Minggu, 08 April 2012

SYL Paparkan Kinerja Empat Tahun Pembangunan Sulsel

MINGGU, 08 APRIL 2012 


Makassar, --Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, memaparkan kinerjanya dalam kurun waktu empat tahun terakhir di hadapan ribuan rakyat Sulsel dari berbagai kalangan. Paparan Publik Empat Tahun Pembangunan Sulsel yang dipandu presenter Farhan dan Anya Dwinov itu, dilaksanakan di Gedung Celebes Convention Center (CCC), Makassar, Minggu (8/4).
Pemaparan dimulai dengan memperlihatkan apa yang dimiliki Sulsel pada tahun 2008. Empat tahun lalu, tidak ada rumah sakit gratis,
puskesmas pun tidak gratis. Puskesmas hanya memiliki 274 kamar sedangkan rumah sakit hanya memiliki 4.224 kamar.
Tahun 2008 lalu, produksi beras hanya 1,1 juta ton. Produksi rumput laut hanya 748.527 ton. Suplai listrik tidak pernah mencukupi sehingga terjadi krisis listrik di Sulsel. Bangunan bersejarah Fort Rotterdam terabaikan dan tidak terawat.
"Empat tahun lalu tidak ada Center Point of Indonesia (CPI), tidak ada program Gernas Kakao, infrastruktur jalan sangat memprihatinkan," kata Syahrul.
Benarkah pasangan Syahrul Yasin Limpo - Agus Arifin Nu'mang (Sayang) bekerja? Syahrul menjelaskan, saat ini, Sulsel memiliki RS Sayang Rakyat yang memberikan pelayanan kesehatan gratis untuk rakyat Sulsel. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan kelas III yang direncanakan memiliki 1.000 tempat tidur. Rumah sakit yang berlokasi di Bulurokeng itu saat ini memiliki 250 tempat tidur.
"Empat tahun lalu, tidak ada pelayanan kesehatan gratis. Ke puskesmas pun juga harus bayar. Sekarang, di Sulsel, kesehatan gratis," ujarnya.
Peraih penghargaan Bintang Maha Putera Utama itu, mengungkapkan, empat tahun lalu, Sulsel mengalami krisis listrik. Tahun 2008 hanya ada 428 MW. Dalam kurun waktu empat tahun, April 2012, Sulsel memiliki energi 826 MW.
"Dulu, benteng Rotterdam yang merupakan peninggalan sejarah tidak terawat dan terabaikan. Sekarang, benteng tersebut menjadi salah satu destinasi wisata dan sedang kami revitalisasi," terangnya.
Alasan dilakukan revitalisasi, kata Syahrul, karena bangunan yang ada di sekitar benteng, utamanya gedung RRI, gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan gedung veteran sangat mengganggu bentuk dan karakter bangunan benteng.
"Semua gedung itu akan direlokasi agar nilai dan karakter benteng dikembalikan ke lingkungan awalnya," jelasnya.
Di sektor pertanian dan perkebunan, Sulsel mengalami peningkatan yang sangat signifikan dalam rentang waktu empat tahun terakhir. Stok beras tahun 2011 mencapai 2,76 juta ton dan rakyat mendapatkan penghasilan dari produksi beras tersebut sebesar Rp14 triliun.
Untuk kakao, Sulsel menanam 14 juta lebih pohon dan merehabilitasi 80 ribu hektar. Tahun 2008-2010, rata rata produksi kakao Sulsel tumbuh 25,60 persen per tahun. Sedangkan, untuk produksi rumput laut, naik menjadi 1.644.128 ton. Tumbuh lebih dari dua kali lipat. Produksi rata- rata tumbuh 19,87 persen per tahun. Bahkan, triwulan ke III tahun 2011 telah mencapai 1.644 ribu ton.
"Dengan produksi tersebut, target pencapaian tahun 2013 sebesar 1 juta ton telah tercapai," tuturnya.
Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi di Sulsel juga terus menggeliat. Untuk pertama kalinya, pertumbuhan ekonomi di Sulsel melebihi Pulau Jawa. Bahkan, saat ini tertinggi di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi 8,64 persen. Tahun 2008 jumlah uang yang beredar di Sulsel hanya Rp68 triliun dan tahun 2011 meningkat tajam hingga mencapai Rp137,4 triliun.
Indikator lainnya, tahun 2008 jumlah penerbangan di Bandara Sultan Hasanuddin hanya 125 penerbangan per hari. Tetapi, tahun 2011 meningkat menjadi 202 penerbangan per hari. Jumlah penumpang juga mengalami perkembangan signifikan. Tahun 2008 hanya 10.049 penumpang per hari. Tapi, tahun 2011 meningkat menjadi 20.705 penumpang per hari.
"Untuk mensejahterakan rakyat, harus terlebih dulu menghadirkan pemerintahan yang baik," imbuhnya.
Selain pembangunan fisik, kepemimpinan Sayang juga fokus terhadap pembangunan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan.
Program pendidikan gratis di Sulsel berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2009 dan Pergub Nomor 9 tahun 2010, membebaskan biaya pendidikan di sekolah, pemberian insentif bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta menambah Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Serta, mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun melalui perluasan dan pemberian kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas. Mendorong masyarakat penduduk usia sekolah pada umumnya keluarga yang tidak mampu pada khususnya untuk memperoleh jenjang pendidikan dasar dan menengah sampai tamat.
"Kami juga memprogramkan beasiswa seribu doktoral di luar negeri," tambahnya.
Capaian keberhasilan tersebut kemudian terakumulasi pada 109 penghargaan dari berbagai sektor yang berhasil diperoleh. Diantaranya, penghargaan Bintang Maha Putera Utama, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), penghargaan Prasamya Karya Bakti Praja Nugraha sebagai pemerintah daerah terbaik, hingga masuknya Syahrul Yasin Limpo sebagai nominasi kepala daerah terbaik dunia World Mayor.
Paparan Publik Empat Tahun Pembangunan Sulsel berlangsung semakin meriah dengan kehadiran artis ibukota Ebiet G Ade dan Aura Kasih.(Dewi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar