya.

Ia menambahkan, setiap wilayah kerja kepolisian resort dan komando distrik militer mengelola 100 hektare lahan padi dan jagung.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel Syharul Yasin Limpo mengatakan, kerja sama pembangunan pertanian dengan TNI dan Polri pada 2012 ditingkatkan dengan menaikkan nilai modal dari Rp10 miliar menjadi Rp16 miliar.

Pada 2011, Pemerintah Provinsi Sulsel mengalokasikan modal dalam bentuk bibit, pupuk dan lainnya senilai Rp6 miliar untuk pengelolaan lahan percontohan padi masing-masing 10 hektare di setiap Dandim, Komando Rayon Militer (Koramil) dan Badan Pembina Desa (Babinsa). Modal tersebut tidak hanya bersumber dari APBD tapi juga dari dana-dana dekonsentrasi.
Kedisiplinan, kata gubernur, menjadi pelajaran sangat berharga bagi masyarakat petani dalam kerja sama tersebut. Ia mencontohkan, saat lahan diserang hama ditandai dengan bendera kuning dan ketika serangan hama telah besar, lahan ditandai dengan bendera merah. Sistem pelaporan yang disajikan juga sangat rapih bahkan dibuat meter per meter.
Hasil kerja sama juga semakin terasa bagi masyarakat karena lahan yang dikelola adalah lahan kelompok masyarakat.

Kerja sama ini, tambahnya, memberikan kontribusi yang sangat besar pada produktivitas pertanian. Paling tidak, kerja sama ini juga menutup peluang bagi tengkulak dan spekulan yang bermain di lapangan.
Sumber : http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36544/pola-pertanian-provinsi-sulsel-dilirik-provinsi-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar