KAMIS, 08 MARET 2012
Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan rombongan meninjau langsung lapangan
pabrik mesin alat pertanian PT Asia Technology, salah satu pabrik
terbesar di Korea yang memproduksi hand tractor dan mesin pertanian
lainnya.
Rombongan
diterima langsung President ATC’(Asia Technology Co,Ltd) Dr Shin Gil
Kim didampingi Manager Director Mr Kim Young Pil, serta sejumlah direksi
perusahaan ATC yang terletak didaerah Seocho-Gu, sekitar 250 km dari
kota Seoul Korea.
Mr
Kim menyampakan penghargaan dan terima kasih karena Pemprov Sulsel
telah memperlihatkan kesungguhan dalam menjajaki kerja sama dan berjanji
akan membantu mewujudkan mekanisasi pertanian di Sulsel, sekaligus
menyampaikan kesiapannya untuk mendirikan pabrik mesin pertanian.
Gubernur
dalam kunjungan itu, selain melihat langsung proses perakitan mesin
alat-alat pertanian, juga telah menandatangani nota kesepahaman untuk
kerja sama mekanisasi pertanian di Sulsel.
Syahrul
dalam penggambarannya tentang kondisi daerah Sulsel mengatakan, dalam
tiga tahun terakhir telah memperlihatkan peningkatan yang signifikan.
Khususnya pertumbuhan ekonomi mencapai 8,64 persen yang tertinggi di
Indonesia.
Selain
itu, Sulsel masih mengunggulkan di sektor pertanian, sehingga sangat
tepat jika ATC bersedia mendirikan pabrik di Sulsel. Bahkan SYL akan
membantu pemasarannya khususnya di 14 provinsi kawasan timur Indonesia.
Sulsel,
katanya, telah kelebihan produksi beras dengan capaian 2 juta ton per
tahun, juga jagung telah mencapai 1.5 juta ton per tahun. SYL bahkan
berjanji akan memberi kemudahan dalam memanamkan modalnya di Sulsel.
Pada
kesempatan kunjungan di Korea, Gubernur SYL memenuhi undangan dari
Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berkuasa penuh untuk Korea. SYL
diterima langsung Dubes Nicholas T Dammen beserta ibu di wisma Duta KBRI
Seoul Korea.
Dubes
Nicholas menyambut baik kunjungan Pemprov Sulsel seraya bernostalgia
karena dubes yang juga berasal dari daerah Toraja namun kariernya lebih
banyakdi kementerian luar negeri dan telah tiga tahun menjabat sebagai
dubes di Korea.
Dubes
Nicho menyampaikan apreasiasinya terhadap kepemimpinan SYLyang banyak
muncul di berbagai media terhadap perkembangan pembangunan daerah
Sulsel.
“Saya
bangga dan mengikuti perkembangan itu,” katanya seraya menggambarkan
bahwa jumlah TKI yang terdaftar di KBRI Korea sebanyak 37 ribu orang.
Jumlah
ini cukup besar dan pada umumnya adalah tenaga skill yang telah melalui
program G to G dan masih ada sekitar 5.000 orang yang ilegal (telah
habis masa kontraknya) dan tetap dipantau.
Dilaporkan
kepada SYL bahwa di Korea telah ada paguyuban warga Sulsel. Mahasiswa
yang menempuh pendidikan atau pertukaran pelajar di bidang sosial budaya
ada sekitar 600 mahasiswa.
Gubernur
SYL menyampaikan terima kasihnya atas penerimaan dan jamuan makan malam
oleh dubes, sembari mengemukakan perkembangan daerah bahwa apa yang
diraih adalah akumulasi dari kegiatan seluruh masyarakar Sulsel bahkan
dukungan dari duta besar.
SYL
juga mengemukakan keheranannya/keharuannya karena di saat mengunjungi
salah satu Mall di pusat Kota Seoul (Mall GUan Do). ada sejumlah orang
meneriakkan yel, yel. “‘Don’t Stop Komandan.”’
Setelah salam-salaman ditelusuri sebagian besar adalah pekerja dan mahasiswa yang belajar di Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar