Selasa, 28 Agustus, 2012
Juga Berminat Membangun Pabrik Marmer
MAKASSAR,–Owner
Al Kalfut for Trading and General Contracting EST, Mohammad A AL
Qurashe bersama tiga pengusaha dari Suku Quraish yang terpandang di Arab
Saudi, melakukan penjajakan investasi di Sulsel. Salah satu yang
menjadi bidikannya adalah membangun hotel di Kawasan Central Point of
Indonesia (CPI). Hal itu terungkap saat melakukan pertemuan dan tukar
informasi dengan beberapa pengurus Kadin Sulsel, Senin (27/8) kemarin.
Mohammad A AL Qurashe yang diterima Wakil ketua Kadin Sulsel, Ilham Alim
Bachrie, memaparkan minatnya untuk membangun hotel di CPI.
Termasuk membidik segmen usaha lainnya. Semisal pertanian, pabrik
makanan dan pertambangan marmer. Jika nantinya berhasil, maka akan
banyak datang pengusaha-pengusaha Arab Saudi di Sulsel untuk ikut
menanamkan investasi. Karena Sulsel adalah daerah maju dan berkembang
pesat. Untuk Marmer, Perusahaan Al Kalfut for Trading and General
Contracting EST Arab Saudi ini, berjanji akan menginvestasikan10 juta
Dollar. Pihaknya kata dia, akan mulai berinvestasi di Sulsel pada awal
tahun 2013 mendatang. Namun, sebelum berinvestasi, pihaknya akan
mempelajari beberapa hal setelah kembali dari kunjungannya di Sulsel.
Tapi sebagai langkah awal dari penjajakan kerjasama tersebut, pihaknya
juga akan membeli dulu sejumlah barang-barang untuk di bawa ke Arab
Saudi. “Mungkin kita akan bahas masalah marmer dan pabrik makanan,
seperti susu dan sejenisnya. Tujuan utamanya ke sini mau membuat pabrik.
Kita lebih cenderung ke Marmer, mungkin investasinya sekitar US 10 juta
dollar,” katanya. AL Qurashe mengungkapkan, untuk langkah awal dari
marmer tersebut, pihaknya akan membeli dulu dan mencoba serta melihat
jenis kualitas barangnya.
Tujuannya lanjut dia, adalah agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di
Sulsel dapat dimanfaatkan dan diberdayakan. “Yang dekat dari Indonesia
juga bisa kerjasama dalam hal ini. Nanti tahun depan baru buat pabrik,
awal 2013. Setelah kita mempelajari yang ini, sekitar bulan Januari dan
Februari,” terangnya. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, yang sempat
menerima para pengusaha Arab Saudi, menuturkan kedatangan investor
tersebut baru dalam tahap penjajakan untuk membangun kerjasama. “Dia
(investor) baru menjajaki apa yang ada.
Tapi, saya yakin mereka punya potensi dan kemampuan untuk berinvestasi,”
tuturnya. Syahrul menambahkan, investor tersebut telah bertemu dengan
private sektor dan bisnisman yang ada di Sulsel. Tentu saja, ada lokal
partner yang harus dibangun dulu oleh investor tersebut. Setelah itu
lanjut dia, baru Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel memberi ruang.
Yang jelas kata Syahrul, dirinya selaku gubernur dengan segala potensi
yang dimiliki Sulsel bersama walikota dan para bupati membuka diri untuk
investasi hal-hal yang baik. “Paling tidak, bagi saya, mereka sebagai
pengusaha muda yang ada dan berdomisili di Jeddah dan Mekkah itu.
Penting bagi kami di Sulsel, karena jamaah Haji kita besar. Baik umroh
maupun Haji biasa.
Kita berharap, ini menjadi jalur-jalur pendekat kalau ada hal-hal yang
kita butuhkan,” ujarnya. Mengenai investasi yang dijajaki pengusaha Arab
Saudi tersebut, Syahrul mengaku, investasi bidang industri, resort.
Bahkan, berbagai hal yang terkait dengan tambang. Dimana, Sulsel
memiliki konsesi dan Sumber Daya Alam (SDA) seperti itu. “Marmer kita
kan termasuk marmer yang terkenal, tentu saja kalau dia tertarik. Ya,
kita buka ruang untuk investasi. Kita punya marmer yang sangat besar.
Tapi, selaku Gubernur, saya sangat selektif membuka itu. Karena, saya
tidak berharap ada dampak-dampak lingkungan. Kalau kita terlalu
mengeksploitasi SDA itu,” ungkapnya. Tak hanya itu, Syahrul juga
menambahkan, Sulsel memiliki marmer yang terkenal sekarang. Namun,
dirinya enggan mengumbar hal tersebut. Sebab, sangat terbatas dan
berpengaruhi pada irigasi dan pengairan di Sulsel. “Mereka menjajaki,
menjajaki itu belum tentu. Dia masih melihat-lihat pasarnya,” kuncinya.
(mg10/ade)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar