SENIN, 02 JULI 2012
Atasi Kemacetan di Tamalanrea
MAKASSAR, – Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) berencana menghubungkan Jalan
Perintis Kemerdekaan dengan Jalan Prof DR Ir Sutami untuk mengatasi
kemacetan yang kerap terjadi di Tamalarea.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang menjelaskan, rencana jalan
alternatif tersebut akan mengambil titik di depan gerbang Bumi
Tamalanrea Permai (BTP) kemudian menembus di jalur luar Jalan Ir Sutami.
“Sebenarnya jalur alternatif ini sudah kami rancang tahun lalu. Ini juga
telah mendapat anggaran sebesar Rp10 miliar,” kata Agus di Makassar,
Minggu, 1 Juli.
Hanya saja, lanjutnya, lantaran masih banyaknya fasilitas infrastruktur
yang membutuhkan dana yang besar, sehingga anggaran itu dialihkan ke
proyek yang lain.
“Sejak tahun lalu Dinas Bina Marga sudah memprogramkan ini. Hanya pada
saat itu masih ada infrastruktur yang lain lebih prioritas,” jelasnya.
Lebih jauh, mantan Ketua DPRD Sulsel ini menjelaskan, jika jalur yang dilalui proyek ini akan banyak melewati sejumlah sungai, termasuk daerah resapan air yang ada di sekitar Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Lebih jauh, mantan Ketua DPRD Sulsel ini menjelaskan, jika jalur yang dilalui proyek ini akan banyak melewati sejumlah sungai, termasuk daerah resapan air yang ada di sekitar Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
“Ini juga sudah dibicarakan antara Pemprov Sulsel dan Unhas,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku untuk melakukan pengerjaan pada jalan tersebut,
perlu kehati-hatian pemerintah untuk membuka jalur baru. Sebab, ini
akan melewati daerah resapan air di sekitar Sungai Tallo.
Ia menambahkan, proyek jalur alternatif tersebut juga direncanakan untuk
tidak terlalu banyak melakukan penimbunan. Itu karena, pihaknya
khawatir jika nantinya jalur tersebut akan dipadati perumahan warga,
sehingga menyebabkan berkurangnya resapan air.
“Kami juga merencanakan untuk membuatnya seperti jalan layang. Tidak ada
penimbunan di sana. Tidak ada pengembangan kota. Kami juga khawatir
jangan sampai seperti di Jalan Hertasning Baru, nanti setelah ditimbun
semakin banyak perumahan dan mengganggu resapan air,” urainya
mencontohkan.
Lebih jauh, Agus menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan proyek tersebut bisa berjalan pada 2013 mendatang.
Karena menurutnya, jika Jalan Perintis Kemerdekaan tidak segera diberi
jalur alternatif, kepadatan kendaraan sulit terhindarkan. Apalagi,
sekitar Jalan Perintis merupakan jalur sentral yang menghubungkan Kota
Makassar dengan Maros, termasuk sejumlah daerah lain.
Bahaya Kemacetan
Sebelumnya, Makassar sebagai kota metropolitan diperkirakan akan
mengalami kemacetan total dalam lima tahun ke depan. Ini akan menjadi
kenyataan jika masalah transportasi dan infrastruktur jalan raya tidak
segera dibenahi.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Makassar Lambang Basri
mengungkapkan, indikasi kemacetan total di Makassar sudah semakin jelas.
Selain jumlah kendaraan yang terus bertambah, perilaku pengendara juga
sangat minim dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Hal itu diakibatkan
karena lemahnya sanksi dari pihak terkait.
“Lihat saja saat ini hampir setiap saat terjadi kemacetan. Memang belum
separah kota-kota besar semisal di Jakarta, tapi jika diperhatikan
masalah kemacetan ini cepat sekali perkembangannya. Nah, saya
mengkhawatirkan dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan Makassar
sudah macet total,” ujarnya. (eky/ute)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar