Selasa, 24 April 2012

Disdik Sulsel Dukung UN SD 2013 Dihapus


Selasa, 24 April 2012
MAKASSAR– Dukungan dihapusnya Ujian Nasional (UN) terus mengalir. Setelah Dewan Pendidikan, kini giliran Dinas Pendidikan Sulsel menyatakan UN tingkat Sekolah Dasar (SD) sudah saatnya dihapus. 

Paling lambat, aturan tersebut harus diberlakukan mulai 2013 dengan alasan hanya memboroskan anggaran serta menjadi beban bagi murid. Kepala Dinas Pendidikan Sulsel A Patabai Pabokori mengemukakan, pihaknya sudah dua kali bersurat ke Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) agar menghapus UN SD dengan alasan kualitas kecerdasan murid tidak ditentukan melalui UN.

Patabai memprotes UN SD karena dilakukan secara sentralistik atau terpusat di Jakarta. “Saya kira kualitas dan kecerdasan murid SD bukan ditentukan lewat UN,yang lebih tahu tentang kecerdasan siswa adalah gurunya.UN belum relevan diterapkan untuk anak SD, itu akan membuat anak-anak stres, itu beban berat buat anak-anak”. “Jadi sebaiknya di kembalikan ke sekolah.Saya sependapat jika dikatakan itu pemborosan anggaran,” katanya di Makassar,kemarin.

Dia mengemukakan,pemerintah pusat mengeluarkan anggaran Rp10 miliar hanya untuk mencetak soal UN SD 2012 khusus di Sulsel saja. Patabai beranggapan uang tersebut lebih bermakna jika dialokasikan untuk membangun laboratorium mental di SD yang selama ini kurang diperhatikan. “Sebaiknya anggaran itu untuk membangun laboratorium mental, membangun masjid atau mushallah di SD.Selama ini, hampir tidak ada SD yang memiliki Masjid,”ucap mantan Bupati Bulukumba dua periode ini.

Patabai menambahkan, anggaran SD bisa juga dialihkan untuk penyatuan gedung SD dan SMP demi meningkatkan kualitas program wajib belajar sembilan tahun. Menjadi aneh, lanjut dia, karena wajib belajar sembilan yang sudah lama dicanangkan pemerintah, masih harus melalui dua kali UN yakni UN SD dan UN SMP sederajat.

Sebelumnya,Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Prof Dr Halide menegaskan UN SD harus dihapuskan karena hanya membuang-buang anggaran serta tidak sejalan dengan program wajib belajar sembilan tahun. Atas pertimbangan itu,dia meminta agar Sulsel menjadi pelopor pendidikan dasar nasional yang berkualitas dengan efisien dengan menghapus UN SD.

“Saya dari dulu setuju konsep satu atap (SD dan SMP) sehingga konsep wajib belajar sembilan tahun terpenuhi mulai dari kelas I-IX SD.Tidak perlu ada ujian SD, ujian akhir nanti pada Kelas IX. Sistem ini akan menampung ide kelas akselerasi dimana anak yang pintar bisa lebih cepat masa belajarnya,”ujarnya.

Menurutnya, Sulsel harus menjadi pelopor wajib belajar sembilan tahun dengan meniadakan UN SD.Hal ini ditunjang dengan pemberlakuan program pendidikan gratis.Menurut guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin,keberadaan UN SD hanya menghambur- hamburkan anggaran.

“UN SD hanya membuangbuang anggaran sehingga harus dihapus. Ini juga untuk efisiensi pendidikan dasar.Diluar negeri itu pendidikan dasar hanya satu kali ujian,”ucapnya. ● supyan umar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar