Minggu, 08 April 2012

RS Kanker Unhas Layani 16 Provinsi KTI

Minggu, 08 April 2012
Image

(ki-ka) Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh dan Rektor Unhas Idrus A Paturusi, saat menghadiri peresmian Rumah Sakit Pendidikan Unhas di Jalan Perintis KM-10, Makassar, kemarin. Rumah sakit bertaraf internasional ini akan menjadi pusat penyakit kanker (cancer center) dan trauma karena kecelakaan (trauma center).
MAKASSAR– Universitas Hasanuddin (Unhas) resmi memiliki Rumah Sakit Pendidikan (RSP) pusat penanganan kanker dan trauma karena kecelakaan. RS ini akan melayani pasien dari 16 provinsi di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

RS sekaligus menjadi pusat pelayanan, pencegahan, dan penelitian, serta pendidikan tentang penyakit kanker maupun trauma,pertama di luar Jawa. Peresmian pusat kanker dan trauma (gedung E dan F) RSP Unhas dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh dihadiri Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo,Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi, Pangdam VII/ Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Nizam,guru besar Unhas, serta seluruh civitas dan alumni khususnya dari Fakultas Kedokteran (FK) Unhas.

“Unhas akan jadi pusat unggulan pembelajaran, tidak hanya di Sulawesi tetapi pusat pembelajaran dunia.Kemajuan Sulsel luar biasa. Kita doakan agar Unhas jadi excellent university,” ujar Mendikbud Mohammad Nuh dalam sambutannya, kemarin. Mohammad Nuh mengemukakan, pembangunan RSP diharapkan dapat mendukung pembangunan sumber daya generasi muda Indonesia yang memasuki fase bonus demografi pada 2010–2035.

Bonus demografi, lanjut Mendikbud, adalah masa di mana Indonesia memiliki usia produktif paling banyak di saat negara-negara maju justru mengalami fase penuaan masyarakat. “2010 - 2035 populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa harus diisi. Karena kalau tidak diisi, maka akan menjadi bencana besar.Keculi memajukan dua hal,pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan jadi satu paket. Itulah jadi kunci, sehingga kita harus all out. Jadikan 2010-2035 sebagai musim tanam,”jelasnya.

Mendikbud menambahkan, untuk membangunan SDM Indonesia yang berkeadilan dan berperikemanusiaan, pemerintah akan membebaskan biaya pendaftaran masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan setiap PTN wajib menerima 20% mahasiswa yang berkategori miskin. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam waktu dekat akan meluncurkan program baru wajib belajar (wajar) 12 tahun, serta bantuan operasional untuk mahasiswa pascasarjana untuk usia muda dengan tujuan melahirkan doktor di bawah 20 tahun.

Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi mengemukakan, kehadiran RSP yang dibangun dari dana APBN sejak pertengahan 2010 adalah jawaban Unhas kepada masyarakat. Selama ini, penderita penyakit kanker dan kecelakaan di Sulsel dan 16 provinsi di kawasan timur Indonesia (KTI) terus meningkat, namun tidak ada RS khusus untuk penanganan, kecuali ke Jawa. Idrus mengemukakan, jumlah penderita penyakit kanker yang ditemukan di Sulsel sebanyak 1.120 kasus dari 2006- 2010.

Tertinggi adalah kanker payudara, diikuti kelenjar lidah, kanker mulut, jaringan lunak, dan kanker kulit. Sementara, untuk kasus trauma, lanjut dia, salah satu dokter Unhas yang sukses dua kali melakukan operasi penyambungan tangan yang putus karena jatuh dari motor dan mahasiswa korban tawuran. “Satu hal yang dulu tidak mungkin kini mungkin dilakukan. Penyakit tumor yang dulu harus diamputasi, sekarang tinggal dibuang tumornya,”ujarnya.

Kehadiran RSP juga akan menampung lulusan kedokteran Unhas yang disebut saat ini ada 1.000 dokter muda, 900 residen, dan ribuan yang masih mahasiswa. Kehadiran pusat kanker yang memiliki 300 tempat tidur mendukung RSUP Wahidin Sudirohusodo yang hanya memiliki 700 tempat tidur. Hanya saja,saat ini RSP Unhas baru melayani pengobatan gratis untuk pengguna kartu Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Askes.

Untuk pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Idrus menyebut itu akan dipikirkan oleh Pemprov Sulsel. Meski begitu,alumni FK Unhas ini mengklaim biaya perawatan di RSP cenderung murah yakni hanya Rp100.000 untuk ruang perawatan kelas III.RSP juga memiliki ruang perawatan untuk kelas VVIP, kelas VIP, kelas I dan kelas II.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kehadiran RSP Unhas adalah kewajiban moral Pemerintah Pusat untuk menghadirkan infrastruktur dasar pendidikan dan kesehatan di daerah. Apalagi Makassar merupakan pusat rujukan kesehatan, sekaligus tujuan pendidikan bagi warga di 16 provinsi di KTI. Dalam satu tahun, ada 48.000 masyarakat Sulsel yang berangkat ke luar negeri di mana 20-15% dengan tujuan berobat.

Karena itu,Syahrul berharap kehadiran RSP Unhas betul- betul memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga masyarakat Sulsel tidak perlu jauh berobat ke luar negeri. “Ada tiga hal yang jadi prioritas, salah satunya memperbaiki ekonomi. Sistem apapun kalau ekonomi tidak jalan, itu jadi masalah. Dan pertumbuhan ekonomi Sulsel tertinggi sekarang. Uang makin banyak, orang makin mau dirawat dengan semakin baik.Dia mencari yang lebih baik,yang lebih bagus,” kata mantan Bupati Gowa dua periode ini.

Mengenai tidak masuknya pengguna JPK Jamkesmas dan Jamkesda di RSP Unhas, Syahrul langsung memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Rachmat Latief untuk menindaklanjutinya. Dikonfirmasi terpisah, Rachmat mengatakan, hal itu akan dibicarakan secara khusus utnuk ditindaklanjuti dalam sebuh perjanjian kerja sama (PKS). supyan umar  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar