Senin, 02 Juli 2012

Pamanca Didorong Jadi Ikon Sulsel


Senin, 02 Juli 2012
MAKASSAR– Seni bela diri tradisional Pamanca diharapkan menjadi salah satu ikon budaya Sulsel.Dengan promosi yang gencar, warisan leluhur ini diharapkan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Makassar.

Pengurus Badan Pengembangan Promosi Pariwisata Makassar (BP3M) Dede Leman mengatakan, seni bela diri tradisional Pamanca cukup unik dan memiliki atraksi yang bisa menarik minat wisatawan. Hanya saja, warisan budaya ini kurang mendapat perhatian dan promosi sehingga terkesan terlupakan. “Seharusnya seni bela diri tradisional ini bisa menjadi ikon budaya Sulsel sebab atraksinya seperti aksi saling tusuk menusuk dalam satu sarung bisa jadi jualan menarik bagi wisatawan asing,”ungkapnya.

Dia menjelaskan, Sulsel selama ini krisis ikon pariwisata maupun budaya yang khas. Akibatnya pelaku industri pariwisata sulit memetakan potensi objek,daya tarik,maupun budaya daerah yang telah mendapatkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat untuk dijual sebagai destinasi. “Kalau pemerintah daerah peka, mereka akan coba memfasilitasi festival maupun event budaya seperti pagelaran Pamanca. Kalau anggaran yang menjadi persoalan, paling tidak mereka bisa mengeluarkan rekomendasi agar pihakpihak yang terkait bisa mendukung kegiatan tersebut,” paparnya di sela-sela Festival Pencak Silat Tradisional 2012 di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, kemarin.

Kegiatan ini dirangkaikan dengan Tapak Suci Tournament 2012 yang melibatkan utusan masing-masing daerah yang difasilitasi oleh pemerintah kabupaten/kota setempat dari Sulsel dan Sulbar. Sementara itu,Ketua Perguruan Tapak Suci Unismuh Makassar Haeruddin Makkasau mengatakan,Pamanca adalah bagian dari budaya seni bela diri khas masyarakat Sulsel. “Namun perlahan-lahan mulai ditinggalkan generasi muda, karena banyaknya seni budaya dari Jepang,China dan Korea yang sudah menggeser beberapa perguruan bela diri di Sulsel.Perguruan silat lokal termasuk Pamanca semakin sulit berkembang, mereka tidak mampu lagi bertahan,”kata dia.

Haeruddin khawatir seni bela diri peninggalan budaya Sulsel ini akan tenggelam jika pemerintah daerah di Sulsel tidak mencoba mengangkat budaya ini sebagai ikon daerah. “Anak muda kita sekarang sudah banyak yang tidak mengenal seni bela diri ini. Perguruan- perguruan silat daerah semakin kekurangan generasi penerus, akibatnya mereka tutup dengan sendirinya,” ucapnya. rahmat hardiansya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar